Penyakit Dekompresi atau dalam bahasa inggris kita sebut sebagai Decompression Sickness adalah suatu
keadaan yang paling harus dihindari oleh setiap diver. Secara sederhana dekompresi didefinisikan
sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk
gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka
timbul gejala yang mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala-gejala seperti mati rasa
(numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal
dunia.
TEORI DASAR
Hukum Fisika yang paling mendasari teori dekompresi adalah HUKUM HENRY, dimana hukum tersebut
menyebutkan bahwa pada sebuah bejana yang berisi air dan udara, bila tekanan udara ditingkatkan
maka akan terjadi pelarutan udara kedalam zat cair tersebut proporsi seiring dengan peningkatan
tekanan udara. Saat tekanan dalam bejana tersebut sudah cukup tinggi, apabila tekanan udara dikurangi
secara perlahan-lahan, maka gas yang terlarut akan dibebaskan secara perlahan kembali ke udara tanpa
membentuk gelembung udara. Lain halnya bila tekanan tersebut dikurangi secara cepat, maka udara
yang terlarut didalam zat cair akan dibebaskan secara cepat pula, dan membentuk gelembung udara
seperti air mendidih (boiling water).
Teori lainnya yang mendukung teori dekompresi adalah HUKUM BOYLE, yang menyebutkan bahwa
semakin tinggi tekanan udara, maka kepadatan molekul udara akan semakin padat pada volume yang
sama. Contoh, jika dipermukaan air kita ada sebuah balon yang berukuran 1 Liter berisi satu juta molekul
gas, maka pada kedalaman 30 meter, 1 Liter balon gas tersebut akan akan berisi 4 juta molekul gas. Hal
ini berarti bahwa semakin dalam kita menyelam maka kita menghirup lebih banyak molekul gas
ketimbang saat kita tidak menyelam.
Masalah terjadi, bila kita naik dengan cepat dari kedalaman tertentu ke permukaan air. Hal ini akan sama
kondisinya dengan botol bir yang kita kocok lalu kita buka tutupnya. Nitrogen yang sudah ter-akumulasi
didalam cairan tubuh penyelam akan dilepas dalam bentuk gelembung udara (buih) akibat dari
penurunan tekanan secara drastis. Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran darah maupun sistem
syaraf tubuh manusia. Akibatnya bisa sangat fatal, mirip dengan stroke.
Gejala-gejala dekompresi ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu type pain only yang relatif lebih ringan biasanya
menimbulkan rasa sakit di persendian, sakit kepala, gatal-gatal di kulit. Dekempresi yang lebih parah
biasanya terjadi jika kita melanggar berat aturan durasi dan kedalaman menyelam atau naik ke
permukaan dengan cepat. Dekompresi type 2 ini gejalanya bisa lebih serius meliputi kelumpuhan,
kehilangan kesadaran (pingsan), mati rasa, bahkan kematian.
Mengkonsumsi alkohol, keletihan, faktor obesitas, usia, dll. dapat juga meningkatkan resiko dekompresi,
namun selama aturan penyelaman pokok yang meliputi naik perlahan-lahan, batas-batas kedalaman, dan
batas durasi penyelaman tidak kita langgar, maka kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2.
Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau tertunda sampai maksimal 48
jam. Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah melewati 48 jam setelah diving atau setelah naik
pesawat, karena dalam waktu sekian lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat
menyelam. Dekompresi bukan penyakit menular, dekompresi bukan penyakit menahun, dan teori ini tidak
akan pernah berubah.
Didalam Recompression chamber (Hyperbarik), si pasien akan dimasukan kedalam tabung besar, dimana
tekanan udara akan ditingkatkan kembali seperti sewaktu kita menyelam. Dengan demikian buih-buih
nitrogen yang menyumbat didalam aliran darah akan kembali melarut didalam darah, dan di netralisir
secara alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan.
SEBULAN SETELAH DIVING TRIP, SAYA MERASAKAN NYERI SENDI, APAKAH DEKOMPRESI ?
TIDAK MUNGKIN, Pada penyelaman normal, Secara umum akumulasi nitrogen sudah dinetralisir secara
sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam sehabis menyelam. Keadaan tertentu mungkin membutuhkan
waktu sampai 48 jam. Jika anda sudah naik pesawat setelah menyelam dan tidak mengalami apa-apa,
berarti tubuh anda sudah bebas nitrogen. Anda tidak mungkin mengalami dekompresi lebih dari 48 jam
setelah anda turun dari pesawat setelah trip menyelam. Perlu diketahui bahwa, banyak sekali kondisi
medis lain yang mirip dengan gejala dekompresi, gunakan logika dalam meng-identifikasi kelainan medis,
jika perlu berkonsultasilah dengan ahli medis.
http://www.belajardiving.com/dekompresi.php
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit Dekompresi adalah suatu keadaan yang paling harus dihindari oleh setiap
penyelam. Secara sederhana dekompresi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan medis
dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang
menyumbat aliran darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka timbul gejala
yang mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala-gejala seperti mati rasa (numbness),
paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia.
Saat kita menyelam, akibat terjadinya peningkatan tekanan, maka udara yang kita hirup
lebih banyak dari biasanya. Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita hirup saat menyelam
adalah mayoritas Oksigen dan Nitrogen. Peningkatan oksigen yang dihirup akan berdampak
positif bagi metabolisme tubuh, namun gas nitrogen tidak digunakan oleh tubuh kita. Maka
akibatnya, gas Nitrogen akan terakumulasi didalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi
menyelam dan kedalaman penyelaman. Dengan kata lain, semakin dalam kita menyelam,
semakin lama kita menyelam, maka akumulasi nitrogen didalam tubuh penyelam akan semakin
banyak.
Tubuh manusia adalah obat yang paling manjur bagi dirinya sendiri, tubuh kita memiliki
kemampuan menetralisir zat beracun dengan sendirinya. Begitu pula saat tubuh kita mengalami
kelebihan nitrogen dalam jumlah yang wajar, tubuh kita bisa menetralisir dengan sendirinya
dalam waktu yang relatif singkat melalui proses respirasi (pernafasan). Sepanjang kita tidak
menyelam terlalu lama dan tidak terlalu dalam, serta naik perlahan-lahan sehabis menyelam,
maka nitrogen tersebut bukan menjadi masalah bagi tubuh.
Mengkonsumsi alkohol, keletihan, faktor obesitas, usia, dan lain-lain dapat juga
meningkatkan resiko penyakit dekompresi, namun selama aturan penyelaman pokok yang
meliputi naik perlahan-lahan, batas-batas kedalaman, dan batas durasi penyelaman tidak kita
langgar, dan prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP) atau dive computer .
Maka, kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2.
http://dunialaut.com/2008/11/06/decompression-sickness.html
Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau tertunda sampai
maksimal 48 jam. Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah melewati 48 jam setelah
diving, karena dalam waktu sekian lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat
menyelam. Penyakit dekompresi bukan penyakit menular, penyakit dekompresi bukan penyakit
menahun, dan teori ini tidak akan pernah berubah. Nitrogen didalam tubuh kita sehabis
menyelam secara umum akan dinetralisir secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung
profil menyelam kita. Bila didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen, lalu kita naik
pesawat terbang, maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di
permukaan laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang. Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya
18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang.
1. Rencana penyelaman
Perencanaan penyelaman adalah bagian paling penting saat ini. Gunakan tabel penyelaman untuk
merencanakan kedalaman dan waktu di bawah air. Tetap dalam batas-batas penyelaman sesuai
prosedur akan mengurangi risiko penyakit dekompresi.
2. Menggunakan peralatan yang tepat
Menggunakan komputer menyelam adalah cara paling sederhana untuk menghitung waktu dan
eksposur nitrogen. Menggunakan tabel penyelaman di perahu dan kemudian timer yang baik
juga akan membiarkan penyelam tahu berapa banyak waktu penyelam yang telah dihabiskan di
bawah air. Sebuah alat pengukur kedalaman sangat penting.
3. Sering memeriksa alat pengukur
Sangat penting untuk terus mengawasi kedalaman penyelaman, suplai udara dan waktu. Nomor
satu penyebab kecelakaan saat menyelam adalah orang-orang tidak memeriksa meteran mereka.
4. Menentukan batas-batas penyelaman
Batas-batas diving rekreasi yang ada untuk alasan tertentu. Pastikan tidak melebihi kedalaman
maksimum 135 meter.
5. Naik ke permukaan secara perlahan-lahan
Ketika mendaki, melakukannya perlahan-lahan. Mengawasi komputer untuk menilai
penyelaman, atau jika tidak mempunyai komputer, tidak naik lebih cepat dari 10 meter per
10detik.