Ceksabo Dam
Ceksabo Dam
2.2.2 Bendung
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan
air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan.
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.
Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi
untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya
dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan
sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak
pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan
deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi
air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih
rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Gambar 2.2 Bangunan bendung pada DAS
a. Jenis Bendungan
Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.Berdasarkan
struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu,
"embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di
perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat
rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan
pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang
dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150
m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam
tinggi lebih dari 100 m.Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah
sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di
sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi
sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi
dan mengontrol arus erosi tanah.Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain
untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan
membanjiri daerah dibawahnya.
Bendungan Separuh
Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai.
sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.
Bendungan Kayu
Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan
ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan
yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak
digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri.
Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-
berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.
2.2.3 Bangunan Pengendali Sedimen
Sungai adalah jalur air di atas permu kaan bumi yang disamping mengalirkan air juga
mengangkut sedimen terkandung dalam air sungai tersebut.sedimen terbawa hanyut oleh aliran
air, yang dapat dibedakan sebagai endapan dasar, dan muatan melayang. Karena muatan dasar
senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai kadang-kadang naik, tetapi kadang-kadang
turun ( degradasi ).sedangkan muatan melayang tidak berpengaruh pada alterasi dasar sungai,
te tapi dapat dapat mengendap di dasar waduk-waduk.sehingga bisa menimbulkan berbagai
masalah dan pendangkalan waduk maupun muara sungai.
Pengendalian sedimen :
Mencegah terjadinya proses sedimentasi adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat
dilakukan, karena sedimentasi adalah hasil suatu proses gejala alam yang sangat komplex di
atas permukaan bumi ini. Proses ini berlangsung secara menerus dan kadang – kadang lebih
diperparah oleh kegiatan manusia . Oleh aliran air hujan bahan – bahan hasil sedimentasi
tersebut dihanyutkan memasuki palung – palung sungai.
Secara teknis proses sedimentasi dapat diperlambat mencapai tingkat yang tidak
membahayakan, yaitu tingkat sedimentasi yang seimbang dengan kemampuan daya angkut
aliran sungai secara fluvifal dan dapat dihindarkan gerakan sedimen secara massa. Dengan
demikian alur sungai di daerah kipas pengendapan pada tingkat – tingkat tertentu dapat
distabilkan baik vertikal maupun horisontal.
Guna memperlambat proses sedimentasi, maka diperlukan data mengenai tipe sedimen
yang dihasilkan dan cara terangkutnya, lokasinya, volume, intensitas evolusi dasarv sungainya,
hujan, debit sungai, sebab – sebab bencana yang pernah terjadi,dan lain –lain.
Usaha – usaha yang dilakukan untuk memperlambat proses sedimentasi ini antara lain
dengan mengadakan pekerjaan teknik sipil untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian
sungai di sebelah hilirnya. Adapun pekerjaannya adalah berupa pembangunan bendung
penahan ( check-dam ), kantong lahar, bendung pengatur, bendung konsolidasi serta
pekerjaan normalisasi alur sungai ( hill side work ).
3. Bendung Konsolidasi
Peningkatan agradasi dasar sungai di daerah kipas pengendapan dapat dikendalikan dan
dengan demikian alur sungai di daerah ini tidak mudah berpindah-pindah. Guna lebih
memantapkan serta mencegah terjadinya degradasi alur sungai di daerah kipas pengendapan
ini, maka dibangun bendung-bendung konsolidasi (consolidation dam). Jadi bendung
konsolidasi tidak berfungsi untuk menahan atau menampung sedimen yang berlebihan. Apabila
elevasi dasar sungai telah dimanfaatkan oleh adanya bendung-bendung konsolidasi, maka
degradasi dasar sungai yang diakibatkan oleh gerusan dapat dicegah. Dengan demikian dapat
dicegah pula keruntuhan bangunan perkuatan lereng yang ada pada bagian sungai tersebut.
Selanjutnya bendung-bendung konsolidasi dapat pula mengekang pergeseran alur sungai dan
dapat mencegah terjadinya gosong pasir.
Tempat kedudukan bendung konsolidasi ditentukan berdasarkan tujuan pembuatannya dengan
persyaratan sebagai berikut:
Untuk tujuan pencegahan degradasi dasar sungai, bendung-bendung konsolidasi ditempatkan
pada ruas sungai yang dasarnya selalu menurun. Jarak antara masing-masing bendung didasarkan
pertimbangan kemiringan sungai yang stabil.
Apabila terdapat anak sungai, mesti dipertimbangkan penempatan bendung-bendung konsolidasi
pada lokasi yang terletak di sebelah hilir muara anak sungai tersebut.
Untuk tujuan pencegahan gerusan pada lapisan tanah pondasi suatu bangunan sungai, bendung-
bendung konsolidasi ditempatkan di sebelah hilir bangunan tersebut.
Untuk menghindarkan tergerus dan jebolnya tanggul pada sungai-sungai arus deras serta
mencegah keruntuhan lereng dan tanah longsor, bendung-bendung konsolidasi ditempatkan
langsung pada kaki-kaki tanggul, kaki lereng dan kaki tebing bukit yang akan diamankan.
Apabila pembangunan sederetan bendung-bendung konsolidasi dikombinasikan dengan
perkuatan tebing, jarak antara masing-masing bendung yang berdekatan supaya diarnbil 1,5 – 2,0
kali lebar sungai