Jaringan Wireless sensor network (WSN) terdiri dari dua komponen, yaitu
node sensor dan sink. Setiap node memiliki beban dan kemampuan yang sama
sehingga dapat berkomunikasi tanpa melibatkan suatu alat pendukung seperti
router atau access point sebagai penghubung. Untuk berkomunikasi dengan node
yang lain, sebuah node bertindak sebagai router dengan menggunakan protokol
routing sebagai pencari jalur yang akan dilalui. Dalam jaringan Wireless sensor
network (WSN), protokol routing terdiri dari dua jenis yaitu proactive dan
reactive routing protocol. Topologi Mesh dibangun dengan memasang link
diantara station-station. Sebuah ‘fully-connected mesh’ adalah sebauh jaringan
dimana setiap terminal terhubung secara langsung ke semua terminal-terminal
yang lain. Biasanya digunakan pada jaringan kecil. Topologi ini secara teori
memungkinkan, akan tetapi tidak praktis dan biayanya cukup tinggi untuk di-
implementasikan. AODV (Ad-hoc On-Demand Distance Vector) dan AOMDV
(Ad hoc On-Demand Multi Path Distance Vector) merupakan jenis reactive
routing protocol yang sering digunakan pada jaringan adhoc. Penelitian ini
bertujuan menguji kinerja dua routing protocol tersebut dengan membandingkan
throughput, packet loss, dan end to end delay. Penelitian ini terbatas pada posisi
node yang statis (immobile), variasi jumlah node sebanyak 5, 15, dan 30, serta
variasi beban data TCP yang dilewatkan 512 byte, 1024 byte, dan 2048 byte.
Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan kinerja routing protocol
menggunakan software NS2 (Network simulator) yang didukung dengan
command language (TCL) dan C++. Hasilnya adalah routing protocol AOMDV
lebih baik dari AODV dari perbandingan packet loss dan end to end delay,
sementara routing procol AODV lebih baik dari AOMDV dari perbandingan
tingkat throughput yang dihasilkan masing-masing routing protocol.
iii
ABSTRACT
iv