Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

5.3 Check (Tahap Evaluasi)

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kesuksesan jalannya kegiata-kegiatan


dalam pelaksanaan program kerja. Evaluasi dilakukan dalam lokakarya mini yang
bertujuan untuk pelaporan kinerja dan penilaian koordinasi lintas program maupun
lintas sektor, yang dilakukan sekali dalam tiga bulan. Keberhasilan ditandai dengan
adanya unit kerja yang berjalan dengan efektif di UKM wilayah kerja Puskesmas
Pauh, meningkatnya kesadaran akan penggunaan Alat Pelindung Diri yang dinilai
melalui kuisioner dan menurunnya angka kecelakaan kerja, dan meningkatnya taraf
kesehatan pekerja,
Unit kesehatan kerja yang berjalan efektif dinilai dari terpilihnya kader UKK
yang telah mengikuti pelatihan dan seminar UKK serta telah mendapat sertifikat.
Peningkatan kesadaran akan penggunaan Alat Pelindung Diri dapat dinilai dengan
membagikan kuisioner kepada para pekerja, dan membandingkan hasil yang
didapatkan sebelum dan sesudah penyuluhan, semakin tinggi hasil yang didapatkan
setelah penyuluhan, semakin tinggi tingkat keberhasilan. Menurunnya angka
kecelakaan kerja dinilai dari laporan kader UKK terpilih dengan membandingkan
angka kecelakaan kerja sebelum dan 1 bulan sesudah terbentuknya UKK.
Meningkatnya taraf kesehatan pekerja dinilai dengan terlaksananya pemeriksaan
kesehatan pekerja secara rutin setiap bulannya.

Manajemen Terpadu Balita Sakit

a. Urgensi: 3 (Cukup penting)


Manajemen Terpadu Balita Sakit adalah sebuah manual yang
diterbitkan oleh WHO pada tahun 2011, yang berisi panduan untuk
membantu pekerja awam kesehatan masyarakat untuk menilai dan
mengobati anak sakit berusia 2 hingga 59 hulan. Manual ini memuat
topik mengenai cara mengidentifikasi dan merujuk anak dengan tanda
tanda bahaya, seperti untuk penyakit Pneumonia, diare, dan demam.
Manual ini juha membahas mengenai aspek terkait saran perawatan
mandiri di ruah untuk anak sakit. Saat ini di Puskesmas Pauh belum
diterapkan standar pelayanan anak sakit berbasis MTBS, dan belum
ada pelatihan khusus petugas kesehatan selain dokter mengenai
MTBS.Namun, karena di Puskesmas Pauh sebagian besar pasien anak
ditangani segera oleh dokter yang telah paham mengenai MTBS,
standar kompetensi dokter, dan edukasi yang diperlukan dalam
perawatan anak sakit, hal ini tidak dapat digolongkan kedalam
sesuatu yang sangat penting maupun penting.

b. Intervensi: 3 ( Cukup mudah)


Intervensi yang dapat dilakukan cukup mudah. Intervensi dapat berupa
pelatihan dan edukasi mengenai penggunaan MTBS dalam melayani pasien
anak usia 2 hingga 59 bulan yang berobat ke Puskesmas Pauh. Edukasi dan
Pelatihan dapat dilakukan melalui seminar kesehatan yang menargetkan
petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Namun, untuk
melakukan Seminar, diperlukan koordinasi yang baik dengan puskesmas
dan tenaga kesehatan setempat demi terjangkaunya semua tenaga kesehatan
yang berperan dalam tingkat awal penatalaksanaan anak sakit, diperlukan
juga Narasumber yang kompeten di bidangnya dan pendataan secara rinci
mengenai tenaga kesehatan yang sudah pernah dan belum pernah
mendapatkan pelatihan MTBS. Karena hal tersebut, hal ini tidak bisa
dikategorikan dalam hal yang sangat mudah atau mudah.

c. Biaya: 3 (Cukup Murah)


Biaya untuk intervensi cukup murah, karena alat dan fasilitas yang
diperlukan sederhana. Untuk seminar diperlukan seminar kit, sertifikat
pelatihan, narasumber yang kompeten, snack, sarana dan prasarana
presentasi seperti mikrofon, sound system, proyektor, dan laptop yang
sudah tersedia di Puskesmas. Meskipun sarana dan prasarana presentasi
telah tersedia di Puskesmas, dan dapat digunakan tanpa perlu
mengeluarkan biaya tambahan, untuk seminar diperlukan promosi dalam
bentuk poster dan leaflet, serta pencetakan undangan resmi untuk
narasumber, dan diperlukan biaya untuk banner, snack, pembuatan
sertifikat, dan tunjangan narasumber. Oleh sebab itu, biaya untuk kegiatan
ini tidak bisa digolongkan ke dalam sangat murah atau murah.

d. Mutu: 3 (Sedang)

Sekalipun intervensi telah berjalan dengan optimal, kemungkinan


perbaikan mutu yang dicapai tidaklah begitu baik. Hal ini dikarenakan
keberhasilan intervensi sangat tergantung pada keinginan dan kesadaran
petugas kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan sehari-hari, dan
juga sulit untuk melakukan pemantauan apakah MTBS diterapkan atau
tidak pasca seminar dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai