Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

a. Urgensi: 3 (Cukup penting)


Manajemen Terpadu Balita Sakit adalah sebuah manual yang
diterbitkan oleh WHO pada tahun 2011, yang berisi panduan untuk
membantu pekerja awam kesehatan masyarakat untuk menilai dan
mengobati anak sakit berusia 2 hingga 59 hulan. Manual ini memuat
topik mengenai cara mengidentifikasi dan merujuk anak dengan tanda
tanda bahaya, seperti untuk penyakit Pneumonia, diare, dan demam.
Manual ini juga membahas mengenai aspek terkait saran perawatan
mandiri di rumah untuk anak sakit. Saat ini di Puskesmas Pauh belum
diterapkan standar pelayanan anak sakit berbasis MTBS, dan belum
ada pelatihan khusus petugas kesehatan selain dokter mengenai
MTBS.Namun, karena di Puskesmas Pauh sebagian besar pasien anak
ditangani segera oleh dokter yang telah paham mengenai MTBS,
standar kompetensi dokter, dan edukasi yang diperlukan dalam
perawatan anak sakit, hal ini tidak dapat digolongkan kedalam sesuatu
yang sangat penting maupun penting.

b. Intervensi: 3 ( Cukup mudah)


Intervensi yang dapat dilakukan cukup mudah. Intervensi dapat berupa
pelatihan dan edukasi mengenai penggunaan MTBS dalam melayani pasien
anak usia 2 hingga 59 bulan yang berobat ke Puskesmas Pauh. Edukasi dan
Pelatihan dapat dilakukan melalui seminar kesehatan yang menargetkan
petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Namun, untuk
melakukan Seminar, diperlukan koordinasi yang baik dengan puskesmas dan
tenaga kesehatan setempat demi terjangkaunya semua tenaga kesehatan yang
berperan dalam tingkat awal penatalaksanaan anak sakit, diperlukan juga
Narasumber yang kompeten di bidangnya dan pendataan secara rinci
mengenai tenaga kesehatan yang sudah pernah dan belum pernah
mendapatkan pelatihan MTBS. Karena hal tersebut, hal ini tidak bisa
dikategorikan dalam hal yang sangat mudah atau mudah.

c. Biaya: 3 (Cukup Murah)


Biaya untuk intervensi cukup murah, karena alat dan fasilitas yang
diperlukan sederhana. Untuk seminar diperlukan seminar kit, sertifikat
pelatihan, narasumber yang kompeten, snack, sarana dan prasarana
presentasi seperti mikrofon, sound system, proyektor, dan laptop yang sudah
tersedia di Puskesmas. Meskipun sarana dan prasarana presentasi telah
tersedia di Puskesmas, dan dapat digunakan tanpa perlu mengeluarkan biaya
tambahan, untuk seminar diperlukan promosi dalam bentuk poster dan
leaflet, serta pencetakan undangan resmi untuk narasumber, dan diperlukan
biaya untuk banner, snack, pembuatan sertifikat, dan tunjangan narasumber.
Oleh sebab itu, biaya untuk kegiatan ini tidak bisa digolongkan ke dalam
sangat murah atau murah.

d. Mutu: 3 (Sedang)
Sekalipun intervensi telah berjalan dengan optimal, kemungkinan perbaikan
mutu yang dicapai tidaklah begitu baik. Hal ini dikarenakan keberhasilan
intervensi sangat tergantung pada keinginan dan kesadaran petugas
kesehatan dalam pengaplikasian MTBS dalam pelayanan kesehatan sehari-
hari, dan juga sulit untuk melakukan pemantauan apakah MTBS diterapkan
atau tidak pasca seminar dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai