Anda di halaman 1dari 9

PRESENTASI KASUS

KARSINOMA LIDAH

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok – Kepala Leher
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
Arum Novia Ratri
20174011160

Diajukan Kepada :
dr. Asti Widuri, Sp. THT-KL, M. Kes.

BAGIAN ILMU TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROK


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS
KARSINOMA LIDAH

Disusun oleh :
Aru Novia Ratri
20174011160

Disetujui oleh :
Dokter Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

dr. Asti Widuri, Sp. THT-KL, M. Kes.


BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sleman
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama:
Benjolan pada lidah.
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan benjolan pada lidah yang dirasakan
sejak 1 bulan SMRS . Benjolan tidak nyeri dan tidak berdarah. Pasien mengatakan tidak
ada keluhan gangguan tidur, aktivitas harian, berolahraga, dan bekerja.
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.
D. Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
 TD : 110/70 mmHg
 Suhu : 36, 90C
 Nadi : 80x/menit, reguler
 Frekuensi napas : 20x/menit
Kepala : Normocephali, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Simetris, pembesaran limfonodi (-)
Thorax : Tidak Ada Kelainan
Abdomen : Tidak Ada Kelainan
Ekstremitas : Akral hangat dan Tidak Ada Kelainan

B. Status Lokalis (Mulut dan Tenggorok)


Lidah Tampak massa berwarna merah, tepi tidak rata
Arkus faring Simetris, massa (-)
Pilar anterior Simetris
Uvula Ukuran dan bentuk normal, letak lurus di tengah
Dinding faring Granula (-), cobble stone appearance (-)
Tonsil T1 – T1, hiperemis (-/-), kripta normal, detritus (-/-)
Gigi geligi Caries gigi (+) , tambalan (-)
Palatum Durum Simetris, massa (-)
Palatum Mole Simetris

Kesan : Tampak massa pada lidah, tenggorok tidak tampak kelainan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pada Aspirasi Jarum Halus ditemukan massa amorf dengan sel polimorfi asiner solid
yang mengarah pada keganasan Mucoepidermoid Carcinoma.
V. DIAGNOSIS
Carcinoma Lidah
VI. PENATALAKSANAAN
Operatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang mengenai
lidah dan hampir 95% berupa karsinoma sel skuamosa. Karsinoma lidah
terletak sebagian besar pada dua pertiga anterior lidah, umumnya pada tepi
lateral dan bawah lidah yaitu sekitar 40-75%. Keganasan ini menempati
insiden 1% dari seluruh karsinoma tubuh dan merupakan keganasan rongga
mulut yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 25-45%.

B. Etiologi
Faktor risiko dasar karsinoma lidah adalahalkohol kronis dan penggunaan tembakau,
usia lebih tua, lokasi geografis, dan sejarah keluarga atas kanker saluran aerodigestive.
Paparan Lingkungan untuk polisiklik hidrokarbon aromatik, asbes, dan asap pengelasan
dapat meningkatkan resiko kanker faring. Squamous sel carcinoma pada lidah sering
timbul pada daerah epithelium yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan
mudahnya dilakukan pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar.
C. Patofisiologi
Neoplasma atau tumor adalah transformasi sejumlah gen yang menyebabkan
gen tersebut mengalami mutasi pada sel DNA. Karsinogenesis akibat mutasi materi
genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan pembentukan
tumor atau neoplasma. Gen yang mengalami mutasi disebut proto-onkogen dan gen
supresor tumor, yang dapat menimbulkan abnormalitas pada sel somatik. Usia sel
normal ada batasnya, sementara sel tumor tidak mengalami kematian sehingga
multiplikasi dan pertumbuhan sel berlangsung tanpa kendali. Sel neoplasma
mengalami perubahan morfologi, fungsi, dan siklus pertumbuhan, yang akhirnya
menimbulkan disintegrasi dan hilangnya komunikasi antarsel. Untuk terjadinya
karsinogenesis diperlukan lebih dari satu mutasi. Bahkan
kenyataannya, beberapa serial mutasi terhadap kelas gen tertentu diperlukan untuk
mengubah suatu sel normal menjadi sel – sel tumor.
Proses karsinogenesis adalah proses bertahap suatu multisteps process.
Sedikitnya ada tiga tahapan, yaitu:
1. Inisiasi, proses inisiasi ini:
1. Karsinogen yang merupakan inhibitor adalah mutagen
2. Cukup terkena sekali paparan karsinogen
3. Keadaan ini permanen dan irreversible
4. Proses ini tidak mengubah ekspresi gen
2. Promosi, sifat – sifat promoter adalah:
1. Mengikuti kerja inisiator
2. Perlu paparan berkali – kali
3. Keadaan dapat reversible
4. Dapat mengubah ekspresi gen seperti: hiperplasia, induksi enzim, induksi
diferensiasi
3. Progresi
Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi, atau hilangnya gen. pada progresi ini timbul
perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna.

D. Diagnosis
Diagnosis karsinoma lidah berdasarkan anamnesis yang terarah, pemeriksaan fisik
yang cermat dan pemeriksaan histopatologi sebagai diagnosis pasti

1. Anamnesis
Kanker lidah predileksi timbul di1/3 tengah margo lateral lidah, disusul
venter lidah dan dorsum lidah, paling jarang ke apeks lidah. Derajat keganasan
kanker lidah lebih tinggi dari kanker rongga mulut umumnya, riwayat penyakit
pendek, progresi cepat. Manifestasi tipikalnya adalah :
1. Benjolan di lidah. kemudian biasanya timbul lesi ulseratif
2. Nyeri. disebabkan oleh invasi tumor atau infeksi nekrosis, dapat disertai otalgia
radiatif
3. Gerakan lidah terbatas : manifestasinya berupa bicara tak jelas, gangguan
menelan, liur meleleh, karena tumor menginvasi dasar mulut (otot ekstralingual),
frenulum linguae. Lesi stadium lanjut, tumor menginfiltrasi luas sehingga lidah
terfiksasi, tumor nekrosis, ulserasi, berdarah. Lebih lanjut lesi dapat mengenai m.
pterigoideus medialis, kelenjar mandibula, timbul kesulitan membuka mulut
4. Gangguan nutrisi fisik : berat badan menurun
5. Limfadenopati leher : sekitar 30-40% pasien kanker lidah ketika datang berobat
sudah menderita metastasis kelenjar limfe regional, umumnya adalah limfadenopati
leher ipsilateral. Kanker lidah yang primernya di dorsum lidah, apeks lidah atau
menginvasi garis tengah dapat mengalami metastasis kelenjar limfe bilateral.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan palpasi bimanual pada tumor primer sangat penting
dilakukan karena ukuran tumor yang teraba biasanya lebih besar
dibandingkan yang terlihat. Berdasarkan kondisi yang ditemukan pada
palpasi ditentukan lokasi, ukuran, jarak dari ujung lidah, ada tidaknya invasi ke dasar
mulut dan frenulum lidah serta mobilitas tumor.
Palpasi daerah leher penting dilakukan untuk menentukan lokasi, ukuran,
permukaan, konsistensi dan mobilitas pembesaran kelenjar getah bening leher.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsi Langsung
Incisional biopsy dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan
daerah yang sehat, sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi
kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan
mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya
dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran). Biopsi
ini praktis, dan mudah dikerjakan. Kanker lidah tipe infiltratif dengan mukosa
intak dapat memakai cara aspirasi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi
atau operasi insisi untuk biopsi tumor.

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan karsinoma lidah meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan
kombinasi.
a. Pembedahan

Tindakan pembedahan karsinoma lidah pada bagian anterior lidah dilakukan


dengan pendekatan transoral berupa eksisi luas, hemiglosektomi atau glosektomi
subtotal.
Eksisi luas merupakan teknik pengambilan jaringan lidah kurang dari separuh lidah.
Hemiglosektomi adalah pengambilan separuh jaringan lidah. Glosektomi subtotal
adalah pengambilan jaringan lidah lebih dari separuh tetapi tidak sampai seluruh lidah
terambil.

b. Radioterapi

Karsinoma lidah dapat dilakukan dengan terapi radiasi eksternal maupun


radiasi internal. Sebelum radioterapi harus diperhatikan higiene rongga mulut yang
baik dengan membersihkan atau mencabut gigi yang karies, mencegah dan
mengeliminasi sumber infeksi dari dental. Pada tumor primer T1 dengan lokasi
dimana saja pada lidah dapat dilakukan radioterapi dengan menggunakan brakiterapi
implan jarum Ir-192. Pada tumor primer T2 dan T3 yang eksofitik atau dengan
infiltrasi minimal diberikan radioterapi eksternal menggunakan radiasi sinar X, Co-60
dengan dosis 40-60 Gy selama 4-6 minggu selanjutnya diberikan radiasi internal
implan interstisial. Pada penderita yang tidak dapat dilakukan tindakan pembedahan
diberikan radiasi ekternal paliatif dengan dosis total 70 Gy/7 minggu. Dosis yang
diterima medula spinal dibatasi kurang dari 40 Gy untuk mencegah mielitis radiasi

c. Kombinasi Pembedahan dan Radioterapi

Terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi memberikan hasil terapi yang


lebih baik untuk karsinoma lidah stadium III dan IV. Terapi kombinasi dilakukan
dengan 2 cara yaitu terapi kombinasi terencana dan terapi kombinasi tanpa rencana.
Terapi kombinasi terencana yaitu dilakukan pembedahan untuk mengambil semua
tumor yang nampak dan teraba sampai
1–2 cm dari tepi tumor yang merupakan jaringan normal. Selanjutnya dilakukan
radioterapi untuk eradikasi tumor residu secara mikroskopik. Terapi kombinasi tanpa
rencana dilakukan sebagai terapi kuratif dan belum ada kesepakatan tentang waktu
untuk dilakukan radioterapi. Keuntungan pemberian radioterapi preoperatif adalah
sel kanker pada tepi tumor menjadi
inaktif, radioterapi menyebabkan sklerosis dan menyumbat aliran kelenjar getah
bening serta mengurangi penyebaran karsinoma saat pembedahan

d. Kemoterapi

Kemoterapi digunakan pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paliatif
pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang digunakan adalah
cisplatin dan 5-fluorouracil. 2 Adapun regimen lain yang biasa digunakan adalah
docetaxel yang mana merupakan agen efektif dan memiliki tingkat respon yang lebih
baik pada pasien-pasien dengan stadium lanjut, rekuren, ataupun metastasis.
DAFTAR PUSTAKA

Soepardi E., Iskandar N. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke lima. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2004.
Adams G., Boies L., Higler P. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta: 1997.
Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Edisi ke delapan. McGrawl-Hill.
2003.
Gosselin BJ. Malignant tumors of the mobile tongue. 2010. Available from
:http://emedicine.medscape.com/article/847428-overview#showall. Accessed January 20,
2017
Kelley DJ. Malignant tumors of the base tongue. 2010. Available from :
35http://emedicine.medscape.com/article/847955-overview#a0101.
Accessed January 20, 2017
Lucarini JW. Oral and oropharyngeal cancer. 2011. Available from :
http://www.ots 1.narod.ru/oxford/part4/oral cancer.htm. Accessed January
20, 2012

Anda mungkin juga menyukai