Anda di halaman 1dari 14

Pembahasan

IDENTITAS NASIONAL

Materi Kuliah

A. Pengantar

Pada hakikatnya, manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,


manusia senantiasa membutuhkan orang lain hingga pada akhirnya manusia hidup secara
berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk
suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang
besar, dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya
manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih
besar lagi seperti suku, masyarakat, dan bangsa. Kemudian, manusia hidup bernegara.
Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya.

Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang
memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan
yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah
organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada
persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum
bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal
dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun
negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa
atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang
bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang
bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi
identitas nasional bangsa.

Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila
yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas,
misalnya dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-
nilai etik, moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif
diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional. Perlu
dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang terbuka-cenderung terus menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.

Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang terbuka,
dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan
fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Krisis multidimensi
yang kini sedang melanda masyarakat kita, menyadarkan bahwa pelestarian budaya sebagai
upaya untuk mengembangkan identitas nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen
konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam Pembukaan,
khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : Kebudayan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya.
Kebudayaan lama dan asli terdapat berbagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju
ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru
dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


2 http://www.mercubuana.ac.id
bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Kemudian dalam
UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah disebutkan dalam Pasal 32 :

1. Negara memajukan kebudayan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan


menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Dengan demikian, secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina
dan mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari
apa dan bagaimana kebudayaan itu dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak
kurang dari 166 definisi sebagaimana dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952.

B. Pengertian Identitas Nasional

Dilihat dari segi bahasa identitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu identity yang dapat
diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah suatu yang menandai
suatu benda atau orang. Jadi identity atau identitas atau jati diri dapat memiliki dua arti:

a. Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang
atau sebuah benda.
b. Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi
seseorang dan riwayat hidup seseorang.

Sedangkan nasional berasal dari Bahasa Inggris yaitu national yang dapat diartikan sebagai
warga negara atau kebangsaan. Jadi identitas nasional berasal dari kata national identity yang dapat
diartikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional. Kepribadian nasional atau jati diri
nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa.

Identitas nasional terbentuk sebagai rasa bahwa bangsa Indonesia mempunyai pengalaman
bersama, sejarah yang sama, dan penderitaan yang sama. Identitas nasional diperlukan dalam
interaksi karena di dalam setiap interaksi, para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan
berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak
interaksi yang berlangsung, maka dalam berinteraksi seorang berpedoman kepada kebudayaannya.

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


3 http://www.mercubuana.ac.id
Jika kebudayaan dikatakan bagian dari identitas nasional maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan
pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.

Jadi, pengertian identitas nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,
filsafat pancasila, dan juga sebagai ideologi negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi
dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang
berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai dasar negara yang merupakan norma peraturan
yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa kecuali rule of law, yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang
semakin dinamis di Indonesia.

Identitas Nasional Indonesia :


1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia;
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih;
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya;
4. Lambang Negara yaitu Pancasila;
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika;
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila;
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945;
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat;
9. Konsepsi Wawasan Nusantara;
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

C. Unsur-unsur Identitas Nasional

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

a. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.

b. Agama. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan
Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi
negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


4 http://www.mercubuana.ac.id
c. Kebudayaan, yaitu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

d. Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3


bagian sebagai berikut :

1) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara;
2) Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;
3) Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) danpluralisme dalam suku,
bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.

Menurut sumber lain disebutkan bahwa satu jati diri dengan dua identitas, yaitu:

1. Identitas Primordial
- Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: Jawa, Batak, Dayak, Bugis, Bali,
Timor, Maluku, dan sebagainya.
- Orang dengan berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan
sebagainya.

2. Identitas Nasional
Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh
suku-suku tersebut. Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


5 http://www.mercubuana.ac.id
kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi
dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia.

Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang
menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia dan secara tidak langsung juga
nasib, sosial, politik, dan kebudayaan. Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa
perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi partikular ke arah ideologi universal dan dalam kondisi
seperti ini kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan
dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip
kapitalisme.

Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun


demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
bangsa itu sendiri. Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genious dalam
menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challenge dan response. Jika challenge cukup
besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi
pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian, jika challange
kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang
kreatif. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara
di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

D. Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

1. Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:

 Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis;


 Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (Suryo, 2002).

Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya The Power of Identity
(Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis ada 4
faktor penting, yaitu:

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


6 http://www.mercubuana.ac.id
 Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya;
 Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara;
 Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional;
 Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

2. Faktor pembentukan Identitas Bersama

Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-identitas untuk menyatukan


masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama
suatu bangsa, yaitu:

· Primordial;

· Sakral;

· Tokoh;

· Bhinneka Tunggal Ika;

· Sejarah;

· Perkembangan Ekonomi;

· Kelembagaan.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut:

1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing lebih
kurang selama 350 tahun;
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan;
3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang
sampai Merauke;
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa.

Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


7 http://www.mercubuana.ac.id
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II
Pembukaan UUD 1945, yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Tujuan negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Secara rinci
sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa;

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa
dan berahklak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Setelah tidak
adanya GBHN maka berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka mengenah (RPJM) Nasional 2004-
2009, disebutkan bahwa visi pembangunan nasional adalah:

1. Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan
damai;
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjujung tinggi hukum, kesetaraan, dan
hak asasi manusia;
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan
yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.

E. Pancasila Sebagai Kepbribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah
serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


8 http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat
sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup
bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat Pancasila itu bukan muncul
secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis yang
cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar identitas nasional.

Menurut sumber lain disebutkan bahwa kegagalan dalam menjalankan dan mendistribusikan
output berbagai agenda pembangunan nasional secara lebih adil akan berdampak negatif pada
persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah semangat nasionalisme akan menjadi salah satu
elemen utama dalam memperkuat eksistensi negara atau bangsa. Studi Robert I Rotbergs secara
eksplisit mengidentifikasikan salah satu karakteristik penting negara gagal (failed states) adalah
ketidakmampuan negara mengelola identitas negara yang tercermin dalam semangat nasionalisme
dalam menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini dapat memicu intra dan
interstatewar secara hampir bersamaan. Penataan, pengelolaan, bahkan pengembangan
nasionalisme dalam identitas nasional, dengan demikian akan menjadi prasyarat utama bagi upaya
menciptakan sebuah negara kuat (strong state). Fenomena globalisasi dengan berbagai macam
aspeknya seakan telah meluluhkan batas-batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar
Negara, bahkan nasionalisme sebuah negara.

Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena umum yang terjadi di berbagai belahan dunia,
khususnya negara-negara berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia. Dalam
konteks Indonesia, konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia. Berbagai
tindakan kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimenet nonasionalis yang terjadi di berbagai
wilayah Indonesia bahkan menyedot perhatian internasional. Nasionalisme bukan saja dapat
dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan negara dan
kedaulatan nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk memberi kontribusi positif terhadap
segala aspek pembangunan nasional. Dengan kata lain, sikap nasionalisme membutuhkan sebuah
wisdom dalam melihat segala kekurangan yang masih kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, dan sekaligus kemauan untuk terus mengoreksi diri demi tercapainya
cita-cita nasional. Makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut:

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


9 http://www.mercubuana.ac.id
1. Alinea pertama menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan , karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Maknanya, kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan
penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia;
2. Alinea kedua menyebutkan: dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kepada depan
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
Maknanya: adanya masa depan yang harus diraih (cita- cita);
3. Alinea ketiga menyebutkan: atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong
oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Maknanya, bila negara ingin mencapai cita-cita
maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridha Allah swt yang merupakan
dorongan spiritual;
4. Alinea keempat menyebutkan: kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia danseluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada: ketuhanan
yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita
yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Kaitan Identitas Nasional dengan Keadaan Aktual

Untuk lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam suatu negara, berikut kami
sajikan contohnya dalam peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat saat ini.

Permasalahan

Tidak tercerminnya identitas nasional pada diri warga negara Indonesia saat ini. Masyarakat
Indonesia cenderung menutupi bahkan menghilangkan identitas nasionalnya, mereka merasa lebih
bangga dengan identias atau atribut yang berkaitan dengan budaya barat.

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


10 http://www.mercubuana.ac.id
Pada saat ini, identitas nasional yang seharusnya melekat pada diri tiap masyarakat Indonesia
kini sudah mulai pudar. Kita mulai dari hal paling kecil dan mendasar saja, saat ini masih cukup
banyak warga negara Indonesia yang tidak hafal urutan sila-sila dalam Pancasila. Apabila hal kecil
seperti ini saja mereka tidak hafal, bagaimana mereka bisa menjalani hidup sebagai warga negara
yang berpedoman Pancasila? Bagaimana juga mereka bisa menunjukan kepada dunia luar bahwa
mereka adalah warga negara Indonesia?

Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan Indonesia hanya dipandang sebelah mata oleh
negara lain. Contoh yang nyata saat ini terjadi adalah tentang TKI dan TKW yang mendapat siksaan
oleh para majikannya. Memang tidak semua negara memiliki sifat seperti itu terhadap TKI dan TKW.
Kebanyakan yang berlaku seperti itu adalah negara-negara di Jazirah, Arab (Timur-Tengah). Para
majikan berani untuk berlaku sesuka hatinya kepada TKI dan TKW karena mereka menganggap TKI
dan TKW hanya sebagai pembantu. Mereka seakan-akan melecehkan negara kita. Hal ini terjadi
karena para TKI dan TKW tidak bisa menunjukan jati diri sesungguhnya sebagai warga negara
Indonesia. Seharusnya TKI dan TKW bisa menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
kuat dan berpedoman pada Pancasila. Mereka seharusnya bisa menunjukan keramahtamahan yang
menjadi ciri bangsa Indonesia. Tetapi, kita pun tidak bisa sepenuhnya menyalahkan para TKI dan
TKW karena kebanyakan dari mereka hanyalah lulusan SMA, SMP, bahkan SD, sehingga mereka
kurang dalam hal mendapatkan pendidikan yang cukup baik mengenai identitas nasional.

Hal lain yang menyebabkan tidak tercerminnya identitas nasional dari rakyat-rakyat di
Indonesia ini yaitu, karena masyarakat Indonesia terlalu bersifat terbuka terhadap kebudayaan barat
yang masuk ke negeri ini tanpa menyaring budaya tersebut terlebih dahulu. Bila terus dibiarkan
seperti ini, lama kelamaan budaya yang sudah ada di Indonesia bisa tertutupi oleh budaya barat atau
bahkan mungkin bisa menghilang. Secara tidak langsung hal ini bisa membuat masyarakat Indonesia
lebih berorientasi pada budaya barat dan meninggalkan identitas nasionalnya sebagai warga negara
Indonesia.

Selain masalah diatas, Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional pun sangat erat
hubungannya sebab Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan
perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang.
Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-
nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan
ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


11 http://www.mercubuana.ac.id
berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas
antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam
pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan
saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses
akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.

Lunturnya tata nilai-nilai yang ada di Indonesia disebabkan oleh dua factor , yaitu :

1) semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di atas


kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong;
serta

2) semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan
hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini
bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi.

Apabila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan. Arus informasi yang
semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin
besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih sering ketika pada puncaknya
masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya.

Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai yang telah
ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan mengganggu ketahanan di
segala aspek kehidupan, bahkan akan mengarah pada kredibilitas sebuah ideologi. Untuk
membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut, harus diupayakan suatu kondisi (konsepsi)
agar ketahanan nasional dapat terjaga, yaitu dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme
kebangsaan yang mengarah kepada konsep Identitas Nasional.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait
dengan masalah narkotika, pencucian uang, peredaran dokumen keimigrasian palsu, dan terorisme.
Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung
tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika
sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus bangsa.

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


12 http://www.mercubuana.ac.id
Jika hal tersebut tidak dapat dibendung, akan mengganggu terhadap ketahanan nasional di segala
aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.

Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar
dan arah pengembangannya.

Kesimpulan

Dalam hidup keseharian yang mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia sendiri sudah
menganggap bahwa dirinya memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila, dan juga sebagai ideologi negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur-
unsur dari identitas nasional adalah suku bangsa yang terdiri dari golongan sosial (askriptif:asal lahir)
dan golongan umur, agama yaitu sistem keyakinan dan kepercayaan, kebudayaan yaitu pengetahuan
manusia sebagai pedoman nilai dan moral dalam kehidupan aktual, serta bahasa yaitu Bahasa
Melayu-penghubung (linguafranca). Faktor-faktor kelahiran identitas nasional adalah faktor-faktor
yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi faktor subjektif dan faktor
objektif, Namun, menurut Robert de Ventos faktor kelahiran identitas nasional terdiri dari empat
faktor, yaitu faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya,
faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan bernegara, faktor penarik, mencakup
modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem
pendidikan nasional, dan faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


13 http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. http://aktrismonika.blogspot.com/2009/05/identitas-nasional.html
2. Ganeswara, Ganjar M, 2002, Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi, Yasindo Multi Aspek: Bandung .

2017 Nama Mata Kuliah Kewarganegaraan Kelompok 03


14 http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai