Anda di halaman 1dari 12

FORUM MANEJEMEN TEKNIK

Ke-9 : Jelaskan ide-ide dan karya-karya kreatif dan inovatif perlu dilindungi secara hukum
dalam bentuk merek dagang dan paten?

Ide-ide dan karya-karya kreatif dan inovatif perlu dilindungi secara hukum dalam bentuk merek
dagang dan paten karena sebagai salah satu bentuk karya intelektual, Merek berfungsi untuk
membedakan produk barang atau jasa antara satu produsen dengan produsen lainnya. Merek juga
memiliki fungsi sebagai tanda pengenal yang menunjukkan asal barang dan jasa, sekaligus
menghubungkan barang dan jasa yang bersangkutan dengan produsennya.

Suatu Merek tertentu sering dianggap menggambarkan jaminan kepribadian (individuality) serta
reputasi atas suatu barang dan jasa hasil usaha sewaktu diperdagangkan. Melihat pentingnya
peranan Merek ini, oleh karena itu sangatlah penting untuk memberikan perlindungan hukum
terhadap Merek yang akan digunakan dalam kegiatan perdagangan.

Setidaknya terdapat 2 (dua) alasan mengapa Merek perlu dilindungi oleh hukum yang berlaku di
Indonesia, yaitu sebagai berikut:

Alasan Non Ekonomis

Alasan yang bersifat non ekonomis menyatakan bahwa perlindungan hukum akan memacu
mereka yang menghasilkan karya-karya intelektual tersebut untuk terus melakukan kreativitas
intelektual. Hal ini akan meningkatkan “self actualization” pada diri manusia. Bagi masyarakat
hal ini akan berguna untuk meningkatkan perkembangan kehidupan mereka

Dengan adanya perlindungan hukum bagi merek, maka perorangan atau badan usaha yang
menghasilkan karya-karya intelektual berupa logo merek akan terus dipecut untuk selalu
melakukan kreativitas intelektual yang nantinya akan meningkatkan “self actualization” pada
mereka yang menghasilkan karya-karya intelektual tersebut.

Alasan Ekonomis

Perlindungan hukum dalam hal ini yaitu dengan melindungi mereka yang melahirkan karya-
karya intelektual untuk mendapatkan keuntungan materiil dari karya-karyanya. Selain itu, juga
untuk melindungi mereka juga dari adanya peniruan, pembajakan, penjiplakan maupun
perbuatan curang lainnya yang dilakukan oleh orang lain atas karya-karya mereka yang memiliki
hak terhadap merek.
Ke-10 : Jelaskan dengan Rinci dari pertimbangan-pertimbangan berikut yang harus ada dalam
suatu disain atau rancangan suatu produk.

1. Product liability 2. Safety 3. Reliability 4. Maintainability 5. Availability 6. Ergonomics


7. Producibility

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research, yaitu kemampuan produk untuk
di pasarkan. Marketability dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market
research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.

2. Brainstorming, yaitu sebagai curah pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk
mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan
didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan
lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk
membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan
sebagainya.

3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk, yaitu tujuan dan batasan diperlukan agar kita
tidak berlebihan dalam merancang produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke
konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk
tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market
research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita
memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.

4. Menggambar Produk, yaitu dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi


komponen-komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-tahap di atas. Produk bisa digambar
dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh
sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan
software SolidWorks, Inventor, Catia dll.

5. Review Produk, yaitu review ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada
rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat
gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada
tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula
biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.

6. Membuat Prototype/Sample, yaitu untuk membuat barang yang akan diproduksi masal bisa
dibuat dengan berbagai cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin
rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus,
kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum
tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan
ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal:
barang reject.
7. Uji Coba, yaitu pada saat sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita
buat ini benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan,
dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk
menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal
yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-
hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen.
Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama
produk yang mereka buat tetap terjaga.

8. Poduksi Masal, yaitu dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen
tidak sampai menerima barang yang rusak.

9. Garansi, yaitu layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak
konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan
ketenangan dalam pemakaian produk.
Ke-11 Jelaskan perbedaan antara Flexible Manufacturing Systems dan Lean Manufacturing
berdasarkan materi yang tersedia dan material lainnya yang relevan...

Fleksibilitas manufaktur merupakan kemampuan perusahaan untuk merespon secara efektif


perubahan yang terjadi, baik yang terajadi di internal (operasi) perusahaan, maupun di eksternal
lingkungan perusahaan (Gerwin, 1993).

Ada empat area lingkungan perusahaan yang mempengaruhi fleksibilitas manufaktur yaitu:

1. Strategi

2. Faktor lingkungan

3. teknologi

4. atribut organisasi (gerwin,1987).

Lean manufacturing adalah sebuah cara berpikir, filosofi, metode dan strategi manajemen untuk
meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi. Metode ini diadaptasi dari Toyota
Production System (TPS). Tujuan utama lean manufacturing adalah memaksimalkan nilai (value)
bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan menghilangkan aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah (waste).

Implementasi Lean Manufacturing (metode serta tools-nya) dilakukan secara terus-menerus


untuk menciptakan perbaikan pada proses dan inovasi di perusahaan, sehingga perusahaan
tersebut melakukan apa yang disebut continuous improvement (CI) untuk mencapai operational
excellence dan customer intimacy.

8 Waste dalam Lean Manufacturing

Karena fokus utama dari Lean adalah menghilangkan waste dalam proses, maka dalam
konsepnya terdapat 8 macam waste (aktivitas tanpa nilai tambah dari kacamata pelanggan) yang
umumnya terjadi dan harus dihilangkan. 8 Waste tersebut diantaranya:

 Waste Transportasi – waste ini terdiri dari pemindahan atau pengangkutan yang tidak
diperlukan seperti penempatan sementara, penumpukan kembali, perpindahan barang
 Waste Kelebihan Persediaan – inventori, stok atau persediaan yang berlebihan
 Waste Gerakan – waste ini berupa waktu yang digunakan untuk mencari, kemudian
gerakan yang tidak efisien dan tidak ergonomis
 Waste Menunggu – waste ini termasuk antara lain aktivitas menunggui mesin otomatis,
menunggu barang datang dsb
 Waste Kelebihan Produksi – menghasilkan produk melebihi permintaan, ataupun lebih
awal dari jadwal
 Waste Proses Berlebih – penambahan proses yang tidak diperlukan bagi barang produk
hanya akan menambah biaya produksi
 Waste Defect – kerja ulang tidak ada nilai tambahnya (pelanggan tidak membayar)
 Waste keterampilan – manajemen tidak memanfaatkan kemampuan dan keterampilan
staf dengan benar bahkan tidak melibatkan mereka dalam proyek improvement di
organisasi

13.

Menggunakan Social Media

Kita semua pasti setuju, social media adalah alat pemasaran yang paling ampuh karena hampir
semua orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, sangat aktif menggunakannya. Dengan
social media, perusahaan dapat menjalin interaksi secara luas dengan berbagai kalangan, dengan
biaya yang murah dan visibilitas atau keterlihatan yang tinggi. Social media juga memungkinkan
perusahaan untuk memilih komunitas yang sesuai untuk memasarkan produk mereka, sehingga
apa yang ditawarkan memiliki peluang besar untuk terjual.

Menawarkan Produk Secara Gratis


Cara ini dianggap sangat ampuh untuk menjaring konsumen, karena sesuatu yang gratis akan
sangat sulit dilewatkan begitu saja. Alasan lain kenapa strategi ini dianggap perlu juga karena
seringkali seorang costumer belum membeli sebuah produk, karena mereka belum pernah
mencoba tentang produk tersebut. Sebuah perusahaan bisa saja memilih event atau langsung
menawarakan sample dan contoh gratis secara door to door kepada calon konsumennya. Jika
produk tersebut berupa jasa ataupun media digital maka perusahaan bisa menawarkan free trial
atau mencoba gratis untuk menarik minat calon konsumen mengetahui sebuah produk.

Memilih Tempat Strategis


Tempat strategis masih menjadi salah satu strategi pemasaran yang patut dipertimbangkan,
karena dengan tempat penjualan yang strategis berarti produk Anda memiliki kemungkinan
terlihat lebih tinggi dan tentu saja memicu penjualan yang tinggi. Kriteria pemilihan tempat
strategis ini harus menyesuaikan dengan target sasaran serta kemudahan untuk menjangkaunya.
Misalnya, jika Anda memutuskan untuk menjual kebutuhan perlengkapan anak kos, maka
berjualan di dekat area kampus atau tempat sekolah akan membuat kemungkinan produk Anda
cepat laku dan terlihat.

Memberi Insentif untuk Rekomendasi


Sebuah produk akan terlihat bagus dan dapat dipercaya bila ada yang merekomendasikannya.
Untuk mendapat sebuah rekomendasi atau testimoni dari pelanggan yang telah memakai produk
tersebut Anda harus memberi penghargaan berupa insentif yang menarik. Insentif sebuah
testimoni tidak harus selalu berupa uang, namun bisa berupa hadiah produk atau potongan harga.
Dengan adanya insentif ini secara tidak langsung perusahaan memenangkan dua pihak untuk
sasaran marketing, yaitu pelanggan yang loyal dan calon pelanggan.

Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan


Pelanggan yang loyal adalah sebuah aset penting perusahaan. Mereka telah berulangkali
membeli produk Anda dan ikut menyumbang pemasukan secara rutin. Jika tidak ingin
kehilangan sebuah pembelian, di tengah persaingan banyaknya produk serupa, maka tidak ada
salahnya Anda memberi penghargaan kepada para pelanggan yang loyal terhadap perusahaan
dengan cara menaggapi masukan pelanggan maupun memberi hadiah secara langsung atas
pembelian yang mereka lakukan.

Setelah strategi pemasaran produk ini berjalan dengan baik, Anda juga harus mulai mengelola
keuangan dengan baik. Karena dengan pengelolaan keuangan yang baik dan tepat maka bisnis
pun akan terus berkembang. Jurnal adalah penyedia software akuntansi online yang akan
membantu Anda mengelola keuangan bisnis Anda lebih baik. Dengan Jurnal, Anda dapat
melakukan penyimpanan dan pengecekan catatan keuangan bisnis kapan pun dan di mana pun
sekaligus pengembangan aset usaha. Untuk informasi lebih lanjut tentang fitur lain yang dimiliki
Jurnal,
Ke 13

Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah
dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk
proyek. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara efisien dan efektif.

Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan
sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan
penggunaan sumber daya dan pemilihan sub-kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis,
saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek
konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini,
konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.

Tujuan Manajemen Proyek

Mengelola Risiko

Keberhasilan pelaksanaan proyek tak lepas dari ’trial and error’ selama menjalani prosesnya.
Reisiko bisa saja mengganggu keberlangsungan suatu proyek, namun bukan berarti tidak bisa
dikelola. Dengan melakukan manajemen proyek, Anda dapat mengatasi risiko yang mungkin
terjadi.

Memaksimalkan Potensi Tim

Kualitas sumber daya manusia turut mengambil peran penting dalam melaksanakan proyek.
Manajemen proyek menggerakkan setiap individu agar dapat memainkan perannya dengan
maksimal, mampu membuat perencanaan yang baik serta memiliki kemampuan dalam
mengelola proyek.

Menciptakan Perencanaan yang Tepat

Manajemen proyek mengarahkan pada perencanaan yang tepat mencakup seluruh proses awal
hingga akhir dengan memaksimalkan kualitas dan kapabilitas.

Memanfaatkan Peluang
Manajemen proyek sangat membantu mengelola sebuah peluang untuk dimanfaatkan bagi
perkembangan perusahaan tanpa mengurangi nilai utama yang ingin dicapai perusahaan.

Mengelola Integrasi

Membuat proyek tetap konsisten dan tetap berada pada jalur yang tepat dibutuhkan integrasi
antara sistem, proses bisnis, dan organisasi. Kesinambungan antara 3 elemen tersebut membuat
kunci dari nilai sebuah proyek tetap terjaga, sehingga tujuan pun dapat tercapai. Manajemen
proyek berperan penting dalam mengidentifikasi dan mempertahankan integrasi.

Tahapan Manajemen Proyek

1. Project Definition (Pendefinisian Proyek)

Mendefinisikan tujuan proyek dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan agar proyek yang
dilaksanakan tersebut berhasil dengan kualitas yang diinginkan.

2. Project Initiation (Inisialisasi Proyek)

Perencanaan awal terhadap sumber daya yang akan digunakan sebelum suatu proyek dimulai.

3. Project Planning (Perencanaan Proyek)

Menguraikan dengan jelas bagaimana sebuah proyek harus dijalankan. Pada project planning ini,
akan terlihat dengan jelas pentingnya segitiga manajemen proyek yaitu waktu, biaya, dan ruang
lingkup suatu proyek.

4. Project Execution (Pelaksanaan Proyek)

Melakukan pekerjaan agar proyek yang dimaksud tersebut berhasil sesuai dengan keinginan.

5. Project Monitoring & Control (Pemantauan dan Pengendalian Proyek)


Pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pengoperasian proyek berjalan dengan
lancar.

6. Project Closure (Penutupan Proyek)

Menerima hasil akhir dari proyek dan menghentikan semua penggunaan sumber daya.

Anda mungkin juga menyukai