Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kimia Organik Senyawa Alkohol dan Fenol

SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL

Syahrol Muslim*, Dian Andriani, Edi Supriadi, Erma Maruni, Kurnia Dewi, Melia Septiriyani, Yulistiya
Vidyaning Maulidya dan Sahri

Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Tanjungpura

Jl. Prof. Hadari Nawawi, Pontianak

Syahrol.muslim@gmail.com

Abstrak

de Prinsip pada percobaan ini berdasarkan uji kualitatif dari senyawa alkohol dan fenol. Alkohol adalah
senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai hidrokarbon. Pada percobaan ini
mendapatkan hasil pada test iodoform penambahan 3 tetes iod dan 3 tetes NaOH, warna etanol kuning
dan warna methanol berwarna putih. Pada lucas test menghasilkan etanol warna kuning pekat (tidak
bereaksi), warna kuning pada isopropil alkohol (sedikit bereaksi) dan warna kuning pudar pada tertier
butanol (bereaksi). Pada esterifikasi mendapatkan hasil Bau yang keluar adalah bau gelembus. Pada test
oksidasi mendapatkan hasil etanol berwarna ungu dan methanol berwarna coklat. Pada uji untuk
membedakan alkohol mono dan poli mendapatkan hasil terbentuk 2 fasa pada gliserol, tidak terbentuk
fasa pada tabung etanol. Pada tabung gliserol warna larutan menjadi biru tua dan bercampur dan
bereaksi sedangkan pada tabung etanol warna larutan biru muda pudar dan tidak bereaksi. Pada uji
kelarutan alkohol dan fenol mendapatkan hasil etanol dan methanol larut dalam air menghasilkan 1 fasa
sedangkan fenol tidak larut dan menghasilkan 2 fasa. Pada test ferri klorida mendapatkan hasil etanol
tidak ada perubahan warna dan tidak ada endapan, dan fenol 3 tetes terbentuk endapan, 5 tetes
endapan tidak ada serta warna berubah menjadi coklat.
Kata kunci : Alkohol, Etanol, Fenol, Isopropil Alkohol, Methanol dan Tertier Butanol.

I.Pendahuluan

Alkohol merupakan seyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin
hidrokarbon. Sifat-sifat alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkane-alkana
yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hydrogen.
Rumus Umum alkohol R-OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alcohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya, sedangkan dalam air, methanol, etanol, propanol
mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).

Golongan alkohol adalah senyawa-senyawa yang dianggap sebagai turunan alkana, jika salah satu atom
H atau lebih diganti oleh gugus hidroksil (-OH). Berdasarkan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada
senyawa ini, alkohol digolongkan menjadi :

Alkohol Monovalen

CnH2n+1OH atau R-OH

Alkohol Bivalen / Alkandiol

Jika dua atom H pada alkana diganti oleh gugus OH. Contoh : etilena glikol. Rumus umumnya :
CnH2n(OH)2.

Alkohol Trivalen / Alkantriol

Jika tiga atom H pada alkana diganti oleh gugus OH. Contoh : gliserol. Rumus umumnya : CnH2n-
1(OH)3(Ndra,1984).
Berdasarkan jumlah gugus R yang melekat pada pengemban gugus hidroksil, alkohol dibedakan menjadi
:

Alkohol Primer

R-CH2-OH

Hanya satu gugus R melekat pada C-OH alkohol primer (1°).

Alkohol Sekunder

R -C-OH

Dua gugus R melekat pada C-OH alkohol sekunder (2°)

Alkohol Tersier

R-C-OH

Tiga gugus R melekat pada C-OH alkohol tersier (3°) (Wilbraham, 1998).
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat digunakan sebagai
zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industry, alkohol
digunakan sebagai pelarut dan reagenisasia (Suminar, 1990).

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama
karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alhokol
primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon lainnya, contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7OH). Alkohol sekunder yaitu alokohol yang gugus –OH
nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah
alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang
lain (Fessenden dan Fessenden, 1997).

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan
esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah
kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidropob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus
hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kealrutan dalam air (Hart, 1990). Suatu alkohol
primer dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi
keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrasi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Mardzuki, 1990).

Uji lucas adalah larutan ZnCl2 dan HCl pekat uji ini berdasarkan reaksi alkohol dengan HCl alkil halide
dengan katalisator ZnCl2. Pereaksi lucas dapat bereaksi dengan alkohol primer, sekunder dan tersier.
Perbedaan gugus mempunyai pengaruh yang besar tehadap sifat senyawa misalnya saja kecepatan jenis
reaksinya (Boxer, 1987).

Metodolog

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu pipet tetes, pipet

volume, penangas air, sepatula dan tabung reaksi.


Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu asam asetat glasial, asam sulfat pekat, CuSO4 1M,
etanol, FeCl2, FeCl3 1M, Fenol, Iodium dalam KI, Isopropil alkohol, kalium bikromat, kalium
permanganate 0,1M, methanol, NaOH 10% dan Tertier butanol.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini dilakukan dengan 6 cara kerja. Pertama test iodoform, kedua lucas
test, ketiga esterifikasi, keempat test oksidasi, kelima membedakan alkohol mono dan poli, keenam
kelarutan alkohol dan fenol dan ketujuh test ferri klorida.

Test Iodoform

Dimasukkan 2 mL methanol dan etanol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah iu, ditambahkan
3 tetes larutan Iodium dalam KI dan larutan NaOH 10% tetes demi tetes sampai warna Iodium hilang.
Diamati perubahan yang terjadi, jika belum ada perubahan dipanaskan larutan pada suhu 60°C selama 2
menit. Diamati lagi perubahan yang terjadi dan dicatat.

Lucas Test

Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan ke dalamnya masukkan masing-masing 2 mL etanol, isopropil
alkohol dan tertier butanol. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi 3 tetes pereaksi Lucas (FeCl2 + HCl).
Dikocok campuran secara hati-hati, lalu didiamkan beberapa waktu sambil diamati perubahan yang
terjadi.

Esterifikasi

Dimasukkan 2 mL etanol ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 mL asam asetat glasial dan 2 tetes
asam sulfat pekat. Dipanaskan secara perlahan-lahan di atas penangas air. Diamati bau yang keluar dari
tabung reaksi dengan cara mengibaskan tangan pada permukaan tabung (jangan langsung dekat
hidung). Bila belum teramati ditambahkan sedikit air (5 tetes).

Test Oksidasi
Dimasukkan 2 tetes asam sulfat pekat, dicampur dengan 1 mL KMnO4, diaduk hati-hati. Ditambahkan 2
mL etanol dan diapanaskan perlahan-lahan. Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat.
Dilakukan hal yang sama untuk methanol. Setelah tu oksidasi diganti dengan KMnO4.

Membedakan Alkohol Mono dan Poli

Dimasukkan masing-masing 2 mL senyawa etanol dan gliserol ke dalam tabung reaksi lalu diencerkan
sedikit dengan air. Ditambahkan 15 tetes CuSO4 dan beberapa tetes larutan NaOH 10%. Diamati
perubahan yang terjadi dan dicatat.

Kelarutan Alkohol dan Fenol

Dimasukkan 2 mL etanol, methanol dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan air
ke dalamnya 2 mL. Ditutup tabung reaksi dan dikocok. Diamati peristiwa yang terjadi. Diperhatikan
lapisan yang terpisah dan pada lapisan mana airnya.

Test Ferri Klorida

Dimasukkan 2 mL etanol dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan 3 tetes larutan
ferri klorida ke dalam larutan tersebut. Diamati perubahan yang terjadi.

Rangkaian Alat

Gambar 2.1 Rangkaian alat pemanasan dengan waterbath

III. Hasil dan Pembahasan

Data Pengamatan
Test Iodoform

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dimasukkan 2 mL methanol dan etanol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Methanol dan
etanol 2 mL

2. Setelah itu, ditambahkan 3 tetes larutan Iodium dalam KI dan larutan NaOH 10% tetes demi
tetes sampai warna Iodium hilang. Ditambahkan 2 tetes iod, warna methanol dan etanol berwarna
kuning dan setelah ditambahkan NaOH methanol berwarna putiih dan etanol warna kuning

3. Diamati perubahan yang terjadi, jika belum ada perubahan dipanaskan larutan pada suhu 60°C
selama 2 menit.

4. Diamati lagi perubahan yang terjadi dan dicatat.

Lucas Test

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan ke dalamnya masukkan masing-masing 2 mL etanol,


isopropil alkohol dan tertier butanol. Etanol, isopropil alkohol dan tertier butanol dimasukkan 2 mL
dalam tabung reaksi

2. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi 3 tetes pereaksi Lucas (FeCl2 + HCl).

3. Dikocok campuran secara hati-hati, lalu didiamkan beberapa waktu sambil diamati perubahan
yang terjadi. Etanol berwarna kuning pekat, isopropil alkohol warna kuning dan tertier butanol warna
kuning pudar. Etanol tidak bereaksi, isopropil alkohol sedikit bereaksi dan tertier butanol bereaksi.

Esterifikasi

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dimasukkan 2 mL etanol ke dalam tabung reaksi Dimasukkan 2 mL etanol

2. Ditambahkan 1 mL asam asetat glasial dan 2 tetes asam sulfat pekat Ditambah 2 mL asam
asetat glasial dan 2 tetes asam sulfat pekat
3. Dipanaskan secara perlahan-lahan di atas penangas air Dipanaskan menggunakan waterbath

4. Diamati bau yang keluar dari tabung reaksi dengan cara mengibaskan tangan pada permukaan
tabung (jangan langsung dekat hidung). Bau yang keluar adalah bau gelembus

5. . Bila belum teramati ditambahkan sedikit air (5 tetes).

Test Oksidasi

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dimasukkan 2 tetes asam sulfat pekat, dicampur dengan 1 mL KMnO4, diaduk hati-hati.
Dimasukkan 2 tetes asam sulfat pekat dan ditambahkan 1 mL KMnO4 warna ungu.

2. Ditambahkan 2 mL etanol dan diapanaskan perlahan-lahan.

3. Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat. Etanol dan methanol dimasukkan dalam
tabung reaksi 2 mL warna berubah coklat.

4. Dilakukan hal yang sama untuk methanol.

5. Setelah tu oksidasi diganti dengan KMnO4.

Membedakan Alkohol Mono dan Poli

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dimasukkan masing-masing 2 mL senyawa etanol dan gliserol ke dalam tabung reaksi lalu
diencerkan sedikit dengan air. V etanol : 2 mL dan V gliserol : 2 mL.

2. Ditambahkan 15 tetes CuSO4 dan beberapa tetes larutan NaOH 10%. CuSO4 : 15 tetes dan
NaOH : 15 tetes

3. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Terbentuk 2 fasa pada tabung gliserol, tidak
terbentuk fasa pada tabung etanol. Pada tabung gliserol warna larutan menjadi biru tua dan bercampur
dan bereaksi. Pada tabung etanol warna larutanmenjadi biru muda pudar dan tidak bereaksi.

Kelarutan Alkohol dan Fenol


No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dimasukkan 2 mL etanol, methanol dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi.


Dimasukkan 2 mL etanol, methanol dan fenol pada tabung reaksi

2. Ditambahkan air ke dalamnya 2 mL Ditambah air 2 mL

3. Ditutup tabung reaksi dan dikocok.

4. Diamati peristiwa yang terjadi. Etanol dan methanol larut dalam air, sedangkan fenol tidak larut

5. Diperhatikan lapisan yang terpisah dan pada lapisan mana airnya. Etanol dan methanol
menghasilkan 1 fasa karena bersifat polar, sedangkan fenol menghasilkan 2 fasa karena bersifat non
polar.

Test Ferri Klorida

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dimasukkan 2 mL etanol dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Dimasukkan 2


mL etanol dan fenol

2. Ditambahkan 3 tetes larutan ferri klorida ke dalam larutan tersebut Etanol ditambahkan 5
tetes dan fenol ditambahkan 3 tetes larutan ferri klorida.

3. Diamati perubahan yang terjadi. Etanol tidak ada perubahan warna dam tidak ada
endapan. Fenol terbentuk endapan, setelah ditambahkan 2 tetes ferri klorida lagi maka menghasilkan
tidak ada endapan dan warna berubah coklat.

Pembahasan

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan
esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah
kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus
hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990). Suatu alkohol
primer dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi
keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrasi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Mardzuki, 1990).
Uji lucas adalah larutan ZnCl2 dan HCl pekat uji ini berdasarkan reaksi alkohol dengan HCl alkil halide
dengan katalisator ZnCl2. Pereaksi lucas dapat bereaksi dengan alkohol primer, sekunder dan tersier.
Perbedaan gugus mempunyai pengaruh yang besar tehadap sifat senyawa misalnya saja kecepatan jenis
reaksinya (Boxer, 1987).

Test Iodoform

Dimasukkan 2 mL methanol dan etanol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah iu, ditambahkan
3 tetes larutan Iodium dalam KI dan larutan NaOH 10% tetes demi tetes sampai warna Iodium hilang.
Diamati perubahan yang terjadi, jika belum ada perubahan dipanaskan larutan pada suhu 60°C selama 2
menit. Diamati lagi perubahan yang terjadi dan dicatat.

warna methanol dan etanol berwarna kuning dan setelah ditambahkan NaOH methanol berwarna putiih
dan etanol warna kuning.

Uji Iodoform adalah dimana sampel uji ditambahkan dengan sejumlah kecil NaOH kemudian diamati
endapan yang terbentuk. Reaksi iodoform adalah suatu reaksi yang spesifik untuk gugus
metilketon.Gugus metil dari suatu metil keton diiodonasi dalam suasana basa sampai terbentuk
iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.

Beberapa sifat fisik yang dimiliki oleh iodin yaitu sebagai berikut :

Titik leleh (0C) : 113,5

Titik didih (0C) : 184,3

Jari-jari X– (Å) : 2,12

Jari-jari kovalen (Å) : 1,33


Rapatan (g/cm3) : 4,93

Energi pengionan pertama (kJ/mol) : 1008

Keelektronegatifan (skala pauling) : 2,5

Afinitas elektron (kJ/mol) : -2,95

Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia menyublim tanpa
meleleh. Ia segera melarut dalam suatu pelarut nonpolar seperti CS2 dan CCl4. Larutan semacam ini
berwarna merah lembayung, seperti dalam uapnya. Dalam pelarut-pelarut polar, hidrokarbon tidak
jenuh, dan SO2 cair, terbentuk larutan coklat atau coklat kemerahjambuan. Warna-warna tersebut
menunjukkan pembentukan kompleks lemah I2 . . . S, yang dikenal sebagai kompleks penyerahan
muatan. Iod memiliki nomor atom 53 dalam bentuk solid massa 4,933 g/cm3, titik lebur 113,7° dan titik
didih 184,3° (Daintih, 1997).

Fungsi NaOH : sebagai bahan penguji dalam tes alkali. Sifat Fisika dan Kimia Natrium Hidroksida :
Merupakan padatan, tidak berbau, berat molekul 40 g/mol, berwarna putih dan titik didih 1388 °C.
Bahan kimia jenis alkali yang kuat yang digunakan dalam cairan pemasah alkali, biasanya disebut kaustik
noda atau lindi (Hadyana, 2002).

Etanol bereaksi dengan iodoform karena etanol adalah alkohol primer yang mengikat 1 C lainnya,
sehingga mempercepat reaksi dengan iodoform dan ditambah dengan NaOH sebagai katalisator etanol
maka etanol lebih cepat bereaksi dan larut dalam iodoform. Sedangkan methanol tidak bereaksi dengan
iodoform karena methanol lebih banyak mengikat atom C dan bersifat non polar dengan iodoform.

Lucas Test

Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan ke dalamnya masukkan masing-masing 2 mL etanol, isopropil
alkohol dan tertier butanol. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi 3 tetes pereaksi Lucas (FeCl2 + HCl).
Dikocok campuran secara hati-hati, lalu didiamkan beberapa waktu sambil diamati perubahan yang
terjadi.
Etanol berwarna kuning pekat, isopropil alkohol warna kuning dan tertier butanol warna kuning pudar.
Etanol tidak bereaksi, isopropil alkohol sedikit bereaksi dan tertier butanol bereaksi.

Uji lucas adalah larutan ZnCl2 dan HCl pekat uji ini berdasarkan reaksi alkohol dengan HCl alkil halida
dengan katalisator ZnCl2. Pereaksi lucas dapat bereaksi dengan alkohol primer, sekunder dan tersier.
Perbedaan gugus mempunyai pengaruh yang besar tehadap sifat senyawa misalnya saja kecepatan jenis
reaksinya (Boxer, 1987).

Test ini bertujuan untuk membedakan alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Pereaksi
lucas ini harus dibuat sebelum melakukan percobaan dikarenakan pereaksi ini bersifat mudah menguap
sehingga jika telah dibuat sebelum melakukan percobaan dikhawatirkan pereaksi ini memberikan hasil
yang tidak maksimal.

Etanol, merupakan salah satu kelompok alkohol yaitu cairan tidak berwarna yang mudah terbakar
(Collins, 1995). Asam asetat, merupakan asam lemah artimya hanya teroksidasi sebagian menjadi ion H+
dan CH3COO-, senyawa ini bersifat korosif (Pratiwi, 2011). Asam sulfat, merupakan cairan yang tidak
berwarna. Asam sulfat dibuat dengan menggunakan prinsip kamar timbal, tetapi sekarang telah
digantikan oleh proses kontak (Martin, 1994). Pada percobaan ini etanol adalah alkohol primer, isopropil
alkohol adalah alkohol sekunder dan tertier butanol adalah alkohol tersier.

Esterifikasi

Dimasukkan 2 mL etanol ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 mL asam asetat glasial dan 2 tetes
asam sulfat pekat. Dipanaskan secara perlahan-lahan di atas penangas air, fungsi pemanasan ini
betujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan mendidihkan campuran. Diamati bau yang keluar
dari tabung reaksi dengan cara mengibaskan tangan pada permukaan tabung (jangan langsung dekat
hidung). Bila belum teramati ditambahkan sedikit air (5 tetes).

Hasil percobaan, bau yang keluar adalah bau gelembus. Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester
dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan
untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H-+.
Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri,
etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH)
dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4). Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai
sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum
(essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila
menggunakan katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam
beberapa jam. Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah; struktur molekul dari
alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.

Kegunaan Asam Sulfat di Lab umumnya sebagai Reagent atau pereaksi yang umumnya digunakan di
dalam suatu reaksi asam – basa atau reaksi lainnya. Asam sulfat banyak digunakan dalam industri. til
asetat adalah senyawa organik dengan rumus empiris C2H5OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester
dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa
ini di produksi dalam skala besar sebagai pelarut. Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil
(mudah menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis.

Test Oksidasi

Dimasukkan 2 tetes asam sulfat pekat, dicampur dengan 1 mL KMnO4, diaduk hati-hati. Ditambahkan 2
mL etanol dan dipanaskan perlahan-lahan. Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat. Dilakukan
hal yang sama untuk methanol. Setelah tu oksidasi diganti dengan KMnO4.

Dimasukkan 2 tetes asam sulfat pekat dan ditambahkan 1 mL KMnO4 menjadi warna ungu. Etanol dan
methanol dimasukkan dalam tabung reaksi 2 mL warna berubah coklat.

Gambar 3.8 Pereaksi Test Oksidasi (KMnO4)

Gambar 3.9 Hasil Percobaan Test Oksidasi

Pada tes Oksidasi Alkohol digunakan untuk membedakan alkohol primer dan sekunder dari alkohol
tersier.

Membedakan Alkohol Mono dan Poli


Dimasukkan masing-masing 2 mL senyawa etanol dan gliserol ke dalam tabung reaksi lalu diencerkan
sedikit dengan air. Ditambahkan 15 tetes CuSO4 dan beberapa tetes larutan NaOH 10%. Diamati
perubahan yang terjadi dan dicatat.

Terbentuk 2 fasa pada tabung gliserol, tidak terbentuk fasa pada tabung etanol. Pada tabung gliserol
warna larutan menjadi biru tua dan bercampur dan bereaksi. Pada tabung etanol warna larutanmenjadi
biru muda pudar dan tidak bereaksi.

Gambar 3.10 Hasil Uji Alkohol Mono dan Poli

Mono alkohol adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum monoalkohol sama dengan
rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH). Alkohol memiliki gugus -OH, rumus
struktur dapat juga ditulis R-OH (R menyatakan gugus alkil). Alkohol merupakan turunanalkana sehingga
disebut juga alkanol. Oleh karena, itu penamaannya disesuaikan dengan alkananya, tetapi huruf akhir a
pada alkana diganti dengan ol.

Berdasarkan jumlah gugus OH, alkohol dapat dikelompokkan menjadi

a) Alkohol mono ialah alkohol yang mempunyai satu gugus hidroksil Contoh : CH3-CH2-OH

b) Alkohol poli ialah alkohol yang mempunyai gugus hidroksil lebih dari satu.Contoh : CH2-CH2-OH-OH

Polialkohol

Gliserol

*sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.

*sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)

*sebagai bahan baku serat plastik

*sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin


Glikol

*digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.

Untuk mengetahui yang mana alkohol mono dan poli agar bisa dimanfaatkan

Ethanol (C2H5OH)

Massa Jenis : 0,79 kg/L

Gliserol

Massa Jenis : 1,26 g/cm³

Natrium hidroksida (NaOH)

Massa Jenis : 2,13 g/cm³

Tembaga(II) sulfat (CuSO4)

massa jenis : 3,6 g/cm³

Kelarutan Alkohol dan Fenol

Dimasukkan 2 mL etanol, methanol dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan air
ke dalamnya 2 mL. Ditutup tabung reaksi dan dikocok. Diamati peristiwa yang terjadi. Diperhatikan
lapisan yang terpisah dan pada lapisan mana airnya.
Etanol dan methanol larut dalam air, sedangkan fenol tidak larut. Etanol dan methanol menghasilkan 1
fasa karena bersifat polar, sedangkan fenol menghasilkan 2 fasa karena bersifat non polar.

Kelarutan adalah kemampuan suatu zat telarut melarut pada suatu pelarut. Kelarutan didefinisikan
dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperature
tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk
membentuk disperse molekular homogen. Kelarutan suatu senyawa bargantung pada sifat fisika, dan
kimia zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan dan untuk
jumlah yang kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.

Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus
fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik.Hidrokarbon berlaku sebagai dasar
pengelompokan senyawa organik. Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai
karbon atau cincin atom-atom karbon yang sama.Yang akan dibahas terbatas pada derivate sederhana
yang diperoleh dari menggantikan satu, dua, atau tiga atom hydrogen dalam molekul hidrokarbon,
dengan atom oksigen atau gugus hidroksil. Adanya atom-atom atau gugus-gugus atom menentukan
sebagian besar sifat fisika dan kimia molekul itu. Atom ataupun gugus atom yang paling menentukan
sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus fungsional. Alkohol dan fenol adalah senyawa yang sama-sama
mengandung gugus OH.Walaupun sama-sama memiliki gugus -OH, akan tetapi sifat kedanya tidaklah
sama.

Etanol, merupakan salah satu kelompok alkohol yaitu cairan tidak berwarna yang mudah terbakar
(Collins, 1995). Fenol berbentuk solid, berbau aromatic dan tajam, tidak berwarna, memiliki titik didih
182° dan titik leleh 42°C (Bettelheim, 2005). Fenol merupakan senyawa alkohol dengan rumus kimia
C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol dapat
mengalami reaksi-reaksi melalui gugus (-OH) antara lain nitrasi, sulfonasi, halogenasi, nitrosasi, asilasi
dan lain-lain [1]. Reaksi asilasi fenol merupakan studi yang penting dan sering digunakan untuk
transformasi senyawa organik karena reaksi memberikan rute yang efisien untuk

394 melindungi gugus hidroksi, amina, fenolik, dan tiol, tetapi juga menghasilkan intermediet organik
yang penting dalam proses sintesis multi-step [2] (AdiansyahAlim, Kamulyan dan Suratmo, 2013).
Metanol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah terbakar (Ali,
2005).

Test Ferri Klorida


Dimasukkan 2 mL etanol dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan 3 tetes larutan
ferri klorida ke dalam larutan tersebut. Diamati perubahan yang terjadi.

Etanol tidak ada perubahan warna dan tidak ada endapan. Fenol terbentuk endapan, setelah
ditambahkan 2 tetes ferri klorida lagi maka menghasilkan tidak ada endapan dan warna berubah coklat

Prinsip dari analisa ferri klorida yaitu membedakan antara alkohol dan fenol.Untuk membedakannya
digunakan reagen FeCl3 sebagai pereaksi. Pembentukan warna yang terjadi apabila suatu senyawa
tersebut merupakan fenol. Pada alkohol tidak akan terjadi pembentukan warna karena alkohol tidak
dapat bereaksi dengan reagen FeCl3.

Kesimpulan

a.Jenis alkohol dapat dibagi menjadi tiga yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier dan cara uji kualitatifnya ada 7 cara kerja. Pertama test iodoform, kedua lucas test, ketiga
esterifikasi, keempat test oksidasi, kelima membedakan alkohol mono dan poli, keenam kelarutan
alkohol dan fenol dan ketujuh test ferri klorida.

Pada percobaan ini mendapatkan hasil pada test iodoform penambahan 3 tetes iod dan 3 tetes NaOH,
warna etanol kuning dan warna methanol berwarna putih. Pada lucas test menghasilkan etanol warna
kuning pekat (tidak bereaksi), warna kuning pada isopropil alkohol (sedikit bereaksi) dan warna kuning
pudar pada tertier butanol (bereaksi). Pada esterifikasi mendapatkan hasil Bau yang keluar adalah bau
gelembus. Pada test oksidasi mendapatkan hasil etanol berwarna ungu dan methanol berwarna coklat.
Pada uji untuk membedakan alkohol mono dan poli mendapatkan hasil terbentuk 2 fasa pada gliserol,
tidak terbentuk fasa pada tabung etanol. Pada tabung gliserol warna larutan menjadi biru tua dan
bercampur dan bereaksi sedangkan pada tabung etanol warna larutan biru muda pudar dan tidak
bereaksi. Pada uji kelarutan alkohol dan fenol mendapatkan hasil etanol dan methanol larut dalam air
menghasilkan 1 fasa sedangkan fenol tidak larut dan menghasilkan 2 fasa. Pada test ferri klorida
mendapatkan hasil etanol tidak ada perubahan warna dan tidak ada endapan, dan fenol 3 tetes
terbentuk endapan, 5 tetes endapan tidak ada serta warna berubah menjadi coklat.
Daftar Pustaka

AdiansyahAlim, H.A., Kamulyan, B., dan Suratmo, 2013, Studi Kinetika


Reaksi Asilasi Fenol Dengan Asam Sitrat Anhidrida, Kimia Student
Journal, Vol. 2, No. 1, pp. 393-397, Universitas Brawijaya, Malang

Ali, H.K., 2005, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Refragrafindo Persada, Jakarta

Bettelheim, 2005, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung

Boxer, R, 1987, Organic Chemistry, Mc Graw Hill Inc, USA

Brady, 1999, Kimia Organik Dasar 1, UGM Press, Yogyakarta

Collins, E., 1995, Kamus Saku Kimia, Penerjemah Zaini, Erlangga, Jakarta

Daintith, 11997, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta

Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S, 1997, Dasar-Dasar Kimia Organik, Bina
Aksara, Jakarta

Hadyana, A.P., 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta

Keenan, C.W, 1986, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Mardzuki, 1990, Kimia Organik Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Martin, A., 1994, Kamus Sains, Penerjemah Ahmad, Lintang Pustaka


Pelajar, Yoggyakarta
Ndra, M.A.J., 1984, Belajar Mudah Kimia Organik Teori dan Soal- soal, Pustaka,
Bandung.

Pratiwi, N., 2011, Optimalisasi Reaksi Esterifikasi Asam Asetat dengan 1 Heksena,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Suminar, A., 1990, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta

Wilbraham dan Mata, 1998, Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Institute
Technology of Bandung Press, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai