Oleh :
RULLY NURHAZAH 10070314106
Pemahaman Tapak
Kedudukan Perencanaan Tapak
Pola Kavling
Syarat membuat kavling
1. Tegak lurus jalan
2. Beraturan
3. Pola kavling memanjang
4. Perhatikan hirarki jalan
Mengapa Tapak harus direncanakan?
1. Minim etika dan proses perancangan yang tidak /kurang professional
2. Dangkal analisis
3. Tidak punya visi dan missi
4. Pelanggaran peraturan pemerintah
5. Pelanggaran kaidah keruangan
6. Tidak berbaisis perencanaan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Peraturan bangunan terdiri dari KDB, KLB, GSB, Bangunan, Prakir, Jarak
antar bangunan, KAvling DSB
Kualitas cultural
1. Trasnformasi budaya harmonis
2. Bersusila
b. Data Sekunder
Koleksi berbagai data dan informasi /hasil pengolahan fakta. Literatur, peraturan
pemerintah, dokumen rencana, standard dsb
HISTORIS
AUDIT
LINGKUNGAN
Analisis Topografi
Analisis bentuk dasar permukaan tanah atau struktur topografi suatu tapak
merupakan sumber daya yang sangat mempengaruhi lokasi. Pemahaman lengkap
terhadap struktur topografi tidak hanya memberi petunjuk terhadap pemilihan rute
lintasan tetapi juga menyatakan susunan keruangan dari tapak dan kestabilan
pondasi.
Tingkat Kesesuian
Kemiringan
Klasifikasi Pengembangan
Lahan
Tapak
1 - 8% Datar Sangat baik
9 – 15% Landai Baik
15 - 25% Agak curam Terbatas
26 – 40% Curam Sangat terbatas
> 40% Sangat curam Mutlak konservasi
Constraints :
1. Keterbatasan lahan
2. Peraturan perudangan yang berlaku
3. Standar kebutuhan
4. Biaya
Pembentukan lahan
1. Pengenalan Lahan ( site anaysis)
a. Daerah Kosong ??
b. Daerah Yang telah berkembang ??/ Built Up ( daerah permukiman (a),
usaha /kegiatan (b) atau kombinasi (a) dan (b).
2. Pengenalan Penempatan
a. Manusia yang akan ditempatkan
b. Kuantitas daya tampung
c. Elemen fungsional yang akan ditempatkan sesuai obyek perencanaan
d. Modul bangunan & kebutuhan ruang
3. Pembentukan Lahan
a. Pengukuran
b. Analisa tanah (soil condition & soil mechanics)
c. Grading (penggubahan lahan :striping (pencukuran) cut & fill-
adjustment (penyesuaian)
4. Penyediaan prasarana (Utility)
a. Jaringan jalan
b. Jaringan drainase
c. Jaringan air minum
d. sanitasi lingkungan
e. Jaringan listrik
b. Orientasi Angin
- Arah yang di sarankan
- Pengendalian arah angin
- Daerah bukaan arah angin
- Pengaruh angin terhadap bangunan dan manusia
c. Topografi (Kontur)
- Cut (kupasan)
- Fill (Urugan)
- Cut and Fill (Kupasan dan urugan)
d. Kebisingan
- Bukaan terhadap kebisingan pesawat terbang
- Bukaan terhadap kebisingan lalu lintas
- Bukaan terhadap kebisingan jalur kereta api
- Pengendalian kebisingan
e. Struktur Pola Ruang
Pengelompokan massa bangunan terdiri dari :
- Kelompok Publik
- Kelompok Semi Publik
- Kelompok Service
f. Keamanan Tapak
- Menciptakan daerah territorial
- Menentukan zona transisi
- Penempatan Kemudahan
- Menciptakan kemudahan pengawasan
g. Lansekap/ vegetasi
Fungsi vegetasi khususnya vegetasi antara lain :
- Pengendali Angin
- Pengendali Kebisingan
- Pengendali Udara
- Pengendali Erosi
- Pembatas (Privasi)
- Pengarah
- Tempat habitat makhluk hidup
- dll
h. Utilitas air kotor
- Sistem drainase permukaan.
- Sistem drainase bawah-tanah tertutup.
- Sistem drainase bawah-tanah tertutup dengan tempat penampungan pada
tapak.
- Sistem kombinasi drainase tertutup untuk daerah yang diperkerasan dan
terbuka untuk daerah yang tidak diperkeras.
Sistem Sirkulasi
Sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan
berbagai kegiatan dan penggunaan dalam sebuah tapak. Sirkulasi dapat juga
digambarkan sebagai satu-satunya cara seseorang untuk bisa mengalami
sepenuhnya tapak dalam tiga dimensi. Pengalaman berbeda-beda saat
menelusuri sebuah tapak, dapat diciptakan melalui perubahan-perubahan dalam
sistem sirkulasinya.
Sistem Sepeda
Sepeda memiliki kecepatan yang lebih cepat dari pejalan kaki, namun relatif
lebih lambat dari kendaraan bermotor.
Selain itu, karakter sepeda yang menggunakan tenaga kinetik manusia,
memiliki jarak tempuh yang lebih terbatas dari kendaraan bermotor.
Oleh karena itu, pada beberapa negara sistem sepeda ini dibedakan dengan
sistem pejalan kaki maupun sistem kendaraan bermotor.
Namun, khusus di Indonesia, sistem sepeda belum mendapat pengakuan
untuk diperhatikan secara serius dalam perancangan sistem sirkulasi.
b. ESTETIKA
1. Sebuah jalan dapat dibuat lebih menarik dan tidak monoton dengan
pengaturan rute, pengaturan pencapaian bangunan, serta pengaturan
pemandangan dan vista.
2. Selain itu, sebagai bagian dari ruang eksterior, sistem sirkulasi juga
seharusnya dirancang dengan prinsip-prinsip estetika.
3. Misalnya warna, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, irama, bergabung
untuk membentuk keindahan pada sistem sirkulasi yang dirancang.
c. KECEPATAN
1. Suatu sistem sirkulasi harus dirancang untuk beroperasi dengan kecepatan
yang efisien, terutama pada jalan yang ramai dipergunakan.
2. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam hal ini adalah letak tikungan-
tikungan, percabangan, kecuraman, tipe perkerasan yang dipakai, serta
lokasi titik-titik pusat yang dilalui jalur tersebut.
a) Pengendalian titik – titik pencapaian:
Semakin banyak terdapat persimpangan dan semakin berdekatan
letaknya satu sama lain akan mengkibatkan resiko kecelakaan
semakin tinggi.
Oleh karena itu harus diberikan detail yang menyebabkan kecepatan
pengguna kendaraan bergerak lebih lambat dengan sendirinya.
Detail-detail ini dapat berupa pengalih perhatian dalam bentuk fisik,
ataupun simbol-simbol yang efektif.
b) Pengendalian kecepatan
Mengembangkan teknologi Traffic Calming saat memasuki kawasan.
Traffic Calming merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk
keselamatan jalan dengan tujuan agar pengendara dapat mengurangi
kecepatan kendaraannya. Dengan sistem ini, maka pengendara diharuskan
untuk memperlambat laju kendaraan, sehingga mampu mengurangi risiko
kecelakaan. Jika dibandingkan sistem lain, traffic calming lebih efektif dan
ekonomis, serta dapat diterapkan disemua jenis jalan di Indonesia termasuk
jalan bebas hambatan.
e. PEMISAHAN WAKTU
Pemisahan waktu bisa terlihat pada daerah persimpangan jalan. Misalnya
untuk pada satu jalur kendaraan diberhentikan untuk memberi kesempatan
pada pejalan kaki. Sementara itu pada jalur lainnya kendaraan dapat melaju.
f. AKSESIBILITAS
Pada perancangan sistem sirkulasi, diperlukan penambahan detail untuk
menentukan siapa yang dapat mengakses sistem sirkulasi tersebut. Misalnya,
agar jalan-jalan dapat dilalui oleh orang usia lanjut dan lemah, serta orang-
orang berkebutuhan khusus, atau orang-orang yang menggunakan kursi roda,
diperlukan detail ramp, pemilihan material tertentu, jenis railing dan lain hal
sebagainya.
g. MENGARAHKAN GERAKAN
Suatu sistem sirkulasi dapat dirancang sebagai suatu rute langsung, atau rute
tidak langsung. Masing-masing rute perlu penguatan dalam detail sehingga
dapat ditafsirkan penggunanya dengan mudah. Salah satunya dengan
mengarahkan pergerakan pada rute tersebut.
1. Pencapaian bangunan;
2. Perkuatan Visual melalui Vista
3. Pemandangan
h. PERALIHAN-PERALIHAN RUANG
Cara lain untuk menjadikan suatu lorong sirkulasi lebih menarik adalah dengan
memberikan peralihan-peralihan ruang. Peralihan tersebut dapat berupa
perbedaan material, ruang yang semakin melebar, ruang menyempit, cahaya
semakin terang, perbedaan suasana dan sebagainya.
j. PERKUATAN INDRAWI
1. Indra manusia yang menanggapi ruang tidak hanya mata saja, namun juga
indra-indra lainnya. Hidung, telinga, peraba, semuanya berpengaruh dalam
mengarahkan pergerakan seseorang.
2. Seseorang akan cenderung berjalan ke atah toko roti, misalnya, dibanding
ke jalur yang menuju pabrik besi.
3. Seseorang akan berjalan ke arah suara musik merdu, dari pada ke arah
bisingnya proyek pengeboran. Seseorang akan cenderung berjalan ke arah
datangnya udara sejuk daripada mendekati datangnya udara panas.
Konsep Pengembangan
Pengertian Konsep
KONSEP adalah :
1. Suatu kerangka embrionik yang berisi solusi hasil analisis permasalahan yang
kompleks.
2. Suatu gagasan awal yang digeneralisasikan.
3. Suatu pengembangan yang harus diperluas dan dikembangkan dalam
rancangan terperinci
4. Suatu gambaran mental yang berasal dari suatu situasi proyek
5. Sekumpulan taktik dasar/strategi unutk melanjutkan perancangan.
6. Gagasan perancang yang pertama mengenai morphologi bangunan
7. Alat untuk mengubah pernyataan non fisik menjadi produk bangunan fisik.
Menyusun Konsep
Imaage Organisasi
1. Organisasi
2. Thema Inti
3. Permasalahan penting
Contoh :
1.Konsep struktur dan pusat lingkungan
2.Konsep pengelompokan dan tata wilayah fungsi tapak/zoning.
Sertakan bila ada keistimewaan /potensi, konservasi, preservasi
•Konsep pengelompokkan masing fungsi itu sendiri terhadap konteks
•Konsep keterkaitan masing-masing fungsi.
Kota Taman
Sumber: Http://Www.Ville-Stains.Fr/En/Index3.Php
Prinsip Garden City
Terminologi Garden City adalah dasar-dasar estetik Howard dalam
melakukan reformasi sosial. Howard mendalami isu sosial, menerapkan pemikiran
praktisnya dengan memadukan bermacam elemen konsep dan proyek, menyaring
teori dan filosofi sampai menjadi masterplan. Perpaduan antara reformasi sosial
kota kumuh dan integrasi alami.
Ia menjelaskan konsepnya dengan detail, dengan diagram serta argumen
ekonomi agar cocok dengan situs kota. Karya tersebut bertajuk Tomorrow: A
Peaceful Path to Real Reform, dirilis tahun 1898 dan dicetak ulang tahun 1902
sebagai Garden Cities of Tomorrow. Buku ini menawarkan visi kota yang bebas
dari area kumuh dengan memadukan kelebihan kota dan desa. Kota menawarkan
bermacam kesempatan, hiburan dan upah tinggi sedangkan desa memiliki pesona
keindahan, udara segar dan sewa hunian yang rendah.
Garden City sendiri merupakan bagian dari pembangunan yang lebih besar,
yang mengusulkan kota-kota taman sekitar pusat kota. Semua terhubung dan
berbagi pelayanan/ fasilitas hiburan. Gagasan ini menuntut pembentukan kota-
kota suburban baru, yang direncanakan dalam ukuran terbatas, dikelilingi sabuk
hijau berupa tanah pertanian. Kota-kota ini akan tumbuh secara mandiri, dikelola
dan dibiayai warga kota yang punya kepentingan ekonomi di sana.
Draft Howard memerlukan tanah seluas 6.000 acre ( 1 acre = 4540 m2 )
dengan 1.000 acre dibangun untuk 30.000 penduduk ( kepadatan 30 orang/ acre )
dan tambahan 2.000 orang di sekitar 5.000 acre tanah pertanian. Kota ini juga
memiliki boulevard melingkar selebar l20 feet ( 36,6 meter ), ditanami pepohonan,
yang membagi kota dalam enam sektor.
Konsep Rencana
1. Hubungan Fungsional
2. Konsepsualisasi
3. Adjustment
hasil site analysis
obyectives /tujuan
Misal:
Lingkungan yang sustainable
1. Perhatikan ekosistem yang stabil
2. Berbasis partisipsi masyarakat (needs &wants)
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Alternatif konsepsi
Keterbatasan : pembentukan dan penyesuaian lahan (grading, stripping, cut
& fill)
4. Perencanaan Detail (land using)
2.Objective ; Tujuan
3.Alternatif Konsepsi
4.Keterbatasan
Posisi Kota
1. Satelit center
Illustration correct principle of city growth- open country ever near at hand
and rapid communication between off-
Gambar
2. Garden city
Kota memiliki fungsi ekologi yaitu untuk menjaga keseimbangan alam contohnya
taman bambu dapat memberi manfaat untuk penyeraoan air, ekonomis dan
pariwisata.
KDB (Koefisien Dasar Bangunan): perbandingan anata luas bangunan di bagi area
((luas lantai x luas bangunan / luas area ) x 100 % )
6. N.L Engelhandt
- 1700 kelaurga
Pusat lingkungan : SD, toko kecil, taman bermain anak
Radius minimum promenade ½ mil
- 3400 keluarga
1 SMA
Satu pusat rekreasi
Radius minimum prpmenade 1 mill
- 6400 keluarga
1 SMA
Satu pusat pertokoan
Satu pusat rekreasi
Taman
Peremajaan kota
a. Pengertian
- Peremajaan kota sebagai suatu proses yaitu upaya pembangunan kembali
suatu wilayah atau beberapa bagian wilayah kota atau suatay kawasan
fungsional kota dalam usaha meningkatkan kualitasnya, kegunaan dan
kemanfaatanya, meningkatkan kapasitas dan vitalitas serta kemampuna
baik itu dilakukan oleh pemerintah mauoun swasta sebagai pembangun.
- Peremajaan kota sebagai suatu fungsi yaitu upaya pembebasan lahan,
pembukaan kebai, sehabilitasu atau oembangunan kembali kawasan
fungsional kota yang telah lapu dan mengalami degradasi fisik mauoun
fungsional menjasi suatu fungsi perkotaan tertentu.
- Peremajaan kota sebagai suatu program dan pembangunan kota yaitu
upaya terkoordinasi yang mengkait ke berbagai instansi sektoralkota di
dalam usaha mengarahkan program pembukaan kembali kawasan tertentu,
pembangunan kembali dan sehabilitasu suatu wilayah yang telah
berdegradasi, merelokasi atau pemukiman kembali sebagai penduduk ke
kawasan lain alam kota, relokasi industri atau kegiatan komersil dari suatu
kawasan ke kawasan lain di dalam kota serta program pencegahan
kemungkinan meluasnya kawasan kumu yang tidak terkendali dalam kota.
b. Esensi dan tujuna peremajaan kota
Peremanjaan kota dikenal juga denga urban redevelopment dan urban
renewal. Peremajaan kota merupaka bagian integral dari sutu rencana
pembangunan kota. Secara fungsional perbaika kota hendaknya harus sesuai
dengan kebijaksanaan pembangunan kota secara keseluruhan.
Tipolohi Bangunan
Site desain standar
1. Karakter fisik tapak
2. Karakter tanah dan pola penggunaan tanah yang berbatasan dengannya
3. Kualitas visual yang unk
4. Pola jalan
5. Skala dan desai bangunannya yang dekat yang perlu dipertimbangkan dalam
preservasi dan konservasi
6. Pada pola site dengan skala besar (luas), pemandangan alam (natural feature)
mempunyai peran penting dalam pembangunan site tersebut.