Anda di halaman 1dari 54

Tambang Bawah Tanah

(Underground Mine) - 1
 Tambang bawah tanah adalah sistem penambangan
dimana seluruh aktifitasnya tidak berhubungan langsung
dengan udara luar.
 Tambang bawah tanah mengacu pada metode
pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan
membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
 Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini
seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Tambang Bawah Tanah
(Underground Mine) - 2
Untuk menentukan tambang bawah tanah harus
memperhatikan:
 Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit
(massive, vein, disseminated, tabular, platy, sill, dll)
 Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air
tanah, permeabilitas)
 Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser,
kohesi, Rock Mass Rating, Q-System, dll)
 Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru,
penguasaan teknologi, Sumber Daya Manusia, dll)
 Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan,
sedimentasi, dll).
Keunggualan Tambang Bawah
Tanah (Underground Mine)

Keunggulan tambang bawah tanah:


 Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah
permukaan tanah
 Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak
berkait dengan SR
 Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah
lebih ramah lingkungan (misal: cut and fill, shrinkage
stoping, stope and pillar)
 Dapat menambang deposit dengan model yang tidak
beraturan
 Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan
waste.
Sistem
Penambangan
III. TAMBANG BAWAH TANAH
(UNDERGROUND)
Kelemahan Tambang Bawah
Tanah (Underground Mine)
Kelemahan tambang bawah tanah
 Perlu penerangan
 Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan
semakin besar
 Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
 Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible
explossive, debu, gas-gas beracun.
 Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
 Mining recovery umumnya lebih kecil
 Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol
Jalan Masuk Tambang Bawah
Tanah (Underground Mine) - 2
 Letak cadangan yang umumnya berada jauh di bawah
tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi
cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi
beberapa:
 Ramp
 Jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud.
 Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat
berat menuju dan dari bawah tanah.
 Shaft
 Berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral.
 Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
Tambang Bawah Tanah
(Underground Mine) - 3
 Adit
 Terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
 Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah:
 Development (pengembangan)
 Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak
berharga.
 Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan
penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
 Production (produksi)
 Tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong).
Tambang Bawah Tanah
(Underground Mine) - 4
 Berdasarkan cara penyanggaannya, maka tambang
bawah tanah dibagi atas:
 Batubara
 Long wall method
 Room and Pilar
 Endapan Bijih
 Open stope methods
 (underground) Glory hole
 Gophering
 Shrinkage stoping
 Sub level stoping
Tambang Bawah Tanah
(Underground Mine) - 5
 Supported methods
 Cut and fill
 Stull stoping
 Square setting
 Shrink and fill stoping

 Caving methods
 Block caving
 Sub level caving
 Top slicing
Sekian
&
Terima Kasih
Sistem
Penambangan
IV. COAL UNDERGROUND
MINING METHODS
Room and Pillar Method (1)
 Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah
tanah untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok
persegi.
 Seluruh blok batubaranya dibuat jalan (batubara yang digali =
room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar
30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof
bolter, dan shuttle catr.
 Metode penambangan batubara ini, menetapkan suatu panel
atau blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju
dua sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan
memanjang, untuk melakukan penambangan batubara
dengan pembagian pilar batubara.
Room and Pillar Method (2)
 Metode ini hanya mengambil 30-40% dari total batubara
yang ada.
 Untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di
tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-
pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya
retreat mining).
Room and Pillar Method (3)
Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar
antara lain :
 Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebut
continuous miner. Contohnya alat pemotong lapisan
batubara antara lain; shearer dan plow (plough).
 Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalah Load-Haul-
Dump (LHD), over shot loader, slusher (scrapper) dan
sebagainya.
 Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt conveyor,
chain conveyor, lori-lokomotif (train) dan lain-lain.
Ciri-Ciri Room and Pillar Method
 Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain:
 Produktivitas rendah
 Investasi alat kecil
 Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
 Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan
peralatan
 Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka
berpotensi terjadi swabakar
 Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
 Potensi subsidence kecil
Klasifikasi Room and Pillar Method (1)
Ada beberapa klasifikasi dari metode Room ad pillar yang
umum, yaitu :
A. Classic Room and Pillar Method
 Metode ini yang sering ditemukan pada bahan galian
maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar
mendatar (flat) dan dengan ketebalan yang
memungkinkan.
 Kelebihan metode classic room and pillar method adalah,
dapat segera memulai penambangan batubara setelah
pembuatan permukaan kerja penambangan.
 Kekurangan classic room and pillar method adalah recovery
sedikit, hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa mengekstraksi pilar.
Klasifikasi Room and Pillar Method (2)
B. Post Room and Pillar Method
 Dengan inklinasi candangan yang mencapai 20°-55°.
Pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan
ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan
galian yang ditambang semakin kecil.
 Kelebihan metode post room and pillar method adalah
recovery lebih besar karena pengambilan cadangan dilakukan
dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga
kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang
semakin kecil.
 Kelemahan metode post room and pillar method adalah
kemungkinan terjadinya subsiden lebih besar bila tidak diikuti
dengan penambahan penyangga buatan.
Klasifikasi Room and Pillar Method (3)
C. Step Room and Pillar Method
 Metode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangan
dengan inkliasi 15-30 dengan ketebalan lapisan cadangan antara
2-5 meter.
 Step room and pillar merupakan metode yang digunakan dan
dirancang untuk memudahkan peralatan beroperasi di dalam
cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi
terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang.
 Kelebihan metode step room and pillar method adalah
pengangkutan di dalam permukaan kerja hampir tidak
memerlukan tenaga penggerak karena dapat berjalan sendiri,
misalnya melalui jalan penghubung.
 Kelemahann metode step room and pillar method adalah
memerlukannya tenaga kerja yang banyak untuk membawa
masuk peralatan, sehingga volume produksi tergantung dari
banyaknya alat mekanis yang tersedia.
Kelebihan Room and Pillar Method
Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan
pilar :
 Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan
lebih luas dibanding dengan sistem long wall yang
dimekanisasi.
 Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap
variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal
tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta sifat dan
kondisi lantai dan atap.
 Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang
sistem lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.
Kelebihan Room and Pillar Method
 Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan
dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan
bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).
 Efektif untuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok
yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan
bagian dangkal di bawah dasar laut.
Kelemahan Room and Pillar Method
Kelemahan metode penambangan batubara sistem ruang dan
pilar:
 Recovery penambangan batubara yang sangat buruk (sekitar
60% - 70%).
 Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara
sistem long wall, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap
ambruk.
 Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang
antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi
(batasnya sekitar lima ratus meter di bawah permukaan bumi).
 Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan
masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan
batubara yang mudah mengalami swabakar.
 Recovery metode penambangan batubara sistem ruang dan
pilar sangat rendah, namun akhir-akhir ini ada juga tambang
batubara yang berhasil menaikkan recoverynya.
Long Wall Method (1)
 Long Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah
untuk endapan batubara dengan membuat lorong-lorong
panjang, secara mekanis dan bagian dari front
penambangan yang sudah selesai ditambang dibiarkan
runtuh dengan sendirinya ( caving ).
Long Wall Method (2)
Ciri-ciri metode penambangan batubara sistem long wall:
 Recoverynya tinggi, karena menambang sebagian besar
batubara.
 Permukaan kerja dapat dipusatkan, karena dapat berproduksi
besar di satu permuka kerja.
 Pada umumnya, apabila kemiringan landai, mekanisasi
penambangan, transportasi dan penyanggaan menjadi mudah,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan batubara.
 Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang
terowongan yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara
menjadi pendek.
 Menguntungkan dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah
dan swabakar yang timbul juga sedikit.
 Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan
batubara menjadi mudah.
 Apabila terjadi hal-hal seperti keruntuhan permuka kerja dan
kerusakan mesin, penurunan produksi batubaranya besar.
Sekian
&
Terima Kasih
Sistem
Penambangan
V. MINERAL UNDERGROUND
MINING METHODS
Open Stope Method
Open Stope Methods adalah sistem tambang bawah tanah
dengan ciri-ciri :
 Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada.
 Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau
tradisional.
 Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.
 Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:
 Endapan bijih dan batuan induk relatif keras, sehingga tidak
mudah runtuh.
 Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.
 Ukuran bijih tidak terlalu besar.
 T ebal endapan bijih kurang dari 5 m.
 Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat
jelas.
Open Stope Method
Metode Open Stope Method dibedakan menjadi:
 Gophering Coyoting
 Glory Hole Methode
 Shrinkage Stoping
 Sublevel Stoping
Open Stope Method

a. Gophering Coyoting

 Metode Gophering Coyoting


mempunyai ciri-ciri:
 Arah penambangan hanya
mengikuti arah endapan
bijih.
 Cara pengerjaannya tidak
sistematis.
 Alat dan cara
penambangnya sangat
sederhana.
 Tanpa perencanaan rinci,
karena dalam
penambangnya hanya
mengikuti arah endapan.
Open Stope Method
b. Glory Hole Methode

 Metode Glory Hole Methode merupakan sistem penambangan


dengan cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik
batuan induk maupun endapan bijih relatif kuat. mempunyai ciri-
ciri:

 Metode ini cocok untuk


endapan yang sempit atau
relatif sedikit.
 Lebar endapan antara 1 – 5 m,
tetapi dengan arah memanjang
ke bawah berbentuk bulat atau
elips.
 Endapan bijih dan batuan induk
kuat.
Open Stope Method
c. Shrinkage Stoping

 Metode Shrinkage Stoping


mempunyai syarat atau
ciri-ciri:
 Cocok untuk batuan kuat.
 Endapan mempunyai
kemiringan lebih dari 70o.
 Tebal endapan tidak lebih
dari 3 m.
 Endapan bijih memiliki nilai
yang tinggi baik kadar
maupun harganya.
Open Stope Method
 Penambangan tidak selektif.
 Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena
endapan Sulfida harus dengan metode selektif mining,
hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam
tambang.
Open Stope Method
d. Sublevel Stoping

 Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah


dengan cara membuat level-level, kemudian dibagi menjadi
sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-syaratnya sebagai
berikut:
 Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m.
 Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
 Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
 Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak
ada retak-retak ketika dilakukan penambangan. Hal ini
diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau pencampuran dua
material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan
batuan induk.
 Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
Supported Stope Method
 Supported Stope Methode adalah metode penambangan
bawah tanah yang menggunakan penyangga dalam proses
penambangannya. Secara umum ciri-ciri Supported Stope
Methode antara lain:
 Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.
 Cara penambangannya secara sistematis.
 Supported Stope Methode dibedakan menjadi:
 Cut and fill
 Stull stoping
 Square setting
 Shrink and fill stoping
Supported Stope Method
a. Shrink and Fill Stoping

 Metode penambangan dengan cara membuat level-level,


dimana level-level tersebut merupakan endapan bijih yang
ditambang.
 Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau
ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu
level, maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu
dilanjutkan dengan membuat level baru.
 Arah tambang pada metode ini relatif horizontal.
Supported Stope Method
b. Cut and Fill Stoping
 Metode penambangan dengan cara memotong batuan
untuk membuat stope dalam level.
 Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka stope
tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu
level.
Supported Stope Method
Perbedaan antara metode Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut
and Fill Stoping antara lain:
 Endapan bijih tebalnya antara 1 – 6 m.
 Arah endapan relatif mendatar tapi cukup tebal.
 Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih
dari 45o. Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari
45o
 Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.
 Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya.
Supported Stope Method
c. Square Set Stoping

 Pada dasarnya, sistem penambangan ini dengan cara


membuat penyangga yang lebih sistematis, dimana
penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi).
 Berupa kubus ataupun balok.
 Penyangganya dapat berupa kayu maupun besi.
Supported Stope Method
Ciri-ciri Square Set Stoping
antara lain:

 Ongkos penyangganya
sangat mahal.
 Kemiringan endapan lebih
dari 45o
 Ketebalan bijih minimal 3,5
m.
 Baik endapan bijih maupun
batuan induk mudah runtuh.
 Endapan tidak perlu memiliki
batasan yang jelas antara
endapan bijih dan batuan
induknya.
Supported Stope Method
d. Stull Stoping

 Sistem penambangan ini merupakan sistem penambangan


yang memasang penyangga dari footwall ke hanging wall.
Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada sistem penambangan
ini penyangganya menggunakan kayu.
 Ciri-ciri sistem penambangan ini antara lain:
 Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi
batuan induk mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
 Kemiringan endapan bijih tidak terlalu berpengaruh.
 Ketebalan endapan bijih antara 1 – 5 m.
 Bijih harus bernilai tinggi.
 Recovery harus tinggi dan looses factor harus rendah, mengingat
biaya yang dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.
Caving Method
Caving method disebut juga metode ambrukan, yang
dibagi menjadi 2:
 Top slicing
 Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-
endapan bijih dan lapisan penutup (overburden) yang
lemah atau mudah runtuh.

 Sub Level Caving


 Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan
yang mirip top slicing tetapi penambangan dari sub level,
artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap
penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau
meliputi seluruh ketebalan bijih.
a. Top slicing

 Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke


bawah pada lombong yang disanggah.
 Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah
diatasnya dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau secara
bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan
tambang yang tinggi walaupun sering terjadi “dillution”
 Upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem penambangan ini
adalah :
 Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di
beberapa permukaan kerja (front).
 Mengurangi jumlah “raise” berarti jarak antara raise dapat
diperbesar.
 Mengurangi pekerjaan, persiapan harus diimbangi dengan
pengangkutan yang lebih efisien
 Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan
kerja, proses ambrukan sebaiknya dibuat secara pelan-pelan
agar tidak runtuh dalam skala besar.
 Keuntungan Top Slicing:
 Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang
terjadi.
 Dapat mengadakan pengambilan conto batuan (sampling)
didalam lombong secara teratur untuk mengetahui batas
endapan yang pasti.
 Dapat menghasilkan produksi yang besar.
 Jika endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka
perolehan tambangnya sangat tinggi (90-95).
 Kerugian Top Slicing :
 Pada saat hujan, air masuk melalui retakan-retakan.
 Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata
lingkungan
 Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
 Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak
 Banyak menggunakan penyangga kayu sehingga dapat
menyebabkan kebakaran dan menimbulkan gas-gas beracun dari
proses pembusukan kayu penyangga.
b. Sub Level Caving
 Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara
diruntuhkan atau diambrukkan.
 Suatu tumpukan bekas penyangga (timber mat) akan dibentuk
di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan
endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
 Metode ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki
sifat sebagai berikut:
 Bentuk endapan tidak homogen.
 Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi
bongkahan-bongkahan dan akan menjadi penyangga batuan
terhadap timber dibawahnya.
 Kekuatan bijih lemah tetapi batuan dapat bertahan untuk tidak
runtuh selama beberapa waktu bengan penyanggahan biasa
walaupun tetap akan runtuh bila penyanggahan ini diambil.
 Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan
untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi
cukup berbahaya. Umumnya kecelakaan yang terjadi adalah
tertimpa penyangga.
Keuntungan Sub Level Caving :
 Cara penambangannya agak murah
 Tidak ada pillar yang ditinggalkan
 Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena
penggunaan penyangga kayu sedikit, kecuali pada
endapan-endapan sulfida.
 Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
 Bias mengadakan pencampuran dengan memilih
penambangan dari berbagai lombong yang berbeda
kadarnya.
 Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada
badan bijih, sehingga sekaligus dapat berproduksi.
Kerugian Sub Level Caving :
 Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selektif mining),
karena tak dapat ditambang bagian demi bagian
 Perolehan tambang tidak terlalu tinggi
 Dillution sering terjadi sampai 10%. Bila dillution harus rendah
maka mining recoverynya juga menurun.
 Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena
terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah
diubah ke metode lain.
Penyanggaan Dalam Tambang - 1

Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi


dua, antara lain:
1. Penyangga Alamiah
 Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan
material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan
itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi:
 Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
 Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis,
endapan bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.
 Waste ( batuan samping ), atau mineral lain yang tidak
ditambang.
Penyanggaan Dalam Tambang - 2

2. Penyangga Buatan (Artificial Support)


 Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan
ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan
penyangga buatan ini disebut juga Material Filling, dapat
berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut
batuan.
 Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:
 Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke
atas.
 Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah
dengan penambangan endapan bijih.
 Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah
samping atau juga menyudut.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai