Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
mengubah energi listrik dari suatu nilai tegangan ke nilai tegangan lainnya melalui
induksi medan magnet. Transformator merupakan peralatan listrik yang penting karena
berhubungan langsung dengan saluran transmisi dan distribusi listrik. Kebanyakan dari
operator terutama operator di GI Ampenan melakukan pemantauan dan pemeliharaan
transformator hanya dengan melihat sifat fisik dari transformator tersebut tanpa
melakukan pemeliharaan yang mendalam dengan memperhatikan efek mekanik dari
transfomator tersebut. Jika hal tersebut terus dibiarkan maka gangguan dan kegagalan
pada tranformator tersebut tidak bisa dihindari. Gangguan pada transformator akan
menyebabkan terputusnya daya ke konsumen. Transformator merupakan aset yang
mahal, sehingga pergantian transformator untuk meningkatkan kehandalan sistem
secara ekonomis bukan pilihan yang tepat. Oleh karena itu, pemantauan dan
pendeteksian kerusakan transformator perlu dilakukan secara rutin dan terstruktur agar
transformator bisa bekerja sesuai dengan masa pemakaian untuk mengurangi resiko
kegagalan dalam pengoperasiannya.
Kegagalan transformator memiliki dampak teknis, ekonomis maupun sosiologis.
Dampak teknis dari kegagalan transformator yaitu terjadinya deteriorasi pada beberapa
bagian transformator dan dampak ekonomis dari kegagalan transformator yaitu pada
biaya pemeliharaan maupun penggantian transformator. Sedangkan dampak
sosiologisnya adalah misalnya jika terjadi getaran pada transformator tentunya hal ini
akan menghasilkan suara bising yang dapat mengganggu masyarakat yang berada di
dekat gardu induk. Untuk itu diperlukan usaha pemantauan dan pendeteksian kondisi
transformator secara rutin. Selain temperatur, faktor lain yang sangat berpengaruh
terhadap kegagalan transformator adalah getaran. Getaran yang terjadi secara excessive
dan terus menerus dapat menyebabkan kegagalan secara mekanik pada transformator
(Satriawan, 2015).
Pengukuran getaran merupakan salah satu pengukuran yang dapat dilakukan
dalam pemantauan kondisi mekanik transformator. Tingkat getaran yang terdeteksi
mengindikasikan tingkat gangguan yang terjadi, semakin tidak normalnya nilai getaran

1
yang terdeteksi menandakan gangguan yang terjadi kemungkinan bisa menjadi sebuah
kerusakan atau bahkan kegagalan pada transformator tersebut. Jika hasil pengukuran
dengan trend level getaran yang tinggi selama beberapa waktu dapat mengaktifkan
sinyal peringatan. Untuk itu diperlukan pendeteksian dan perekaman getaran
transformator. Sehingga hasil pendeteksian dan perekaman tersebut nantinya dapat
memberikan informasi penting kepada para operator untuk mengambil langkah
selanjutnya.
Cara untuk mengetahui level getaran yaitu dengan melakukan pendeteksian dan
perekaman secara langsung pada transformator tersebut. Untuk mengetahui karakteristik
getaran yang terjadi dapat dipilih metode-metode yang tepat untuk analisis sinyal
getaran hasil perekaman tersebut. Analisis getaran dengan mengukur frekuensi getaran
alami perlu dilakukan sebab peningkatan frekuensi getaran alami suatu sistem dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang sangat tinggi (Mustafa, 2011). Oleh karena itu
mengukur frekuensi getaran alami transformator yang bergetar sangat penting sebelum
getaran tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada suatu bagian tertentu dari
transformator tersebut.
Supriono (2010), yang meneliti mutu beton berdasarkan frekuensi alami
(getaran) material beton menyatakan bahwa frekuensi alami material beton tidak
dipengaruhi oleh kuat lemahnya pukulan hammer (beban) yang diberikan, kuat
lemahnya pukulan hammer hanya mempengaruhi amplitudo frekuensi alami (amplitudo
getaran), frekuensi getaran alami teredam dan rasio redaman dari material tersebut.
Sehingga, frekuensi getaran alami material, frekuensi getaran alami teredam dan rasio
redaman dapat digunakan untuk mengukur mutu material sebelum dan sesudah terjadi
kerusakan. Hal ini mendorong penulis untuk mencoba melakukan pendeteksian dan
perekaman getaran transformator dengan metode frekuensi getaran alami tersebut guna
mengetahui karakteristik getaran yang terjadi pada transformator sebelum terjadi
kerusakan.

1.2 Perumusan Masalah


Mengacu pada latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu :
1. Bagaimana merekam getaran transformator menggunakan sensor
piezzoelectric?

2
2. Bagaimana menentukan puncak sinyal maksimum getaran, frekuensi getaran
alami, rasio redaman dan frekuensi getaran alami teredam pada
transformator?
3. Bagaimana menganalisis puncak sinyal maksimum getaran, frekuensi
getaran alami, rasio redaman dan frekuensi getaran alami teredam terhadap
beban transformator?

1.3 Batasan Masalah


Dalam pelaksanaan penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Pengukuran dilakukan pada Trasformator 1 Gardu Induk Ampenan.
2. Pengukuran getaran trasformator menggunakan piezzoelectric.
3. Data beban transformator yang dijadikan acuan adalah data beban selama 24
jam dengan perekaman setiap 30 menit.
4. Penentuan karakteristik getaran transformator berdasarkan puncak
maksimum, frekuensi getaran alami, frekuensi getaran alami teredam dan
rasio redaman.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang diharapkan dari penilitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana mengukur getaran transformator menggunakan
piezzoelectric.
2. Mengetahui bagaimana menentukan puncak sinyal maksimum getaran,
frekuensi getaran alami, rasio redaman dan frekuensi getaran alami teredam
pada transformator.
3. Menganalisis puncak sinyal maksimum getaran, frekuensi getaran alami,
rasio redaman dan frekuensi getaran alami teredam terhadap beban
transformator.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis sendiri dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
pemeliharaan transformator terutama tentang pemantauan getaran dengan
penentuan frekuensi alami transformator.

3
2. Sebagai refrensi bagi ilmu pengetahuan untuk mengetahui metode
pengukuran getaran transformator.
3. Bagi pihak Gardu Induk Ampenan dapat dijadikan sebagai refrensi dalam
kegiatan perawatan baik yang bersifat berkala maupun yang bersifat prediksi
dini.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka sistematika penulisan yang
disusun dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI


Memuat isi tentang tinjauan pustaka dan landasan teori yang dapat menunjang
penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bagian yang menjelaskan tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan
penelitian dan diagram alir penelitian.

BAB IV HASIL DAN ANALISA


Membahas tentang hasil penelitian serta pembahasan dari hasil penelitian yang
dilakukan.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil pada bab IV.

Anda mungkin juga menyukai