Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI II

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP DAN SISTEM PELAPORAN


PADA PERUSAHAAN DAGANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi II


Dosen Pengajar : Aliyudin Thobari, SE.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Indri Islamiati (15620003)
Dina Ika Agustiani (15620004)
Diany Putri (15620012)
Sania Firdaus (15620038)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR
MARET, 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Dan Sistem Pelaporan Pada
Perusahaan Dagang”.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem akuntansi aktiva tetap dan
sistem pelaporan, yang meliputi dokumen yang digunakan , fungsi, Sistem
Pengendalian Intern (SPI) aktiva tetap dan juga bagaimana proses sistem pelaporan
keuangan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas mata
kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Di mana dengan adanya tugas pembuatan
makalah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kreatifitas bagi
mahasiswa dalam kegiatan akademik di kampus .
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja.Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan guna penyempurnaan dalam
pembuatan makalah berikutnya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam menapaki
keberhasilan dan kesuksesan di masa depan.Amiin Ya Robbal alamin!

Cianjur, 17 Maret 2018


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap .......................................... 3
2.1.1. Definisi Aktiva Tetap ................................................................ 3
2.1.2. Pengelolaan Aktiva Tetap ......................................................... 3
2.2. Logika Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ................................................ 4
2.3. Transaksi Yang Mengubah Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ................ 6
2.4. Manajemen Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ....................................... 7
2.5. Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ............. 7
2.6. Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap .. 8
2.7. Catatan Akuntansi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ........................... 10
2.8. Jaringan Subsistem Atau Prosedur Yang Ada Dalam Sistem Akuntansi
Aktiva Tetap ....................................................................................... 10
2.9. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Aktiva
Tetap ................................................................................................... 11
2.10. Bagan Alir Dokumen Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem
Akuntansi Aktiva Tetap ..................................................................... 12
2.11. Sistem Pelaporan Keuangan ............................................................... 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 21
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 21
3.2. Saran ................................................................................................... 21
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika
aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap
dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tersebut. Hal ini disebabkan
banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang
tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa committed costs, yang dalam masa
pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen melalui wewenang yang dimilikinya. Karena pengendalian aktiva
tetap dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem akutansi aktiva tetap
menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat
pelaksanaan perolehan aktiva tetap. Makalah ini akan menguraikan sistem
akuntansi aktiva tetap yang digunakan untuk menghasilkan informasi bagi
manajemen dalam mengelola jenis aktiva tersebut.
Tanpa pengelolaan data keuangan yang rapi dan pencatatan yang memadai,
perusahaan tidak akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan, seperti laporan
laba rugi. Jika data yang direkam tidak lengkap, maka sulit untuk mendapatkan
laba rugi yang valid. Laporan keuangan tidak akan memiliki angka yang andal dan
dapat dipercaya, jika data yang dicatat juga tidak andal, jadi dapat apabila satu
bagian tidak mencatat transaksi dengan baik, maka kekacauan catatan salah satu
bagian tersebut mengganggu proses penyusunan laporan keuangan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah kami ini, antara lain:
1. Apa Definisi dari Sistem Akuntasi Aktiva Tetap?
2. Apa saja Fungsi yang Terkait di dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap?
3. Apa saja Dokumen yang digunakan di dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap?
4. Apa saja catatan Akuntansi yang digunakan?
5. Bagaimana Jaringan Prosedurnya?

1
6. Bagaimana Sistem Pengendalian Internnya?
7. Bagaimana Flowchartnya?
8. Bagaimana Sistem Penyusuan Pelaporan Keuangan?

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan penggolongan Sistem
Akuntansi Aktiva Tetap.
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi
Aktiva Tetap.
3. Untuk mengetahui dan memahami dokumen apa saja yang digunakan dalam
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap.
4. Untuk mengetahui dan memahami catatan akuntansi yang digunakan dalam
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap.
5. Untuk mengetahui dan memahami jaringan prosedur Sistem Akuntansi Aktiva
Tetap.
6. Untuk mengetahui dan memahami sistem pengendalian intern dalam Sistem
Akuntansi Aktiva Tetap.
7. Untuk mengetahui dan memahami tujuan pengujian substantif dalam Sistem
Akuntansi Aktiva Tetap.
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyusunan Pelaporan Keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap


2.1.1. Definisi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Aktiva tetap (fixed assets) adalah properti, pabrik, dan peralatan yang
digunakan dalam operasi bisnis. Item-item ini relatif permanen dan sering kali
secara kolektif mencerminkan investasi keuangan terbesar perusahaan. Sistem
aktiva tetap perusahaan memproses transaksi yang berkaitan dengan akuisisi,
pemeliharaan, dan penghapusan aktiva tetap. Sistem yang efektif akan
mendukung keputusan manajemen, pelaporan keuangan, dan pelaporan ke pihak
yang berwenang, dan juga akan memiliki pengendalian internal yang memadai.
Tujuan spesifik dari sistem aktiva tetap adalah:
1. Memproses akuisisi aktiva tetap ketika diperlukan dan sesuai dengan
persetujuan dan prosedur manajemen formal.
2. Mempertahankan catatan akuntansi yang memadai dari akuisisi, biaya,
deskripsi, dan lokasi fisik aktiva di dalam organisasi.
3. Mempertahankan catatan depresiasi yang akurat untuk aktiva-aktiva yang
dapat disusutkan sesuai dengan metode-metode yang wajar.
4. Menyediakan informasi bagi pihak manajemen yang dapat membantu
merencanakan investasi aktiva tetap di masa yang akan datang.
5. Mencatat penghapusan aktiva tetap dengan benar.
2.1.2 Penggolongan Aktiva Tetap
Ativa tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya digolongkan sebagai
berikut :
1. Tanah dan Perbaikan Tanah ( land and land improvement )
2. Gedung dan Perbaikan Gedung (building and building improvement)
3. Mesin dan Equipmen pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan

3
2.2. Logika Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Proses ini melibatkan tiga pekerjaan yaitu sebagai berikut:
1. Akuisisi Aktiva
Akuisisi Aktiva (assets acquisition) biasanya dimulai dari manajer
departemen (pengguna) yang melihat kebutuhan untuk mendapatkan aktiva tetap
yang baru. Prosedur otorisasi dan persetujuan yang terlibat dalam transaksi ini akan
bergantung pada biaya aktiva tersebut. Dalam keputusan ini, manajer departemen
sering kali memiliki otoritas umum untuk menyetujui pembelian aktiva tetap yang
tidak mahal. Namun demikian, untuk pengeluaran modal diatas batas materialistis
yang ditetapkan, manajer tersebut harus meminta persetujuan eksplisit. Biasanya
hal ini melibatkan analisis manajemen modal formal untuk mengevaluasi biaya dan
manfaat dari permintaan tersebut. Sebagai bagian dari analisis ini, manajemen
sering meminta penawaran dari beberapa pemasok.
Setelah permintaan disetujui dan pemasok dipilih, pekerjaan akuisisi aktiva
tetap mirip dengan proses siklus pengeluaran. Terdapat dua perbedaan penting.
Pertama, departemen penerimaan mengirim aktiva tersebut ke pengguna/ manajer
yang bersangkutan, bukan ke toko pusat atau gudang. Kedua, depatemen aktiva
tetap, bukan pengendali persediaan, melakukan fungsi pembukuanya.
2. Pemeliharaan Aktiva
Pemeliharaan aktiva (assets maintenance) melibatkan penyesuaian saldo
akun buku besar pembantu aktiva ketika aktiva tersebut (tidak termasuk tanah)
menyusut sepanjang waktu pemakaianya. Beberapa metode depresiasi umum yang
digunakan adalah garis lurus, jumlah digit tahun, saldo menurun ganda, dan unit
produksi. Metode depresiasi dan periode yang digunakan harus merefleksikan,
sedekat mungkin, penurunan aktual kegunaan aktiva tersebut bagi perusahaan.
Konvensi akuntansi dan peraturan IRS kadang-kadang menetapkan secara spesifik
parameter depresasi yang digunakan. Misalnya, kalangan bisnis harus menyusutkan
gedung kantor baru dengan metode garis lurus dan mengunakan periode minimal
40 tahun.

4
3. Penghapusan Aktiva
Ketika aktiva mencapai titik akhir dari umur ekonominya atau ketika
manajemen memutuskan untuk menghapusnya, aktiva tersebut harus di hapus dari
buku besar pembantu aktiva tetap. Proses ini dimulai ketika manajer bertanggung
jawab atas aktiva tersebut mengeluarkan permintan untuk menghapus aktiva
tersebut. Seperti transaksi lainnya, penghapusan suatu aktiva memerlukan
persetujuan menurut prosedur yang berlaku. Pilihan penghapusan aktiva adalah
menjual, membongkar, menyumbangkan, atau menghentikan penggunaan aktiva
tersebut. Laporan menghapusan aktiva yang menjelaskan disposisi akhir dari
aktiva, dikirim ke departemen akuntansi aktiva tetap untuk megotorisasi
penghapusannya dari buku besar.

Diagram Arus Data Untuk Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

5
2.3. Transaksi Yang Mengubah Aktiva Tetap
Transaksi- transaksi yang dapat mengakibatkan perubahan sebuah aktiva tetap
adalah sebagai berikut:
1. Transaksi Perolehan
Aktiva tetap perusahaan diperoleh melalui berbagai cara: Pembelian,
Pembangunan dan Sumbangan
2. Transaksi Pengeluaran Modal
Pada saat terjadinya transaksi, karena manfaat pengeluaran modal lebih dari
satu tahun maka pengeluaran modal tersebut dicatat sebagai tambahan harga pokok
aktiva tetap yang bersangkutan, dan didepresiasi dalam tahun-tahun yang
menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut.
3. Revaluasi
Dalam pemeliharaan aktiva tetap perlu dilakukan revaluasi ( penilaian ulang )
yang berfungsi sebagai pengendali sehingga perusahaan dapat mengetahui setiap
perubahan nilai aktiva tetap. Pengendalian dapat dilakukan dengan Buku Besar
Pembantu Aktiva Tetap.
4. Pemeliharaan
Dalam masa pemanfaatan aktiva tetap, perusahaan melakukan reparasi dan
pemeliharaan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi aktiva tetap agar tetap
layak untuk digunakan.
5. Pertukaran
Jika berdasarkan pertimbangan teknis suatu aktiva tetap sudah tidak layak
pemakaiannya atau manfaat untuk perusahaan kurang maksimal, maka manajemen
dapat memutuskan untuk menukar aktiva tetap lama dengan aktiva tetap yang baru.
6. Penghentian Pemakaian
Jika berdasarkan pertimbangan teknis atau ekonomis suatu aktiva tetap sudah
tidak lagi layak pemakaiannya, manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan
pemakaian aktiva tetap yang bersangkutan.
7. Penjualan

6
Aktiva Tetap yang umur manfaatnya telah habis dan telah dihentikan
pemakaiannya akan dilakukan penjualan yang menimbulkan laba/rugi jika nilai jual
berbeda dengan nilai buku aktiva tetap.

2.4. Manajemen Aktiva Tetap


Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur
ekonomisnya perlu dibentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk
mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi penghentian pemakaian
aktiva tetap. Jika masing- masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan,
memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap
tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak
dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain. Wewenang yang dimiliki oleh Bagian
Aktiva Tetap adalah :
1. Menempatkan aktiva tetap di tangan fungsi pemakai aktiva tetap
2. Memberikan otorisasi pemindahan aktiva tetap dari fungsi satu ke fungsi
lainnya.
3. Memberikan otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap
4. Memberikan otorisasi pengiriman aktiva tetap ke pihak luar untuk keperluan
reparasi.

2.5. Fungsi Yang Terkait


Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap
mempunyai peranan penting, dengan adanya fungsi yang terkait maka prosedur
transaksi aktiva tetap akan berjalan dengan baik. Adapun fungsi-fungsi yang terkait
dalam prosedur transaksi aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Fungsi pemakai
 Mengajukan usulan investasi
 Mengajukan Surat Permintaan Otorisasi Investasi
 Mengelola pemakaian aktiva tetap
2. Fungsi riset dan pengembangan
 Mengajukan usulan investasi aktiva tetap untuk dimanfaatkan bersama

7
 Melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi
3. Direktur yang bersangkutan
 Memberikan persetujuan usulan investasi
 Memberikan persetujuan otorisasi reparasi
4. Direktur utama
 Memberikan otorisasi mutasi aktiva tetap
 Memberikan otorisasi investasi dan reparasi
5. Fungsi pembelian
 Memilih pemasok
 Menerbitkan surat order pembelian aktiva tetap
6. Fungsi penerimaan
 Melakukan pemeriksaan aktiva tetap yang diterima
 Membuat Laporan Penerimaan Barang
7. Fungsi Aktiva Tetap
 Mengelola aktiva tetap perusahaan
 Melakukan penempatan, pemindahan dan penghentian pemakaian aktiva
tetap
8. Fungsi Akuntansi
 Membuat dokumen sumber pencatatan (bukti kas masuk, keluar dan bukti
memorial) untuk pencatatan aktiva tetap
 Menyelenggarakan buku pembantu aktiva tetap
 Menyelenggarakan jurnal yang bersangkutan dengan aktiva tetap

2.6. Dokumen yang Diperlukan


Dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi yang mengubah harga
pokok dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan adalah :
1. Surat Permintaan Otorisasi Investasi
Dokumen ini digunakan untuk meminta persetujuan pelaksanaan investasi
dalam aktiva tetap disebut surat permintaan otorisasi investasi.

8
2. Surat Permintaan Reparasi
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah di lakukannya reparasi yang
merupakan pengeluaran modal.
3. Surat Permintaan Transfer Aktiva Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi transfer
aktiva tetap.
4. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi
penghentian pemakaian aktiva tetap.
5. Surat Perintah Kerja
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah di laksanakannya pekerjaan tertentu
mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang di pakai untuk mengumpulkan
biaya pembuatan aktiva tetap.
6. Surat Order Pembelian
Dokumen ini di terbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat untuk
memesan ativa tetap kepada pemasok.
7. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini di terbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini melakukan
pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap yang di terima dari
pemasok.
8. Faktur Dari Pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aktiva tetap yang di beli.
9. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang di buat oleh fungsi
akuntansi setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi, surat order
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok diterima dan
diperiksa oleh fungsi tersebut.
10. Daftar Depresiasi Aktiva Tetap
Daftar ini berisi jumlah biaya depresiasi aktiva tetap yang di bebankan dalam
periode akuntansi tertentu
11. Bukti Memorial

9
Dokumen ini di gunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
depresiasi aktiva tetap, harga pokok tetap yang telah selesai dibangun,
pemberhentian pemakaian aktiva tetap, dan pengeluaran modal.

2.7. Catatan Akuntansi


Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah
harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah :
1. Kartu aktiva tetap, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu aktiva tetap
yang di gunakan untuk mencatat secara rinci segala data yang bersangkutan
dengan aktiva tetap tertentu.
2. Jurnal umum, Jurnal umum ini di gunakan untuk mencatat transaksi harga
pokok aktiva tetap yang telah selesai di bangun, biaya-biaya untuk pemasangan
dan pembongkaran aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap, dan
depresiasi aktiva tetap.
3. Registrasi bukti kas keluar, Jurnal ini di gunakan untuk mencatat transaksi
pembelian aktiva tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas.

2.8. Jaringan Subsistem atau Prosedur


Jaringan Subsistem yang membentuk sistem informasi akuntansi aktiva tetap
sebagai berikut :
a. Sistem pembelian aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk melaksanakan pencatatan harga pokok aktiva tetap
yang diperoleh dari transaksi pembelian.
b. Sistem perolehan aktiva tetap
Melalui Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang
diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan.
c. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi
depresiasi aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul
sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.

10
d. Sistem transfer aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat transfer aktiva tetap dari satu pusat
pertanggungjawaban kepusat pertanggungjawaban yang lain.
e. Sistem revaluasi aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva tetap.
Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.
f. Sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap. Dokumen
sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.

2.9. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Aktiva Tetap


Pengendalian Intern sangatlah diperlukan guna menjamin kelancaran
aktivitas perusahaan dengan melihat tingkat kesalahan dan penyelewengan yang
terjadi. Untuk mencapai tujuan pengendalian intern maka diperlukan unsur-unsur
sistem pengendalian intern aktiva tetap. Menurut Mulyadi unsur-unsur sistem
pengendalian intern aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Organisasi
- Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap
- Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva
2. Sistem Otorisasi
- Anggaran investasi otorisasi oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
- Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan
- Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi
3. Prosedur pencatatan
- Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau
bukti memorial atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri
dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang.
4. Praktik yang sehat
- dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap

11
- Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam
aktiva tetap.

2.10. Bagan Alir Dokumen Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem


Akuntansi Aktiva Tetap
1. Sistem Pembelian Aktiva Tetap
Karena transaksi perolehan aktiva tetap berkaitan dengan anggaran modal.
Maka diperlukan otorisasi dari direksi. Transaksi pembelian aktiva tetap dimulai
dengan permintaan otorisasi investasi dari pemakai aktiva tetap yang diajukan
kepada direksi.
Melukiskan bagan alir dokumen sistem pembelian aktiva tetap, yang terdiri dari
rangkaian prosedur berikut ini :
- Prosedur permintaan otorisasi investasi
- Prosedur penawaran harga dan pemilihan pemasok
- Prosedur order pembelian
- Prosedur penerimaan barang
- Prosedur penempatan aktiva tetap
- Prosedur pencatatan harga pokok aktiva tetap
Bukti kas keluar di catat oleh bagian utang dalam register bukti kas keluar
dengan jurnal.
Aktiva tetap Rp. xxx
Bukti kas keluar yang akan dibayar Rp.xxx

12
13
2. Sistem Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Sistem ini di rancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi
depresiasi aktiva tetap yang di hentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul
sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tersebut. Dokumen sumber yang di
pakai sebagai dasar pencatatan penghentian pemakaian aktiva tetap adalah bukti
memorial yang di lampiri dengan dokumen pendukung berupa surat permintaan
penghentian dan transfer aktiva tetap. Bagan alir dokumen sistem penghentian
pemakaian aktiva tetap, yang terdiri dari rangkaian prosedur berikut ini :
- prosedur permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap,
- prosedur penghentian pemakaian aktiva tetap,
- prosedur pencatatan penghentian pemakaian aktiva tetap.
Dalam bagan alir dokumen tersebut, bagian yang menggunakan aktiva tetap
mengajukan permintaan penghentian aktiva tetap dengan menggunakan surat

14
permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap kepada Direktur Utama. Otorisasi
penghentian aktiva tetap ini di pakai oleh Bagian Akuntansi persediaan sebagai
dasar pembuatan bukti memorial. Penghentian pemakaian aktiva tetap di catat oleh
Bagian Kartu Aktiva Tetap ke dalam kartu aktiva tetap, dan di catat oleh bagian
jurnal ke dalam jurnal umum dengan jurnal :
Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap xx
Rugi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap xx
Aktiva Tetap xx

3. Sistem Transfer Aktiva Tetap


Sistem ini di rancang untuk mencatat transfer aktiva tetap dari satu pusat
pertanggung jawaban ke pusat pertanggung jawaban yang lain. Dokumen sumber
yang di pakai sebagai dasar pencatatan transfer aktiva tetap adalah surat permintaan
transfer aktiva tetap. Transfer aktiva tetap ini tidak mengubah harga pokok aktiva
tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan, namun hanya di
catat data lokasi baru aktiva tetap tersebut di dalam kartu aktiva tetap.

15
Bagan alir dokumen sistem transfer aktiva tetap, yang terdiri dari rangkaian
prosedur berikut ini : (1) prosedur permintaan transfer aktiva tetap, (2) prosedur
pencatatan aktiva tetap.
Dalam bagan alir dokumen tersebut, data lokasi baru aktiva tetap yang di transfer
di catat di dalam kartu aktiva tetap. Tidak ada pencatatan nilai rupiah dalam transfer
aktiva tetap. Oleh karena itu, transaksi transfer tidak menyangkut pencatatan ke
dalam jurnal.

4. Sistem Revaluasi Aktiva Tetap


Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi revaluasi atau penilaian kembali
aktiva tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti
memorial. Bagan alir dokumen sistem revaluasi aktiva tetap, yang terdiri dari
rangkaian aktiva tetap, yang terdiri dari rangkaian prsedur berikut ini :
- Prosedur permintaan
- Presedur penghentian pemakaian aktiva tetap
- Prosedur pencatatan revaluasi aktiva tetap

16
5. Sistem Pencatatan Depresiasi Aktiva Tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap. Dokumen
sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.
Bagan alir dokumen sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap yang terdiri dari
rangkaian prosedur berikut ini :
- Prosedur pembuatan daftar depresiasi aktiva tetap
- Prosedur pencatatan depresiasi aktiva tetap

17
2.11. Sistem Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat untuk memberikan informasi keuangan kepada
pihak eksternal perusahaan, seperti kreditur, pemegang saham, dan pemerintah.
Laporan keuangan dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan, yang dapat
dijadikan salah satu penilaian oleh pihak eksternal kepada perusahaan. Laporan
keuangan sangat harus diperhatikan, karena akan memengaruhi bagaimana pihak
eksternal memperlakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat dengan asumsi
bahwa audiens merupakan para pemakai yang canggih dengan kebutuhan yang
relatif sama yang memahami prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan.
Tanpa pengelolaan data keuangan yang rapi dan pencatatan yang memadai,
perusahaan tidak akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan, seperti laporan
laba rugi. Jika data yang direkam tidak lengkap, maka sulit untuk mendapatkan laba
rugi yang valid. Laporan keuangan tidak akan memiliki angka yang andal dan dapat
dipercaya, jika data yang dicatat juga tidak andal, jadi dapat apabila satu bagian
tidak mencatat transaksi dengan baik, maka kekacauan catatan salah satu bagian
tersebut mengganggu proses penyusunan laporan keuangan.

18
Prosedur pelaporan keuangan
Pelaporan keuangan adalah langkah akhir dalam proses akuntansi secara
keseluruhan. Proses ini dimulai pada awal tahun fiskal. Dari titik ini, langkah-
langkah berikut terjadi:
a. Menangkap transaksi
Dalam setiap siklus transaksi, transaksi dicatat pada dokumen sumber yang
sesuai.
b. Rekam dalam jurnal khusus
Setiap transaksi dimasukkan ke jurnal—buku ayat jurnal awal. Ingat bahwa
kelas-kelas transaksi yang muncul secara teratur, seperti penjualan, dicatat
dalam jurnal khusus. Transaksi-transaksi yang munculnya jarang, dicatat
dijurnal umum atau langsung divoucher jurnal
c. Posting ke buku besar pembantu
Perincian setiap transaksi dibukukan ke akun akun buku besar pembantu yang
terpengaruh.
d. Posting ke buku besar umum

19
Secara berkala, voucher jurnal, yang merangkum ayat jurnal yang dibuat di
jurnal khusus dan buku besar pembantu, disiapkan dan dibukukan keakun buku
besar umum.
e. Siapkan neraca saldo yang belum disesuaikan.
Pada akhir periode akuntansi, saldo akhir setiap akun dalam buku besar umum
ditempatkan dalam satu kertas kerja disamping judul akunnya. Semua di
evaluasi menurut kesamaan total debit- kredit.
f. Membuat jurnal penyesuaian.
Penyesuaian ayat jurnal dibuat dikertas kerja untuk memperbaiki kesalahan dan
untuk mencerminkan transaksi yang tidak dicatat selama periode tersebut,
seperti depresiasi.
g. Posting jurnal penyesuaian.
Voucher jurnal untuk ayat-ayat jurnal penyesuaian di siapkan dan dibukukan
ke akun yang tepat dibuku besar umum.
h. Siapkan neraca saldo yang telah disesuaikan.
Dari saldo yang sudah disesuaikan, neraca percobaan disiapkan. Neraca ini
berisi semua ayat jurnal yang harus dicerminkan dalam laporan keuangan.
i. Siapkan laporan keuangan.
Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas disiapkan dengan menggunakan
neraca percobaan yang telah disesuaikan.
j. Jurnal dan posting ayat jurnal penutup.
Voucher junal disiapkan untuk ayat-ayat jurnal yang menutup akun-akun
laporan laba rugi (sementara atau nominal) dan mentransfer laba atau rugi ke
laba ditahan. Akhirnya ayat ayat jurnal ini dibukukan ke buku besar umum.
k. Siapkan neraca saldo setelah penutupan
Satu kertas kerja neraca percobaan yang berisi hanya akun akun neraca
sekarang dapat disiapkan untuk menunjukkan saldo yang dibawa ke periode
akuntansi berikutnya.

20
BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi aktiva
tetap dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang perlu mendapat penanganan
yang baik serta perlu adanya sistem pengendalian guna untuk mencapai efisensi,
efektifitas, dan keamanan kekayaan perusahaan dari tindakan-tindakan
penyalahgunaan baik dari pihak intern perusahaan sendiri maupun pihak luar.
Pengendalian intern tersebut meliputi struktur organisasi yang terkait, pihak yang
berwenang untuk memberi otorisasi, praktik yang sehat yang perlu digunakan.
Semuanya saling berkaitan satu sama lain agar kegiatan operasional berjalan sesuai
prosedur serta supaya tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal. Tanpa
pengelolaan data keuangan yang rapi dan pencatatan yang memadai, perusahaan
tidak akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Laporan keuangan dapat
mencerminkan kinerja suatu perusahaan, yang dapat dijadikan salah satu penilaian
oleh pihak eksternal kepada perusahaan. Laporan keuangan sangat harus
diperhatikan, karena akan memengaruhi bagaimana pihak eksternal
memperlakukan perusahaan.

1.2. Saran
Sebuah perusahaan haruslah mempunyai sistem informasi akuntansi yang
handal, serta mempunyai sistem pengendalian internnya, hal ini dimaksudkan untuk
menjaga kekayaan perusahaan, menjaga efektif dan efisiensi, serta keandalan data-
data akuntansi yang digunakan perusahaan tersebut dan agar segala kebijakan
perusahaan dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua unsur organisasi yang ada dalam
perusahaan tersebut.

21
LAMPIRAN

1. Surat Permintaan Reparasi

2. Surat Order Pembelian

22
3. Daftar Depresiasi / Penyusutan Aktiva Tetap

4. Bukti Memorial

23
5. Faktur dari Pemasok

6. Bukti Kas Keluar

24
7. Kartu Aktiva Tetap

8. Jurnal Umum

25
9. Laporan Penerimaan Barang

26
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat


Anastasia Diana, Lilis Setiawati.2011. Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan,
Proses dan Penerapan. Yogyakarta : CV.Andi Offset

27

Anda mungkin juga menyukai