Page 1 of 11
intervensi. Untuk dapat memajukan masyarakat harus dapat berorientasi pada proses dalam
pembangunan tersebut, dan tidak mementingkan hasil yang hanya dipersembahkan pada
masyarakat. Selain itu, intervensi dimaksudkan sebagai perlunya campur tangan dari banyak
pihak terutama pemerintah untuk dapat mengembangkan sumber daya. Dari penjelasan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan pembangunan suatu desa,
diperlukan bantuan dari stakeholder terkait, selain itu orientasi dalam pembangunan tidak
hanya terpusat pada hasil melainkan pada proses yang dapat membentuk masyarakat desa
tersebut, selain itu dalam pembangunan tentunya diperlukan pembiayaan agar pembangunan
dapat terlaksana dengan baik. Arsyadalam Kartikawanto (2013) menyebutkan bahwa dalam
membangun suatu daerah salah satu strategi pembangunan daerah didasarkan kekhasan
daerah tersebut, yang mana menggunakan sumber daya manusia dan lokalnya, serta
kelembagaan yang ada. Oleh karena itu, salah satu strategi yang tepat di desa adalah dengan
membangun sesuai dengan potensi daerah yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum melakukan pembangunan, diperlukan adanya pengkajian terhadap
permasalahan yang ada di desa. Hal ini dilakukan agar pembangunan lebih terarah dan tepat
sasaran. Menurut Abe dalam Kartikawanto (2013) dalam perencanaan pembangunan
diperlukan tahapan yaitu, penyelidikan, perumusan masalah, identifikasi daya dukung,
perumusan tujuan dan target, merumuskan langkah-langkah, dan menentukan anggaran.
Dalam mengidentifikasikan permasalahan pembangunan yang ada di desa diperlukan
partisipasi dari masyarakat (Purwaningsih, 2008,). Strategi ini mempunyai sifat yang penting,
yang mana partisipatif masyarakat menjadi alat untuk pemerintah mengetahui informasi
mengenai kondisi nyata yang ada di desa, baik dari sifat masyarakat maupun kebutuhannya.
Selain itu, masyarakat dapat mempercayai program yang sedang dilakukan pemerintah untuk
perencanaan pada masyarakat setempat, dan perencanaan berbasis partisipatif masyarakat
pada dasarnya merupakan hak masyarakat itu sendiri untuk dapat dilibatkan dalam setiap
proses perencanaan. Menurut Samonte dalam Purwaningsih (2008) partisipasi masyarakat
secara lansung dalam proses pembangunan merupakan konsep pembangunan desa yang ideal.
Oleh sebab itu, peran masyarakat dalam pembangunan desa sangat diperlukan terlebih untuk
mengetahui permasalahan yang ada di desa.
Pada desa yang tertinggal, menurut BAPPENAS dalam Murni (2014) salah satu
indikatornya adalah karena sulit dijangkau, yang mana letaknya jauh dari pusat kota. Selain
itu, aksesibiltas sulit untuk ditempuh karena faktor geografis jalan yang terjal, atau pun
merupakan daerah pegunungan, serta desa yang berada di pulau-pulau terpencil. Dari segi
jaringan transportasi maupun media komunikasi susah untuk terjangkau. Dari sisi sumber
daya alam, desa biasanya memiliki sumber daya alam yang besar, seperti hasil perkebunan
maupun pertaniannya. Kemudian sumber daya manusia yang ada di desa dari segi
pengetahuan maupun keterampilan masih terbatas. Hal ini dikarenakan kurangnya tingkat
pendidikan yang ada di masyarakat. Keterbatasan saranadan prasarana yang memadai juga
menjadi salah satu unsur dimana tidak bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
ada di desa. Selain sarana pendidikan, sarana prasarana kesehatan, irigasi, air bersih,
transportasi dan komunikasi juga menjadi permasalahan. Hal-hal tersebut merupakan
permasalahan umum yang seringkali ada di desa-desa di Indonesia.
Salah satu unsur utama untuk dapat memajukan perekonomian serta kesejahteraan
masyarakat adalah melalui pemberdayaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
Page 3 of 11
didefiniskan dalam Murni (2014) sebagai potensi yang terkandung dalam diri tiap individu
untuk dapat mewujudkan peran sebagai makhluk sosial yang adaptif, yang memiliki
kemampuan untuk dapat mengelola alam demi mencapai kesejahteraan dalam tatanan
kehidupan. Masyarakat perdesaan sebenarnya memiliki potensi yang besar terlebih dari segi
sumber daya alam dan sumber daya sosial, namun belum dapat dioptimalkan dengan baik.
Rasa gotong royong antar masyarakat dapat menjadi kekuatan utama dalam membangun
perekonomian. Di Indonesia saat ini pemerintah berupaya untuk dapat mensejahterakan
masyarakat dengan konsep pembangunan yang berbasis ekonomi kreatif.
Konsep ekonomi kreatif apabila diterapkan di banyak desa di Indonesia akan mampu
mewujudkan cita-cita negara yaitu dengan adanya Desa Mandiri. Hal ini dikarenakan
tantangan ke depannya di Indonesia pada tahun 2025 akan mendapatkan bonus demografi.
Bonus demografi akan menjadi suatu ancaman apabila masyarakat tidak dapat mandiri secara
finansial, atau masih tergantung dengan daerah di sekitarnya. Menurut Menteri Desa,
Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, di Indonesia ke depannya
akan mengahadapi tantangan seperti desa tidak menjadi daya tarik penduduk, tingginya
urbanisasi dikarenakan sedikitnya lapangan pekerjaan di desa, serta masih tingginya jumlah
keluarga miskin (news.detik.com, 2015). Keadaan tersebut harus ditekan dengan cara
mendukung program ekonomi kreatif serta mengimplementasikannya. Dari hal tersebut maka
banyak hal yang perlu dipersiapkan antara lain: pengembangan dan pemanfaatan media
(goodnewfromIndonesia.id, 2017). Masyarakat desa harus dikembangkan untuk belajar
memanfaatkan teknologi terutama teknologi komunikasi demi memasarkan produk dari
ekonomi kreatif tersebut. Hal ini membutuhkan peran dari pemerintah daerah dikarenakan
saat ini masyarakat desa masih banyak yang sulit dalam mengakses dunia luar akibat dari
keterbatasan jaringan dan prasarana telekomukasi. Pemerintah Desa harus menyediakan
jaringan secara online serta membangun sistem aplikasi e-Government guna meningkatkan
kualitas pelayanan dan pengambilan keputusan (Hartono,2010) . Selain itu diperlukan juga
manajemen yang baik dalam pengelolaan ekonomi kreatif tersebut. Masyarakat desa
khususnya harus dibina untuk dapat memanajemen dari skala produksi hingga pembiayaan
dan pemasaran. Keberhasilan dari ekonomi kreatif ini tergantung dari kader-kader
pemberdayaan masyarakat desa (KPMD). KPMD dalam hal ini mempunyai fungsi untuk
dapat memfasilitasi masyarakat dalam penulisan usulan maupun pelaksanaan kegiatan (Hadi,
2013). Konsep pemberdayaan masyarakat desa dengan berbasis ekonomi kreatif merupakan
solusi terbaik untuk menghadapi tantangan masyarakat global ke depannya, bahkan untuk 10
tahun kemudian.
.
BAB III
PENUTUP
Page 7 of 11
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Ully Hikmah, dkk. 2017. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dari Desa Tertinggal
Menuju Desa Tidak Tertinggal (Studi Di Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo
Kabupaten Pati). Jurnal administrasi Publik (JAP) 2(12):7-11
As’ari, Ahmad Hisyam, dkk. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif
Melalui Pelatihan Pembuatan Produk Hiasan Dari Limbah Pohon Kopi (Studi Kasus
Pada Masyarakat Miskin Perkebunan Kopi Di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo
Kabupaten Jember). Artikel Ilmiah Mahasiswa.
Fauzan, Angga. 2016. Pengembangan Ekonomi Kreatif Lokal Desa Tuman dengan
Pendekatan Komunikasi Visual untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
Prosiding Seminar Nasional INDOCOMPAC.
Hadi, Andika Rismayanti, dkk. 2013. Peranan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
(Kpmd) Dan Partisipasi Masyarakat Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (Pnpm-Mp) Di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. JIIA
1(1): 66-72
Murni, Ruaida. 2014. Sumber Daya Dan Permasalahan Sosial Di Daerah Tertinggal: Kasus
Desa Patoameme, Kabupaten Boalemo. Sosio Konsepsia 4(1):260-273
Nandini, Rensi Mei. 2016. Dampak Usaha Ekonomi Kreatif Terhadap Masyarakat Desa
Blawe Kecamatan Purwoasri kabupaten Kediri. Jurnal Kebijakan dan Manajemen
Publik 4(1):1-11
Page 8 of 11
Ratya, Mega Putra. 2015. Ini Tiga Tantangan dalam Program Desa Membangun Indonesia.
https://news.detik.com/berita/3050182/ini-tiga-tantangan-dalam-program-desa-
membangun-indonesia. 26 Maret 2018 (00:56)
Tama, Dantika Ovi Era, dan Yanuardi. 2014. Dampak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Bagi Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul. S1 thesis, UNY