SEMARANG – Siswi kelas IX SMP Negeri 17, Rahma Sekar (14), memenangi
kontes kartun di Shanghai, Tiongkok. Rahma mendapatkan penghargaan dengan
titel “Bronze Prize” untuk kategori pelajar dalam kontes bertajuk FaceMi Humor
Cartoon Exhibition 2017.
Dalam kontes itu Rahma mengirimkan satu karyanya tentang ponsel pintar sesuai
tema yang dilombakan, yaitu “Better Internet Better Life”.
“Nggak nyangka. Padahal sekarang lagi jarang latihan. Soalnya lagi UAS. Senang
bisa menang,” kata siswi kelahiran Semarang, 16 April 2003.
Selain mendapat dukungan dari sekolah, Rahma juga selalu mendapat motivasi
dari orangtuanya. “Ayah Ibu bilang suruh ningkatin dan latihan terus. Pesan
teman-teman terus berlatih, banyak usaha jangan patah semangat,” ujar warga
Jangli, Tembalang itu.
Sementara itu, Guru Seni Rupa SMPN 17 Suratno merasa bangga mendengar
kabar tersebut. Dia mengatakan, cita-cita untuk melahirkan kartunis internasional
sudah membuahkan hasil. Ratno, demikian sapaannya, juga ikut di lomba
tersebut. Namun belum berhasil.
“Tapi saya lebih bangga karena murid saya yang menang. Artinya kaderisasi telah
berhasil.Untuk siswa yang lain supaya terus semangat mengikuti lomba,” katanya.
“Tahun 2018 targetnya mencapai 400 siswa ikut lomba kartun internasional. SMP
Negeri 17 diharapkan bisa mendominasi peserta lomba dan mengalahkan peserta
dari negara lain. Terima kasih kepada Kepala Sekolah yang terus mendukung
kegiatan kartun di sekolah,” katanya. (Nurul Izza)
Irfan, Siswa Taruna Nusantara Peraih "Grand Champion" Kontes Matematika Dunia
Irfan Urane Azis, siswa SMA Taruna Nusantara Magelang yang meraih medali emas dan
Grand Champion pada International Mathematic Contest (IMC) 2017, di Singapura, awal
Agustus 2017. Irfan ditemui di SMA Taruna Nusantara, Senin (14/8/2017).
(KOMPAS.com/Ika Fitriana)
Dia adalah Irfan Urane Azis (16) siswa kelas 11 sekolah tersebut. Irfan menggondol
medali emas pada kontes yang diikuti oleh lebih dari 1.000 pelajar perwakilan dari 14
negara itu. Irfan bahkan menjadi satu-satunya peserta yang meraih nilai tertinggi dari
seluruh peserta dan berhak menjadi Grand Champion pada kontes Matematika tingkat
dunia itu.
"Saya bangga bisa mempersembahkan prestasi ini untuk keluarga, sekolah, dan Indonesia
tentunya," ujar Irfan kepada Kompas.com ditemui di SMA Taruna Nusantara, Senin
(14/8/2017).
Remaja kelahiran Jakarta, 14 Juni 2001 ini menceritakan, pada kontes tersebut, setiap
peserta harus bisa menjawab 18 soal Matematika dalam waktu 60 menit. Materi soal
meliputi geometri, aljabar, teori bilangan, kombinatorik, dan sebagainya.
"Soal kombinatorik paling sulit, tapi paling sulit lagi mengatur waktunya karena harus
selesai dalam 1 jam," kisah putra kedua dari pasangan Irjen Pol Idham Azis (54) dan Fitri
Handari (42) ini.
Akan tetapi, bekal kedisiplinan yang diajarkan di SMA Taruna Nusantara telah
menjadikan Irfan pantang menyerah, sehingga ia mudah menaklukkan tantangan itu
selama berkompetisi. Irfan mengakui, seluruh peserta adalah lawan yang tangguh di
bidang Matematika, terutama dari China, Filipina, dan tuan rumah Singapura.
"Di SMA Taruna Nusantara sudah biasa teratur, bangun pagi, apel 5 kali, makan juga
harus selesai tepat waktu. Jadi kebiasaan di sekolah membantu saya menyelesaikan
masalah-masalah di luar, bagaimana kerja keras, mencari solusi sendiri, termasuk ketika
ikut kontes ini," katanya.
Irfan menyebutkan, kecintaannya pada pelajaran Matematika tumbuh sejak usia sekolah
dasar. Kemampuannya terus diasah saat ia masuk di SMP Negeri 2 Depok. Saat itu Irfan
bahkan sudah memenangi berbagai kontes Matematika tingkat dunia, antara lain di
Malaysia, Korea, China hingga India.
"Saya suka Matematika karena ada tantangan tersendiri. Rasanya puas kalau bisa
menyelesaikan soal yang rumit," ucapnya
Advertisment
Dia mengatakan, Irfan, prestasi-prestasi ini tidak mungkin diraih tanpa dukungan dari
kedua orang tua, keluarga dan pihak sekolah.
Usai lulus dari SMA Taruna Nusantara, Irfan bercita-cita meneruskan pendidikan di
Akademi Kepolisian (Akpol). Dia ingin mengabdi pada negara, seperti sang ayah yang
kini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Jakarta.
"Selama ikut kontes tingkat internasional, ini yang paling tinggi. Selebihnya kami dapat
emas, perak, perunggu dan prestasi lainnya. Tentu ini membanggakan bagi kami semua,"
ucap Iskandar.
Dia mengatakan di sekolah Taruna Nusantara , disiplin adalah makanan sehari-hari para
siswa. Sebab, dari disiplin akan membentuk dan membangun karakter siswa yang
pantang menyerah, kerja keras dan sungguh-sungguh.
"Jadi disiplin di sekolah diimplementasikan siswa ke luar. Kami tidak sekedar mendidik
secara akademik tapi juga kepribadian. Kami fasilitasi siswa yang punya kemampuan
atau minat masing-masing. Seperti bidang Matematika, kami sediakan guru, ruang kelas
sendiri dan lainnya," paparnya.
Sebagai bentuk apresiasi, pihaknya akan memberikan penghargaan kepada Irfan dan
siswa berprestasi lainnya menjelang peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI pada malam
17 Agustus 2017 mendatang di sekolah setempat.