Anda di halaman 1dari 14

JURNAL ISSN 2087-3271

EDUHEALTH Volume 5 Nomor 1, April 2015


Hubungan Pengetahuan Dan Keyakinan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Hepatitis-B
Uniject (Hb-U) Dengan Keputusan Mengikuti Program Imunisasi

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene (Kebersihan Mulut) Dengan
Kejadian Stomatitis Pada Bayi

Pengaruh Penggunaan Kb Suntik 3 Bulan Terhadap Peningkatan Nilai Indeks Massa


Tubuh Pada Akseptor Kbdidesa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten
Jombang

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Kemampuan Teknikal Perawat
Dalam Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Penderita Stroke

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif
Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir

Pengaruh Terapi Bermain Kolase Kartun Terhadap Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra
Sekolah Selama Prosedur Nebuleser Di Rumah Sakit Airlangga Jombang

Pengaruh Latihan Rom Aktif Terhadap Keaktifan Fisik Pada Lansia Di Dusun Karang
Templek Desa Andongsari Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Multipara Tentang Cara Menyusui Yang Benar Di Bidan
Praktek Mandiri Lilis Zanuarsih Sumobito Jombang

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Penderita Kusta Di Puskesmas


Jogoloyo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

Potensi Shalat Dengan Gerakan Isotonik Dan Isometrik Predominan Untuk Menurunkan
Kadar Glukosa Darah Postpandrial Pasien Diadetes Mellitus

Diterbitkan
Pengaruh Stimulasi Kutaneus (Slow oleh
Stroke : Massage) Terhadap Penurunan Nyeri
Back
Haid (Dismenorea) Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
ISSN 2087-3271

Jurnal Vol. 5 No. 1 Hal. Jombang ISSN


EduHealth 68-148 April 2015 2087-3271
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 5

DAFTAR ISI

No Judul Halaman
1. Hubungan Pengetahuan Dan Keyakinan Ibu Tentang Pemberian 7 – 13
Imunisasi Hepatitis-B Uniject (Hb-U) Dengan Keputusan Mengikuti
Program Imunisasi

Mukhoirotin, Slamet Puji Ismawanto


2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Oral Hygiene 15 – 19
(Kebersihan Mulut) Dengan Kejadian Stomatitis Pada Bayi

Ana Farida Ulfa dan M Badrus Salim

3. Pengaruh Penggunaan Kb Suntik 3 Bulan Terhadap Peningkatan 20 – 27


Nilai Indeks Massa Tubuh Pada Akseptor Kbdidesa Kepuhkembeng
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

Kurniawati dan Wulan Andrie

4. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan 28 – 33


Kemampuan Teknikal Perawat Dalam Pelaksanaan Oral Hygiene
Pada Penderita Stroke

Abdul Ghofar dan Mokhamad Imam Subeqi


5. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu 34 – 40
Tentang ASI Eksklusif Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi 0-6
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir

Zakiah dan Sri Banun Titi Istiqomah


6. Pengaruh Terapi Bermain Kolase Kartun Terhadap Tingkat 41 – 50
Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Selama Prosedur Nebuleser Di
Rumah Sakit Airlangga Jombang

Umi Azizah Kusuma Ningrum dan Nasrudin


7. Pengaruh Latihan Rom Aktif Terhadap Keaktifan Fisik Pada Lansia Di 51 – 59
Dusun Karang Templek Desa Andongsari Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember

Junaidi Imron dan Susi Wahyuning Asih


8. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Multipara Tentang Cara 60 – 65
Menyusui Yang Benar Di Bidan Praktek Mandiri Lilis Zanuarsih
Sumobito Jombang

Dian Puspita Yani


JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 6

9. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Penderita 66 – 74


Kusta Di Puskesmas Jogoloyo Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang
Nasrudin

10. Potensi Shalat Dengan Gerakan Isotonik Dan Isometrik 75 – 81


Predominan Untuk Menurunkan Kadar Glukosa Darah
Postpandrial Pasien Diadetes Mellitus
Mukhamad Rajin, Zulfa Khusniyah, Andi Yudianto,
Muhammad Zulfikar Asumta
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 41

PENGARUH TERAPI BERMAIN KOLASE KARTUN TERHADAP


TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA
PROSEDUR NEBULESER DI RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

Umi Azizah Kusuma Ningrum1, Nasrudin2

Stikes Bahrul Ulum Jombang, FIK Unipdu Jombang


E-Mail :umiazizahkn@yahoo.com

ABSTRAK

Hospitalisasi merupakan krisis bagi anak, terutama karena adanya stress,


ketakutan dan kecemasan sehingga bila tidak ditangani segera maka anak akan
melakukan penolakan terhadap perawatan dan pengobatan yang diberikan.
Intervensi yang dapat diberikan pada anak yang kurang kooperatif untuk
dilakukan tindakan keperawatan yaitu dengan memberikan permainan terapeutik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bermain kolase
kartun terhadap tingkat koopearatif anak usia pra sekolah selama prosedur
nebuleser di Rumah Sakit Airlangga Jombang.

Penelitian ini menggunakan metode Quasy Experimental Pretest-Postest Control


Group Design, dengan jumlah sampel sebanyak 20 responden yang dibagi
menjadi 10 kelompok perlakuan dan 10 kontrol dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi
Check List dan selanjutnya ditabulasi dengan menggunakan distribusi frekuensi
dan di uji menggunakan uji T test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukan antara kelompok perlakuan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi bermain kolase berdasarkan uji T test didapatkan nilai
signifikansi 0,000, dengan demikian Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh
bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif anak pra sekolah selama
prosedur nebuleser di Rumah Sakit Airlangga.

Ada pengaruh dari teknik bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif anak,
di karenakan bermain akan mengurangi stress dan ketakutan anak selama
menjalani hospitalisasi sehingga anak akan berespon positif dan mau menerima
tindakan keperawatan.

Kata kunci : anak usia pra sekolah, bermain kolase, tingkat kooperatif
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 42

ABSTRACT

Hospitalization is a crisis for children, mainly due to stress, fear and anxiety so
that if not addressed immediately, the child will make a rejection of the care and
treatment given. Interventions that can be given to children less cooperative to do
that is by giving nursing therapeutic games. The aim of this study was to
determine the effect of therapy on the level of play collage cartoon koopearatif
preschool children during the procedure at the Hospital nebuleser Airlangga
Jombang.

This study uses squash Experimental Pretest-Posttest Control Group Design, with
a total sample of 20 respondents were divided into 10 groups and 10 controls
using purposive sampling technique. Data collected by observation Check List
and then tabulated using frequency distribution and the test using test T test with
significance level α = 0.05.

These results indicate the treatment group before and after therapy play a collage
based on test T test was found to be 0,000, so Ho rejected, which means that there
is an influence on the level of play collage cartoon cooperative pre-school
children during the procedure at the Hospital nebuleser Airlangga.

There is an effect of the collage technique of playing against the cooperative


cartoon children, because play will reduce the stress and anxiety of children
during their hospitalization so that the child will respond positively and will
receive nursing.

Keywords: pre-school age children, play collage, cooperative level


JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 43

PENDAHULUAN mengendalikan kondisi stress


Saat anak mengalami sakit (Subardiah, 2009).
dan dirawat di rumah sakit Bermain pada anak sama
merupakan suatu bentuk krisis atau dengan bekerja pada orang dewasa,
stressor utama yang terlihat pada dan merupakan salah satu cara yang
anak. Anak-anak sangat rentan efektif untuk menurunkan stress pada
terhadap krisis penyakit dan anak, dan juga penting untuk
hospitalisasi yang disebabkan oleh mensejahterakan mental dan
adanya stress akibat perubahan emosional anak. Bermain diyakini
keadaan sehat dan rutinitas mampu untuk menghilangkan
lingkungan di rumah sakit, serta berbagai batasan, hambatan dalam
keterbatasan anak dalam mekanisme diri, stress dan frustasi. Karena
pertahanan untuk menghadapi bermain memiliki efek healing
stressor (Wong et al, 2009). (penyembuhan) dengan adanya sifat
Penyebab stress yang utama pada katarsis dan kompensasi, menjadikan
anak yang mengalami hospitalisasi aktifitas bermain kini berkembang
adalah perpisahan dengan orang tua, menjadi metode terapi. Menurut
tidak bisa mengendalikan diri, Wong (2008) salah satu fungsi
adanya cedera pada tubuh, serta bermain yaitu untuk perkembangan
nyeri. Hal ini dipengaruhi oleh intelektual melalui eksplorasi dan
beberapa faktor antara lain usia manipulasi, anak-anak belajar
perkembangan, pengalaman mengenali warna, bentuk, ukuran,
sebelumnya tentang penyakit, tekstur dan fungsi objek-objek.
perpisahan dengan orang tua, Kegiatan seperti puzzle dan
hospitalisasi, kemampuan dalam permainan lainnya membantu
mekanisme pertahanan diri, tingkat mereka mengembangkan
keparahan penyakit, serta sistem kemampuan menyelesaikan masalah.
pendukung yang tersedia (Wong et Salah satu permainan lain
al, 2009). yang mempunyai manfaat dalam
Hasil penelitian menunjukkan melatih anak menyelesaikan
bahwa hospitalisasi menyebabkan masalahnya yaitu kolase. Permainan
anak kehilangan pengendalian diri keterampilan melengkapi gambar
karena harus menyesuaikan diri menggunakan stiker atau bahan-
dengan rutinitas rumah sakit dan bahan berwarna. Akibat melihat
menyebabkan ketakutan pada anak gambar, anak akan tertarik dan tidak
(Coyne, 2006). Penelitian lain lekas bosan. Dengan bermain kolase,
menyatakan bahwa pengalaman anak anak belajar untuk menyelesaikan
pra sekolah yang perna dirawat masalah yang mengasyikkan yang
sebelumnya akan mempengaruhi membuat anak tanpa sadar
respon anak terhadap hospitalisasi. sebenarnya sedang dilatih untuk
Pengalaman ini dapat memberikan memecahkan sebuah masalah. Bila
gambaran kepada anak tentang apa anak mampu menyelesaikannya,
yang akan dialaminya sehingga akan akan mendapatkan kepuasan
mempengaruhi respon anak dalam tersendiri. Dalam dirinya tumbuh
menghadapi tindakan yang kepercayaan diri kalau dia mampu
menyakitkan dan kemampuan menyelesaikannya dengan baik.
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 44

Kepercayaan diri sangat positif untuk dan yang mendapat terapi nebuleser
menambah daya kreativitas anak sebanyak 20 anak. Data jumlah
karena membuat anak tidak takut pasien anak 6 bulan terakhir tahun
dalam menghadapi atau melakukan 2014 sebanyak 515, anak dengan
sesuatu (Sugiarto, 2008). usia pra sekolah sebanyak 73 anak
Studi pendahuluan dan yang mendapat terapi nebuleser
dilaksanakan tanggal 1 - 12 Juli berjumlah 15 anak.
2014 di Rumah Sakit Airlangga Salah satu upaya perawat
kabupaten Jombang melalui dalam memberikan asuhan
observasi terhadap 8 pasien anak keperawatan pada anak dengan
umur 3-6 tahun di ruang Arofah, menciptakan lingkungan terapeutik,
Mudzdalifah, Mina, Multazam dan menarik mulai dari warna tembok,
terhadap perawat di setiap Nurse seragam perawat dan hal-hal lainnya
Station. Dari hasil observasi untuk menghindari trauma pasien
didapatkan data bahwa terdapat 5 (Nursalam. dkk, 2005). Penanganan
pasien anak yang tidak kooperatif anak ketika mengalami pengobatan
terhadap tindakan seperti saat di rumah sakit harus diupayakan agar
perawat datang untuk pengukuran anak merasa baik ketika dilakukan
tanda-tanda vital, pemberian terapi perawatan dalam proses
nebuleser tanpa ada terapi bermain penyembuhan sakitnya. Hal ini dapat
kolase, pengambilan darah untuk cek dlakukan dengan berbagai cara,
laboratorium, pemberian obat injeksi diantaranya adalah dengan
intra vena. Semua anak memberikan memberikan permainan yang sangat
respon bervariasi ada yang menangis, disukai pada anak disela-sela proses
berontak, memeluk ibunya, bahkan penyembuhan penyakitnya. Dari
menyuruh perawat untuk keluar dari upaya tersebut peneliti mencoba
ruangan, serta berteriak minta memodifikasi alat nebuleser dengan
pulang. Dari hasil wawancara menempelkan bentuk kartun yang
terhadap perawat disetiap Nurse menarik dan akrab bagi anak.
Station didapatkan data bahwa orang Penelitian ini bertujuan untuk
tua diperbolehkan menemani anak mengetahui Pengaruh Terapi
selama perawatan di rumah sakit, Bermain Kolase Bentuk Kartun
tidak terdapat ruang bermain, Terhadap Tingkat Kooperatif Anak
modifikasi lingkungan seperti Usia Pra Sekolah(3 – 6 tahun)
dinding bergambar hanya ada satu Selama Prosedur Nebuleser di
ruangan, sprei bermotif, alat Rumah Sakit Airlangga Jombang.
kesehatan yang bermotif, serta rompi
bermotif belum diterapkan METODOLOGI PENELITIAN
diruangan. Data dari rekam medis Desain penelitian yang
Rumah Sakit Airlangga Jombang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan jumlah pasien usia pra adalah Quasy Experimental Pretest-
sekolah dari bulan Januari sampai Postest Control Group Design.
Desember 2013 sebanyak 227(31%) Teknik sampling yang digunakan
dari jumlah total 717 anak yang dalam penelitian ini adalah purposive
dirawat diruang Arofah, sampling, Adapun kriteria sampel
Mudzdalifah, Mina dan Multazam dalam penelitian ini adalah Pasien
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 45

anak yang mendapat terapi nebuleser penyakit penyulit, seperti multiple


pertama kalinya, kondisi sadar, Hari fraktur, Pasien anak dengan
pertama masuk rumah sakit, Belum manifestasi klinis perilaku kacau,
pernah mendapatkan terapi bermain seperti syndrome down, hiperaktif,
kolase sebelumnya. Kriteria eksklusi autis. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Pasien pada penelitian ini adalah observasi
anak dalam pengawasan check list. Analisa data dengan uji
khusus/isolasi, seperti luka bakar, statistic Uji T test dengan tingkat
meningitis, Pasien anak dengan kemaknaan α = 0,05

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Rumah Sakit


Airlangga
No Umur Perlakuan Kontrol
Jumlah % Jumlah %
1 3 tahun 2 20 1 10
2 4 tahun 4 40 4 40
3 5 tahun 3 30 4 40
4 6 tahun 1 10 1 10
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 5.1 sebagian besar responden berumur 4
menunjukkan bahwa pada kelompok dan 5 tahun tahun (40%).
perlakuan sebagian besar responden
berumur 4 tahun sebanyak 4 orang
(40%), dan pada kelompok kontrol

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit


Airlangga
No Jenis Kelamin Perlakuan Kontrol
Jumlah % Jumlah %
1 Laki-laki 4 40 5 50
2 Perempuan 6 60 5 50
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data Primer, 2014
orang (60%), dan pada kelompok
Berdasarkan Tabel 5.2 kontrol sebagian besar responden
menunjukkan bahwa pada kelompok dengan jenis kelamin sama antara
perlakuan sebagian besar dengan laki-laki dan perempuan sama yaitu 5
jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (50%).
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 46

Tingkat kooperatif anak sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan


pada kelompok kontrol

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Kooperatif Sebelum Diberikan Terapi Bermain


Kolase Kartun pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan di
Rumah Sakit Airlangga

No Tingkat Kooperatif Kelompok Total


Perlakuan Kontrol
∑ % ∑ % ∑ %
1 Sikap negatif 6 30 6 30 12 60
2 Sikap positif 4 20 4 20 8 40
Jumlah 10 50 10 50 20 100
Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 5.3 menunjukkan merupakan suatu proses yang tidak


bahwa antara responden pada terpisahkan dalam sepanjang
kelompok perlakuan dengan kehidupan anak. Bagi anak bermain
responden pada kelompok kontrol merupakan seluruh aktifitas anak
mempunyai proporsi yang sama termasuk bekerja, kesenangannya,
tingkat kooperatif sikap positif dan merupakan metode bagaimana
sebanyak 4 anak (20%) dan pada mereka mengenal dunia. Bermain
kelompok kontrol tingkat kooperatif tidak hanya sekedar mengisi waktu,
sikap positif sebanyak 4 anak (20%). tetapi merupakan kebutuhan anak
Penyakit dan hospitalisasi seperti halnya makan, perawatan,
merupakan krisis bagi anak, terutama cinta kasih dan lain-lain. Perawat
karena adanya stress akibat dapat menggunakan intervensi
perubahan lingkungan dan kondisi permainan terapeutik untuk
dari sehat menjadi sakit, serta anak menurunkan stress akibat ketakutan
mempunyai keterbatasan dalam dengan menggunakan bermacam-
mekanisme koping dalam macam permainan.
menghadapi stressor (Wong et al, Ketidak kooperatifan anak
2009). Perawatan anak di rumah dalam menjalani hospitalisasi
sakit dapat berdampak jangka diantaranya dikarenakan faktor usia
pendek dan jangka panjang. Dampak dan jenis kelamin. Pada usia 4-5
jangka pendek berupa ketakutan dan tahun anak akan menunjukkan
kecemasan sehingga bila tidak peningkatan sikap kooperatif, selain
ditangani segera maka anak akan itu pengalaman masa lalu terhadap
melakukan penolakan terhadap hospitalisasi juga menjadi salah satu
perawatan dan pengobatan yang faktor tingkat kooperatifan anak.
diberikan. Anak yang pernah dihospitalisasi
Oleh karena itu diperlukan dengan pengalaman yang
fokus intervensi keperawatan dalam menyenangkan, maka anak akan
upaya mengatasi masalah yang lebih kooperatif kepada dokter dan
timbul pada anak salah satunya perawat.
dengan terapi bermain. Bermain
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 47

Tingkat kooperatif pasien setelah dilakukan terapi bermain kolase kartun

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Kooperatif Sesudah Diberikan Terapi Bermain


Kolase Kartun pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan di
Rumah Sakit Airlangga

No Tingkat Kooperatif Kelompok Total


Perlakuan Kontrol
∑ % ∑ % ∑ %
1 Sikap negatif 2 10 4 20 6 30
2 Sikap positif 8 40 6 30 14 70
Jumlah 10 50 10 50 20 100
Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan Tabel 5.4 tujuan terapeutik menempatkan anak


menunjukkan proporsi tingkat pada posisi yang berperan aktif dan
kooperatif setelah diberikan terapi memberikan mereka kesempatan
bermain sebagain besar kelompok untuk memilih (Hockenberry &
perlakuan dengan tingkat kooperatif Wilson, 2007).
sikap positif sebanyak 8 anak (40%) Beberapa fungsi bermain di
yang lebih besar presentasinya jika rumah sakit yaitu: menyediakan
dibandingkan dengan tingkat hiburan, membantu anak merasa
kooperatif anak yang kooperatif pada lebih aman terhadap lingkungan
kelompok kontrol sebanyak 6 anak yang asing, mengurangi stress
(30%). perpisahan dan perasaan rindu,
Beberapa fungsi bermain di menghilangkan ketegangan dan
rumah sakit yaitu: menyediakan mengekspresikan perasaan,
hiburan, membantu anak merasa mendorong interaksi dan
lebih aman terhadap lingkungan mengembangkan sikap positif
yang asing, mengurangi stress terhadap orang lain, memberikan
perpisahan dan perasaan rindu, pengalaman terhadap ide yang
menghilangkan ketegangan dan kreatif, memfasilitasi pencapaian
mengekspresikan perasaan, tujuan terapeutik menempatkan anak
mendorong interaksi dan pada posisi yang berperan aktif dan
mengembangkan sikap positif memberikan mereka kesempatan
terhadap orang lain, memberikan untuk memilih (Hockenberry &
pengalaman terhadap ide yang Wilson, 2007).
kreatif, memfasilitasi pencapaian
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 48

Pengaruh terapi bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif anak


usia pra sekolah terhadap tindakan nebuleser di Rumah Sakit Airlangga

Tabel 5.5 Pengaruh Terapi Bermain Kolase Kartum Terhadap Tingkat


Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Selama Prosedur Nebuleser.

Tingkat Kelompok perlakuan Total T= 8,963;


kooperatif Sebelum Sesudah
F % f % f % P-value
Negatif 6 30 2 10 8 40 = 0,000;
Positif 4 20 8 40 12 60
Jumlah 10 50 10 50 20 100 α = 0,05
Sumber : Data
Primer, 2014
Berdasarkan tabel 5.5 dalam menghadapi pengobatan dan
menunjukkan bahwa antara manfaat jangka panjang membantu
kelompok perlakuan sebelum dan perkembangan respon perilaku lebih
sesudah dilakukan terapi bermain positif untuk menggambarkan
kolase terdapat peningkatan sikap pengalaman pengobatan (Koller,
positif menjadi 8 responden (40%). 2008).
Berdasarkan hasil analisa Pemberian terapi bermain
menggunakan uji T test pada tingkat sangat membantu anak-anak dalam
kemaknaan α = 0,05 didapatkan menjalani proses hospitalisasi.
bahwa ρ < α atau 0,00< 0,05 maka Ketika anak menjalanai hospitalisasi
H1diterima atau H0 ditolak artinya anak akan mengalami kecemasan
ada pengaruh bermain kolase kartun dan ketakutan sehingga bila tidak
terhadap tingkat kooperatif anak. ditagani maka anak akan melakukan
Permainan terapeutik ini penolakan terhadap perawatan.
berada pada bentuk yang kecil, Keadaan ini akan berpengaruh
berfokus pada bermain sebagai terhadap lamanya hari rawat. Dengan
mekanisme perkembangan dan diberikan terapi bermain akan
peristiwa yang kritis seperti mengurangi stress akibat perpisahan,
hospitalisasi. Manfaat permainan mengurangi ketegangan dan anak
terapeutik adalah menurunkan stress akan mau untuk dilakukan tindakan
psikologis dan fisiologis yang keperawatan.
merupakan tantangan bagi anak

KESIMPULAN DAN SARAN


Perbedaan antara kelompok pra sekolah selama prosedur
perlakuan dan kontrol menunjukkan nebuleser. Berdasarkan hasil
adanya pengaruh yang signifikan penelitian penulis dapat
pada kelompok perlakuan, hal ini menyarankan apabila terdapat pasien
membuktikan bahwa ada pengaruh anak yang tidak kooperatif selama
terapi bermain kolase kartun prosedur tindakan nebuleser, terapi
terhadap tingkat kooperatif anak usia bermain kolase kartun ini bisa
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 49

dijadikan protap untuk bisa nursing. St. Louis: Mostby


mengatasi masalah tersebut. An Affilite of Elsevier inc.
Hurlock, E. 1998. Perkembangan
DAFTAR PUSTAKA anak. Jilid I. Edisi 6.
Jakarta: Erlangga.
Aryani dkk. 2009. Prosedur klinik
keperawatan pada mata Kolcaba, K. & Dimarco, M. A. 2005.
ajar kebutuhan dasar Comfort theory and its
manusia. Jakarta: CV. Trans application to pediatric
Info Medika. nursing. Journal Pediatric
Nursing, 187-194.
Awanbiru, 2009. Pengertian
kartun.htto://awanbiru- Muscari, M. E. 2005. Keperawatan
awan,blogspot, Pediatric. Edisi 3. Jakarta:
com/2009/10/pengertian- EGC.
kartun.html. diakses tanggal Muthu, M. S. & Sivakumar, N. 2009.
20 Juli 2014 jam 15.43 wib. Pediatric dentistry:
Budiono, MA. 2005. Kamus besar Principle & practice.
bahasa Indonesia. Jakarta: Edisi 1. New Delhi:
Depdiknas. Elsevier.
Cahyaningrum, D.S. 2011. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Pertumbuhan penelitian kesehatan.
perkembangan anak dan Jakarta: Rineka Cipta.
remaja. Jakarta: CV. Trans
Info Media. Nursalam, Rekawati, S. & Utami, S.
2005. Asuhan keperawatan
Coyne, I. 2006. Children experiences bayi dan anak. Jakarta:
of hospitalization. Journal Salemba Medika.
of child health care, 326-
336. Nursalam. 2011. Konsep &
Penerapan Metodologi
Dharma, K. K. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu
penelitian keperawatan: Keperawatan Pedoman
Panduan melaksanakan dan skripsi, Tesis dan Instrumen
menerapkan hasil Penelitian Keperawatan.
penelitian. Jakarta: CV. Jakarta: Salemba Medika.
Trans Info Media.
Potter, P. A. & Perry, A. G. 2009.
Hidayat, A. A. A. 2005. Pengantar Fundamental keperawatan.
ilmu keperawatan anak I. Edisi 7. Jakarta: Salemba
Jakarta: Salemba. Medika.
Hidayat, A. A. A. 2008. Buku saku Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
praktik keperawatan anak. Riset Keperawatan,
Jakarta: EGC. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hockenberry, J. M, & Wilson, D.
2009. Essential of pediatric
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 50

Subardiah, P. I. 2009. Pengaruh Sumanto, 2005. Pengembangan


permainan terapeutik kreativitas seni rupa anak
terhadap kecemasan, pra sekolah. Jakarta:
kehilangan kontrol, dan Departemen Pendidikan
ketakutan anak pra sekolah Nasional. Supartini, Y.
selama dirawat di RSUD (2004). Buku ajar: Konsep
Lampung. (Tidak dasar keperawatan anak.
dipublikasikan). Depok: Jakarta: EGC.
Fakultas Ilmu Keperawatan Sunaryo, 2004. Psikologi untuk
Universitas Indonesia. keperawatan. Jakarta: EGC.
Subandi, A. 2012. Pengaruh Supartini, Y. 2004. Buku ajar:
Pemasangan Spalk Bermotif Konsep dasar keperawatan
Terhadap Tingkat anak. Jakarta: EGC.
Kooperatif Anak Usia Pra
Sekolah Selama Prosedur Tomey, A. M & Alligood, M.R.
Injeksi IV di RS Wilayah 2006. Nursing theory and
Kabupaten Cilacap. (Tidak their work. USA: Mosby
dipublikasikan). Depok: Elsevier.
Fakultas Ilmu Keperawatan Videbeck, S. L. 2008. Buku ajar
Universitas Indonesia. keperawatan jiwa. (Renata
Sugiarto, I. 2008. Jelaskan prosedur Komalasari & Alfrina Hany,
medis agar anak tak lagi Penerjemah). Jakarta: EGC.
menangis. Diakses Wong, D. I., Hockenberry, M.,
darihttp://www.tabloidnakit Eaton, Wilson, D., Winkelstein, M.
a.com/artikel.php3?edisi=05 L. & Schwartz, P. 2009. Buku ajar:
223&rubrik=prasekolah Keperawatan pediatrik. Edisi 6.
diakses tanggal 12 Juli (Alih bahasa: Hartono, A.,
2014. Kurnianingsih, S., & Setiawan).
Jakarta: EGC
.

.
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 1, APRIL 2015 51

Anda mungkin juga menyukai