Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No.

1: 35 - 42

PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP KOEFISIEN DIFUSI DAN


SIFAT FISIK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)
[PHYSIOLOGY CHARACTERISTICS OF MANGOSTEEN
(Garcinia Mangostana L.) AT MODIFIED ATMOSPHERE CONDITION]
Oleh :
Nanik Agustina1, Sri Waluyo2, Warji3, Tamrin4
1) Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
2,3,4)Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
komunikasi penulis, email : Nanikagustina1628@yahoo.com
Naskah ini diterima pada 1 Maret 2013; revisi pada 24 April 2013;
disetujui untuk dipublikasikan pada 3 Mei 2013

ABSTRACT
The entry of water into seed until reached saturation point on the soaking process at room temperature, in
common, may take more than one day. Mean while, longer soaking time can cause microbial contamination
and may influence product quality in term of color, taste, and smell. Soaking in warmer liquid method is a
common method used for shortening the soaking time. The objective of this research was to determine the
effect of soaking temperature on the coefficient of diffusion and on the physical properties of Kidney bean
(Phaseolus vulgaris L.). The research was conducted at 5 different soaking temperatures: 28 oC (control), 35
oC, 40 oC, 45 oC, and 50 oC, with 3 replications for each treatment. The parameters measured were dimensions

of specimen, weight of specimen during soaking. The diffusivity of water were than derived from water
content data. The results showed that the higher the soaking temperature, the faster the change of
dimensions, weight, and water content. The coefficient of water diffusion of kidney bean at soaking
temperatures: 28 oC, 35 oC, 40 oC, 45 oC, and 50 oC, was 12,91 x 10-11 m2/s; 6,42 x 10-11 m2/s; 25,64 x 10-11
m2/s; 60,20 x 10-11 m2/s and 48,24 x 10-11 m2/s, respectively. It showed that the higher temperature, the
faster the water diffusion rate and it follows exponential equation = 0,7272 , with the coefficient of
determination, R2 = 0,643.

Keywords: Kidney bean, soaking temperature, coefficient of water diffusion, physical properties

ABSTRAK
Masuknya air ke dalam biji-bijian hingga mencapai titik jenuh pada proses perendaman dengan suhu
lingkungan membutuhkan waktu lebih dari satu hari. Perendaman yang terlalu lama dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba sehingga berpengaruh terhadap kualitas produk, misalnya warna, rasa, dan bau.
Metode perendaman dengan air hangat merupakan metode umum yang digunakan untuk mempersingkat
waktu perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu perendaman terhadap
koefisien difusi air dan sifat fisik kacang merah (Phaseolus vulgaris L.). Penelitian ini dirancang pada 5
perlakuan suhu: 28 oC (kontrol), 35 oC, 40 oC, 45 oC, dan 50 oC dengan 3 ulangan untuk masing-masing
perlakuan. Parameter yang diukur adalah perubahan dimensi dan perubahan bobot bahan selama
perendaman. Data perubahan kadar air bahan digunakan untuk mencari koefisien difusi air kacang
merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu perendaman, semakin cepat
peningkatan dimensi, berat, dan kadar airnya hingga akhirnya mencapai titik jenuh. Koefisien difusi air
kacang merah pada perendaman air bersuhu 28 oC, 35 oC, 40 oC, 45 oC, dan 50 oC, berturut-turut adalah
12,91 x 10-11 m2/s; 6,42 x 10-11 m2/s; 25,64 x 10-11 m2/s; 60,20 x 10-11 m2/s dan 48,24 x 10-11 m2/s. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu perendaman, maka semakin cepat laju difusinya
mengikuti persamaan eksponensial = 0,7272 , dengan koefisien determinasi, R2 = 0,643.

Kata Kunci: Kacang merah, perendaman, suhu, koefisien difusi, sifat fisik

35
Pengaruh suhu perendaman terhadap.... (Nanik agustina, Sri waluyo, Warji, dan Tamrin)

I. PENDAHULUAN II. BAHAN DAN METODE

Kacang merah atau kacang jogo (kacang Alat yang digunakan dalam penelitian ini
buncis tipe tegak) termasuk famili adalah water bath (Tipe Digiterm 200 merek
Leguminosa genus Phaseolus, dan spesies P selecta), timbangan analitik OHAUS (Triple
Vulgaris (Rachmawan, 2001). Kacang merah beam balance 2610 g 5 lb 2oz), timbangan
merupakan tanaman semak yang tegak dan digital OHAUS (Adventurer cap 2010 g),
ada yang merambat. Tinggi tanaman kacang stopwatch, oven listrik (Venticell),
merah sekitar 3,5 – 4,5 meter, warna biji thermometer, cawan, digital caliper, gelas
bertotol-totol merah tua dan buahnya ukur, dan kertas tisu. Bahan yang digunakan
berbentuk polong memanjang, sedikit lebih dalam pengujian adalah biji kacang merah
panjang dibandingkan buncis. Jumlah biji varietas lokal yang dibeli dari pasar
kacang merah sekitar 2-3 biji dalam satu tradisional di Bandar Lampung.
polongnya (Zebua, 2009).
Sebelum dilakukan perendaman, kacang
Kacang merah kering merupakan sumber merah disortir untuk memperoleh sampel
protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, yang seragam, bebas kotoran dan kerusakan.
vitamin B, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat Sebanyak 500 g kacang merah diambil untuk
besi. Kacang merah memiliki kandungan setiap perlakuan. Sebelum direndam,
lemak dan natrium yang sangat rendah, sebanyak 10 biji kacang merah diambil
mengandung sedikit lemak jenuh, serta secara acak untuk menentukan kadar air
bebas kolesterol. Khasiat kacang merah awalnya dengan menggunakan metode
tersebut dapat diperoleh secara sempurna gravimetri. Kadar air bahan dihitung dengan
dengan cara pengolahan terlebih dahulu, persamaan:
yaitu dengan perebusan dan perendaman. W −W
Perebusan dan perendaman tersebut perlu M(% ) = x 100 % … … … (1)
W
dilakukan untuk menghilangkan
kemampuan kacang merah memproduksi dan
gas dalam usus yang dapat menyebabkan
perut kembung (Anonim, 2010). M(% ) = x 100 % … … … (2)

Masuknya air ke dalam biji-bijian hingga dengan :


mencapai titik jenuh pada proses M (%bk) : kadar air basis kering (%)
perendaman membutuhkan waktu yang M (%bb) : kadar air basis basah (%)
cukup lama (Engels dkk., 1986 dalam W0 : berat awal kacang merah (g)
Kashaninejad dkk, 2009). Perendaman biji- W1 : berat kacang merah setelah
bijian pada suhu ruang dengan waktu yang dikeringkan (g)
lama dapat beresiko besar terkontaminasi
mikroba dan dapat berpengaruhi terhadap Semua perlakuan di atas dilakukan tiga kali
kualitas produk, misalnya warna, rasa, dan ulangan. Sisa sampel selanjutnya direndam
bau (Bello dkk., 2004). Metode umum yang dalam water bath yang suhunya diatur
digunakan untuk mempersingkat waktu sesuai dengan desain rancangan. Desain
perendaman yaitu metode perendaman rancangan dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan air hangat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu
perendaman terhadap koefisien difusi air
dan sifat fisik kacang merah.

36
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 35 - 42

Tabel 1. Variasi suhu dan waktu perendaman III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan Suhu Waktu Interval
(°C) (menit) waktu 3.1. Pengaruh Suhu Perendaman
pengamatan Terhadap Perubahan Dimensi Kacang
(menit) Merah
PI (kontrol) 28 600 30
P2 35 500 25 Data menunjukkan bahwa perendaman
P3 40 400 20
P4 45 300 15
kacang merah mengakibatkan dimensi
P5 50 200 10 kacang merah (panjang, tinggi, dan lebar)
Setiap interval waktu pengamatan, sebanyak menjadi lebih besar dan akhirnya mencapai
10 biji kacang merah diambil dan diukur dimensi maksimum. Perubahan dimensi
dimensi dan beratnya, setelah itu kacang tersebut dikarenakan masuknya air ke dalam
merah tidak dikembalikan lagi ke dalam air kacang merah melalui proses difusi.
perendaman. Semua perlakuan tersebut Sebagaimana diketahui, kacang-kacangan
dilakukan tiga kali ulangan dan nilai mengandung banyak granula pati yang
reratanya digunakan sebagai data analisis. tersusun dari amilosa (berpilin) dan
Posisi perendaman kacang merah dalam amilopektin (bercabang) (Harper, 1990
water bath dapat dilihat pada Gambar 1. dalam Putra, 2008). Masuknya air ke dalam
kacang merah dapat merusak kristalinitas
E amilosa dan merusak helix sehingga granula
membengkak, sedangkan suhu yang panas
A dapat menyebabkan pembengkakan yang
B tinggi dan proses reaksi yang lebih cepat.
Perubahan dimensi kacang merah selama
C
perendaman pada berbagai suhu dapat
D dilihat pada Gambar 2, 3, dan 4.
35,0
Pertambahan Panjang (%)

Keterangan : 30,0
A : Panel pengatur suhu
25,0
B : Tangki air
C : Heater dengan thermostat 20,0
T= 28 °C
D : Kacang merah 15,0 T= 35 °C
E : Thermometer
10,0 T= 40 °C
T= 45 °C
Gambar 1. Perendaman biji kacang merah di 5,0 T= 50 °C
dalam water bath
0,0
Perubahan kadar air kacang merah dari hasil 0 100 200 300 400 500 600
Waktu Perendaman (menit)
pengamatan selanjutnya digunakan untuk
mendapatkan nilai koefisien pembasahan (k) Gambar 2. Grafik pertambahan panjang
dan kadar air setimbang (Ms) dengan cara kacang merah selama
metode kuadrat terkecil. Setelah perendaman pada suhu yang
mendapatkan nilai koefisien pembasahan berbeda.
dan kadar air setimbang, maka dapat
digunakan untuk menghitung koefisien difusi
(D) dengan menggunakan persamaan (3)
berikut :

k r
D= … … … (3)
4

Dimana r adalah jari-jari biji dan k adalah


koefisien pembasahan.

37
Pengaruh suhu perendaman terhadap.... (Nanik agustina, Sri waluyo, Warji, dan Tamrin)

35,0

30,0
Pertambahan Lebar (%)

25,0
T= 28 °C
20,0
T= 35 °C
15,0
T= 40 °C
10,0 T= 45 °C
5,0 T= 50 °C

0,0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu Perendaman (menit)

Gambar 3. Grafik pertambahan lebar kacang merah selama perendaman


pada suhu yang berbeda.

Sebagaimana ditunjukkan Gambar 2, 3, dan Semakin lama perendaman, perubahan


4, perubahan dimensi kacang merah pada dimensi kacang merah melambat hingga
menit-menit awal perendaman dengan suhu akhirnya tidak berubah lagi (jenuh atau
28oC belum begitu terlihat, sedangkan di titik mencapai kesetimbangan). Hal tersebut
awal perendaman dengan suhu 35oC, 40oC, dipahami karena waktu perendaman yang
45oC dan 50oC peningkatan dimensi tampak semakin lama akan memberikan kesempatan
berubah signifikan. Hal tersebut yang lebih lama bagi air untuk masuk ke
dikarenakan saat menit ke-30 pada dalam seluruh bagian kacang merah hingga
perendaman bersuhu 28oC bagian biji kacang mencapai ukuran maksimumnya (Gambar 2,
merah belum sepenuhnya mengalami 3, dan 4).
pengerutan kulit yang merupakan
penghalang utama masuknya air ke dalam 3.2. Pengaruh Suhu Perendaman
beberapa bagian sisi biji kacang merah. Terhadap Perubahan Berat Kacang
Merah
45,0
Berdasarkan hasil pengamatan, selama
Pertambahan Tinggi (%)

40,0
35,0 proses perendaman menunjukkan bahwa
30,0 berat bahan mengalami perubahan selama
25,0 T= 28 °C
perendaman seiring dengan lama waktu
20,0 perendaman yang digunakan. Perubahan
T= 35 °C
15,0 berat kacang merah selama perendaman
T= 40 °C
10,0 terhadap suhu yang digunakan dapat dilihat
T= 45 °C pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan
5,0
T= 50 °C bahwa berat kacang merah berubah dari
0,0
waktu ke waktu. Berat kacang merah untuk
0 100 200 300 400 500 600
semua suhu perendaman pada penelitian ini
Waktu Perendaman (menit) cenderung meningkat. Perubahan berat
kacang merah tersebut terlihat signifikan
Gambar 4. Grafik pertambahan tinggi kacang pada awal pengamatan hingga menit ke 200.
merah selama perendaman pada
suhu yang berbeda.

38
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 35 - 42

120,0
3.3. Pengaruh Suhu Perendaman
Pertambahan Berat (%)

100,0 Terhadap Perubahan Kadar Air dan


80,0 Koefisien Difusi Kacang Merah
T= 28 °C
60,0 T= 35 °C Peningkatan kadar air kacang merah
40,0 T= 40 °C digunakan untuk menghitung nilai koefisien
20,0 T= 45 °C difusi air. Pengaruh suhu terhadap koefisien
T= 50 °C difusi air kacang merah ditunjukkan pada
0,0 Gambar 6. Gambar 6 menjelaskan bahwa
0 100 200 300 400 500 600 adanya pengaruh suhu perendaman
Waktu Perendaman (menit) terhadap korfisien difusi air ke dalam kacang
merah. Hubungan suhu terhadap nilai
Gambar 5. Grafik pengaruh suhu selama difusivitas dihitung berdasarkan persamaan
perendaman berat kacang merah Arrhenius sebagai berikut:

Suhu berpengaruh terhadap perubahan D = A e (-E/RT) ......... (4)


berat kacang merah, semakin tinggi suhu
perendaman maka semakin cepat perubahan Dimana :
berat kacang merah. Namun demikian, pada A = tetapan laju difusi
semua suhu perendaman perubahan berat E = energi aktivasi dari transfer massa
tersebut akan mengalami tingkat jenuh, R = konstanta gas ideal dan
dimana berat kacang merah tidak lagi T = suhu mutlak
berubah signifikan. Berat kacang merah
setelah 200 menit perendaman sudah mulai 70
mencapai titik kesetimbang.
60 D = 0,727 e 0,087 T
Koefisien Difusi

R2 = 0,643
( x10-11 m²/s)

Perubahan berat kacang merah diduga 50


karena adanya air yang masuk ke dalam 40
bahan. Masuknya air ke dalam bahan 30
semakin tinggi dengan meningkatnya suhu, 20
mengikuti persamaan Arrhenius. Selain
10
suhu, masuknya air ke dalam bahan juga
dikarenakan adanya perbedaan kadar air 0
antara bahan dan air perendam. Perbedaan 20 25 30 35 40 45 50 55
ini merupakan daya dorong (driving force) Suhu Perendaman (°C)
aliran air masuk ke dalam bahan. Semakin
besar perbedaan, maka semakin besar pula Gambar 6. Grafik nilai koefisien difusi air
daya dorong air masuk ke dalam bahan, perendaman kacang merah pada
mengikuti hukum Kesetimbangan massa. suhu yang berbeda
Massa akan berdifusi dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah hingga tercapai Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesetimbangan (Gambar 5). Gambar 5 semakin tinggi suhu perendaman, maka
menunjukkan kondisi setimbang berat semakin cepat laju difusinya mengikuti
dicapai pada menit ke 200. persamaan eksponensial D = 0,7272 e0,087T
dengan koefisien determinasi, R2 = 0,643.
Sesuai dengan hukum Arrhenius yang
menyatakan bahwa laju reaksi sebanding
dengan suhu reaksi (Levenspiel, 1999),
dimana suhu reaksi semakin tinggi maka
konstanta laju reaksi semakin besar,
sehingga laju difusi air ke dalam bahan
semakin besar.

39
Pengaruh suhu perendaman terhadap.... (Nanik agustina, Sri waluyo, Warji, dan Tamrin)

Tabel 2. Nilai koefisien difusi air di dalam biji Hasil penelitian ini sesuai dengan
kacang merah pada suhu yang berbeda Kashaninejad dkk. (2009) tentang
Suhu
Konstanta
Nilai pemodelan rendaman gandum, dimana
perendaman koefisien tingkat penyerapan air lebih tinggi pada
pembasahan
(oC) difusi suhu yang lebih tinggi. Penerapan suhu yang
(k) (1/s)
(x 10-11 m2/s) lebih tinggi dengan demikian memiliki
28 0,00733 12,91 potensi untuk mempersingkat waktu
35 0,00517 6,42
perendaman yang diperlukan untuk
40 0,01033 25,64
45 0,01583 60,20 mencapai kadar air tertentu.
50 0,01417 48,24
Faktor yang mempengaruhi nilai difusivitas
Tabel 2 menunjukkan peningkatan koefisien diantaranya adalah suhu dan kadar air bahan
difusi air perendaman kacang merah. (Mujumdar, 2004 dalam Marlinda, 2012).
Peningkatan koefisien difusi air yang cukup Semakin tinggi difusivitas air maka semakin
signifikan adalah pada perendaman dengan mudah melewatkan air (masuk/keluar).
suhu 40 oC, yaitu meningkat dari 12,91 x 10- Difusivitas air yang tinggi pada proses
11 m2/s menjadi 25,64 x 10-11 m2/s. Kenaikan perendaman kacang merah mengakibatkan
koefisien difusi air yang lebih besar terjadi kadar air kacang merah akan semakin tinggi,
pada perendaman kacang merah dengan sehingga dapat berpengaruh pada
suhu 45 oC dan 50 oC yaitu dari 12,91 x 10-11 pertambahan berat dan dimensi.
m2/s hingga 60,20 x 10-11 m2/s dan 48,24 x Peningkatan kadar air kacang merah selama
10-11 m2/s. Nilai koefisien difusi kacang perendaman dapat dilihat pada Gambar 7.
merah dalam penelitian ini lebih rendah
Pertambahan Kadar air (%bb)

dibandingkan dengan nilai koefisien difusi 400


kacang kedelai pada suhu ruang. Deshpande
dkk., (1994) dalam Seyhan-Gurtas dkk., 300
(2001) melaporkan bahwa nilai koefisien
difusi kacang kedelai pada suhu ruang adalah T= 28 °C
200 T= 35 °C
215 x 10-11 m2/s, sedangkan pada penelitian
ini nilai koefisien difusi kacang merah pada T= 40 °C
suhu ruang adalah 12,91 x 10-11 m2/s . Nilai 100 T= 45 °C
koefisien difusi yang berbeda dipengaruhi T= 50 °C
oleh permeabilitas kulit dan kandungan 0
kimia dari masing-masing jenis kacang 0 100 200 300 400 500 600
tersebut. Waktu Perendaman (menit)

Menurut Pranoto dkk. (1990) dalam Anita


Gambar 7. Pengaruh suhu selama
(2009), sebagian besar biji famili
perendaman terhadap kadar
Leguminosae atau polongan merupakan biji
air kacang merah
berkulit keras yang impermeabel terhadap
air. Lipid, tanin, atau pektat yang terkandung
Meskipun kadar air meningkat terus dari
dalam kulit biji dapat memperlambat
waktu ke waktu, data hasil pengamatan
penyerapan air. Penyerapan air dapat
menunjukkan beberapa fenomena yang
ditingkatkan dengan cara merendam biji
menarik. Selama ± 120 menit pertama,
dalam air panas untuk menghilangkan
kandungan air meningkat tajam. Antara 120
senyawa-senyawa penghambat masuknya
menit hingga ± 240 menit, tingkat kenaikan
air ke dalam biji. Umumnya biji
kadar air kurang lebih seragam, tergantung
berkarbohidrat tinggi kemampuan menyerap
pada suhu perendaman. Perendaman lebih
airnya lebih rendah dibandingkan biji yang
dari 240 menit, tingkat kenaikan menurun
berprotein tinggi.
dan kadar air akhirnya mencapai konstan.

40
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 35 - 42

Cepatnya air terserap dalam biji kacang DAFTAR PUSTAKA


merah pada awal perendaman dikarenakan
konsentrasi air di dalam kacang merah
Anita, S. 2009. Studi Sifat Fisiko-Kimia, Sifat
masih rendah dibandingkan konsentrasi air
Fungsional Karbohidrat, dan Aktivitas
perendam, sehingga daya dorong air
Antioksidan Tepung Kecambah Kacang
perendaman masuk ke dalam kacang merah
Komak (lablab purpureus (l.) Sweet).
lebih cepat. Laju air terserap masuk ke
(Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
dalam kacang merah yang semakin lama
Bogor. http://repository.
semakin rendah, dikarenakan konsentrasi di
ipb.ac.id/bitstream/handle/12345678
dalam kacang merah semakin lama semakin
9/20444/F09san.pdf. Diakses pada
besar, yaitu kadar air pada waktu t (Mt)
tanggal 28 Februari 2013.
semakin lama semakin besar dan semakin
mendekati kadar air kesetimbangan (Ms)
Anonim. 2010. Kesehatan.
sehingga laju penyerapan menjadi semakin
http://ademuachi.student.umm.ac.id/
lambat.
download-as
pdf/umm_blog_article_11.pdf. Diakses
IV. KESIMPULAN DAN SARAN pada tanggal 24 juli 2012.
4.1. Kesimpulan Bello, M., M.P. Tolaba, dan C. Suarez. 2004.
Factors affecting water uptake of rice
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : grain during soaking. Lebensmittel-
1. Suhu mempengaruhi koefisien difusi Wissenschaft und -Technologie 37,
massa air ke dalam kacang merah. 811–816.
Semakin tinggi suhu perendaman, maka
semakin cepat laju difusinya mengikuti Holman, J.P. 1997. Perpindahan Kalor.
persamaan eksponensial D= Erlangga. Jakarta. 617 hlm.
, #
0,7272e dengan koefisien
determinasi, R2 = 0,643. Kashaninejad. M, A.A., Dehghani, M., dan
2. Terjadi perubahan fisik pada kacang Kashiri. 2009. Modeling of wheat
merah selama perendaman, yaitu soaking using two artificial neural
dimensi kacang merah yang membesar networks (MLP and RBF). Journal of
hingga mencapai dimensi maksimum. Food Engineering 91: 602–607.
Suhu air perendaman kacang merah yang
semakin tinggi mengakibatkan Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction
perubahan dimensinya semakin cepat. Engineering. 3rd ed. John Wiley and
Sons. New York.
4.2. Saran
Marlinda, R. 2012. Pengaruh Perlakuan
Saran dari penelitian ini adalah perlu
Ultrasonik Terhadap Laju Difusivitas
diadakannya penelitian lanjutan untuk Air dan Kerenyahan Pisang Kepok
mengetahui sifat mekanik, seperti kekerasan
(Musa paradisiaca F.). (Skripsi).
yang terjadi pada kacang merah selama Universitas Lampung. Bandar
perendaman dengan suhu yang berbeda.
lampung. 65 hlm.
Dengan demikian akan diketahui lama waktu
optimum untuk perendaman yang
Putra, S. N. 2008. Optimalisasi Formula dan
diperlukan untuk melunakkan kacang merah Proses Pembuatan Mi Jagung dengan
pada suhu tertentu untuk tujuan tertentu. Metode Kalendering. (Skripsi).
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/
handle/123456789/13787/F08snp.pd
f?sequence=2. Diakses pada tanggal
18 Desember 2012.

41
Pengaruh suhu perendaman terhadap.... (Nanik agustina, Sri waluyo, Warji, dan Tamrin)

Rachmawan, O. 2001. Komoditas Pertanian


Sebagai Sumber Gizi. Modul dasar
bidang keahlian. Departemen
Pendidikan Nasional, Proyek
Pengembangan Sistem dan standar
Pengelolaan SMK, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
Jakarta.
http://mirror.kioss.undip.ac.id/pustak
a-bebas/pendidikan
/materi-
kejuruan/pertanian/pengendalian-
mutu/komoditas_pertanian
sebagai_sumber_gizi.pdf. Diakses pada
tanggal 13 Februari 2013.

Seyhan-Gurtas, F., M. Mehmet dan E. O.


Evranuz. 2001. Water diffusion
coefficients of selected legumes grown
in turkey as affected by temperature
and variety. Turk J Agric For 25 (2001)
297-304.

Zebua, A.M. 2009. Pemanfaatan Nata Pati


Kacang Merah (Vignea sinensis) Hasil
Isolasi Sebagai Matriks Teofilin.
Skripsi, Program Sarjana Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas
Sumatera Utara. Medan.
http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/1443
6/1/09E00751.pdf. Diakses pada
tanggal 13 Februari 2013

42

Anda mungkin juga menyukai