DAUR ULANG
Mengingat kandungan energi yang tinggi dari bahan plastik, maka potensi
pemanfaatannya sebagai salah satu sumber energi memiliki prospek yang cukup
bagus di masa mendatang. Hal ini apat diperoleh dua keuntungan sekaligus yaitu
mengurangi masalah sampah plastik dan juga menghasilkan energi yang bisa
digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional.
Beberapa teknologi bisa digunakan untuk engkonversi sampah plastik menjadi
bahan bakar diantaranya yaitu konversi ke bahan bakar padat, konversi ke bahan
bakar cair dan konversi ke bahan bakar gas.(Surono, 2013 : 37 )
Berikut bebepa daur ulang yang dapat dilakukan terhadap sampah plastik
1.1 Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur
ulang tersier. Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat
dilakukan dengan proses cracking (perekahan).Cracking adalah proses
memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih
rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini dapat digunakan sebagai bahan
kimia atau bahan bakar. Terdapat 3 macam proses cracking yaitu hidro
cracking,thermal cracking dan catalytic cracking.(Surono, 2013 : 37 ).
Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), ada sampah yang tidak langsung
dibuang dan ada yang langsung dibuang serta ada yang diolah secara fisik, kimia,
dan biologi. Sampah yang tidak langsung dibuang biasanya dilakukan
pemindahan dan pengangkutan. Pemindahan sampah tersebut diangkut pada
Tempat Pembuangan Akhir, sedangkan sampah yang langsung dibuang akan
ditampung pada Tempat Pembuangan Akhir. Untuk pengolahan sampah yang
dibagi secara fisik, kimia, dan biologi, sampah-sampah tersebut diuraikan terlebih
dahulu sesuai bahan sampahnya. .(Nandi, 2005 : 57).
Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdapat syarat sebagai tempat
tersebut, syarat-syarat tersebut yang menjadi lokasi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) yaitu :
a. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, rawan longsor, rawan
gempa, dll)
b. Bukan daerah rawan geologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air
c. Tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat
dengan sumber air, dll
d. Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan >20%)
e. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan seperti bandara, pusat
perdagangan
f. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.( Azrul , 1983:58)
TPA yakni Tempat Pembuangan Akhir memiliki fungsi sebagai akhir dari
pembuangan sampah yang telah dikumpulkan oleh petugas kebersihan sehingga
dibawa pada satu tempat sebagai penampungan sampah.Dalam TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) memiliki berbagai fasilitas yang berfunsi antara lain :
a. Prasarana jalan yang terdiri dari jalan masuk/akses, jalan penghubung, dan
jalan operasi/kerja. Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan semakin
lancar kegiatan pengangkutan sehingga efisiensi keduanya makin tinggi.
b. Prasarana drainase, berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air
hujan dengan tujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke timbunan
sampah. Drainase ini umumnya dibangun di sekeliling blok atau zona
penimbunan.
c. Fasilitas penerimaan, yaitu tempat pemeriksaan sampah yang datang,
pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk sampah. Biasanya berupa
pos pengendali di pintu masuk TPA.
d. Lapisan kedap air, berfungsi mencegah rembesan air lindi yang terbentuk
di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Biasanya lapisan tanah
lempung setebal 50 cm atau lapisan sintesis lainnya
e. Fasilitas pengamanan gas, yaitu pengendalian gas agar tidak lepas ke
atmosfer. Gas yang dimaksud berupa karbon dioksida atau gas metan
f. Fasilitas pengamanan gas, yaitu pengendalian gas agar tidak lepas ke
atmosfer. Gas yang dimaksud berupa karbon dioksida atau gas metan
g. Alat berat, berupa bulldozer, excavator, dan loader.
h. Penghijauan, dimaksudkan untuk peningkatan estetika, sebagai buffer zone
untuk pencegahan bau dan lalat.
i. Fasilitas penunjang, seperti pemadam kebakaran, mesin pengasap (mist
blower), kesehatan/keselamatan kerja, toilet, dan lain-lain.
Operasi dan Pemeliharaan TPA
Operasi dan pemeliharaan TPA merupakan hal yang paling sulit
dilaksanakan dari seluruh tahapan pengelolaan TPA. Meskipun fasilitas TPA yang
ada sudah cukup memadai, apabila operasi dan pemeliharaan TPA tidak dilakukan
dengan baik maka tetap akan terjadi pencemaran lingkungan.(Nandi, 2005 : 59)
Untuk menghindari terjadinya dampak negatif yang mungkin timbul ,
maka pengoperasian pembuangan akhir sampah dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Penerapan sistem sel memerlukan
pengaturan lokasi pembuangan sampah yang jelas termasuk pemasangan rambu-
rambu lalu lintas truk sampah , kedisiplinan sopir truk untuk membuang sampah
pada sel yang telah ditentukan dan lain-lain :
Anggraeni,N.I., Dahlan, A., dan Kamar, D.S.2012. Sosialisasi Kimia Hijau Daur
Ulang Limbah Organik Dan Anorganik Di Desa Padakembang Dan
Cilampung Hilir Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 1(1) : 49 – 56.
Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K.2011. A Review on Tertiary Recycling of
High-Density Polyethylene to Fuel,Resources Conservation and
Recycling. 1 (55) : 893– 910
Putra,H. P., dan Yebi, Y. 2010.Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk
Dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. 2 (1) : 21‐31
Nandi.2005.Kajian Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Leuwigajah
Dalam Konteks Tata-Ruang. Jurnal GEA. 5 (9) : 57-64
Soal
1. jika kamu suatu hari ditugas kan untuk mengabdi disuatu tempat
dengan tingkat sampah plastik yang tinggi, hal tersebut dapat
menjadi penyebab munculnya msalah kesehatan akibat sanitasi
lingkungan yang terganggu, interpretasikan tindakan yang dapat
dilakukan pada masyarakat setempat untuk menyelesaikan masalah
tersebut
jawab