Identifikasi masalah
1. Bpk. Roni, 50 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat RSMP oleh keluarganya karena lemas sejak 1 hari
yang lalu.
2. Bpk. Roni mengeluh adanya luka koreng di telapak kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh sejak 1 minggu
yang lalu. Luka terasa nyeri disertai demam yang tidak terlalu tinggi.
3. Menurut keluarganya, Bpk. Roni sejak 2 bulan yang lalu mengeluh BAK terus menerus setiap malam,
sering haus dan minum terus menerus, Bpk. Roni juga sering mengeluh gatal-gatal diseluruh tubuhnya.
4. Berat badan menurun sebanyak 5 kg selama 2 bulan terakhir padahal nafsu makannya meningkat.
5. Bpk. Roni bekerja sebagai juru ketik dan hampir tidak mempunyai waktu untuk olahraga.
6. Dalam 3 tahun ini diketahui, Bpk. Roni menyandang DM dan control tidak teratur dan mendapat
pengobatan glibenclamide 2,5 mg 1x/hari, gula darah sewaktu berkisar 250-300 mg/dl.
7. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, compos mentis, TB : 160 cm, BB : 80 kg
Tanda vital : TD 120/80 mmHg, HR : 100x/mnt, suhu tubuh 37,8°C, RR : 20x/menit
8. Pemeriksaan Laboratorium :
Glukosa darah 550 mg/dl diperiksa oleh dokter yang bertugas menggunakan glucometer darah digital
Keton urin +2, glukosa urin +4
Analisis masalah
1. Bpk. Roni, 50 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat RSMP oleh keluarganya karena lemas sejak 1 hari
yang lalu.
a. Mengapa terjadi lemas pada Bpk Roni ini? (hiperglikemi)
Jawab:
Lemas pada Bpk. Roni dikarenakan hiperglikemik akibat resistensi atau defisiensi insulin yang
menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga proses metabolisme ↓, dan ATP yang
dihasilkan tidak mencukupi/sedikit terbentuk, dan terjadila lemas.
Obesitas (faktor resiko DM) Resistensi insulin gangguan transduksi GLUT-4 (GLUT-4 tidak
berikatan dengan insulin sehingga tidak dapat bekerja menjalankan fungsinya yakni mengangkut
glukosa ke dalam sel)glukosa tidak masuk ke dalam sel hipoglikemi intrasel metabolisme ↓
ATP diotot ↓ lemas
GLUT (Glucose transporter)pengankut glukosa antara darah dan sel
GLUT-4 pengangkut glukosa yang bertanggung jawab atas sebagian besar penyerapan glukosa oleh
mayoritas sel tubuh yang bekerja hanya setelah berikatan ydengan insulin (otot rangka dan sel jaringan
lemak). GLUT-4 merupakan satu-satunya jenis pengangkut glukosa yang berespon terhadap insulin
2. Bpk. Roni mengeluh adanya luka koreng di telapak kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh sejak 1 minggu
yang lalu. Luka terasa nyeri disertai demam yang tidak terlalu tinggi.
a. Apa hubungan demam dan luka koreng di telapak kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh?
Jawab:
Demam yang terjadi pada kasus dan luka koreng yang tidak sembuh-sembuh memiliki hubungan,
yakni luka koreng menandakan adanya suatu infeksi mikroorganisme (pirogen eksogen) yang masuk
dalam tubuh sehingga timbul respon imun dan terjadi demam.
*Bakteri anaerob, dimana bakteri ini tumbuh karena kurangnya pasokan oksigen didaerah perifer akibat
pembulu-pembuluh darah tersumbat oleh banyaknya glukosa didalam darah.
d. Bagaimana mekanisme luka koreng di telapak kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh?
Jawab:
Resistensi insulin hiperglikemi hiperosmolaritas ekstrasel, menyebabkan sel tidak dapat
mengambil glukosa terganggu fungsi leukosit mudah terinfeksi lesi pada kulit protein
plasma mengandung gula yaitu peningkatan fibrinogen, haptoglobin dan makroglobin, faktor
pembekuan V dan VII pembekuan dan viskositas meningkat thrombosis menurun
makroangiopati ulkus diabetikum
3. Menurut keluarganya, Bpk. Roni sejak 2 bulan yang lalu mengeluh BAK terus menerus setiap malam,
sering haus dan minum terus menerus, Bpk. Roni juga sering mengeluh gatal-gatal diseluruh tubuhnya
a. Apa makna sering BAK terus-menerus pada malam hari, sering haus dan minum terus menerus?
Jawab:
BAK terus menerus (poliuria) setiap malam dan sering haus (polidipsia) serta minum terus-menerus
merupakan manifestasi klinis dari DM.
Pada DM terjadi hiperglikemi (glukosa banyak di ekstra sel), glukosa dalam darah tinggi
menyebabkan tubulus ginjal tidak mampu mereabsorpsi glukosa (160/180 mg/dl) sehingga terjadi
glikosuria (di urin terdapat glukosa) menyebabkan diuresis osmotik dan mengakibatkan peningatan
pengeluaran urin (poliuria). Karena cairan banyak keluar sehingga tubuh mengalami dehidrasi dan
kompensasi tubuh yakni rasa haus yang berlebih (polidipsia)
Glukoneogenesis
Glukotoksisitas
Pelepasan histamin
Gatal-gatal
4. Berat badan menurun sebanyak 5 kg selama 2 bulan terakhir padahal nafsu makannya meningkat
a. Mengapa terjadi penurunan BB padahal nafsu makannya meningkat?
Jawab:
Terjadinya penurunan BB meski nafsu makan ↑, akibat dari gangguan metabolisme, yakni pada kasus
ini terjadi resistensi /defisiensi insulin sehingga glukosa (sumber utama pembentukkan energi) tidak
dapat masuk kedalam sel, dan akibatnya penggunaan sumber energi alternatif melalui proses
glukoneogenesis, salah satunya menggunakan trigliserid yang di pecah menjadi asam lemak dan
gliserol. ↓ sintesis trigliserid dan ↑ mobilisasi lemak yang di tandai dengan ↑ lipolisis yang terjadi
berhari-hari menyebabkan BB menurun
Hormon yang baerkaitan dengan nafsu makan yakni leptin dan adipokin.
- Leptin berfungsi menghambat nafsu makan, hormon ini dipengaruhi oleh banyaknya lemak dalam
tubuh. semakin banyak lemak dalam tubuh maka hormon leptin akan banyak dikeluarkan untuk
menghambat nafsu makan
- Hormon adipokin berfungsi untuk menambah nafsu makan.
5. Bpk. Roni bekerja sebagai juru ketik dan hampir tidak mempunyai waktu untuk olahraga
a. Apa hubungan tidak mempunyai waktu untuk olahraga dengan keluhan pada Bpk. Roni ini?
Jawab:
Olahraga menyebabkan metabolisme ↑tubuh memproses glukosa lebih cepat, karena tubuh banyak
mengeluarkan energy, dan hal ini dapat menurunkan kadar gula darah. Olahraga juga dapat ↑
sensitivitas reseptor insulin pada sel dan juga mengurangi timbunan lemak pada jaringan adipose.
Jika jarang berolahraga, penggunaan glukosa sedikit, mengakibatkan ↑ sintesis trigliserid dan
menyebabkan ↓ sensitifitas reseptor insulin pada sel, sehingga terjadi resistensi insulin dan
menyebabkan gangguan metabolisme lalu mengakibatkan glukosa darah tinggi.
6. Dalam 3 tahun ini diketahui, Bpk. Roni menyandang DM dan control tidak teratur dan mendapat
pengobatan glibenclamide 2,5 mg 1x/hari, gula darah sewaktu berkisar 250-300 mg/dl
a. Mengapa dengan pengobatan Glibenclamid 2,5 mg 1x/hari, gula darah Bpk. Roni masih berkisar 250-
300 mg/dl?
Jawab:Karena glibenclamide, memiliki efek untuk merangsang sekresi insulin. Gula darah Bpk Roni
masih berkisar 250-300 mg/dl dikarenakan kemungkinan adanya resistensi insulin.
b. Bagaimana mekanisme kerja dari Glibenclamid pada kasus ini?
Jawab:
Farmakokinetik
Obat glibenklamid,ini obat yang paling kuat potensinya 200x lebih kuat dari tolbutamid,masa
paruhnya sekitar 4 jam.Metabolismenya di hepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 25%
metabolitnya disekresikan melalui urin,sisanya melalui empedu.Pada penggunaan dapat terjadi
kegagalan primer dan sekunder, dengan kegagalan kira-kira 21% selama 2 ½ tahun.Obat ini adalah
golongan sulfonilurea yang paling kuat,golongan ini dimetabolisme di hepar dan di eksresi melalui
ginjal, sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar atau ginjal
Farmakodinamik
Mekanisme kerja glibenklamid (golongan Sulfonilurea generasi II) : bekerja di pankreas.
Glibenklamid berinteraksi dengan ATP- sensitive K channel pada membran sel-sel β pankreas →
depolarisasi membrane → kanal Ca terbuka → ion Ca masuk ke sel β → granul yang berisi insulin
terangsang → meningkatkan sekresi insulin → penurunan kadar glukosa darah
c. Apa jenis-jenis golongan obat yang dapat diberikan pada kasus ini?
Jawab :
1. Sulfonylureas Untuk meningkatkan produksi insulin di sel β pancreas
Generasi I: Acetohexamide, Chlorpropamide, Tolazamide, Tolbutamide
Generasi II : Glyburide, Glipizide, Glimepiride
2. Meglitinide (Glyburide, Glipizide, Glimepiride)
3. Biguanides Untuk menurunkan produksi glukosa di hati (Metformin)
4. Inhibitor α-glukosidase Untuk menghambat penyerapan glukosa di usus. (Acarbose, Miglitol)
5. ThiazolidinedionesUntuk meningkatkan ambilan glukosa di darah oleh otot dan sel lemak.
(Pioglitzone, Rosiglitazone)
d. Apa anatomi, histologi, dan fisiologi yang terlibat dalam penyakit DM?
Jawab:
Anatomi
o Pankreas organ yang memanjang, terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas
o Pankreas dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu caput (cekungan duodenum), collum, corpus dan
cauda (lien).
o Duktus pankreatikus dimulai dari cauda pankreatis berjalan di sepanjang kelenjar dan bermuara
ke pars desendens duodenum.
o Pankreas dipendarahi oleh arteria dan vena lienalis serta arteria dan vena pankreatikoduodenalis
superior dan inferior.
o Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Persarafan pankreas berasal
dari serabut-serabut saraf simpatis dan parasimpatis (n. vagus).
Fisiologi
Penkreas merupakan suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
- Eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus
ke dalam lumen saluran cerna.
- Di antara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau”, sel
endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) langerhans. Sel endokrin pankreas mensekresi:
Sel β (beta) tempat sintesis dan sekresi insulin. Yang berfungsi mendorong penyerapan,
pemakaian, dan penyimpanan nutrien oleh sel. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam
lemak, dan asam amino darah serta mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut
Sel α (alfa) sel yang menghasilkan glukagon. Glukagon penting untuk mempertahankan
kadar nutrien dalam darah selama pascaabsorbsi.
Sel D (delta) tempat sitesis somatostatin. Berfungsi sebagai menghambatpencernaan dan
penyerapan nutrien. Somatostin pankreas bekerja melalui mekanisme umpan balik negatif
untuk mengerem kecepatan pencernaan dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien dalam
plasma tidak berlebihan. Somatostatin mengurangi sekresi insulin, glukagon dan somatostatin
itu sendiri.
Sel PP mengeluarjan polipeptida pankreas (sangat jarang). Berperan mengurangi nafsu
makan dan asupan makanan
8. Pemeriksaan Laboratorium:
Glukosa darah 550 mg/dl diperiksa oleh dokter yang bertugas menggunakan glucometer darah digital
Keton urin +2, glukosa urin +4
a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
e. Data tambahan apa lagi yang harus dibuutuhkan untuk memastikan penyebab gangguan ini?
(gambaran laboratorium klinik)
Jawab:
Hiperglikemia (GDS, GDPP, TTGO > 200 mg/dl, GDP >126 mg/dl, HbA1c >7%)
Ketosis (keton urin +2)
GDP, GD 2 jam PP
GDP = sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien harus berpuasa (10-14 jam)
GD 2 jam PP = pemeriksaan ini dilakukan 2 jam setelah makan (jumlah makanan & aktifitas pasien
harus diperhatikan).
9. Gangguan apa yang mungkin terjadi pada kasus ini?
Jawab:
12. Etiologi
Jawab:
Etiologi DM yakni
Faktor keturunan (genetic)
Faktor kegemukan / obesitas
Perubahan gaya hidup dari tradisional
Makan berlebihan
Hidup santai, kurang gerak badan (aktivitas fisik↓)
Bahan-bahan kimia dan obat-obatan. Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang
menyebabkan radang pankreas.
Penyakit dan infeksi pada pancreas
Etiologi DM tipe 2 dalam kasus ini adalah:
Resistensi insulin yang difaktori oleh obesitas dan jarang olahraga (kurang aktifitas).
13. Bagaimana patofisiologi dari DM tipe 2?
Jawab: Obesitas
Resistensi insulin
Rangsangan
Menderita Diabetes Melitus tipe II reseptor sel ke
(Hyperglikemi) bagian
Berkurangnya penyerapan glukosa oleh sel (defisiensi glukosa di intrasel) hypothalamus
anterior
↓sintesis trigliserid
↑Asam lemak darah ↑ asam amino darah ↓ BB
Hiperglikemik
Sel menggunakana asam Glukoneogenesis
Reabsorbsi ginjal lemak sebagai sumber
terganggu energi alternatif
Diuresis osmotik
Hati mengoksidasi asam lemak
hanya sampai sampai asetil
Peningkatan KoA dan tidak mampu
memproses lebih lanjut melalui
pengeluaran urin
asam sitrat untuk ekstraksi
(poliuria) energi secara maksimum
Dehidrasi
Secara parsial energi yang
tersedia mengubah asetil KoA
Polidipsia ↓ Volume badan keton
darah
Pelepasan badan keton berlebih
Glukosa tidak dalam darah
masuk dalam sel
Ketosis
↓ Metabolisme energi
Lemas
1. Edukasi → Konseling
2. Diet → Asupan makanan dan menghitung jumlah kalori per hari
3. Olahraga → Sesuai kesanggupan tubuh
Prinsip latihan jasmani bagi diabetisi:
Frekuensi : Jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5 kali per
minggu
Intensitas : ringan dan sedang (60 – 70% Maximun Heart Rate)
Durasi : 30 – 60 menit
Jenis : Latihan jasmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda
4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin
5. Cangkok pancreas
15. Komplikasi
Jawab:
1) Kronis
a. Mikroangiopati (Mikrovaskular)
Pembuluh darah ginjal (nefropati)
Pembuluh darah mata (retinopati)
Neuropati
b. Makroangiopati (Makrovaskular)
Pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner)
Pembuluh darah otak (stroke)
Pembuluh darah kaki (kaki diabetik/gangren)
2) Akut
Ketoasisdosis Diabetik.
Hipoglikemia
Koma Hiperosmolar Non Ketotik
19. KDU
Jawab:
Murni DM
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
DM+ketosis
Kesimpulan
Bpk Roni 50 thun tahun mengeluh lemas sejak 1 hari yang lalu akibat Diabetes Melitus Tipe 2 tidak
terkontrol dengan berat bedan lebih, disertai ketosis yang dicetuskan oleh adanya infeksi akibat luka
koreng ditelapak kaki (ulkus diabetikum)
Skema sintesis
Luka koreng tidak
sembuh-
Kontrol tidak teratur Resistensi Insulin sembuh ulkus
diabetikum
Obesitas +
jarang olahraga Berat badan
DM Tipe II menurun
Poliuria
Ketosis
Polidipsia
Lemas Polifagia