Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diri adalah tubuh kita secara utuh, dipandang dari aspek fisik maupun
aspek psikologis dan merupakan bagian terpenting dari hidup manusia, dan yang
paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Orang yang mempunyai
konsep tentang diri yang rendah akan kurang menghargai perawatan, dibanding
dengan orang yang mempunyai konsep diri yang tinggi. Mengapa dalam
keperawatan masalah tentang konsep diri perlu di bahas? Dalam keperawatan,
proses asuhan keperawatan erat kaitannya dengan kondisi mental pasien. Setiap
individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses kehidupannya,
mulai dari lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di dalam diri
setiap individu terdapat berbagai macam cara identifikasi serta perubahan
melalui proses yang berbeda pula dan diharapkan menuju arah yang lebih baik.
Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara satu individu dengan
individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola tingkah laku dari
hasil pemikiran yang panjang.
Didalam konsep diri terdapat beberapa 4 komponen yaitu Gambaran Diri
atau Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self Ideal), Harga Diri (Self Esteem),
Peran (Role Performance), Identitas (Identity). Salat satu penjabaran mengenai
harga diri. Harga diri merupakan salah satu komponen konsep diri. Harga diri
dipengarui oleh sejauh mana ideal diri seseorang dapat dicapai. Harga diri yang
sehat yang ditandai dengan perilaku percaya diri penting dimiiki oleh seseorang
individu. Dengan percaya diri seorang individu akan mampu mengatasi stress
kehidupan secara wajar. Namun demikian, seorang individu dapat mengalami
harga diri rendah karena berbagai stressor kehidupan. Harga diri seseorang
sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat dan beberapa pengalaman individu. Dimana terdapat beberapa
faktor pemicu, salah satunya faktor psikososial yang merupakan faktor utama
yang berpengaruh dalam kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang

1
akan menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk
mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang timbul.
Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan
gangguan kejiwaan. Namun, jika seseorang yang memiliki koping yang baik,
maka ia akan mampu mempertahankan atau meningkatkan harga dirinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep diri?
2. Apa yang dimaksud dengan harga diri?
3. Apa arti dan proses harga diri?
4. Apa faktor yang mempengaruhi harga diri?
5. Apa contoh bentuk harga diri?
6. Apa saja penyimpangan atau gangguan harga diri, tanda dan gejala serta
prosesnya?
7. Bagaimana asuhan keperawatan harga diri rendah?
8. Seperti apa terapi yang digunakan untuk gangguan harga diri rendah?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Konsep Diri secara umum
2. Untuk mengetahui apa itu Harga Diri
3. Untuk memahami Arti Harga Diri
4. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Harga Diri
5. Untuk mengetahui Contoh Bentuk Harga Diri
6. Untuk mengetahui Penyimpangan atau Gangguan Harga Diri

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri


Konsep diri didefinisikan secara berbeda oleh para ahli. Seifert dan
Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu
pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“ Santrock (1996)
menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari
konsep diri. Sementara itu, Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri
adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang
tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan
dirinya. Selanjutnya, Atwater mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk.
1. Body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang melihat
dirinya sendiri.
2. Ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai
dirinya.
3. Scial self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya.
Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan
tentang diri kita sendiri. Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri
mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik
pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya,
kegagalannya, dan sebagainya.
Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep diri adalah gagasan tentang konsep diri yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri
atas bagaimana cara kita melihat konsep diri sebagai pribadi, bagaimana kita
merasa tentang konsep diri, dan bagaimana kemampuan berpikr seseorang.
Setelah ter-install, konsep diri akan masuk ke pikiran bawah sadar dan akan
berpengaruh terhadap tingkat kesadaran seseorang pada suatu waktu. Semakin
baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai

3
keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri yang baik/positif, seseorang akan
bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula
gagal, penuh percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan
tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir secara positif. Sebaliknya, semakin
jelek atau negatif konsep diri, maka akan semakin sulit seseorang untuk berhasil.
Sebab, dengan konsep diri yang jelek/negatif akan mengakibatkan tumbuh rasa
tidak percaya diri, takut gagal sehingga tidak berani mencoba hal-hal yang baru
dan menantang, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berguna,
pesimis, serta berbagai perasaan dan perilaku inferior lainnya.
Adapun rentang respon konsep diri terdiri atas:

1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal positif maupun yang
negative dari dirinya.
3. Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas
masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian
pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
Konsep diri memiliki beberapa komponen di dalamnya, yaitu:
1. Gambaran Diri atau Citra Tubuh (Body Image)
Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap
tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan

4
perasaaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat
ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di modifikasi dengan
pengalaman baru setiap individu. (Stuart dan Sundeen, 1998)
2. Ideal Diri (Self Ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal
tertentu. (Stuart dan Sundeen, 1998).
3. Harga Diri (Self esteem)
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan
berharga. (Stuart dan Sundeen, 1998)
4. Peran (Role Performance)
Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau
dipilih oleh individu. (Stuart dan Sundeen, 1998)
5. Identitas (Identity)
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan
keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi
seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan
seterusnya berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama
pada masa remaja (Stuart dan Sundeen, 1998)
B. Pengertian Harga Diri (Self Esteem)
Pengertian harga diri menurut Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan
bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya.

5
Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut
menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian,
berharga, dan kompeten. Defenisi harga diri yang paling banyak dipakai adalah
oleh Rosenberg (dalam Lubis, 2009), yang menggambarkan harga diri sebagai
sikap suka atau tidak suka terhadap diri sendiri.Menurut pendapat beberapa
ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa harga diri (self esteem)
adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap
dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang
yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Harga diri merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku
individu. Setiap orang menginginkan penghargaan yang positif terhadap dirinya,
sehingga seseorang merasakan bahwa dirinya berguna atau berarti bagi orang
lain meskipun dirinya memiliki kelemahan baik secara fisik maupun secara
mental (Maslow, dalam Lubis, 2009). Harga diri berasal dari seluruh pikiran,
perasaan, sensasi dan pengalaman yang telah dikumpulkan sepanjang rentang
kehidupan (Clemes, Bean dan Clark, 1995). Coopersmith (1967)
mendefenisikan harga diri sebagai evaluasi yang dibuat oleh individu dan
biasanya mempertahankan segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya
sendiri.
C. Arti Harga Diri (Self Esteem)
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri (self
esteem) adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Harga diri yang
tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan
ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena
struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak
mungkin dilaksanakan (keliat, 1992).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika

6
kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu,
mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk dapat memenuhi
kebutuhan harga diri anak, melalui pemberian kasih sayang yang tulus
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sehat, yang
didalamnya terkandung perasaan harga diri yang stabil dan mantap. Disinilah,
tampak arti penting peran orang tua dan guru sebagai fasiltator.
Akhmad Sudrajad mengatakan bahwa pentingnya pemenuhan kebutuhan
harga diri individu, khususnya pada kalangan remaja, terkait erat dengan dampak
negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang mantap. Mereka akan
mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa inferior
dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi
secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam
menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri (self-confidence)
dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya (Jordan et. al. 1979)
D. Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Harga diri tidak dibawa sejak lahir, tetapi memerlukan proses yang
dibentuk sejak lahir karena itu dipengaruhi oleh banyak hal sepanjang hidup,
baik dari luar individu maupun dari dalam individu itu sendiri. Misalnya,
pengasuhan orangtua atau keluarga, pendidikan yang diterima (baik disekolah
ataupun diluar sekolah), pengalamanpengalaman yang berarti, prestasiprestasi
yang diraih, orangorang terdekat (baik saudara maupun orang lain), budaya,
lingkungan sosial dan masyarakat. Demikian pula nilainilai personal,
kemampuan dasar termasuk kemampuan dalam pengambilan keputusan dapat
mempengaruhi terbentuknya harga diri. Sementara itu Harter (dalam
Rahmawati), mengatakan harga diri itu bersumber dari dua hal, yaitu:

7
1. Bagaimana individu melihat kemampuan dirinya akan berbagai aspek
kehidupan.
2. Seberapa besar dukungan sosial yang didapatkan dari orang lain. Kemampuan
terbagi atas lima domain, yaitu kemampuan di sekolah, penampilan fisik,
penerimaan sosial, perilaku, atletis. (Rahmawati, 2006).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan harga diri adalah faktor psikologis individu itu
sendiri dan faktor lingkungan sosial seperti orang tua, teman sebaya, guru,
masyarakat dan sebagainya. Sedangkan menurut Coopersmith (1967), ada lima
faktor yang mempengaruhi harga diri seseorang yaitu :
1. Faktor Jenis Kelamin
Menurut Ancok dkk. (Dalam Ghufron, 2010) Wanita selalu merasa
harga dirinya lebih rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu,
kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa harus di lindungi. Hal ini
terjadi mungkin karena peran orang tua dan harapan-harapan masyarakat
yang berebeda-beda baik pada pria maupun wanita. Pendapat tersebut sama
dengan penelitian dari Coopersmith (1967) yang membuktikan bahwa harga
diri wanita lebih rendah daripada harga diri pria.
2. Inteligensi
Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi
akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah. Dan
individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki skor intelegensi yang
lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras.
3. Kondisi Fisik
Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten
antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri. Individu dengan
kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik
dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik. Begitu pula dengan
remaja yang terlalu memikirkan masalah ukuran dan bentuk tubuhnya.
Mereka akan berusaha mati-matian untuk bisa mempertahankan bentuk tubuh
atau menurunkan berat badannya.

8
4. Lingkungan Keluarga
Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian
kesempatan untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak
mendapat harga diri yang tinggi. Orang tua yang sering memberi hukuman
dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga.
Mereka yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga diri tinggi
karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, cinta, dan
tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan pengabaian dan penolakan
akan membuat mereka secara otomatis merasa tidak berharga. Karena merasa
tidak berharga, diacuhkan dan tidak dihargai maka mereka akan mengalami
perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
5. Lingkungan Sosial
Klass dan Hodge (1978), (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa
pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya
berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses lingkungan,
penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya. Termasuk
penerimaan teman dekat (peer), mereka bahkan mau untuk melepaskan
prinsip diri mereka dan melakukan perbuatan yang sama (conform) dengan
teman dekat mereka agar bisa dianggap ‘sehati’ walaupun p erbuatan itu
adalah perbuatan yang negatif. Sementara menurut Coopersmith (1967) ada
beberapa ubahan dalam harga diri yang dapat dijelaskan melalui konsep-
konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan mekanisme pertahanan diri.
Kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam lingkungan,
kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan.
Penghargaan diri mencerminkan perwajahan, bentuk, cara berbicara dan
gerak yang dilakukan seseorang selama ini. Penghargaan itu sendiri mengurangi
pembicaraan tentang kesenangan atau kekurangan secara langsung dan apa
adanya, sehingga orang tersebut dekat dengan kenyataan di sekelilingnya.
Penghargaan diri itu sendiri sesuai dengan segenap pengalaman seseorang dalam
memberi dan menerima pujian, mengungkapkan cinta kasih, penghargaan dan
sejenisnya. Penghargaan diri terbuka terhadap kritik dan mengakui segenap

9
kesalahan sebab penghargaan diri seseorang tidak terkait dengan imej untuk
menjadi sempurna. Penghargaan diri memiliki enam pilar yaitu:
1. Melatih diri menjalani hidup dengan penuh kesadaran.
2. Melatih penerimaan diri.
3. Melatih bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
4. Melatih diri bertindak tegas.
5. Melatih menjalani hidup dengan penuh makna.
6. Melatih integritas personal.
Dengan adanya penghargaan diri tersebut, harga diri seseorang akan meningkat
dan penilaian seseorang tentang kita akan lebih sehingga tidak muncul harga diri
rendah.
E. Contoh Bentuk Harga Diri
Harga diri merupakan hal yang penting dalam menjaga kehormatan.
Seseorang yang memiliki harga diri, dapat menjaga perilakunya untuk tidak
berbuat kesalahan. Bila orang tersebut melakukan kesalahan, ia akan merasa
kehormatan dirinya ternoda dan akan berusaha untuk tidak mengulangi
kesalahannya. Secara sederhana bentuk harga diri dibagi menjadi dua kelompok,
yakni sebagai berikut :
1. Harga Diri Orang Perorang
Seperti yang telah dijelaskan pada pemnahasan harga diri terdahulu,
bahwa setiap orang memiliki harga diri. Namun tingkatannya berbeda.
Seseorang yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, yaitu orang yang
mempu menjaga kehormatannya supaya tidak ternoda. Ia akan merasa malu
sekali bila harga diri dan kehormatan dirinya terganggu. Oleh sebab itu, ia
selalu patuh terhadap semua aturan yang berlaku. Ia mencoba menjadi orang
yang baik, suka menolong dan hormat kepada semua orang. Setiap orang akan
selalu mempertahankan harga dirinya. Ia akan melakukan tindakan apabila
harga dirinya terusik. Terusiknya harga diri disebabkan oleh perilaku yang
berasal dari luar. Misalnya, ejekan dari orang lain. Orang bias marah sekali,
bahkan bagi orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya. Perbuatan tercela

10
mungkin terjadi seperti terjadi perkelahian antar teman, tauran sekolah,
penganiayaan, dll.
2. Harga Diri Suatu Kelompok
Harga diri suatu kelompok, yaitu dapat berupa suatu kelompok
keluarga, kelompok lingkungan tempat tinggal, kelompok sekolah, atau
kelompok suatu Negara. Sebagai contoh kelompok di sekolah. Para siswa di
suatu sekolah juga memiliki harga diri kelompok. Untuk membela nama baik
sekolah para siswa berjuang memajukan sekolahnya. Misalnya, di bidang
olahraga dan seni mereka menunjukan prestasinya, demi mengharumkan
nama sekolah. Akan tetapi, ada beberapa bentuk harga diri kelompok yang
tidak boleh di tiru. Misalnya, kurang kesetiakawanan antar sekolah, para
siswa dari satu sekolah menyerang siswa sekolah lain. Jika sudah terjadi
demikan, tawuran antar sekolah akan terjadi. Demikian juga sebagai warga
Negara Indonesia, Indonesia memiliki harga diri. Bangsa kita tidak akan mau
dihina oleh bangsa lain. Selain itu, kita pun mencoba mengangkat harga diri
bangsa Indonesia melalui prestasi di bidang ilmu pengetahuan, olahraga, seni,
dan lain-lain. Jika ada duta olahraga di Indonesia, menjadi juara dalam
pertandingan dunia. Dengan demikian, harga diri bangsa kita akan ikut
terangkat.
F. Penyimpanngan atau Gangguan Harga Diri
Banyak orang mengalami gangguan harga diri. Gangguan harga diri, yang
terbanyak adalah gangguan harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart, 2007). Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kekalahan dan kegagalan tetapi tetap merasa sebagai seorang yang penting dan
berharga (Carpenito, 2001).
Ada 4 cara untuk meningkatkan harga diri pada individu (Stuart & Sunden,
1998) yaitu memberi kesempatan untuk berhasil, menanamkan gagasan,
mendorong aspirasi, membantu membentuk pertahanan diri (koping). Harga diri
yang rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang buruk yang

11
mengakibatkan individu cenderung melakukan kesalahan-kesalahan yang
berangkat dari sebab-sebab internal (Carpenito, 2001). Faktor predisposisi
gangguan harga diri, (Suliswati,dkk 2005):
1. Penolakan dari orang lain.
2. Kurang penghargaan.
3. Pola asuh yang salah: terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu
dituntut dan tidak konsisten.
4. Persaingan antar saudara.
5. Kesalahan dan kegagalan yang berulang.
6. Tidak mampu mencapai standart yang ditentukan.
Sedangkan karakteristik gangguan harga diri meliputi : tampak atau
tersembunyi, menyatakan kekurangan dirinya, mengekspresikan rasa malu atau
bersalah, menilai diri sebagai individu yang tidak memiliki kesempatan, ragu-
ragu untuk mencoba sesuatu/situasi yang baru, mengingkari masalah yang nyata
pada orang lain, melemparkan tanggung jawab terhadap masalah, mencari alasan
untuk kegagalan diri, sangat sensitive terhadp kritikan, merasa hebat (Stuart,
2007).
Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik
diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang
berlebihan, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung atau marah yang
berlebihan, perasaan negative mengenai tubuhnya sendiri, pandangan hidup
yang pesimis, kecemasan (Stuart, 2007).
Gangguan Harga diri ada 2 macam: harga diri rendah kronis dan harga diri
rendah situasi (Carpenito, 2001 ).
1. Harga Diri Rendah Kornis
Harga diri rendah kronis adalah suatu kondisi penilaian diri yang
negatif berkepanjangan pada seseorang atas dirinya. Karakteristiknya antara
lain:
a. Mayor: untuk jangka waktu lama atau kronis : Pernyataan negatif atas
dirinya, ekspresi rasa malu atau bersalah, penilaian diri seakan-akan tidak

12
mampu menghadapi kejadian tertentu, ragu-ragu untuk mencoba sesuatu
yang baru.
b. Minor: Seringnya menemui kegagalan dalam pekerjaan, tergantung pada
pendapat orang lain, presentasi tubuh buruk, tidak asertif bimbang,dan
sangat ingin mencari ketentraman.
2. Harga Diri Rendah Situasional
Harga diri rendah situasional suatu keadaan dimana seseorang memiliki
perasaan-perasaan yang negatif tentang dirinya dalam berespon terhadap
peristiwa (kehilangan, perubahan). Harga diri rendah situasional terjadi
adanya trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dan lain-lain. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai. Karakteristiknya:
a. Mayor: Kejadian yang berulang atau berkala dari penilaian diri yang
negatif dalam berespon terhadap peristiwa yang pernah dilihat secara
positif, menyatakan perasaan negatif tentang dirinya (putus asa, tidak
berguna).
b. Minor: Pernyataan negatif atas dirinya, mengekspresikan rasa malu atau
bersalah, penilaian diri tidak mampu mengatasi peristiwa atau situasi
kesulitan membuat keputusan, mengisolasi diri.

13
Terlepas dari itu semua, muncullah pohon masalah harga diri rendah

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

HARGA DIRI RENDAH

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG

G. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah


1. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan
balik yang negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366). Menurut Carpenito, L.J
(1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam
mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena
ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak
efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan
masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun
Penyebab Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah, yaitu :

14
a. Factor Presdisposisi : Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah
adalah penolakan orangtua, penolakan orangtua yang tidak realistis,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Factor Presipitasi : Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah
biasanya adalah kehillangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun.
2. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat,
tanggal pengkajian, nomor rekam medic
b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor
biologis, factor psikologis, social budaya, dan factor genetik.
c. Faktor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi
merasa tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa
malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak
adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress pencetus pada
umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress seperti
kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan
spiritual.
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik,
alam perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses
pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan
berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun
maladaptive
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

15
3. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara
atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat
menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai berikut:
a. Harga Diri Rendah Kronid
b. Koping Individu tidak efektif
c. Resiko tinggi perilaku kekerasan
d. Isolasi Sosial
e. Defisit Perawatan Diri
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah Tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki,
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan,
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan,
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan,
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
b. Tindakan keperawatan :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di
rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.

16
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, perawat dapat :
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini,
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien,
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal
dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama
pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih,
b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan,
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien
5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
a) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan,

17
b) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari,
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan,
d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.
H. Terapi yang digunakan
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang
dimaksudmeliputi :
1. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat
sebagai berikut: dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang
cukup singkat, tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil, dapat
menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
maupun gejala negative skizofrenia, lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti,
tidak menyebabkan kantuk, memperbaiki pola tidur, tidak menyebabkan
habituasi, adikasi dan dependensi, tidak menyebabkan lemas otot.
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).Obat yang termasuk
golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine
HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya :
Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.
2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia
tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Maramis,2005,hal.231).

18
3. Therapy Kejang Listrik (Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang
satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang
tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang
listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005).
4. Keperawatan
Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan
rencana pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan
kekurangan klien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial
untuk meningkatkan kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi
skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan
kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi
sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas
kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis
therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada
individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah
therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok
(TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai
stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat,2005)

BAB III
PENUTUP

19
Kesimpulan

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998). Dalam
malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling
percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis
(dokter dan perawat), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat)
terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang
merawat tercapai.

20
DAFTAR PUSTAKA

Danny.(2010).Contoh Bentuk Harga Diri.Retrieved from


http://pakdanidancivic.blogspot.com/2010/05/contoh-bentuk-harga-diri.html
Fardians, Antro. (2014). Pengertian Harga Diri. Retrieved from
http://atrofardians.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-harga-diri-dalam-
psikologi.html
Galih, findamapita.(2013).Rentang Respon Konsep Diri.Retrieved from
http://findamapitagalih.blogspot.co.id/2013/01/kdm-4.html
Gangguan Harga Diri.(2012).Retrieved form
http://www.psychologymania.com/2012/08/gangguan-harga-diri.html
Janewinarni.(2011).Konsep Diri.Retrieved from
https://janewinarni.wordpress.com/2011/04/17/konsep-diri/
Liane, rako.(2013).Asuhan Keperawatan Gangguan Harga Diri Rendah.Retrieved
from http://lianerako.blogspot.co.id/2013/11/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-
diri.html
Pengertian Harga Diri.(2010).Retrieved from
http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/
Saleh, nuramin.(2013).Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri.Retrieved
from http://www.nuraminsaleh.com/2013/11/faktor-yang-memperngaruhi-harga-
diri.html
Zainuddin, Ahmad.(2016).Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga
Diri.Retrieved from http://datarental.blogspot.co.id/2016/07/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-harga.html

21

Anda mungkin juga menyukai