Anda di halaman 1dari 15

MEMENUHI TUGAS TERSTUKTUR MATERNITAS

SUSUNAN ACARA PENYULUHAN

INFERTILITY

KELAS :4B
KELOMPOK : 10
ANGGOTA : RIZQY AMILIYAH (151611913090)
SASGIA ARUM M (151611913092)
SOFIA DWI WAHYUNI (151611913098)
VENI DWI ALIFATUN (151611913103)
ZULFIAN RIFQI N (151611913112)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
SUSUNAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik : Infertility

2. Sasaran : tokoh masyarakat

3. Tempat : balai desa Tumenggungan

4. Hari/tanggal : senin/ 17 April 2018

5. Waktu : 30 menit

1. Latar Belakang
Pasangan infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup
harmonis serta telah berusaha selama satu tahun tetapi belum mengalami
kehamilan. Infertilitas yang disebut primer adalah apabila pasangan suami/istri
tidak pernah hamil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan wanita akan tetapi
ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria dan 20% dari kedua
pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang mengalami pengobatan dan kemudian
menjadi hamil (Siswadi, 2007).

Dalam realisasinya tidak semua pasangan mudah memperoleh keturunan


seperti yang diharapkan. Di tengahnya gencarnya pencanangan program
pembatasan kelahiran (keluarga berencana) diberbagai penjuru dunia ternyata ada
kelompok pasangan suami istri yang justru mengalami infertilitas atau kesulitan
untuk memperoleh anak.

2. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama ± 30 menit, masyarakat dapat mengerti dan


mamahami tentang infertil

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama ± 30 menit masyarakat mengetahui dan


mampu:

a. Menyebutkan Pengertian Infertility


b. Menyebutkan Penyebab Infertility

c. Menyebutkan Dampak dan Penanganan Infertility

d. Menyebutkan Syarat dari pemeriksaan Infertility

3. Sasaran

Sasaran pada promosi kesehatan ditujukan kepada masyarakat daerah

Tumenggung khususnya para ibu-ibu dan para remaja wanita.

4. Materi

1. Pengertian Infertility

2. Penyebab Infertility

3. Dampak dan Penanganan Infertility

4. Syarat dari pemeriksaan Infertility

5. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

6. Jadwal Kegiatan Penyuluhan


NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN

PENYULUHAN PESERTA

1 5 menit Pembukaan : Mendengarkan pembukaan


yang disampaikan oleh
a. membuka kegiatan
moderator.
dengan mengucapkan
salam.

b. Memperkenalkan
diri.

c. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan.

d. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.

e. Menyampaikan
kontrak waktu

2 15 menit Pelaksanaan Penyampaian Mendengarkan dan memberi


materi oleh pemateri: umpan terhadap materi yang
disampaikan.
a. Menjelaskan tentang
pengertian Infertilitas

b. Menjelskan
penyebab infertilitas.
c. Meneybutkan
dampak dan
penanganan
infertilitas.
d. Menyebutkan syarat
dari pemeriksaan
infertilitas
3 20 menit Tanya jawab Memberikan Mengajukan pertanyaan
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang
materi yang kurang
dipahami.

4 15 menit Evaluasi Menanyakan Menjawab pertanyaan


kembali kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan.

5 5 menit Penutup : Mendengarkan dengan


seksama dan menjawab
a. Mempersilahkan
salam
fasilitator untuk
menambahkan
ataupun menjelaskan
kembali jawaban
pertanyaan peserta
yang belum terjawab.

b. Menjelaskan
kesimpulan dari
materi penyuluhan

c. Ucapan terima kasih

d. Salam penutup.

Lampiran I

GANGGUAN REPRODUKSI
Pasangan infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup
harmonis serta telah berusaha selama satu tahun tetapi belum mengalami
kehamilan. Infertilitas yang disebut primer adalah apabila pasangan suami/istri
tidak pernah hamil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan wanita akan tetapi
ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria dan 20% dari kedua
pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang mengalami pengobatan dan kemudian
menjadi hamil (Siswadi, 2007).

Dalam realisasinya tidak semua pasangan mudah memperoleh keturunan


seperti yang diharapkan. Di tengahnya gencarnya pencanangan program
pembatasan kelahiran (keluarga berencana) diberbagai penjuru dunia ternyata ada
kelompok pasangan suami istri yang justru mengalami infertilitas atau kesulitan
untuk memperoleh anak.

Materi pembelajaran

INFERTILITY

1. Pengertian infertility

Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan


melahirkan anak hidup oleh suami yang bisa menghamilinya.

Infertility (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang


telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak
(Sarwono, 2004).

Infertility adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu


tahun. Infertilitas primer bila pasangan suami istri belum berhasil hamil
walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut dan infertilitas sekunder bila istri
pernah berhasil hamil, tetapi sekarang belum berhasil hamil lagi walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan berturut-turut (Siswandi, 2006).
2. Penyebab infertility

a. Infertilitas Disengaja

Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri


menggunakan alat kontrasepsi baik alami, dengan alat maupun kontrasepsi
mantap.

Pada istri karena menggunakan IUD, oral pil, injeksi, implant,


sterilisasi, maupun cara kimiawi. Pada suami karena menggunakan
kondom.

b. Infertilitas tidak disengaja

Pada istri, infertilisasi 40% – 50 %

Gangguan organ reproduksi (genetalia interna) :

1. Vagina

Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan


membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat
transportasi/pertemuan sperma ke vagina. Infeksi daerah vagina, ke mulut
rahim, kedinding rahim hingga saluran telur. Penyebabnya yaitu :

a. Air yang tidak bersih

b. Hubungan seks

c. Pasca operasi didaerah perut yang terinfeksi

2. Leher rahim (seviks)

Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang


mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di
serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas
operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup
serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim. pH lendir serviks ± 9
dan bersifat alkalis. Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan
spermatozoa ( kuman dalam serviks dapat membunuh spermatozoa).

Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun


antibiotika bila terdapat infeksi :

1. Uterus

Dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang


mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan
rahim terganggu (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka
gerakan sperma melambat. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan
oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma
uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai
darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.

2. Endometriosis

Keadaan dimana jaringan selaput lendir rahim (endometrium)


tumbuh diluar rongga rahim. Mengakibatkan perlengketan disaluran
telur dan alat-alat dirongga panggul serta gangguan pembentukan
cairan selaput lendir rongga rahim. Gejala :

a. Nyeri haid (dismenorrea)

b. Nyeri ketika bersenggama

c. Perdarahan haid yang banyak

d. Haid yang tidak teratur

3. Infeksi (gangguan pada testis)

Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara.


Penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, dan sifilis sering
menyebabkan infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir
jalannya sperma.
4. Masalah seksual

Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya


disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan
(disparunia). Demikian juga dengan penggunaan minyak atau pelumas
tertentu yang bersifat toksik terhadap sperma.

5. Ejakulasi balik

Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik


masuk ke kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat terjadi
ejakulasi. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di
antaranya adalah diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra,
dan pengaruh obat-obatan tertentu.

6. Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi

Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi


sperma (epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki
pembuluh yang membawa sperma dari testis ke lubang penis.

7. Antibodi pembunuh sperma

Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya


terjadi setelah pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini
menyulitkannya mendapatkan anak kembali saat vasektomi dicabut.

8. Pencemaran lingkungan

Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma


dengan efek langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa
bahan kimia yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal
bebas, pestisida (DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan
kimia plastik, hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena), dan
logam berat seperti timbal, kadmium atau arsenik.
9. Kanker testis

Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis


memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering
terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun.

3. Dampak dan Penanganan Infertility

Kondisi infertilitas adalah masalah rumit yang dapat memicu


berbagai masalah mental. Infertilitasa atau ketidaksuburan dapat
menjadi masalah emosional yang tidak terselesaikan. Belum lagi
apabila pasangan memutuskan menjalani berbagai terapi atau program
pengobatan. Harapan yang tinggi untuk mempunyai anak ditambah
lagi dengan disiplin yang tinggi terhadap program pemeriksaan dan
pengobatan. Memang reaksi menghadapi suatu masalah sangat
tergantung pada pribadi masing-masing orang, sebagian orang
menghadapi masalah dengan rileks namun sebagian lain memberikan
reaksi yang negatif sehingga menyababkan stress, bahkan akan
mengakibatkan stress yang berkelanjutan yang akhirnya depresi.
Gejala depresi berupa perasaan sedih, mudah marah,dan kadang tiba-
tiba menangis tanpa sebab. Depresi yang berat/kronis akan membuat
orang tersebut sering merasa gelisah selama berminggu-minggu,
bahkan berbulan-bulan.

Selain hal tersebut, dampak psikologis yang dialami menyangkut


kondisi internal, hubungan interpersonal, dan seksual suami-istri.
Dampak psikologis yang dialami (suami/istri) yaitu munculnya
perasaan frustasi, depresi, marah, dan rasa bersalah perasaan tidak
sempurna dan kurang berarti. Dampak antar suami-istri mengakibatkan
hubungan kurang harmonis.

Penanganan

Penanganan infertility tentunya bergantung pada penyebabnya.


Apabila terdapat air mani abnormal, maka dicari penyebabnya apakah
akibat dari varikokel, sumbatan, infeksi, defisiensi gonadotropin atau
hiperprolaktin. Kalau infertilitas ternyata ada hubungan dengan tuba
yang tersumabt, maka pengobatan saja sangat sedikit membawa hasil.

Istri dengan riwayat infeksi panggul yang berulang dapat


dicoba dengan pemberian antibiotik jangka panjang. Endometriosis
pada tuba dapat diobati dengan Pil KB, progesteron, atau danazol yang
diberikan terus-menerus atau berselang-seling. Dalam hal memutuskan
pembedahan pasangan yang bersangkutan harus memikirkan terlebih
dahulu keberhasilannya serta bagaimana reaksi mereka bila gagal sama
sekali.

Indikasi pembedahan tuba adalah tersumbatnya seluruh atau


sebagian tuba, tekukan tuba yang patologis, sarkulasi tuba,
perlengketan pertubular dan periovarial khususnya untuk
membebaskan gerakan tuba dan ovarium. Pembedahan tuba tidak
dilakukan jika analisis sperma suaminya abnormal, serta adanya
penyakit pada istri yang tidak memperbolehkannya untuk hamil.

Pada pasien dengan endometriosis terdapat beberapa pilihan


yaitu menunggu sampai kehamilan terjadi, pengobatan hormonal, atau
pembedahan konservatif. Dengan cara pertama didapatkan angka
keberhasilan sampai 65%. Tentu saja umur pasien serta lamanya
infertilitas harus menjadi pertimbangan dengan cara ini. Sementara
cara kedua memerlukan waktu lama dan tidak selalu menyembuhkan
endometriosis, kebanyakan hanya menekan untuk beberapa waktu saja.
Oleh karena itu, pada pasien yang sudah lama infertilitasnya
dianjurkan untuk melakukan pembedahan konsevatif.

Berbagai teknik perawatan masalah ketidaksuburan atau infertility

Ada beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk


pria maupun wanita. Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga
telah melalui serangkaian proses penelitian dan angka keberhasilannya
cukup memuaskan bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan.
Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah ketidaksuburan
atau infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi di
antaranya yaitu:

a. inseminasi buatan

Inseminasi buatan atau artificial insemination (sering disingkat


sebagai AI) dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang
mengandung sperma dari pria ke dalam organ reproduksi wanita tanpa
melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan semen yang
mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami
kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi
pembuahan dan kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan
inseminasi buatan sebagai langkah pertama sebelum menerapkan
terapi atau perawatan jenis lainnya.

b. Gift (gamete intrafallopian transfer)

GIFT yang merupakan singkatan dari Gamete Intrafallopian


Transfer merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak tahun
1984. Tujuannya untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan
dengan mengambil sel telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu
dipertemukan dengan sel sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan
menggunakan alat yang bernama laparoscope, sel telur dan sperma
yang sudah dipertemukan tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi
atau tabung falopi wanita melalui irisan kecil di bagian perut melalui
operasi laparoskopik. Sehingga diharapkan langsung terjadi
pembuahan dan kehamilan.

c. ivf (in vitro fertilization)

IVF atau In Vitro Fertilization dikenal juga sebagai prosedur


bayi tabung. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari
ovarium ibu lalu disatukan dengan sperma ayah dalam sebuah
medium cair di gelas laboratorium. Lalu sel telur dibuahi di
laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, sekitar dua setengah hari
kemudian, sel telur telah terbagi menjadi delapan sel yang sangat
kecil. Lalu setelah terjadi pembuahan, hasilnya yang sudah berupa
embrio dimasukkan ke dalam rahim melalui serviks.

4. Syarat – syarat pemeriksaan

Pasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis sehingga


keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Adapun syarat-syarat
sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:

1. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha


mendapatkan anak selama 12 bulan.Istri dengan usia 31-35 tahun
dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.

2. Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan


pemeriksaan bila belum mendapat anak dari perkawinan ini.

3. Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap


penyakit.

Lampiran II

EVALUASI

1. Kapan seseorang dikatakan infertil ? siapa penyebab infertil ?

Pasangan dikatakan infertil setelah satu tahun menikah dan sudah


melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
belum memiliki anak. Penyebab infertil yaitu bisa penyebab dari istri atau
dari suami.

2. Apa penyebab infertilitas pada wanita ?

Infeksi pada vagina sehingga keasaman vagina meningkat, Kelainan pada


seviks akibat defisiensi hormon estrogen, Kelainan uterus, Kelainan pada
tuba falopii akibat infeksi, Lingkungan paparan.
3. Apasaja penyebab infertilitas pada suami ?

Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna, Konsentrasi sperma


rendah, Tidak ada semen, Varikosel, Testis tidak turun, Kekurangan
hormon testosterone, Kelainan genetic, Pencemaran lingkungan, Kanker
testis.

4. Bagaimana dampak infertilitas pada pasangan suami-istri ?

Dapat mengakibatkan dampak psikologis, dimana istri menjadi


mudah marah, sedih, dan mengakibatkan depresi berat. Suami/ istri merasa
saling menyalahkan diri masing-masing, merasa tidak sempurna, tidak
berarti yang berefek hubungan tidak harmonis.

5. Sebutkan persyaratan pemeriksaan infertil !

a. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha


mendapatkan anak selama 12 bulan.

b. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama
kali datang.

c. Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan


bila belum mendapat anak dari perkawinan ini.

d. Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap


penyakit.
Referensi

Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung. Wik Infertility. 5 Desember 2014

Infertility. Diakses 5 Desember 2014

Weschler, Toni. Taking Charge of Your Fertility. New York, Harper Collins

Publishers, 2002. ISBN 0060937645

Djuwantono, Tono. 2008. Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas. Bandung : PT

Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai