Anda di halaman 1dari 4

BERAS CERDAS

Beras yang telah menjadi pangan pokok Indonesia mempunyai berbagai


kelebihan, mulai dari citarasa, kekayaan nutrisi, dan kemudahan proses penyajian.
Untuk itu, teknologi beras analog yang dikembangkan di samping harus
menghasilkan produk dengan karakteristik yang baik dan identik dengan beras,
juga harus berbahan baku tepung lokal dengan presentasi yang cukup, dan
mengandung nutrisi yang minimal sebaik beras. Di samping itu, persyaratan
ekonomi juga menjadi landasan utama, di mana harga beras analog yang
dihasilkan sebaiknya mempunyai harga yang lebih rendah dari beras. Atas dasar
hal tersebut, telah dikembangkan sebuah beras analog yang disebut dengan “Beras
Cerdas”. Disebut cerdas karena mempunyai konsep (Subagio et al., 2012) :

1. Cerdas dalam bahan baku, beras tersebut dikonstruksikan dari tepung-tepung


lokal khususnya MOCAF, dan berbahan baku yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan target konsumen.
2. Cerdas dalam proses, beras tersebut diproses dengan teknologi yang mudah
dan murah, sehingga dapat dilakukan diproduksi dengan peralatan yang bisa
dibuat oleh putera Indonesia.
3. Cerdas dalam cara masak: beras tersebut dapat dimasak dengan cara
sederhana meniru kebiasaan orang Indonesia dalam mengolah beras, dan “all
in one”, sekali memasak akan mendapatkan masakan yang lengkap.
4. Cerdas dalam pemanfaatan bagi kesehatan, dengan bahan baku yang cerdas,
beras yang dihasilkan dapat disesuaikan untuk target spesifik untuk
kesehatan, misalnya “beras cerdas” untuk anak rawan gizi, ibu hamil,
penderita diabet dan sebagainya.
5. Cerdas untuk pembangunan nutrisi, ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Untuk membentuk butiran beras cerdas diperlukan bahan baku dan bahan
tambahan yang tepat. Beras cerdas dapat dibuat dari tepung nonberas dengan
penambahan air (Budijanto dan Yuliyanti 2012). Dalam hal ini, tepung yang
digunakan ialah tepung mocaf. Bahan tambahan diperlukan untuk memperoleh
beras cerdas dengan sifat sesuai yang dikehendaki. Bahan tambahan pangan
berupa perekat digunakan untuk mendapatkan butiran beras yang kokoh sehingga
beras tidak mudah hancur selama proses distribusi serta menghasilkan tekstur
yang lembut dan tidak rapuh saat dimasak. Salah satu komponen yang dapat
digunakan sebagai perekat ialah pati. Pati adalah karbohidrat yang mengandung
polimer glukosa yang terdiri atas amilosa dan amilopektin (Herawati 2011).
Bahan tambahan lain ialah pengemulsi. Bahan ini diperlukan untuk menghasilkan
beras tiruan yang memiliki karakteristik tidak terlalu lengket, baik pada waktu
proses maupun pada produk akhir. Wang et al. (2011) meneliti pembuatan beras
tiruan dengan menggunakan pengemulsi berupa gliserol monostearat (GMS),
lesitin kedelai, dan sodium lactylate (SSL). Sebagai bahan pengemulsi juga dapat
ditambahkan minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak sawit (Dupart dan
Huber 2003). Pemutih dapat ditambahkan untuk memperbaiki warna. Bahan
pemutih harus aman sesuai standar penggunaan untuk pangan. Dalam beberapa
kasus, bahan perisa seperti aroma kari, vanila, dan pedas perlu ditambahkan untuk
memperbaiki cita rasa. Berbagai bahan fortifikasi dapat ditambahkan untuk
meningkatkan nilai gizi beras cerdas, seperti campuran vitamin dan mineral
0,15%. Vitamin A ataupun vitamin E juga dapat ditambahkan dalam pembuatan
beras tiruan (Mishra et al., 2012).
SKEMA KERJA

Pencampuran MOCAF dan tepung jagung

Pencampuran bahan pengemulsi di wadah terpisah

Pemanasan bahan pengemulsi

Pencampuran bahan kering dan bahan pengemulsi

Pencetakan

Pengukusan

Penjemuran

Penanakan

Pengujian fisik dan organoleptik


DAFTAR PUSTAKA

Budijanto S. dan Yuliyanti. 2012. Studi Persiapan Tepung Sorgum (Sorghum


bicolor L. moench) dan Aplikasinya pada Pembuatan Beras Analog. J.
Teknol. Pert. 13(3): 177–186.

Dupart, P. and G.R. Huber. 2003. Low Shear Extrusion Process for Manufacture
Of Quick Cooking Rice. United States Patent, 9178774.

Herawati, H., Arif A., K. Oktaviani, dan S. Widowati. 2011. Karakteristik Beras
Artifisial Berbasis Ubi Kayu dan Kedelai. Disampaikan pada Seminar
Nasional Teknologi Pascapanen 2011, Bogor.

Mishra, A., H.N. Mishra, and P.S. Rao. 2012. Preparation of Rice Analogues
Using Extrusion Technology. Int. J. Food Sci. Technol 47(9):1789–1797.

Subagio, A., Y. Witono, D. Hermanuadi, A. Nafi, dan W.S. Windarti. 2012.


Pengembangan Beras Cerdas sebagai Pangan Pokok Alternatif Berbahan
Baku Mocaf. Prosiding InsiNas. Jember, 29–30 November 2012. hlm.
157161.

Wang, J.P., H.Z. An, Z.Y. Jin, Z.J. Xie, H.N. Zhuang, and J.M. Kim. 2011.
Emulsifiers and Thickeners on Extrusion-Cooked Instant Rice Product. J.
Food Sci. Technol. 50(4): 655–656.

Anda mungkin juga menyukai