Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan Sundeen, 1998)
Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan
dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan
logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang
ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak
dianggap sebagai waham. Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak
sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “ aneh” (misal, mata saya adalah
komputer yang dapat mengontrol dunia) atau bisa pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak
mungkin, misal, “ FBI mengikuti saya”) dan tetap dipertahankan meskipun telah
diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan
waham tidak sistematis.

1.2 Rumusan masalah


2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pada waham?
1.3.Tujuan
1. Tujuan umum :
 Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat
harga dirinya.
2. Tujuan khusus :
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
· Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan
topik pembicaraan)

1
· Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
· Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
· Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
· Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
· Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian
yang realistis
· Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
· Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
· Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
d) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
· Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
· Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
· Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
· Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
· Beri pujian atas keberhasilan klien
· Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adA
Tindakan :
· Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
· Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
· Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
· Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep Teori
2.1.1 Definisi waham
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti
adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya.
(Budi Anna Keliat,1999).
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya
atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI,
2005).
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan
menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)

2.1.2 Klasifikasi Waham


 Waham kebesaran : individu meyakini bahwa dirinya mempunyai kebesaran
atau kekuasaan kusus yg diucapkan berulang kali, tapi bertentangan tidak
sesuai dengan kebenaran. Contohnya, “Saya ini seorang petinggi di
Departemen kesehatan lho!” atau, “Saya memiliki tambang emas yang
banyak.”
 Sedangkan waham curiga : individu meyakini sesuatu bahwa ada satu orang
atau beberapa orang yg berikhtiar merugikan/mencederai beliau & diucapkan
dalam berulang kali, namun tak sesuai kebenaran atau kenyataan. Contoh,
“aku merasa semua saudara aku, mau menghancurkan hidup aku dikarenakan
mereka merasa iri dengan keberhasilan aku miliki.”
 Waham agama : Suatu pemikiran dimana individu mempunyai keyakinan
terhadap terhadap sebuah agama dengan cara berlebihan & diucapkan berulang
kali, tetapi tidak searah sesuai dengan kenyataan. Contoh, “Kalau aku
menginginkan masuk ke surga, aku mesti memakai pakaian berwarna putih
setiap hari.”

3
 Waham somatic : Sebuah keyakinan dimana individu meyakini bahwa dalam
badan atau sektor tubuhnya mengalami masalah atau terserang penyakit &
diucapkan sering berulang kali, tapi tak sesuai bersama kenyataan. Contohnya,
“Saat ini saya mengalami sakit kanker.” (Namun kenyataannya tidak sesuai
pada pemeriksaan hasil dari laboratorium tak ditemukan adanya tanda-tanda
kanker, namun pasien tetap mengemukakan bahwa dirinya memiliki penyakit
kanker).
 Waham nihilistik : Individu meyakini bahwa ia telah tidak ada di
dunia/meninggal & diucapkan berulang kali, namun tidak sejalan kenyataan.
Contohnya, ”Ini adalah alam kubur atau barza ya, semua yg berada disini
adalah roh-roh”.
 Waham isi pikir : sesuatu keyakinan bahwa klien merasa ada pikiran orang
lain yg disisipkan atau dimasukan ke dalam pikirannya.
 Waham siar pikir : Sesuatu keyakinan atau anggapan yang menyatakan bahwa
ada orang lain mengetahui apa yg beliau pikirkan walau dirinya tak sempat
menyebut pikirannya pada orang tersebut
 Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan diluar beliau.
2.1.3 Tanda dan gejala waham yang dapat diobservasi:
a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan
b. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
c. Curiga
d. Bermusuhan
e. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
f. Takut, sangat waspada
g. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
h. Ekspresi wajah tegang
i. Mudah tersinggung

4
A. Faktor Prediposisi WAHAM
o Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
o Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
o Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
o Virus : paparan virus influensa pada trimester III
o Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

B. Faktor Presipitasi WAHAM


o Proses pengolahan informasi yang berlebihan
o Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
o Adanya gejala pemicu

2.1.4 Manifestasi Klinis


 Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Trick berpikir magis & primitif, perhatian, isi pikir, bentuk & pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
 Fungsi persepsi
Depersonalisasi serta halusinasi
 Fungsi emosi
Afek tumpul dan kurang respon secara emosional, afek datar, afek tak sesuai,
reaksi berlebihan, serta ambivalen
 Fungsi motorik
Imfulsif serta gerakan secara tiba-tiba & spontan, manerisme, stereotopik dan
gerakan yg sering diulang-ulang, tidak bertujuan, tak dipengaruhi stimulus yg
jelas, katatonia.
 Fungsi sosial : kesepian
Isolasi sosial, menarik diri &merasa harga diri rendah.
 Dalam garis besar keperawatan jiwa respon neurobiologis yg sering muncul yakni
gangguan isi pikir : waham & gangguan persepsi sensori : halusinasi.

3 Mekanisme koping waham


Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri
sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :

5
a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk
aktivitas hidup sehari-hari
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Menarik diri
d. ‘

2.1.5Pohon masalah

2.1.6 Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan
terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik,
terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi
okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan
waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah

6
rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi
klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.

2.2 Konsep asuhan keperawatan

1.Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian Keperawatan
b. Data Yang perlu dikaji

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan


 Data subjektif. Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan
diri

 Data objektif: Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.
Kerusakan komunikasi : verbal
 Data subjektif: Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
 Data objektif: Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
Perubahan isi pikir : waham ( NN.)
 Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.
 Data objektif: Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung
Gangguan harga diri rendah
 Data subjektif: Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

7
 Data objektif: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

2 Diagnosa Keperawatan
 Perubahan proses pikir : waham

8
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

Nama Klien : ……………………


DX Medis : …………………..
No CM : ……………………
Ruangan : …………………..

Perencanaan
Tgl No Dx Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan proses TUM: Klien 1.1.Setelah ... x 1.1. Bina hubungan
pikir: Waham … dapat interaksi klien: saling percaya dengan
mengontrol o Mau menerima klien:
wahamnya kehadiran perawat di  Beri salam
sampingnya.  Perkenalkan diri,
TUK: o Mengatakan tanyakan nama serta
1. Klien dapat mau menerima nama panggilan yang
membina bantuan perawat disukai.
hubungan saling o Tidak  Jelaskan tujuan
percaya dengan menunjukkan tanda- interaksi
perawat tanda curiga  Yakinkan klien
o Mengijinkan dalam keadaan aman dan
duduk disamping perawat siap menolong
dan mendampinginya
 Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
 Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
 Perhatikan
kebutuhan dasar dan beri
bantuan untuk

9
memenuhinya
2. Klien dapat 2.1 Setelah .... x 1. Bantu
mengidentifikasi interaksi klien : klien untuk
perasaan yang o Klien mengungkapkan perasaan
muncul secara menceritakan ide-ide dan pikirannya.
berulang dalam dan perasaan yang  Diskusikan dengan
pikiran klien. muncul secara klien pengalaman yang
berulang dalam dialami selama ini
pikirannya. termasuk hubungan
dengan orang yang
berarti, lingkungan kerja,
sekolah, dsb.
 Dengarkan
pernyataan klien dengan
empati tanpa mendukung
/ menentang pernyataan
wahamnya.
 Katakan perawat
dapat memahami apa
yang diceritakan klien.
3. Klien dapat 3.1 Setelah .... x 3. Bantu klien untuk
mengidentifikasi interaksi klien : mengidentifikasi
stressor / o Dapat kebutuhan yang tidak
pencetus menyebutkan terpenuhi serta kejadian
wahamnya. kejadian-kejadian yang menjadi factor
(Triggers sesuai dengan urutan pencetus wahamnya.
Factor) waktu serta harapan / 3.1. Diskusikan
kebutuhan dasar yang dengan klien tentang
tidak terpenuhi seperti kejadian-kejadian
: Harga diri, rasa aman traumatik yang
dsb. menimbulkan rasa takut,
o Dapat ansietas maupun
menyebutkan perasaan tidak dihargai.

10
hubungan antara 3.2. Diskusikan
kejadian kebutuhan/harapan yang
traumatis/kebutuhan belum terpenuhi.
tidak terpenuhi 3.3. Diskusikan
dengan wahamnya. dengan klien cara-cara
mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan
kejadian yang traumatis.
3.4. Diskusikan
dengan klien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan pikiran /
perasaan yang terkait
wahamnya.
3.5. Diskusikan
dengan klien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya.
4. Klien dapat 4. Setelah … x 4. Bantu klien
mengidentifikasi interaksi klien: mengidentifikasi
wahamnya menyebutkan keyakinannya yang salah
perbedaan tentang situasi yang nyata
pengalaman nyata (bila klien sudah siap)
dengan pengalaman o Diskusikan dengan
wahamnya. klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
o Katakan kepada klien
akan keraguan perawat
terhadap pernyataan klien
o Diskusikan dengan
klien respon perasaan

11
terhadap wahamnya
o Diskusikan frekuensi,
intensitas dan durasi
terjadinya waham
o Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi yang
dipersepsikan salah oleh
klien
5. Klien dapat 5. Setelah … x 5.1. Diskusikan
mengidentifikasi interaksi : dengan klien
konsekuensi dari Klien menjelaskan pengalaman-pengalaman
wahamnya gangguan fungsi yang tidak
hidup sehari-hari yang menguntungkan sebagai
diakibatkan ide-ide / akibat dari wahamnya
fikirannya yang tidak seperti :
sesuai dengan  Hambatan dalam
kenyataan seperti : berinteraksi dengan
o Hubungan keluarga
dengan keluarga  Hambatan dalam
o Hubungan berinteraksi dengan
dengan orang lain orang lain
o Aktivitas  Hambatan dalam
sehari-hari melakukan aktivitas
o Pekerjaan sehari-hari
o Sekolah  Perubahan dalam
o Prestasi, dsb prestasi kerja / sekolah
5.2. Ajak klien
melihat bahwa waham
tersebut adalah masalah
yang membutuhkan
bantuan dari orang lain
5.3. Diskusikan

12
dengan klien
orang/tempat ia minta
bantuan apabila
wahamnya timbul / sulit
dikendalikan.

6. Klien dapat 6. Setelah … x 6.1.Diskusikan


melakukan interaksi klien : hobi/aktivitas yang
teknik distraksi Klien melakukan disukainya.
sebagai cara aktivitas yang 6.2.Anjurkan klien
menghentikan konstruktif sesuai memilih dan melakukan
pikiran yang dengan minatnya yang aktivitas yang
terpusat pada dapat mengalihkan membutuhkan perhatian
wahamnya fokus klien dari dan ketrampilan fisik
wahamnya. 6.3.Ikut sertakan klien
dalam aktivitas fisik yang
membutuhkan perhatian
sebagai pengisi waktu
luang.
6.4.Libatkan klien dalam
TAK orientasi realita
6.5.Bicara dengan klien
topik-topik yang nyata
6.6.Anjurkan klien untuk
bertanggung jawab
secara peronal dalam
mempertahankan/menun
gkatkan kesehatan dan
pemulihannya.
6.7.Beri penghargaan
bagi setiap upaya klien
yang positif
7. Klien 7.1.Setelah .... X 7.1. Diskusikan

13
mendapat interaksi Keluarga pentingnya peran serta
dukungan dapat menjelaskan keluarga sebagai
keluarga. tentang : pendukung untuk
o Pengertian mengatasi waham.
waham 7.2.Diskusikan potensi
o Tanda dan keluarga untuk
gejala waham membantu klien
o Penyebab dan mengatasi waham.
akibat waham 7.3.Jelaskan pada
o Cara merawat keluarga tentang :
klien waham  Pengertian waham
7.2 Setelah ... X  Tanda dan gejala
interaksi keluarga waham
dapat mempraktekkan  Penyebab dan
cara merawat klien akibat waham
waham.  Cara merawat
klien waham
7.4. Latih keluarga cara
merawat waham.
7.5. Tanyakan perasaan
keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
7.6. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit.

8. Klien dapat 8.1 Setelah ……x 8.1.Diskusikan dengan


memanfaatkan interaksi klien klien tentang manfaat dan
obat dengan menyebutkan; kerugian tidak minum
baik.  Manfaat minum obat, nama , warna,
obat dosis, cara , efek terapi
 Kerugian tidak dan efek samping

14
minum obat penggunan obat
 Nama,warna,dosis,
efek terapi dan efek 8.2. Pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
8.2.Setelah ……..x  Beri pujian jika
interaksi klien klien menggunakan obat
mendemontrasikan dengan benar
penggunaan obat dgn
benar 8.3.Diskusikan akibat
8.3.Setelah ….x berhenti minum obat
interaksi klien tanpa konsultasi dengan
menyebutkan akibat dokter
berhenti minum obat  Anjurkan klien
tanpa konsultasi untuk konsultasi kepada
dokter dokter/perawat jika
terjadi hal – hal yang
tidak di inginkan .

15
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa :

Nama Pasien :

No Medrek :

Hari/Tanggal :

Interaksi ke :

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien ( gambarkan kondisi klien pada saat terkahir bertemu)

DO : ...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

DS : .................................................................................................................... ...............

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

2. Diagnosa Keperawatan

(tuliskan diagnosa keperawatan yang akan diatasi pada pertemuan ini sesuai dengan

data diatas, tulis diagnosa keberapa)

............................................................................................................................. ..................................

...............................................................................................................................................................

............................................................

3. Tujuan Keperawatan

(tuliskan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini)

................................................................................................................................... ............................

...............................................................................................................................................................

............................................................

4. Tindakan Keperawatan

(tuliskan tindakan keperawatan secara teoritis dari tujuan keperawatan yang akan

diselesaikan pada pertemuan ini)

16
................................................................................................................................. ..............................

...............................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ..................................

...........................

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Orientasi

 Salam terapeutik

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

.....................

 Evaluasi/validasi

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

.....................

 Kontrak (topik, waktu, tempat)

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

.....................

2. Kerja

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

.....................

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

............................................................................................................................. ....................

..................

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

17
.................................................................................................................................................

..................

3. Terminasi

 Evaluasi subyektif (perasaan klien setelah berbincang-bincang)

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

.....................

 Evaluasi obyektif (isi materi yang sudah dibicarakan)

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

............

 Rencana tindak langsung (PR untuk klien)

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ....................

.....................

Kontrak pertemuan yang akan datang (waktu, tempat, topik)

............................................................................................................................. ....................

.................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ........

18
STRATEGI INTERAKSI PERAWAT – KLIEN

1 Waham Pasien I Identifikasi kebutuhan yang

tidak terpenuhi

Identifikasi cara memenuhi

kebutuhan

Praktek pemenuhan kebutuhan

Masukkan dalam rencana harian

II Identifikasi kemampuan positif

Praktek aspek positif 1 dst

Masukkan dalam rencana harian

III Patuh obat

Masukkan dalam rencana harian

Keluarga I Masalah waham

II Cara merawat pasien dengan

waham

III Praktek merawat klien dengan

waham

Sumber rujukan

19
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis bermakna
yang mengkaitkan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan hendaya
(disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah satu gangguan jiwa
yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu waham, waham adalah keyakinan klien
yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat di rubah
secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimna sudah
kehilangan control.

SARAN
Diharapkan bagi pembacasetelah membaca makalah ini khususnya perawat
dan memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan
secara intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan proses keperawatan
apabila mendapatati klien dengan penyakit gangguan kejiwaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
· Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
2003
· Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
· Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
· Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

21

Anda mungkin juga menyukai