Anda di halaman 1dari 30

PNEUMONIA

Fransiska
Bag FKK-UJ
Anatomi
• Peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit),
tidak termasuk yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (PDPI, 2003)
• Infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang
dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti
bakteri, jamur, virus dan parasit (PC untuk ISP,
2005)

Definisi
Gambaran pneumonia
Spesifik
• Batuk berdahak
• Dahak berwarna coklat/
hemoptisis
• Demam, Menggigil
• Susah bernafas
• Nyeri dada
• Sianosis
• Takipnea/ nafas cepat
• Takikardi/ nadi cepat
Non Spesifik :
o Hilang Nafsu Makan
o Diare
Tanda dan gejala o Ruam Kulit
o Sakit Kepala
• Pemeriksaan fisik pasien :
• Gejala klinis : batuk, sesak
• Suhu Badan : tinggi
• Respiration rate (pernafasan) : takipnea
• Heart rate (denyut nadi) : takikardi
• Tekanan darah : < 100/70
• Pemeriksaan Laboratorium :
• X-ray torax
• Tes darah : leukositosis
• Pulse oxymetri : PaO2 <<
• Tes dahak : kultur +

Diagnosis
Foto Torax

Normal vs Pneumonia
PNEUMONIA
CAP HAP HCAP
(Community Accquired (Hospital Acquired (Health-care Associated
Pneumonia) Pneumonia) Pneumonia)

VAP
(Ventilator Associated
Pneumonia)

Tipe pneumonia
CAP
(Community
Acquired
Pneumonia)
Community Acquired Pneumonia (CAP)
• Paling banyak terjadi
• Pneumonia yang terjadi pada pasien di
komunitas/masyarakat di luar sarana kesehatan

Faktor Resiko Tjnya CAP :


• Usia > 65 tahun
• DM
• Penyakit kronis (jantung, paru,
ginjal, hati)
• Merokok dan alkohol
Bakteri penyebab CAP

Di Indonesia:
• Klebsiella pneumoniae 45,18%
• Streptococcus pneumoniae
14,04%
• Streptococcus viridans 9,21%
• Staphylococcus aureus 9%
• Pseudomonas aeruginosa
8,56%
• Steptococcus hemolyticus 7,89%
• Enterobacter 5,26%
• Pseudomonas spp 0,9%
(PDPI, 2005)
IDSA-ATS, 2007
Assesment of CAP  CRB65

(Guideline for management CAP in Adult-BTS, 2009)


Assesment of CAP  CURB65

(Guideline for management CAP in Adult-BTS, 2009)


Assesment of CAP  PSI
(Pneumonia Severity Index)

(Rello J - Crit Care , 2008)


Indikasi rawat inap:
• Skor PORT > 70
• Bila skor PORT kurang < 70 maka
penderita tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu dari kriteria
dibawah ini.
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02 < 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan
kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2
lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
• Pneumonia pada pengguna NAPZA

Assesment of CAP  PORT


(Pneumonia Patient Outcome Research Team)
(PDPI, 2003)
Pneumonia berat

Indikasi Ruang Rawat Intensif:


 1 dari 2 gejala mayor tertentu (membutuhkan ventilasi mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4
jam [syok sptik])
 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan
kelainan bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg).
• Oksigenasi
• Antibiotik  Tx dg Ab minimal 5 hari
• Antipiretik
• Bronkodilator  bila ada indikasi
bronkospasme
• Hidrasi yang cukup  termasuk resusitasi
• Nutrisi

Tata laksana terapi


Antibiotik empiris
- Pilih spektrum luas  Sesuaikan Antibiotik definitif
dengan dugaan kuman - Metode de-eskalasi antibiotik
penyebabnya
- Pilih spektrum sempit sesuai
- Dapat diberikan selama dengan hasil kultur dan uji
menunggu hasil kultur sensitivitas
- Bila digunakan rute i.v  segera
switch ke oral (terapi sulih) bila
kondisi pasien sudah stabil

Prinsip penggunaan
Antibiotik
Antimicrobial Therapy for Pneumonia in Adults

(Dipiro, 2014)
Table 5 Initial empirical treatment regimens for CAP in adults

(Guideline for management CAP in Adult-BTS, 2009)


(PDPI, 2003)
Terapi AB pada kuman spesifik penyebab CAP
Kuman AB rekomendasi AB alternatif
S. pneumoniae
• Sensitif penisilin • Penisilin G, Amoxicillin • Makrolida, Sefalosporin
• Resisten penisilin • Pilih AB yg masih sensitif
misal Sefalosporin atau
Fluorokuinolon
H. influenzae
• Tdk menghasilkan • Amoxicillin • Fluoroquinolon,
beta laktamase Doksisiklin, makrolida
• Menghasilkan beta • Sefalosporin generasi 2 atau 3, • Fluoroquinolon,
laktamase Amoxiclav Doksisiklin, makrolida
M. pneumoniae Makrolida, tetrasiklin Fluorokuinolon
Legionella sp Fluorokuinolon, azitromisin Doksisiklin
S. aureus
• Sensitif Metisilin • Penisilin anti stafilokokus • Sefazolin, Clindamisin
• Resisten Metisilin • Vancomisin, Linezolid • Trimetoprim-
Sulfametoxazol
MONITORING

• Apabila kondisi hemodinamik pasien stabil, gejala klinik membaik


dan dapat menelan obat maka dapat dilakukan penggantian AB
dari IV ke PO
• Tx Ab pd px pneumoni minimal 5 hari dan dinyatakan selesai
pengobatan jika tidak demam selama 48-72 jam stlh pengobatan
dan tidak terdapat tanda2 instabilitas kondisi pasien
HAP, VAP, HCAP
(Pneumonia Nosokomial)
• Hospital Acquired Pneumonia  Pneumonia yang
didapatkan setelah pasien menjalani rawat inap di rumah
sakit
• HAP termasuk juga pneumonia yg disebabkan oleh Alkes
selama pasien rawat inap (VAP) dan tindakan medis (HCAP)
• HAP dan VAP (Ventilatory Acquired Pneumonia)
• Early onset  jika infeksi muncul setelah hari ke 4 di RS
• Late onset  jika infeksi muncul setelah > 5hari di RS
• Intubasi -Pemasangan Alat Ventilasi
• Aspirasi-Posisi Badan-Enteral Feeding  Posisi
badan pasien yg telentang selama rawat inap
meningkatkan resiko tjdnya HAP. Sebaiknya
posisikan badan 30-45%, terutama saat melakukan
enteral feeding dgn NGT
• Parenteral nutrition  pemberian parenteral
nutrition meningkatkan resiko infeksi krn kateter iv
• Pemberian Antibiotik
• Lingkungan RS

Faktor Resiko HAP, VAP dan HCAP


Tata Laksana

ATS, 2007 &


PDPI, 2003
• Antibiotik segera diberikan pada pasien suspect HAP dan lakukan kultur bakteri
Antibiotika Empirik
• Tx empirik AB pada HAP harus memperhatikan ada tidaknya faktor resiko
kolonisasi bakteri MDR

(Dipiro, 2014)
Tanpa faktor resiko
patogen MDR

Antibitika Empirik
(PDPI  ATS)
Dengan faktor resiko
patogen MDR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai