Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Dari sudut pandang geologi, Gunung Pegat merupakan daerah yang


menarik karena termasuk dalam zona kendeng Jawa Timur. Dimana zona
kendeng merupakan zona yang membentang dari Provinsi Jawa Tengah
bagian Timur hingga Propinsi Jawa Timur. Zona ini juga merupakan
deposenter utama endapan Eosen – Miosen serta mengandung sekuen yang
tebal sedimen volkanogenik dan pelagik. Pada umumnya zona ini terlipat kuat
disertai dengan sesar-sesar sungkup (van bemmelen, 1949, dalam
Pringgoprawiro, 1982).

Lokasi penelitian merupakan bagian dari zona kendeng, lebih tepatnya


merupakan bagian timur dari zona kendeng. Dimana dibagian ini secara
umum dicirikan oleh kandungan material vulkanik yang kurang dan mulai
didominasi oleh material laut dan arah struktur bergeser kearah utara
(Genevraye dan Samuel, 1972).

Pada lokasi penelitian terletak di area penambangan batugamping,


dimana area ini tidak jauh dari tempat pemukiman masyarakat yang sudah
tentu banyak aktivitas masyarakat. Untuk itu sangat perlu kajian tentang
kestabilan lereng di area tersebut, mengingat keselamatan dari kegiatan
manusia di area tersebut. Selanjutnya penelitian ini diharapkan sebagai
informasi awal untuk mengetahui keamanan suatu lereng tersebut.

Mengacu dari bahasan di atas, saat ini suatu kontruksi terus


berkembang seiring dengan kebutuhan manusia terhadap kegiatan tersebut
yang terus meningkat. Lebih lanjut lagi, kegiatan kontruksi tersebut pada
umumnya melibatkan pemotongan lereng batuan agar sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.namun perlu dipahami bahwa dengan
adanya pemotongan lereng, batuan cenderung menjadi kurang atau bahkan

1
tidak stabil. Atau dengan sudut pandang geoteknik bahwa potensi keruntuhan
lereng batuan akan semakin meningkat.

Untuk memastikan kestabilan suatu aktivitas pemotongan lereng


batuan, baik lereng yang baru terbentuk maupun yang lama, dibutuhkan
evaluasi bidang diskontinuitas dari batuan tersebut. Berbagai jenis keruntuhan
lereng batuan berhubungan dengan struktur-struktur geologi tertentu. Oleh
karena itu, mengenali potensi permasalahan stabilitas lereng pada tahap awal
sebuah kegiatan yang melibatkan pembuatan lereng merupakan hal penting.

Keruntuhan batuan biasanya diawali dan mengikuti diskontinuitas-


diskontinuitas yang ada pada batuan, seperti kekar (joint), rekahan (fracture),
bidang perlapisan (bedding plane), sesar (fault) dan jenis-jenis retakan lain
yang ada pada batuan. Oleh itu, dapat dikatakan bahwa perilaku fundamental
massa batuan sangat dipengaruhi oleh diskontinuitas-diskontinuitasnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penilitian ini adalah :

1. Bagaimanakah kondisi geologi di daerah penelitian (geomorfologi,


stratigrafi, struktur geologi dan sejarah geologi)?

2. Bagaimakah sifat keteknikan dari batugamping?

3. Apakah ada potensi keruntuhan lereng batugamping dengan analisis


kinematik?

4. Bagaimanakah karakterisasi keteknikan massa batuan dengan metode


RMR?

5. Bagaimanakah hasil analisis kestabilan lereng masa batuan dengan


metode SMR?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penelitian ini adalah menggunakan pemetaan geologi


permukaan secara tentatif dengan skala 1:25000 untuk mengetahui kondisi

2
geologi daerah penelitian secara umum dan pemetaan scanline pada lereng batuan
untuk mengetahui kondisi kestabilan lereng di area lokasi tambang batugamping.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian (geomorfologi,


stratigrafi, struktur geologi dan sejarah geologi).

b. Bagaimanakah sifat keteknikan dari batugamping.

c. Melakukan analisis kinematik untuk menentukan potensi keruntuhan


lereng batugamping

d. Melakukan karakterisasi keteknikan massa batuan dengan metode


RMR.

e. Untuk menganalisis kestabilan lereng massa batuan dengan metode


SMR.

1.4 BATASAN MASALAH

Permasalahan yang akan dipelajari pada penelitian ini adalah kondisi


umum geologi lokasi penelitian dan kestabilan lereng batuan.

Pembahasan mengenai kondisi geologi umum lokasi penelitian dan


sekitarnya meliputi:

a. Batasan lokasi: Lokasi penelitian terletak pada sekitar Desa Gajah,


Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur
dengan luasan 54 km² (6x9 km). Beberapa formasi stratigrafi Zona
Kendeng tercakup dalam lokasi penelitian seperti Formasi Mundu
dan Formasi Lidah. Namun fokus daripada tujuan utamanya yaitu
formasi yang terdapat pada area tambang batugamping, yaitu
Formasi Mundu.
b. Geomorfologi
c. Stratigrafi
d. Struktur geologi

3
e. Kondisi geologi lokasi penelitian.

Seluruh pembahasan kondisi geologi umum didapat dari studi


literatur dan pengamatan di lapangan.

Pembahasan mengenai kestabilan lereng batugamping meliputi:

a. Bidang diskontinuitas

Inventarisasi karakteristik diskontinuitas di lapangan akan


digunakan untuk keperluan analisis kinematik.

b. Analisis sifat keteknikan

Data yang digunakan untuk mengetahui sifat keteknikan


batugamping adalah data yang berasal dari beberapa pengujian,
yaitu uji sifat fisik, uji geser langsung dan uji Schmidt hammer.

c. Analisis kinematik

Dengan analisis kinematic, dapat diketahui potensi keruntuhan


lereng batuan disetiap scanline.

d. Klasifikasi massa batuan

Dalam penelitian ini, klasifikasi massa batuan yang digunakan


adalah Rock Mass Rating (RMR) dan Slope Mass Rating (SMR).

Seluruh data pembahasan kestabilan lereng batugamping didapat dari


studi lapangan dan laboratorium.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi


manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya :

1. Mahasiswa

4
a. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu-
ilmu geoteknik secara langsung di lapangan maupun di
laboratorium serta dapat melatih kemampuan untuk berpikir
mencari suatu pokok permasalahan dan menyelesaikan suatu topik
permasalahan secara sistematis, terperinci dan tepat.

b. Membantu memberikan informasi mengenai kajian geoteknik


tambang batugamping.

2. Khalayak Umum

a. Dapat memberikan informasi kepada khalayak umum, tentang


bahaya keruntuhan lereng batugamping.

b. Dapat menumbuhkan pentingnya informasi tentang ilmu geoteknik


secara umum kepada masyarakat.

1.6 PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai aspek


geoteknik berupa klasifikasi massa batuan, analisa kestabilan
lereng dan geometri lereng yang pernah dilakukan pada litologi
batugamping di beberapa lokasi daerah yang berbeda di tunnjukkan
pada Tabel 1.1.

5
Tabel 1.1 Penelitian terdahulu.
Nama
No Tujuan Metode Hasil
peneliti

Memberikan gambaran Pengamatan dan Desain lereng akhir


dan pilihan dari pengukuran bidang- yang diperoleh adalah
1 Haryanto rancangan final bidang diskontinuitas, tinggi lereng total 70
(1999) kemiringan lereng pengambilan perconto meter, sudut
keseluruhan dan dengan pemboran inti kemiringan 60°, dengan
kemiringan lereng untuk dilakukan uji faktor keamanan 1,95.
tunggal yang stabil sifat fisik dan mekanik Untuk lereng individu,
batuan, serta analisis tinggi lereng 14 meter,
kestabilan lereng lebar jenjang 5 meter,
menggunakan metode dengan sudut
Bishop. kemiringan 76°.

Mengetahui potensi Pengamatan melalui Berdasarkan hasil


keruntuhan lereng scanline sampling, penelitian didapatkan
batugamping, kemudian analisis potensi longsoran baji
2 Fahmi, A. D karakterisasi keteknikan kinematik. Dilakukan dan bidang, nilai RMR
(2007) massa batuan dengan juga klasifikasi massa termasuk kelas III
metode RMR, serta batuan Rock Mass (sedang) dan kelas II
menganalisis kestabilan Rating (RMR) dan (baik), serta nilai SMR
lereng massa batuan Slope Mass Rating 42-43.4 dan 61.
dengan metode SMR (SMR).

Mengetahui potensi Pengambilan data Berdasarkan hasil


longsor dan melakukan bidang diskontinuitas, penelitian didapatkan
pembuatan desain pengukuran tinggi potensi longsoran
3 Herdiansyah, penambangan berupa lokasi penambangan, busur. Desain lereng
A dkk jenjang – jenjang (bench) pengambilan sampel akhir yang diperoleh
(2015) pada lereng dengan dengan pemboran adalah tinggi lereng
kemiringan tertentu yang untuk dilakukan uji total 55 meter, sudut
aman sifat fisik dan kemiringan 48°, dengan
mekanik, kemudian faktor keamanan 1,217.
analisis kestabilan Untuk lereng individu,
lereng menggunakan tinggi lereng 5 meter,
metode lebar jenjang 3 meter,
kesetimbangan batas. dan sudut kemiringan
70°.

6
Tabel 1.1 Lanjutan penelitian terdahulu
Nama
No Tujuan Metode Hasil
peneliti

Memberikan gambaran Pengamatan dan


kondisi massa batuan dan pengukuran bidang-
rekomendasi geometri bidang diskontinuitas,
4 Adhelian Desain lereng akhir
lereng penambangan pengambilan perconto
Gufron yang diperoleh adalah
final yang aman, efisien, dengan pemboran inti
Nurachman tinggi lereng total 9
dan ekonomis. untuk dilakukan uji
meter, sudut
sifat fisik dan mekanik
kemiringan 81°, dengan
batuan, serta analisis
faktor keamanan 1,272.
kestabilan lereng
menggunakan metode
bantuan software Slide
V 6.0.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang tealh disebutkan pada Tabel


1.1, bahwa penelitian mengenai analisis kestabilan lereng dengan metode
klasifikasi massa batuan dan metode kinematic pada daerah penelitian
belum pernah diakukan.

1.7 DAERAH PENELITIAN

Lokasi penelitian secara adiminstratif terletak pada daerah


perbatasan antara dua kabupaten yaitu di Desa Gajah, Kecamatan Baureno
Kabupaten Bojonegoro dan Desa Karang Kembang, Kecamatan Babat,
Kabupaten Lamongan. Lihat gambar 1.1(tanpa skala).

7
Gambar 1.1 Peta indeks Lokasi Penelitian (tanpa skala).

Anda mungkin juga menyukai