Anda di halaman 1dari 63

Nov

25

makalah Fismat barisan dan deret

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gejala alam banyak menunjukkan persoalan yang dapat diselesaikan dengan
menerapkan konsep-konsep deret pada matematika. Setetes air hujan yang diikuti dengan
tetesan air hujan yang diikuti dengan tetesan air hujan berikutnya, sebuah kelereng yang
dijatuhkan dari ketinggian yang cukup. Akan mengalami pemantulan berulang-ulang sebelum
berhenti, sehingga jarak total yang ditempuh kelereng tersebut dapat diketahui. Itulah
beberapa contoh yang dapat diselesaikan dengan cara deret.
Himpunan bilangan yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu aturan tertentu
disebut sebagai deret atau barisan bilangan. Masing-masing bilangan dalam deret itu disebut
sebagai suku dari deret.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan barisan dan deret ?
2) Apa saja bentuk atau pola barisan dan deret ?
3) Bagaimana notasi barisan dan deret, pada masing-masing pola ?
4) Bagaimana penerepan deret dalam masalah fisika ?
5) Bagaimana cara penyelesaian soal dalam barisan dan deret ?

1.3 Tujuan
1) Menjelaskan definisi barisan dan deret.
2) Menjelaskan bentuk dan pola barisan dan deret.
3) Menuliskan notasi barisan dan deret dalam setiap pembahasan pola barisan dan deret.
4) Menjelaskan penerapan deret dalam masalah fisika.
5) Menjelaskan dan memberi contoh cara penyelesaian soal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian barisan dan deret


Barisan adalah himpunan yang anggotannya merupakan hasil dari pemetaan bilangan
asli.
Contoh barisan:
 1,3,5,7,9,11…
 2,5,8,11,14,17…
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Contoh deret:
 1 + 3+5+7+9+11…..
 2+ 5+8+11+14+17…..

2.2 Barisan dan Deret Aritmetika (deret hitung)


Ketika suatu deret memiliki suatu perbedaan antara suku-suku yang berurutan disebut
deret aritmetika.
Contoh:
 1, 4, 7, 10, 13,…..
 2, 7, 12, 17
Jika suku pertama deret aritmatika adalah a, dan bedanya adalah b, maka dapat ditulis
dengan rumus:
Un = a + (n-1) dengan Un= suku ke n.
Jumlah suku (s) dari suatu deret arit matika dapat diperoleh dengan cara mengalikan rata-
rata dari seluruh suku dengan banyak suku, sehingga sapat diperoleh rumus:
Sn =

2.3 Barisan dan deret Geometri (deret ukur)


Barisan geometri (sequence) geometrik merupakan salah satu contoh barisan sederhana
yang berciri bahwa setiap anggota deret merupakan hasil kali tetapan dari anggota deret
lainnya. Deret geometri memilikirasio yang konstan antara suku-suku yang berurutan.
Contoh :
 2,4, 8, 16, 32,…..
 a, ar, ar2, ar3,….
Rumus:
Un = arn-1 r=

Jumlah suku ke n dalam deret geometri dapat dihitung dengan rumus:

Sn = yang berlaku jika r< 1. Dan Sn = jika r>1.


2.4 Deret konvergen dan Divergen
a. Pengertian dan rumus
Deret tak hingga dibagi menjadi dua yaitu, deret ak hingga yang konvergen dan deret
tak hingga yang divergen. deret konvergen artinya mempunyai jumlah, yaitu jika
dijumlahkan sampai suku yang tak hingga jumlahnya masih bisa ditentukan. Contoh:
N=

2N=

N=1
Deret divergen artinya tidak bisa ditentukan jumlah besarnya atau tak hingga, Contoh:

Misalnya N =

N>

N>

Berdasarkan data di peroleh rumus :


Deret divergen :

Deret konvergen :

Berdasarkan rumus deret konvergen dibagi menjadi


untuk r<1

untuk r

b. Jenis Uji Konvergensi


Ada beberapa cara untuk menentukan konvergensi suatu deret, tergantung pada bentuk
deretnya, walaupun suatu deret ditentukan dengan berbagai cara. Berikut ini adalah cara yang
sering dipakai.
 Cara perbandingan
contoh, uji deret dari = ……..?

jawab:
=1+ + + +…. +…

deret ini akan dibandingkan dengan deret


1+ + + + …. + + +….

Yang tidak lain adalah deret turun, dan kelihatannya deret


juga , maka deret juga konvergen.

 Cara Integral
Diketahui deret , maka fungsi f (x) sedemikian sehingga:
1.) Jika f(x) ≥ an, dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata dx ada dan terbatas,
maka adalah konvergen.
2.) Jika f(x) ≤ , dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata , maka
adalah divergen.

 Cara Nisbah (Rasio)


Tinjau deret positif dan misalkan =

Dan jika :
1) , maka adalah kovergen
2) , maka adalah divergen
3) , maka dikatakan uji dengan cara ini gagal, sehingga harus dilakukan uji dengan cara
lain:

Contoh, uji deret dengan menggunakan uji rasio.

= dan limitnya adalah 2, dan kerena 2 sehingga deret

adalah divergen.

2.5 Deret Selang-Seling


Diketahui deret sebagai berikut:

= 1- + + +…
Deret ini adalah sebuah deret selang-seling, karea harganya berselang antara positif
dan negatif. Tuk deret selang-seling, mengeciny suku-suku sampai mendekati nol, sudah
cukup untuk menjamin konvergensinya.

Jika kita menuliskan deret selang-seling dalam bentuk:


S = a1 – a2 + a3 – a4 +…..
Dengan mengelompokkan suku-suku yang berharga negatif, maka dapat ditulis dalam
bentuk:
S = ( a1 – a2 ) + ( a3 – a4) +…..

2.6 Deret Positif


Sebuah deret disebut deret psitif, bila semua suku-sukunya positif.
a. Deret Geometri
Rumus: . sejhingga diperoleh hasil
 Bila r=1 , maka Sn = n.a sehingga , sehingga deret divergen .
 Bila sehingga deret konvergen
 Bila , maka sehingga deret divergen.

b. Deret Harmonis
Bentk umum :

Lihat jumlah parsial n suku pertama deret :

Untuk n maka , sehingga oleh karna itu

deret harmonis divergen.

c. Deret-P
Bentuk deret-P atau deret hiper harmonis : dengan p>0.

Menggunakan tes integral didapatkan : : - 1)

Bila p>1 maka = 0 , sehingga (konvergen) oeh karena itu, deret

untuk p > 1 konvergen . untuk 0 < p < 1 maka = ∞ sehingga

dk divergen. sedang untuk P = 1 didapatkan deret harmonis. Oleh karena itu,

untuk 0 < p ≤ 1 divergen.

2.7 Deret Pangkat


Jika suatu deret tergantug kepada suatu variabel, yaitu yang suku-sukunya bergantung
kepada variabel secara khusus, dan suku ke- n nya berbentuk:
An = an (x) = cn xn
Dimana cn adalah bilangan konstan, maka deret itu disebut deret pangkat.
Bentuk umum xn dengan an adalah koefisien ke-n dan x adalah variabel, maka:
a0 + a1x + a2x2 + a2x2 + a3x3 + …..
Deret pangkat suatu fungsi perlu diketahui apakah deret tersebut konvergen atau
divergen.

1.) 1- +

2.) X-

2.8 Deret Taylor dan Mac Laurin


Misal fugsi f(x) dapat diturunkan sampai k kali pada x=b, maka fungsi f(x) maka dapat
diperderetkan menjadi deret kuasa dalam bentuk:

F(x)=

Deret diatas disebut deret Taylor dengan pusat x=b atau disebut dengan Polimonomial
Taylor pada x=b. bila b=0 disebut deret Maclaurin yaitu berbentuk:
F(x)=

2.9 Penerapan Deret Dalam Masalah Fisika


Beberapa persoalan fisika dalam hal ini dalam matematikanya dapat diselesaikan
dengan mudah, jika pengetahuan yang kita pelajari tentang deret yang diterapkan. Maka
terdapatlah Persamaan deferensial , dan pengecekan integral.
Persamaan diferensial orde dua dalam gerak ayunan sederhana, dinyatakan dalam bentuk :

dan

selanjutnya aplikasi lain dari deret adalah pengecekan integral. Misalnya integral Fresnel
(integral dari sin x2 dan cos x2 ) yang terjadi pada masalah difraksi Fresnel untuk topik optik.

dx =

= 0,31027

2.10 Turunan dan Integral Deret Kuasa


Misal deret (x-b mempunyai radius konfergensi R dan
F(x)= (x-b . Maka turunan dan integral dari deret diberikan sebagai berikut:
(i) F’(x)= (x-b
(ii) (t-b dt

Contoh soal
1) Sebuah mesin bor dirancang memiliki 6 kecepatan mulai dari 50 putaran / menit hingga 750
putaran / menit. Jika kecepatan-kecepatan ini membentuk deret geometri, tentukanlah nilai-
nilainya, masing-masing benar hingga bilangan bulat terdekat.
Diposkan 25th November 2014 oleh eka naya
0

Tambahkan komentar

FKIP FISIKA UPGRI PALEMBANG

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Mar

makalah pengelolaan kelas

Nama : Eka naya prastia

Nim : 2013 122 053

Prodi : Pend. Fisika

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata
pengelolaan dan kata kelas. Pengelolaan dalam bahasa Inggris diistilahkan
sebagai Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan
manajement. Pengertian pengelolaan atau manajement pada umumnya
yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.

Sedangkan definisi kelas adalah suatu kelompok orang yang


melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pembelajaran dan
pembelajar (Hamalik, 2007). Sementara Ahmad (1995) mengatakan kelas
ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar. Sedikit lebih komplek,
Namawi (1999) memandang kelas dari dua sudut, yaitu: pertama; Kelas
dalam arti sempit yakni, ruangan yang di batasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah pebelajar berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Kedua; Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi
menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Arikunto (2000) mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah


pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan (secara
umum).

Jadi secara etimologi, pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai


upaya merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi, dan
mengontrol kelompok belajar yang dilakukan oleh pembelajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

dapun pengertian pengelolaan kelas secara terminology seperti yang


diungkapkan oleh Wilford (James M. Cooper, 1995), pengelolaan kelas
merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana pembelajar
menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan
memampukan para pebelajar mencapai tujuan pembelajaran secara efesien.
Sedangkan Sudirman (dalam Djamarah 2006) “Pengelolaan Kelas
adalah upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.” Kelas mempunyai
peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi
edukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik
untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh pembelajar.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa


pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan
pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar agar
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan
kelas adalah upaya memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat
keterampilan pembelajar intuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, positif, dan produktif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan
dalam pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga
dapat diperoleh hasil yang memuaskan.

Bertolak dari definisi tersebut, pada hakekatnya pengelolaan kelas


dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang lebih
berkualitas. Berikut ini beberapa hakekat pengelolaan kelas antara lain :

1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan pembelajar yang


ditunjukkan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan,
menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklm sosio-emosional
yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang
produktif dan efektif.

2. Tujuan pengeloalaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi


kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
Tujuan pembelajaran adalah membantu pebelajar mencapai tujuan
pembelajaran.

3. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran.


Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat babi terciptanya proses
pembelajaran yang efektif.
2.2 Tujuan Pengelolaan Kelas

Menjadi pembelajar haruslah kaya konsep, kaya cara, dan utun (ulet)
mencari varian-varian baru mengenaipermasalahan di dalam kelas.
Berbicara mengenai tujuan pengelolaan kelas, Ahmad (1995) mengatakan
bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar


maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan pebelajar untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilagkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya


interaksi belajar mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang


mendukung dan memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual pebelajar dalam kelas.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,


budaya serta sifat-sifat individunya.

Sedangkan tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (2000) pada


hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas
adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar pebelajar
dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas
yang disediakan itu memungkinkan pebelajar belajar dan bekerja.
Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada
pebelajar. Sementara Arikunto (2000) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan
efesien. Degeng (2000) menyatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
agar para pebelajar dapat belajar secara optimal dan memberdayakan
dirinya sesuai potensi dan karakteristiknya sendiri.

Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, tujuan pengelolaan kelas


adalah :

1. Setiap pebelajar harus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu ada tugas yan harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan padanya.

2. Setiap pebelajar terus melakukan belajar tanpa membuang waktu artinya


setiap pebelajar akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas
yang diberikan padanya.

2.3 Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan


pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga
pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (autorityapproach),
pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi
tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekartan
tersebut,

Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach)


pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku
siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui
penerapan disiplin secara ketat (weber)

Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah


upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa
untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan.
Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman
untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.

Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini


didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah
laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan
memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat positif dari siswa dan dan
berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki
prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.

Adapun macam-macam Pendekatan-Pendekatan lainya:

1. Pendekatan Kekuasaan

Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah ( 2006 :


179 ) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di
dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota
kelas.

2. Pendekatan Pengajaran

Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu


anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah
munculnya masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila
tidak bisa dicegah.

3. Pendekatan Kerja Kelompok

Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan


kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu
guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.

4. Pendekatan elektis atau pluralistic


Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk
mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic.
Menurut Djamarah1[1][1][4], Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih
berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam
suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain
mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.

Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada


potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih
berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah
satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau
ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan
pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai
macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar
berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas
pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan
penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun)
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang
memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.

Selain ketiga pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapat


lain ada yang mengatakan adanya pendekatan ancaman, pendekaran resep,
pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan kebebasan, dan
Pendekatan sosio-emosional

5. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas
adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara
memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.

6. Pendekatan Resep

Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu


daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang
harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk
seperti yang tertulis dalam resep

7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu


proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah
laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku
(behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan
psikologi behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan
timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya
sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah
laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan
memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau
puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan
program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan
tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
8. Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik


agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak
didik.

9. Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila


hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan
tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar
murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan
tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang
baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk
terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan
sikap ngayomi atau sikap melindungi.

Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus


dari guru (realness, genuiness, congruence); menerima dan menghargai
peserta didik sebagai manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan
mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri (emphatic
understanding).

2.4 Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatakan Proses Belajar

· Pertama bagaimana strategi guru dalam menyusun rencana pembelajaran?

Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah sebagai berikut


Kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru,
mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa:
silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester, dan
Rencana Program Pembelajaran. Pembuatan program pembelajaran disusun
secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantabkan melalui
pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya
perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang
kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Pada
saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan
maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan
yang dirumuskan dalam program bisa tercapai. Dan bila selesai mengajar
perangkat mengajar disimpan di almari guru masing-masing yang telah
disediakan oleh sekolah, dengan demikian bila diperlukan perangkat
mengajar sudah ada di sekolah dan terjaga keamanannya.

 Kedua, bagaimana strategi guru dalam membangun kerjasama dengan


siswa dalam proses belajar mengajar?

Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan atau tugas guru yang
rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang
diterapkan oleh guru SMA adalah sebagai berikut:

(a) menjalin hubungan baik dengan siswa, (b) berusaha memahami latar
belakang siswa, (c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik, (d)
penggunaan model mengajar yang bervariasi dan (e) memberi pembinaan
khusus bagi siswa bermasalah.

Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah , sehingga


sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah
juga menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi
pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai
berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon
mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan
ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam
hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja,
melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada
upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
 Ketiga, bagaimana Pemberian Motivasi belajar terhadap siswa

Pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut: (a) khususnya


siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal, (b) pemberian tugas untuk
praktek lapangan, (c) mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah, (d)
mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman maupun
melalui pertemuan dengan orang tua, (e) pemberian reinforcement, (f)
penggunaan media dalam pembelajaran dan (g) pemberian layanan
bimbingan. Dengan pemberian motivasi dalam bentuk pemberian tugas pada
siswa, , hasilnya efektif sekali karena dengan strategi tersebut mampu
mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

 Keempat, bagaimana strategi dalam menciptaan Iklim Pembelajaran

Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan


efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru
melakukan upaya berupa: (a) petugas tatib selalu mengantisipasi berkeliling
di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan, (b)
waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu petugas
tatib dan guru pembimbing, (c) dalam mengajar guru berusaha memahami
karakter siswa, (d) guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang
demokratis, (e) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
kesulitan pelajaran atau masalah lainnya, dan (f) guru berusaha
menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran eksak. Dengan
strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA, memungkinkan
terciptanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang
dan betah berada di sekolah selama jam efektif kegiatan belajar mengajar,
bahkan hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan.

 Kelima, bagaimana Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa

Karakteristik SMA yang baik adalah semua warganya mulai dari pimpinan
sekolah, guru, karyawan dan siswanya memiliki budaya disiplin yang tinggi.
Namun demikian pihak sekolah tetap mempertahankan serta melestarikan
budaya disiplin yang sudah bagus ini untuk ditingkatkan menjadi menjadi
kultur disiplin yang mandiri. Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin,
sebagai berikut: (a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang
dikelola dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan
prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan, (c) mewajibkan
siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, (d) pada awal masuk
sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas, (e)
memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas, (f) setiap
upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran terendah. Dengan
strategi tersebut diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik,
suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa
mencapai prestasi belajar yang optimal.

 Keenam, bagaimana pelaksanaan Evaluasi Proses Belajar Mengajar

Evaluasi dalam pembelajaran di SMA ada dua macam yaitu: (1) penilaian
terhadap hasil belajar siswa, (2) penilaian terhadap proses pengajaran.

Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan
semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil
yang memuaskan, berdasarkan data perolehan ulangan semester, perolehan
Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional, penilaian terhadap proses
pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi peneliti dan supervisi
kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah
bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang bagus,
baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil
mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah. Keberhasilan SMA dalam
mengukir prestasi juga didukung oleh: (a) input siswa yang tinggi, (b) etos
kerja guru tinggi, (c) iklim sekolah yang kondusif, (d) adanya tanggung
jawab moral dari guru senior untuk menularkan etos kerja yang tinggi
terhadap guru baru, (e) peningkatan profesional guru melalui kegiatan
Musyawaah Guru Mata Pelajaran, Diklat dan Workshop , (f) bimbingan
belajar bagi semua siswa, (g) bimbingan prestasi bagi siswa peringkat 1-5
dari masing-masing kelas, (h) conversation bekerjasama dengan AMECC, dan
(i) debat bahasa Inggris.
2.5 Rancangan dalam Pengelolaan Kelas

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rancangan berasal dari kata


rancang yang artinya membuat gambar bentuk bangunan secara kasar
(hanya garis-garis besarnya), menyusun kerangka karangan (dalam pikiran,
dengan catatan kasar bagian-bagiannya), menyusun dalam pikiran tentang
rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan. Rancangan berarti apa yang
dirancang. Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang
disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk
mencapai tujuan tertentu.2[2][2][9] Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan rancangan pengelolaan kelas:

1. Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan


memberikan arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam
pengelolaan kelas.

2. Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya. Yakni, setiap sa’at


seorang siwa akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu dalam
lingkungannya.

3. Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang


tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh siswa, melalui identifikai
masalah penyimpangan yang dihadapinya.
4. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan
dalam pengelolaan kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan
dalam menyesuaikan pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan
yang dilakukan oleh siswa.

5. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan


pengelolaan kelas.

Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan


dalam penyusunan rancangan pengelolaan kelas. Setelah rancangan tersebut
disusun, hal yang terpenting, yaitu proses pelaksanaannya. Peranan dan
pengaruh guru menjadi penting karena disamping kemampuan dan
keterampilan guru dalam melaksanakan rancangan, maka sikap, tingkah
laku, kepribadian, serta kemampuan berinterksi merupakan aspek yang
perlu mendapat perhatian.

Langkah-langkah proses pengelolaan kelas, antara lain:

a. Memahami hakikat konsep dan tujuan pengelolaan kelas.

b. Menentukan masalahnya, preventif atau kuratif

c. Mempertimbangkan hakikat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan


perkembangan sendiri, lalu memperhatikan kenyata’an penyimpangan
perilaku yang ada.

d. Menentukan masalahnya , individual atau kelompok

e. Menyusun rancangan pengelolaan kelas, preventif individual atau


kelompok.

f. Menjabarkan langkah-langkah kegiatan rancangan pengelolaan kelas.

g. Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan


guru sangat menentukan.
2.6 Prosedur yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas

Penyusunan prosedur merupakan dasar yang diperlukan untuk


menyusun rancangan prosedur lebih rinci pengelolaan kelas. Dengan kata
lain, penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas harus di landasi oleh
prosedur pengelolaan baik dimensi preventif maupun kuratif.

Penyusunan rancangan prosedur ini, berarti guru menentukan


serangkaian kegiatan tentang langkah-Iangkah pengelolaan kelas yang
disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional guna
menciptakan kondisi lingkungan yang memberi kemudahan bagi siswa untuk
melakukan kegiatan belajar.

Pengelolaan kelas merupakan langkah kegiatan yang dapat


berdimensi preventif dan kuratif sehingga perencanaan prosedur
pengelolaan kelas ke arah dimensi preventif dan dimensi kuratif yang
kesemuanya bermuara atau menuju pada tujuan yang diharapkan, yaitu
terciptanya kondisi serta mempertahankan kondisi optimal yang mendukung
terlaksananya proses belajar mengajar.

Dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas dipengaruhi


oleh beberapa factor antara lain:

1. Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas.

2. Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya.

3. Pemahaman terhadap penyimpangan yang dihadapinya.

4. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam

pengelolaan kelas.

5. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan


prosedur

pengelolaan kelas.
Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan
dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas.

2.7 Teknik yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas

Adapun teknik-tekniknya sebagai berikut:

1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang
biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.

2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru


dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat
berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.

3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru


memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan
dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada
si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.

4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues
dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa
siswa untuk di perhatikan.

5. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap


tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa
memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka
cenderung untuk tidak menggubrisnya.

Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan: pengorganisasian


kelas, melakukan kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan seperti apa
ketika menyampaikan pembelajarannya.

a. Pengorganisasian kelas, antara lain:


1) Mengatur tempat duduk, sehingga memudahkan siswa memandang
ataupun berpindah.

2) Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya.

3) Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang
akan datang.

4) Mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak


mengerjakan tugas-tugas siswa lainnya.

5) Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah

6) Melakukan kompetisi kelompok untung merangsang transisi yang lebih


banyak lagi.

b. Kegiatan komunikasi

Dalam kegiatan komunikasi ini dapat berupa Sending skills,


keterampilan-keterampilan yang disampaikan kepada siswa, sseperti:
melakukan perjanjian dengan segera, berbicara langsung dengan siswa,
berbicara dengan santun. Dan juga dapat berupa Receiving skills, bentuk
keterampilan yang diterimakan kepada siswa yang terdiri dari: tidak menilai
apa yang didengar tetapi bersifat empatik, agar membuat pendengar jelas
upayakan aktif dan reflektif dalam mendengar, lakukan tatap muka dan
selalu memperhatikan informasi nonverbal, sarankan kepemimpinan yang
kuat dengan menggunakan gesture, ekspresi wajah dan gerakan badan.

c. Kegiatan monitoring

1) Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang
mengganggu di kelas.

2) Ingatkan kembali kepada siswa tentang prosedur dan aturan kelas.

3) Ciptakan agar siswa patuh terhadap prosedur dan aturan kelas.


4) Berikan penjelasan terhadap siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan
mendapatkan konsekuensi khusus.

5) Lakukan konsekuensi untuk kelainan perilaku siswa secara konsisten.

6) Adakalanya terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas,


upayakan siswa lainnya tetap fokus terhadap tugas.

Dalam menyampaikan pembelajaran, guru biasanya melibatkan siswa


dalam menilai pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran, mengajukan
pertanyaan dan berikan waktu untuk berpikir sebelum disuruh menjawab,
serta memberikan semangat, ciptakan antisipasi dan lakukan berbagai
kegiatan yang meningkatkan minat dan motivasi siswa.

2.8 Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Kelas

1. Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan


kelas
2. Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang
sangat lelah.
3. Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru
inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan
siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas
(apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk
kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan
peraturan kelas.
4. Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-
prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya
tanggung jawab.
5. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan
konsekuensi. (stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6. Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu,
sedangkan disiplin bisa dipelajari
belajar

Karena keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi


belajar yang optimal terdiri ini adalah kelompok besar, maka di dalamnya terdapat
sub-sub keterampilan pengelolaan kelas lainnya seperti

Keterampilan sikap tanggap

Di dalam melakukan pengelolaan kelasnya, seorang guru harus mempunyai sikap


tanggap terhadap apa saja yang tengah berlangsung di dalam kelasnya. Ia tidak
semata-mata melakukan pengajaran. Ada banyak hal lain yang harus diperhatikan dan
menanggapinya. Jadi sebenarnya tugas guru dalam mengajar itu sifatnya multitasking.
Dalam sekali waktu ia harus menciptakan kondisi belajar yang baik untuk efektivitas
pengajaran, juga sekaligus memelihara kondisi yang telah tercipta. Keterampilan
sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerakan
mendekat, memberi pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan dan
ketakacuhan.

Membagi perhatian

Ketika guru melakukan tugasnya sebagai pengajar di dalam sebuah kelas, pengelolaan
kelas dalam kaitan dengan pembagian perhatian terhadap seluruh siswa dan hal-hal
lain yang ada di kelas harus dilakukan. Guru yang terlalu terfokus pada
pembelajarannya semata, atau pada suatu hal lainnya akan menjadi abai terhadap
kejadian-kejadian penting lainnya dalam kelasnya, padahal bisa saja kejadiaan atau
situasi itu dapat merusak efektivitas proses pembelajaran siswa.

Keterampilan memberi perhatian adalah dengan cara visual dan verbal.

Kepada seluruh siswa yang ada di dalam kelasnya, guru dapat menunjukkan bahwa ia
selalu memperhatikan mereka semua, apakah mereka ikut proses pembelajaran
dengan baik atau tidak. Untuk ini, guru dapat menunjukkan bahwa ia memperhatikan
mereka melalui beragam cara, yaitu dapat secara visual (gerakan, bahasa tubuh, atau
mimik), atau dapat juga langsung secara verbal (melalui kata-kata yang
diucapkannya)

Pemusatan perhatian kelompok

Ketika semua siswa sedang berada di dalam kelompoknya dan mengerjakan sebuah
tugas belajar yang diberikan, adakalanya guru memerlukan perhatian mereka sesaat
untuk menyampaikan sesuatu yang sifatnya klasikal. Maka guru harus memiliki
keterampilan pemusatan perhatian kelompok untuk kebutuhan semacam ini.

Keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan kondisi belajar


yang optimal
Ketika kondisi belajar yang optimal di dalam sebuah kelas sudah dapat diciptakan dan
dipertahankan dengan baik, maka seorang guru dapat beranjak ke arah yang lebih
jauh, yaitu melakukan pengembangan. Beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk
pengembangan kondisi belajar yang optimal ini antara lain:

Masalah modifikasi tingkah laku

Beberapa tingkah laku negatif seringkali telah menjadi kebiasaan segelintir siswa.
Agar hal ini tidak selalu menjadi hambatan di dalam kelas, maka guru dapat
memodifikasi tingkah laku negatif ini menjadi tingkah laku yang positif. Ini tentunya
bukan hal yang mudah. Membalikkan kebiasaan buruk siswa menjadi kebiasaan baik
memerlukan waktu, kesabaran, dan teknik-teknik tertentu yang dipilih dengan sangat
hati-hati.

Pendekatan pemecahan masalah kelompok

Di dalam sebuah kelompok belajar, siswa saling berinteraksi. Dalam melakukan


interaksi untuk proses pembelajaran tidak jarang pula terjadi permasalahan-
permasalahan yang memerlukan penanganan bantuan dari guru. Guru perlu
memfasilitasi kelompok-kelompok semacam ini untuk menyelesaikan masalah
mereka sehingga kegiatan belajar mereka dapat menjadi lebih optimal.

Menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Guru yang sangat memperhatikan kelasnya dengan jeli akan dapat menemukan
tingkah laku-tingkah laku siswa yang berpotensi akan menimbulkan masalah. Ini
adalah keterampilan penting yang harus dikuasai guru sehingga masalah-masalah
yang muncul segera dapat diatasi dan tidak menjadi semakin besar dan merugikan
pembelajaran dalam kelas yang bersangkutan.

Memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Apabila guru telah mengidentifikasi dan menemukan masalah yang muncul dari
tingkah laku siswa, maka ia selanjutnya harus memecahkan permasalahan tersebut
agar tidak lagi menjadi gangguan bagi pengelolaan kelasnya. Ini penting agar
pembelajaran dapat dberlangsung efektif dan efisien.

Diposkan 3 weeks ago oleh eka naya

Tambahkan komentar

2.
Feb

23

contoh LKS

Nama : Eka Naya Prasetia

Nim : 2013 122 053

Kelas :4B

MK : Dasar dasar Proses Pembelajaran Fisika I

Tegangan Permukaan & Kapilaritas

(Perahu Bertegangan Sabun)

Fenomena
Sebuah benda dapat mengapung pada permukaan air, walapun memiliki
kerapan yang lebih besar dari pada air. Contohnya silet dapat mengapung di
permukaan air.

Indikator :

1. Rencanakan sebuah Eksperimen untuk menjawab pertanyaan:

“Bagaimana pengaruh gaya kohesi tehadap tegangan permukaan”


Tujuan: Mengetahui pengaruh gaya kohesi terhadap tegangan permukaan.
a. Hipotesis
Jika gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi maka tegangan permukaan
yang terjadi akan semakin besar
b. Variabel Eksperimen
variabel manipulasi : mengubah suhu air, dan komponen molekul
Definisi operasi variabel manipulasi : menambahkan detergen kedalam air
bersih.
Variabel respon: pergerakan perahu kertas
Definisi operasi variabel respon: membndingkan perahu kertas pada keadaan
1 (dalam air bersih) dengn keadaan 2 (dalam larutan detergen)
Variabel kontrol : ukuran perahu kertas dan volume air
Definisi operasional variabel kontrol: menggunakan peralatan dan bahan
yang sama dalam melakukan dua percobaan.

c. Prosedur eksperimen
 Alat dan Bahan
1. karton atau kertas yang agak tebal
2. Gunting
3. ember atau baskom yang diisi dengan air
4. ditergen
 Langkah percobaan
1. Buatlah kerangka perahu dari karton atau kertas
2. Letakkan perahu yang terbuat dari kertas tersebut perlahan kedalam
ember atau baskom yang telah diisi oleh air
3. masukkan ditergen sedikit demi sedikit dibagian belakang perahu

d. Data hasil pengamatan


Data adalah segala informasi yang diperoleh dari kegiatan eksperimen.
Catatlah hasil pengamatan anda pada tabel 1 dibawah ini.
No Volume air Keadaan perahu kertas
Tanpa detergen Dengan detergen
1 2 liter Tetap diam Perahu bergerak menjauhi
dtergen
2. Analisis data
Lakukan analisis berdasarkan data yang telah anda peroleh!
Jawab: detergen akan memecah lapisan air dan membuat perahu melaju. Hal
ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar molekul yang sejenis
ataudisebut gaya kohesi.

3. Menarik kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh, simpulkanlah hasil percobaannya!

Jawab: hipotsis benar, semakin besar gaya kohesi maka semakin besar tegangan
permukaan dan benda tidak tenggelam.

Diposkan 4 weeks ago oleh eka naya

Tambahkan komentar

3.

Dec

fismat barisaan dan deret

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gejala alam banyak menunjukkan persoalan yang dapat diselesaikan
dengan menerapkan konsep-konsep deret pada matematika. Setetes air hujan yang
diikuti dengan tetesan air hujan yang diikuti dengan tetesan air hujan berikutnya,
sebuah kelereng yang dijatuhkan dari ketinggian yang cukup. Akan mengalami
pemantulan berulang-ulang sebelum berhenti, sehingga jarak total yang ditempuh
kelereng tersebut dapat diketahui. Itulah beberapa contoh yang dapat diselesaikan
dengan cara deret.
Himpunan bilangan yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu aturan
tertentu disebut sebagai deret atau barisan bilangan. Masing-masing bilangan
dalam deret itu disebut sebagai suku dari deret.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan barisan dan deret ?
2) Apa saja bentuk atau pola barisan dan deret ?
3) Bagaimana notasi barisan dan deret, pada masing-masing pola ?
4) Bagaimana penerepan deret dalam masalah fisika ?
5) Bagaimana cara penyelesaian soal dalam barisan dan deret ?

1.3 Tujuan
1) Menjelaskan definisi barisan dan deret.
2) Menjelaskan bentuk dan pola barisan dan deret.
3) Menuliskan notasi barisan dan deret dalam setiap pembahasan pola
barisan dan deret.
4) Menjelaskan penerapan deret dalam masalah fisika.
5) Menjelaskan dan memberi contoh cara penyelesaian

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Barisan dan Deret


Barisan adalah himpunan yang anggotannya merupakan hasil dari
pemetaan bilangan asli.

Contoh barisan:

 1,3,5,7,9,11…
 2,5,8,11,14,17…

Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.

Contoh deret:

 1+ 3+5+7+9+11…..
 2+ 5+8+11+14+17…..

2.2 Barisan dan Deret Aritmetika (deret hitung)


Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih antara dua suku
yang berurutan selalu tetap.Misalnya Un menyatakan suku ke-n suatu barisan,
maka barisan itu disebut barisan aritmatika jika Un – Un-1 selalu tetap.

Contoh :

3,6,9,12,…, merupakan barisan aritmatika, karena selisih dari setiap suku yang
berurutan selalu sama, yaitu 6 – 3 = 3, 9 – 6 = 3, 12– 9 = 3 ini lah yang disebut
dengan selisih atau beda (b).

Ketika suatu deret memiliki suatu perbedaan antara suku-suku yang


berurutan disebut deret aritmetika.

Contoh:

 1, 4, 7, 10, 13,…..
 2, 7, 12, 17
Jika suku pertama deret aritmatika adalah a, dan bedanya adalah b, maka dapat
ditulis dengan rumus:
Un = a + (n-1) dengan Un= suku ke n.

Jumlah suku ( Sn ) dari suatu deret aritmatika dapat diperoleh dengan cara
mengalikan rata-rata dari seluruh suku dengan banyak suku, sehingga sapat
diperoleh rumus:

Sn =

2.3 Barisan dan deret Geometri (deret ukur)


Barisan geometri (sequence) geometrik merupakan salah satu contoh
barisan sederhana yang berciri bahwa setiap anggota deret merupakan hasil kali
tetapan dari anggota deret lainnya. Deret geometri memiliki rasio yang konstan
antara suku-suku yang berurutan.
Contoh :
 2,4, 8, 16, 32,…..
 a, ar, ar2, ar3,….
Rumus:

Un = arn-1 dengan r =

Jumlah suku ke n dalam deret geometri dapat dihitung dengan rumus:

Sn = yang berlaku jika r < 1. Dan Sn = jika r > 1.

2.4 Deret konvergen dan Divergen


a. Pengertian dan rumus
Deret tak hingga dibagi menjadi dua yaitu, deret ak hingga yang
konvergen dan deret tak hingga yang divergen. deret konvergen artinya
mempunyai jumlah, yaitu jika dijumlahkan sampai suku yang tak hingga
jumlahnya masih bisa ditentukan.
Contoh:
N=

2N =

N=1
Deret divergen artinya tidak bisa ditentukan jumlah besarnya atau tak
hingga, Contoh:

Misalnya N =

N>

N>

Berdasarkan data di peroleh rumus :


Deret divergen :

Deret konvergen :

Berdasarkan rumus deret konvergen dibagi menjadi


untuk r<1

untuk r

b. Uji Deret Konvergen dan Divergen


Suatu deret dapat dikatakan konvergen bila telah diujji dengan beberapa
jenis uji yang dapat memberikan kepastian tentang sifat konvergen. Ada
beberapa jennis uji konvergensi bagi deret, diantaranya
a. Uji Awal (Preliminary Test)
Uji ini dilakukan pertama kali sebagai uji apakah deret bisa bersifat
konvergen atau bahkan divergen. Melalui uji ini, suatu deret dapat
langsung dinyatakan bersifat divergen, atau deret masih memiliki
kemungkinan bersifat konvergen dari deret tersebut.
, ada kemungkinan deret konvergen
, deret pasti divergen
Dalil

Jika konvergen, maka =0


Dalil ini tidak bisa dibalik, jadi jika diperoleh = 0 belum
dapat dikatakan bahwa deret konveregen (lanjutkan ke uji
yang lain)

Contoh soal:

, deret belum pasti divergen tetapi memberikan


kemungkinan deret konvergen (walaupun akhirnya deret divergen).
Harus dilakukan uji lain yang dapat memastikan deret konvergen.

b. Uji Perbandingan dengan Deret Lain (Comparison Test)


Setelah melalui uji awal dan ada kemungkinan deret konvergen,
dilakukan uji perbandingan untuk memastikan deret konvegen.
Suatu deret yang telah diketahui bersifat konvergen digunakan
untuk membandingkan (uji perbandingan) deret , dimana
< , deret konvergen
> , digunakan uji lain untuk menentukan
konvergen atau divergen.
Contoh :
Uji deret dengan uji banding, gunakan sebagai deret

pembanding yang merupakan deret konvergen.

Bandingkan

N n! 2n

1 1 2 1 >

2 2 4 >

3 6 8 >

4 24 16 <
5 120 32 <

untuk n ≥ 4

Maka deret konveregen

c. Uji Integral
→ → ↔ =

Ketentuan jika
1. Nilainya berhingga maka deret konvergen
2. Nilainya tak berhingga maka deret divergen
Untuk lebih memudahkan, batas integral bisa ditinjau batas atasnya saja.

Contoh :

Selidiki kekonvergenan deret

Penyelesaian

Karena integral tak wajar di atas kekonvergen maka deret

konvergen ke dan

d. Uji Nisbah (test d’allembert)


Teorema
Tinjau deret lalu cari nilai kemudian lakukan

Jika :
melakukan kesimpulan (dilakukan dengan tes
lain)
Contoh :
Selidiki kekonvergenan deret

Jawab
Misal maka

Jadi deret konvergen

e. Tes Akar (Test Couchy)


Misal deret positif dan
Maka
1. Bila a < 1 maka deret konvergen
2. Bila a > 1 atau a = ∞ maka deret divergen
3. Bila a = 1 maka tes gagal melakukan kesimpulan (dilakukan dengan
tes lain)
Contoh :

Tentukan kekonvergenan deret

Jawab :

Misal maka =

Jadi deret konvergen

f. Tes Limit Perbandingan


Misal dan merupakan deret positif dan

Maka kedua deret konvergen atau divergen secara bersama – sama bila 1 <
∞ dan 1 ≠ 0
Contoh::
Tentukan konvergensi deret

Jawab
Pandang deret – p, konvergen. Misal dan maka

= = 1 Jadi deret konvergen

2.5 Deret Selang-Seling


Deret selang-seling adalah deret yang suku-sukunya berganti tanda. Sebagai
contoh:

Diketahui deret sebagai berikut:

= + +…

Deret ini adalah sebuah deret selang-seling, karena harganya berselang


antara positif dan negatif. Tuk deret selang-seling, mengeciny suku-suku
sampai mendekati nol, sudah cukup untuk menjamin konvergensinya.

Jika kita menuliskan deret selang-seling dalam bentuk:

S = a1 – a2 + a3 – a4 +…..

Dengan mengelompokkan suku-suku yang berharga negatif, maka dapat


ditulis dalam bentuk:

S = ( a1 – a2 ) + ( a3 – a4) +…..

Deret bolak-balik , dengan positif, konvergen jika


memenuhi dua syarat berikut:
i. Setiap suku-suku deret ini secara numerik kurang dari suku-suku
sebelumnya, .
ii.
2.6 Deret Positif
Sebuah positifdisebut deret suku positif, bila semua suku-sukunya positif.
Berikut ini adalah deret-deret suku positif yang sering digunakan :

a. Deret geometri
Bentuk umum :

Proses menentukan rumusan Sn adalah sebagai berikut :


Sn =
rSn =

Dari rumusan tersebut diperoleh bahwa Sn -rSn=a-arn


sehingga untuk r ≠ 1. Kekonvergenan dari deret geometri
bergantung pada nilai r.
Rumus: . sejhingga diperoleh hasil
 Bila r=1 , maka Sn = n.a sehingga , sehingga deret
divergen .
 Bila sehingga deret konvergen
 Bila , maka sehingga deret divergen.

b. Deret Harmonis
Bentuk umum :

Lihat jumlah parsial n suku pertama deret :

Untuk n maka , sehingga

oleh karna itu deret harmonis adalah divergen.


c. Deret-P
Bentuk deret-P atau deret hiper harmonis : dengan

p>0.
Menggunakan tes integral didapatkan : - 1)

Bila p>1 maka = 0 , sehingga (konvergen)

oeh karena itu, deret untuk p > 1 konvergen . untuk 0 < p

< 1 maka = ∞ sehingga dk divergen. sedang

untuk P = 1 didapatkan deret harmonis. Oleh karena itu, untuk

0 < p ≤ 1 divergen.

2.7 Deret Taylor dan Mac Laurin


Misal fungsi f(x) dapat diturunkan sampai k kali pada x=b, maka fungsi f(x)
maka dapat diperderetkan menjadi deret kuasa dalam bentuk:

F(x) =

Deret diatas disebut deret Taylor dengan pusat x = b atau disebut dengan
Polimonomial Taylor pada x = b. bila b = 0 disebut deret Maclaurin yaitu
berbentuk:

F(x) =

2.8 Turunan dan Integral dari Deret Kuasa atau Deret Pangkat
Jika suatu deret tergantug kepada suatu variabel, yaitu yang suku-sukunya
bergantung kepada variabel secara khusus, dan suku ke- n nya berbentuk:

An = an (x) = cn xn

Dimana cn adalah bilangan konstan, maka deret itu disebut deret pangkat.

Bentuk umum xn dengan an adalah koefisien ke-n dan x adalah


variabel, maka:
a0 + a1x + a2x2 + a2x2 + a3x3 + …..

Deret pangkat suatu fungsi perlu diketahui apakah deret tersebut konvergen
atau divergen.

1.) 1- +

2.) X-

Misal deret (x-b mempunyai radius konfergensi R dan


F(x)= (x-b . Maka turunan dan integral dari deret diberikan sebagai
berikut:
(i) F’(x)= (x-b
(ii) (t-b dt

2.9 Deret Fibonacci


Deret Fibonacci adalah suatu deret matematika yang berasal dari
penjumlahan dua bilangan sebelumnya. Pada dasarnya Deret Fibonacci ini
dimulai dari bilangan sederhana yaitu dari 0 dan 1 dan suku berikutnya
merupakan jumlah dua bilangan sebelumnya.

 Deret fibonacci bersifat rekursif karena menggunakan suku dalam deret


tersebut untuk menghitung suku setelahnya. Dengan pengertian tersebut,
maka suku-suku pada deret fibonacci adalah:

0 ,1, 1, 2, 3 ,5, 8, 13, 21 ,34 ,55 ,89, 144 ,233, dan seterusnya.

Pola deret di atas terbentuk dari susunan bilangan berurutan (dari kecil
makin besar) yaitu merupakan penjumlahan dua bilangan sebelumnya

Dalam rumus matematika ditulis :


Perbandingan antara Fn+1 dengan Fn hampir selalu sama untuk
sebarang nilai n

dan mulai dari nilai n tertentu, perbandingan ini nilainya tetap.

Perbandingan itu disebut rasio emas yang nilainya mendekati 1,618

1.618 tersebut disebut rasio emas dan sangat istimewa karena mewakili
banyak

perbandingan dari kehidupan didunia

contohnya pada tubuh manusia :

 Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan
siku,

 Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,

 Jarak antara pusar dan ujung atas kepala atau jarak antara garis bahu dan
ujung atas kepala,

 Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.

2.10 Penerapan Deret Dalam Masalah Fisika


Beberapa persoalan fisika dalam hal ini dalam matematikanya dapat
diselesaikan dengan mudah, jika pengetahuan yang kita pelajari tentang deret
yang diterapkan. Maka terdapatlah Persamaan deferensial , dan pengecekan
integral.

Persamaan diferensial orde dua dalam gerak ayunan sederhana, dinyatakan


dalam bentuk :
dan

Selanjutnya aplikasi lain dari deret adalah pengecekan integral. Misalnya


integral Fresnel (integral dari sin x2 dan cos x2 ) yang terjadi pada masalah
difraksi Fresnel untuk topik optik.

dx =

= 0,31027

Contoh soal:

1) Suku ke-n suatu deret aritmatika adalah Un = 3n – 5. Tentukan rumus jumlah n


suku pertama deret tersebut
Jawab :

n = 1Maka a = 3.1 – 5

a = -2
Sn = ½ n (a + Un)
= ½ n ( -2 + (3n – 5)
= ½ n ( -2 + 3n – 5)
= ½ n ( 3n – 7 )
= n/2 ( 3n – 7 )

2) Untuk membuat ulir disediakan roda cakram pengganti yang banyaknya cakram
masing-masing membentuk barisan aritmetika: 20, 25, 30, …, 120.
Tentukan banyaknya roda cakram yang disediakan.

Penyelesaian:

a = 20,
b = 25 – 20 = 5

= 120

Jadi, = a + (n – 1)b

120 = 20 + (n – 1)(5)

120 = 20 + 5n – 5

= 105

n = 21

jadi roda cakram yang disediakan sebanyak 21 buah

3) Ketika awal bekerja, seorang karyawan sebuah perusahaan digaji


Rp700.000,00 per bulan. Setahun berikutnya, gaji per bulannya akan naik
sebesar Rp125.000,00. Demikian seterusnya untuk tahun-tahun berikutnya.
Berapa gaji karyawan itu per bulan untuk masa kerjanya sampai pada tahun
ke-9?
Jawab:

Kasus ini adalah aplikasi dari barisan aritmetika.

Suku awal a = 700.000

Beda b = 125.000

n=9

Jadi suku ke-9, dapat ditentukan sebagai berikut.

Un= a + (n – 1)b

Un = 700.000 + (9 – 1) 125.000
= 700.000 + 1.000.000

= 1.700.000

Jadi, gaji per bulan karyawan itu pada tahun ke-9

adalah Rp1.700.000,00.

4.)Sebuah mesin bor dirancang memiliki 6 kecepatan mulai dari 50 putaran /


menit hingga 750 putaran / menit. Jika kecepatan-kecepatan ini membentuk
deret geometri, tentukanlah nilai-nilainya, masing-masing benar hingga
bilangan bulat terdekat.

Misalkan deret deret geometri n suku nya adalah a, ar,ar2, …, arn-1

Suku pertama a= 50 putaran / menit


Suku ke enam adalah ar6-1, yaitu 750 putaran permenit, dimana ar5 = 750
Sehingga r5= = 15

Jadi rasio, r = = 1,7188


Suku pertama, a= 50 putaran /menit
Suku kedua, ar = (50) (1,7188) = 85,94
Suku ketiga ar2= (50) (1,7188)2 = 147,71
Suku ke empat ar3 = (50) (1,7188)3 = 253,89
Suku kelima ar4 = (50) (1,7188)4= 436,39
Suku ke enam ar5 = (50) (1,7188)5 = 750,06
Jadi, benar hingga bilangan bulat terdekat, ke enam kecepatan mesin bor
adalah 50, 86,148, 254, 436, dan 750 putaran /menit.

5.) Bandul adalah sembarang obyek yang digantungkan pada suatu titik tertentu
dan dibiarkan untuk mengayun dengan bebas di bawah pengaruh dari gaya
gravitasi. Misalkan ayunan suatu bandul masing-masing panjangnya 0,8 dari
ayunan sebelumnya. Lama kelamaan, ayunan bandul tersebut akan semakin
pendek dan akan berhenti (walaupun secara teoritis tidak akan pernah
berhenti)

Berapa panjangkah ayunan ke-6 dari bandul tersebut, apabila panjang ayunan
pertamanya adalah 125 cm dan Berapakah panjang lintasan total yang telah
dilalui oleh bandul tersebut sampai ayunan yang ke-6?
Jawab :
 Karena panjang ayunan pertamanya adalah 125 cm, maka kita
peroleh a1 = 125 dan rasionya r = 0,8. Sehingga beberapa suku pertama
dari barisan tersebut adalah 125, 100, 80, dan seterusnya. Untuk suku
ke-6, kita dapat menentukannya dengan menggunakan rumus:

Jadi, bandul tersebut mengayun sejauh 40,96 cm


pada ayunannya yang ke-6.
 Untuk menentukan panjang lintasan total sampai ayunan ke-6, kita
hitung S6.

Jadi panjang lintasan nya adalah 461,16 pada ayunan ke-6.

6.) Deret bilangan Fibonacci didefinisikan secara rekursif sbb.


f1 = 1

f2 = 2

fn = fn-1 + fn-2 untuk semua n > 2

Suku bilangan ke-1 (f1) = 1


Suku bilangan ke-2 (f2) = 2

Suku bilangan ke-3 (f3) = 3 (diperoleh dari suku ke-1 + suku ke-2 = 1 + 2
= 3)

Suku bilangan ke-4 (f4) = 5 (diperoleh dari suku ke-2 + suku ke-3 = 2 + 3
= 5)

Suku bilangan ke-5 (f5) = 8 (diperoleh dari suku ke-3 + suku ke-4 = 3 + 5
= 8),

dan seterusnya.

Berapa banyak kah bilangan Fibonacci antara 10 sampai dengan 100 ?

Jawab :

Bila diurutkan data (sebaiknya Anda buatkan urutan data seperti di bawah
ini untuk memudahkan perhitungan), maka 20 suku bilangan pertama dari
deret Fibonacci adalah sbb.:

Suku ke -1. BilFob 1

Suku ke -2. BilFob 2

Suku ke -3. BilFob 3

Suku ke -4. BilFob 5

Suku ke -5. BilFob 8

Suku ke -6. BilFob 13

Suku ke -7. BilFob 21

Suku ke -8. BilFob 34

Suku ke -9. BilFob 55


Suku ke -10. BilFob 89

Dari urutan data di atas, terlihat bahwa bilangan Fibonacci yang terletak
antara 10 hingga 100 adalah sebanyak 5 (lima) buah, yaitu suku ke-6 (13),
suku ke-7 (21), suku ke-8 (34), suku ke-9 (55), dan suku ke-10 (89).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Barisan adalah himpunan yang anggotannya merupakan hasil dari pemetaan


bilangan asli. terdiri dari Barisan Aritmatika dan Geometri. Sedangkan

Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan, Deret juga terdiri dari
Deret Aritmatika dan Geometri.

Terdapat macam-macam Deret diantaranya :

 Deret selang-seling
 Deret Positif
 Deret Pangkat
 Deret Taylor dan Maclaurin dan
 Deret Kuasa
 Deret Fibonacci adalah suatu deret matematika yang berasal dari penjumlahan dua
bilangan sebelumnya. Pada dasarnya Deret Fibonacci ini dimulai dari bilangan
sederhana yaitu dari 0 dan 1 dan suku berikutnya merupakan jumlah dua bilangan
sebelumnya. bersifat rekursif karena menggunakan suku dalam deret
tersebut untuk menghitung suku setelahnya. Dengan pengertian tersebut, maka
suku-suku pada deret fibonacci adalah:

0 ,1, 1, 2, 3 ,5, 8, 13, 21 ,34 ,55 ,89, 144 ,233, dan seterusnya.

Adapun terdapat rasio emas dari deret ini yaitu 1.618.

contohnya pada tubuh manusia :

 Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,

 Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,

 Jarak antara pusar dan ujung atas kepala atau jarak antara garis bahu dan
ujung atas kepala,

3.2 Saran

Setelah membaca dan memahami makalah yang kami susun ini, kami
mengharapkan agar setiap pembaca dapat mampu memahami dan mengerti
tentang apa itu barisan dan deret, dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan berbagai kekurangan yang kami milki, kami juga selalu
mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari
setiap pembaca, dan akhir kata kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Muhammad. 2010. Matematika Untuk Fisika. Makasar: PT Penerbit IPB


Press.

Bird ( Hons ), John. Dkk. 2002. Matematika Dasar Teori dan Aplikasi Praktis, Edisi
3. Jakarta: Erlangga.

Booth. J. Dekter dan KA. Stroud. 2001. Matematika Teknik. Jakarta: Erlangga.

Dayanti. ST. Erlina. Dkk. 2005. Kalkulus. Jakarta: PT. Ercontara Rajawali.
Tersedia: https://h4mm4d.wordpress.com/teka-teki-matematika/deret-fibonacci/.
Diakses tanggal : 2 November 2014

Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_Fibonacci Diakses tanggal : 2


November 2014

Mursita, Danang. 2004. Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Bandung:


Rekayasa Sains.

Priambodo, Tri Kuntoro dan Jati, Bambang Murdaka Eka. 2011. Matematika untuk
Ilmu Fisika dan Teknik. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Diposkan 9th December 2014 oleh eka naya

Tambahkan komentar

4.

Nov

25

makalah Fismat barisan dan deret

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gejala alam banyak menunjukkan persoalan yang dapat diselesaikan
dengan menerapkan konsep-konsep deret pada matematika. Setetes air hujan yang
diikuti dengan tetesan air hujan yang diikuti dengan tetesan air hujan berikutnya,
sebuah kelereng yang dijatuhkan dari ketinggian yang cukup. Akan mengalami
pemantulan berulang-ulang sebelum berhenti, sehingga jarak total yang ditempuh
kelereng tersebut dapat diketahui. Itulah beberapa contoh yang dapat diselesaikan
dengan cara deret.
Himpunan bilangan yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu aturan
tertentu disebut sebagai deret atau barisan bilangan. Masing-masing bilangan
dalam deret itu disebut sebagai suku dari deret.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan barisan dan deret ?
2) Apa saja bentuk atau pola barisan dan deret ?
3) Bagaimana notasi barisan dan deret, pada masing-masing pola ?
4) Bagaimana penerepan deret dalam masalah fisika ?
5) Bagaimana cara penyelesaian soal dalam barisan dan deret ?

1.3 Tujuan
1) Menjelaskan definisi barisan dan deret.
2) Menjelaskan bentuk dan pola barisan dan deret.
3) Menuliskan notasi barisan dan deret dalam setiap pembahasan pola
barisan dan deret.
4) Menjelaskan penerapan deret dalam masalah fisika.
5) Menjelaskan dan memberi contoh cara penyelesaian soal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian barisan dan deret


Barisan adalah himpunan yang anggotannya merupakan hasil dari pemetaan
bilangan asli.

Contoh barisan:

 1,3,5,7,9,11…
 2,5,8,11,14,17…
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.

Contoh deret:

 1 + 3+5+7+9+11…..
 2+ 5+8+11+14+17…..
2.2 Barisan dan Deret Aritmetika (deret hitung)
Ketika suatu deret memiliki suatu perbedaan antara suku-suku yang
berurutan disebut deret aritmetika.
Contoh:

 1, 4, 7, 10, 13,…..
 2, 7, 12, 17
Jika suku pertama deret aritmatika adalah a, dan bedanya adalah b, maka
dapat ditulis dengan rumus:
Un = a + (n-1) dengan Un= suku ke n.
Jumlah suku (s) dari suatu deret arit matika dapat diperoleh dengan cara
mengalikan rata-rata dari seluruh suku dengan banyak suku, sehingga sapat
diperoleh rumus:

Sn =

2.3 Barisan dan deret Geometri (deret ukur)


Barisan geometri (sequence) geometrik merupakan salah satu contoh
barisan sederhana yang berciri bahwa setiap anggota deret merupakan hasil kali
tetapan dari anggota deret lainnya. Deret geometri memilikirasio yang konstan
antara suku-suku yang berurutan.
Contoh :
 2,4, 8, 16, 32,…..
 a, ar, ar2, ar3,….
Rumus:

Un = arn-1 r=

Jumlah suku ke n dalam deret geometri dapat dihitung dengan rumus:

Sn = yang berlaku jika r< 1. Dan Sn = jika r>1.


2.4 Deret konvergen dan Divergen
a. Pengertian dan rumus
Deret tak hingga dibagi menjadi dua yaitu, deret ak hingga yang
konvergen dan deret tak hingga yang divergen. deret konvergen artinya
mempunyai jumlah, yaitu jika dijumlahkan sampai suku yang tak hingga
jumlahnya masih bisa ditentukan. Contoh:
N=

2N=

N=1
Deret divergen artinya tidak bisa ditentukan jumlah besarnya atau tak
hingga, Contoh:

Misalnya N =

N>

N>

Berdasarkan data di peroleh rumus :


Deret divergen :

Deret konvergen :

Berdasarkan rumus deret konvergen dibagi menjadi


untuk r<1

untuk r

b. Jenis Uji Konvergensi


Ada beberapa cara untuk menentukan konvergensi suatu deret,
tergantung pada bentuk deretnya, walaupun suatu deret ditentukan dengan
berbagai cara. Berikut ini adalah cara yang sering dipakai.
 Cara perbandingan
contoh, uji deret dari = ……..?

jawab:

=1+ + + +…. +…

deret ini akan dibandingkan dengan deret

1+ + + + …. + + +….

Yang tidak lain adalah deret turun, dan kelihatannya deret

juga , maka deret juga konvergen.

 Cara Integral
Diketahui deret , maka fungsi f (x) sedemikian sehingga:
1.) Jika f(x) ≥ an, dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata
dx ada dan terbatas, maka adalah konvergen.
2.) Jika f(x) ≤ , dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata
, maka adalah divergen.

 Cara Nisbah (Rasio)


Tinjau deret positif dan misalkan =

Dan jika :
1) , maka adalah kovergen
2) , maka adalah divergen
3) , maka dikatakan uji dengan cara ini gagal, sehingga harus
dilakukan uji dengan cara lain:
Contoh, uji deret dengan menggunakan uji rasio.

= dan limitnya adalah 2, dan kerena 2

sehingga deret adalah divergen.

2.5 Deret Selang-Seling


Diketahui deret sebagai berikut:

= 1- + + +…

Deret ini adalah sebuah deret selang-seling, karea harganya berselang


antara positif dan negatif. Tuk deret selang-seling, mengeciny suku-suku
sampai mendekati nol, sudah cukup untuk menjamin konvergensinya.

Jika kita menuliskan deret selang-seling dalam bentuk:

S = a1 – a2 + a3 – a4 +…..

Dengan mengelompokkan suku-suku yang berharga negatif, maka dapat ditulis dalam
bentuk:

S = ( a1 – a2 ) + ( a3 – a4) +…..

2.6 Deret Positif


Sebuah deret disebut deret psitif, bila semua suku-sukunya positif.
a. Deret Geometri
Rumus: . sejhingga diperoleh hasil
 Bila r=1 , maka Sn = n.a sehingga , sehingga deret
divergen .
 Bila sehingga deret konvergen
 Bila , maka sehingga deret divergen.

b. Deret Harmonis
Bentk umum :

Lihat jumlah parsial n suku pertama deret :

Untuk n maka , sehingga

oleh karna itu deret harmonis divergen.

c. Deret-P
Bentuk deret-P atau deret hiper harmonis : dengan p>0.

Menggunakan tes integral didapatkan : : - 1)

Bila p>1 maka = 0 , sehingga (konvergen)

oeh karena itu, deret untuk p > 1 konvergen . untuk 0 < p <

1 maka = ∞ sehingga dk divergen. sedang untuk

P = 1 didapatkan deret harmonis. Oleh karena itu, untuk 0 < p ≤ 1

divergen.

2.7 Deret Pangkat


Jika suatu deret tergantug kepada suatu variabel, yaitu yang suku-sukunya
bergantung kepada variabel secara khusus, dan suku ke- n nya berbentuk:

An = an (x) = cn xn
Dimana cn adalah bilangan konstan, maka deret itu disebut deret pangkat.

Bentuk umum xn dengan an adalah koefisien ke-n dan x adalah


variabel, maka:

a0 + a1x + a2x2 + a2x2 + a3x3 + …..

Deret pangkat suatu fungsi perlu diketahui apakah deret tersebut


konvergen atau divergen.

1.) 1- +

2.) X-

2.8 Deret Taylor dan Mac Laurin


Misal fugsi f(x) dapat diturunkan sampai k kali pada x=b, maka fungsi
f(x) maka dapat diperderetkan menjadi deret kuasa dalam bentuk:

F(x)=

Deret diatas disebut deret Taylor dengan pusat x=b atau disebut
dengan Polimonomial Taylor pada x=b. bila b=0 disebut deret Maclaurin
yaitu berbentuk:

F(x)=

2.9 Penerapan Deret Dalam Masalah Fisika


Beberapa persoalan fisika dalam hal ini dalam matematikanya dapat
diselesaikan dengan mudah, jika pengetahuan yang kita pelajari tentang
deret yang diterapkan. Maka terdapatlah Persamaan deferensial , dan
pengecekan integral.

Persamaan diferensial orde dua dalam gerak ayunan sederhana, dinyatakan


dalam bentuk :

dan

selanjutnya aplikasi lain dari deret adalah pengecekan integral.


Misalnya integral Fresnel (integral dari sin x2 dan cos x2 ) yang terjadi
pada masalah difraksi Fresnel untuk topik optik.

dx =

= 0,31027

2.10 Turunan dan Integral Deret Kuasa


Misal deret (x-b mempunyai radius konfergensi R dan
F(x)= (x-b . Maka turunan dan integral dari deret diberikan
sebagai berikut:
(i) F’(x)= (x-b
(ii) (t-b dt

Contoh soal

1) Sebuah mesin bor dirancang memiliki 6 kecepatan mulai dari 50 putaran /


menit hingga 750 putaran / menit. Jika kecepatan-kecepatan ini membentuk
deret geometri, tentukanlah nilai-nilainya, masing-masing benar hingga
bilangan bulat terdekat.

Diposkan 25th November 2014 oleh eka naya

Tambahkan komentar

5.

Oct

31

Pencalonan Ketua HMPS Fisika


Periode 2014-2015
dearr.........friends
31 oktober 2014
hari ini resmi jdi tim sukses dari salah satu kandidat ketua HMPS Pend.Fisika ,
dengan kata Bismillahirrohmanirohim smga pencalonan berjlan lancar dan sukses
dan smga menjadi pmimpin yang amanah.
VISI :
selalu berlandaskan dengan demokrasi pancasila, uud 1945,dan agama
MISI :
1. Mewujudkan sistem kekeluargaan yang harmonis, religius, dan erat bersahaja
(khususnya fkip fisika dan umumnya univ pgri palembang)
2. membentuk sistem yang sederhana, bermutu dan semangat bekerja
3. memberi ruang untuk berinovasi dan mengeksplor kemampua, pikiran, dan ide
guna kemajuan prodi fisika dan UNIV PGRI Palembang

Anda mungkin juga menyukai