25
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan definisi barisan dan deret.
2) Menjelaskan bentuk dan pola barisan dan deret.
3) Menuliskan notasi barisan dan deret dalam setiap pembahasan pola barisan dan deret.
4) Menjelaskan penerapan deret dalam masalah fisika.
5) Menjelaskan dan memberi contoh cara penyelesaian soal.
BAB II
PEMBAHASAN
2N=
N=1
Deret divergen artinya tidak bisa ditentukan jumlah besarnya atau tak hingga, Contoh:
Misalnya N =
N>
N>
Deret konvergen :
untuk r
jawab:
=1+ + + +…. +…
Cara Integral
Diketahui deret , maka fungsi f (x) sedemikian sehingga:
1.) Jika f(x) ≥ an, dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata dx ada dan terbatas,
maka adalah konvergen.
2.) Jika f(x) ≤ , dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata , maka
adalah divergen.
Dan jika :
1) , maka adalah kovergen
2) , maka adalah divergen
3) , maka dikatakan uji dengan cara ini gagal, sehingga harus dilakukan uji dengan cara
lain:
adalah divergen.
= 1- + + +…
Deret ini adalah sebuah deret selang-seling, karea harganya berselang antara positif
dan negatif. Tuk deret selang-seling, mengeciny suku-suku sampai mendekati nol, sudah
cukup untuk menjamin konvergensinya.
b. Deret Harmonis
Bentk umum :
c. Deret-P
Bentuk deret-P atau deret hiper harmonis : dengan p>0.
1.) 1- +
2.) X-
F(x)=
Deret diatas disebut deret Taylor dengan pusat x=b atau disebut dengan Polimonomial
Taylor pada x=b. bila b=0 disebut deret Maclaurin yaitu berbentuk:
F(x)=
dan
selanjutnya aplikasi lain dari deret adalah pengecekan integral. Misalnya integral Fresnel
(integral dari sin x2 dan cos x2 ) yang terjadi pada masalah difraksi Fresnel untuk topik optik.
dx =
= 0,31027
Contoh soal
1) Sebuah mesin bor dirancang memiliki 6 kecepatan mulai dari 50 putaran / menit hingga 750
putaran / menit. Jika kecepatan-kecepatan ini membentuk deret geometri, tentukanlah nilai-
nilainya, masing-masing benar hingga bilangan bulat terdekat.
Diposkan 25th November 2014 oleh eka naya
0
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Mar
BAB II
PEMBAHASAN
Menjadi pembelajar haruslah kaya konsep, kaya cara, dan utun (ulet)
mencari varian-varian baru mengenaipermasalahan di dalam kelas.
Berbicara mengenai tujuan pengelolaan kelas, Ahmad (1995) mengatakan
bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :
1. Setiap pebelajar harus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu ada tugas yan harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan padanya.
1. Pendekatan Kekuasaan
2. Pendekatan Pengajaran
5. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas
adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara
memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6. Pendekatan Resep
9. Pendekatan Sosio-Emosional
Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan atau tugas guru yang
rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang
diterapkan oleh guru SMA adalah sebagai berikut:
(a) menjalin hubungan baik dengan siswa, (b) berusaha memahami latar
belakang siswa, (c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik, (d)
penggunaan model mengajar yang bervariasi dan (e) memberi pembinaan
khusus bagi siswa bermasalah.
Karakteristik SMA yang baik adalah semua warganya mulai dari pimpinan
sekolah, guru, karyawan dan siswanya memiliki budaya disiplin yang tinggi.
Namun demikian pihak sekolah tetap mempertahankan serta melestarikan
budaya disiplin yang sudah bagus ini untuk ditingkatkan menjadi menjadi
kultur disiplin yang mandiri. Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin,
sebagai berikut: (a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang
dikelola dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan
prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan, (c) mewajibkan
siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, (d) pada awal masuk
sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas, (e)
memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas, (f) setiap
upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran terendah. Dengan
strategi tersebut diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik,
suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa
mencapai prestasi belajar yang optimal.
Evaluasi dalam pembelajaran di SMA ada dua macam yaitu: (1) penilaian
terhadap hasil belajar siswa, (2) penilaian terhadap proses pengajaran.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan
semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil
yang memuaskan, berdasarkan data perolehan ulangan semester, perolehan
Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional, penilaian terhadap proses
pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi peneliti dan supervisi
kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah
bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang bagus,
baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil
mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah. Keberhasilan SMA dalam
mengukir prestasi juga didukung oleh: (a) input siswa yang tinggi, (b) etos
kerja guru tinggi, (c) iklim sekolah yang kondusif, (d) adanya tanggung
jawab moral dari guru senior untuk menularkan etos kerja yang tinggi
terhadap guru baru, (e) peningkatan profesional guru melalui kegiatan
Musyawaah Guru Mata Pelajaran, Diklat dan Workshop , (f) bimbingan
belajar bagi semua siswa, (g) bimbingan prestasi bagi siswa peringkat 1-5
dari masing-masing kelas, (h) conversation bekerjasama dengan AMECC, dan
(i) debat bahasa Inggris.
2.5 Rancangan dalam Pengelolaan Kelas
pengelolaan kelas.
pengelolaan kelas.
Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan
dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas.
1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang
biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues
dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa
siswa untuk di perhatikan.
3) Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang
akan datang.
b. Kegiatan komunikasi
c. Kegiatan monitoring
1) Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang
mengganggu di kelas.
Membagi perhatian
Ketika guru melakukan tugasnya sebagai pengajar di dalam sebuah kelas, pengelolaan
kelas dalam kaitan dengan pembagian perhatian terhadap seluruh siswa dan hal-hal
lain yang ada di kelas harus dilakukan. Guru yang terlalu terfokus pada
pembelajarannya semata, atau pada suatu hal lainnya akan menjadi abai terhadap
kejadian-kejadian penting lainnya dalam kelasnya, padahal bisa saja kejadiaan atau
situasi itu dapat merusak efektivitas proses pembelajaran siswa.
Kepada seluruh siswa yang ada di dalam kelasnya, guru dapat menunjukkan bahwa ia
selalu memperhatikan mereka semua, apakah mereka ikut proses pembelajaran
dengan baik atau tidak. Untuk ini, guru dapat menunjukkan bahwa ia memperhatikan
mereka melalui beragam cara, yaitu dapat secara visual (gerakan, bahasa tubuh, atau
mimik), atau dapat juga langsung secara verbal (melalui kata-kata yang
diucapkannya)
Ketika semua siswa sedang berada di dalam kelompoknya dan mengerjakan sebuah
tugas belajar yang diberikan, adakalanya guru memerlukan perhatian mereka sesaat
untuk menyampaikan sesuatu yang sifatnya klasikal. Maka guru harus memiliki
keterampilan pemusatan perhatian kelompok untuk kebutuhan semacam ini.
Beberapa tingkah laku negatif seringkali telah menjadi kebiasaan segelintir siswa.
Agar hal ini tidak selalu menjadi hambatan di dalam kelas, maka guru dapat
memodifikasi tingkah laku negatif ini menjadi tingkah laku yang positif. Ini tentunya
bukan hal yang mudah. Membalikkan kebiasaan buruk siswa menjadi kebiasaan baik
memerlukan waktu, kesabaran, dan teknik-teknik tertentu yang dipilih dengan sangat
hati-hati.
Guru yang sangat memperhatikan kelasnya dengan jeli akan dapat menemukan
tingkah laku-tingkah laku siswa yang berpotensi akan menimbulkan masalah. Ini
adalah keterampilan penting yang harus dikuasai guru sehingga masalah-masalah
yang muncul segera dapat diatasi dan tidak menjadi semakin besar dan merugikan
pembelajaran dalam kelas yang bersangkutan.
Apabila guru telah mengidentifikasi dan menemukan masalah yang muncul dari
tingkah laku siswa, maka ia selanjutnya harus memecahkan permasalahan tersebut
agar tidak lagi menjadi gangguan bagi pengelolaan kelasnya. Ini penting agar
pembelajaran dapat dberlangsung efektif dan efisien.
Tambahkan komentar
2.
Feb
23
contoh LKS
Kelas :4B
Fenomena
Sebuah benda dapat mengapung pada permukaan air, walapun memiliki
kerapan yang lebih besar dari pada air. Contohnya silet dapat mengapung di
permukaan air.
Indikator :
c. Prosedur eksperimen
Alat dan Bahan
1. karton atau kertas yang agak tebal
2. Gunting
3. ember atau baskom yang diisi dengan air
4. ditergen
Langkah percobaan
1. Buatlah kerangka perahu dari karton atau kertas
2. Letakkan perahu yang terbuat dari kertas tersebut perlahan kedalam
ember atau baskom yang telah diisi oleh air
3. masukkan ditergen sedikit demi sedikit dibagian belakang perahu
3. Menarik kesimpulan
Jawab: hipotsis benar, semakin besar gaya kohesi maka semakin besar tegangan
permukaan dan benda tidak tenggelam.
Tambahkan komentar
3.
Dec
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan definisi barisan dan deret.
2) Menjelaskan bentuk dan pola barisan dan deret.
3) Menuliskan notasi barisan dan deret dalam setiap pembahasan pola
barisan dan deret.
4) Menjelaskan penerapan deret dalam masalah fisika.
5) Menjelaskan dan memberi contoh cara penyelesaian
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh barisan:
1,3,5,7,9,11…
2,5,8,11,14,17…
Contoh deret:
1+ 3+5+7+9+11…..
2+ 5+8+11+14+17…..
Contoh :
3,6,9,12,…, merupakan barisan aritmatika, karena selisih dari setiap suku yang
berurutan selalu sama, yaitu 6 – 3 = 3, 9 – 6 = 3, 12– 9 = 3 ini lah yang disebut
dengan selisih atau beda (b).
Contoh:
1, 4, 7, 10, 13,…..
2, 7, 12, 17
Jika suku pertama deret aritmatika adalah a, dan bedanya adalah b, maka dapat
ditulis dengan rumus:
Un = a + (n-1) dengan Un= suku ke n.
Jumlah suku ( Sn ) dari suatu deret aritmatika dapat diperoleh dengan cara
mengalikan rata-rata dari seluruh suku dengan banyak suku, sehingga sapat
diperoleh rumus:
Sn =
Un = arn-1 dengan r =
2N =
N=1
Deret divergen artinya tidak bisa ditentukan jumlah besarnya atau tak
hingga, Contoh:
Misalnya N =
N>
N>
Deret konvergen :
untuk r
Contoh soal:
Bandingkan
N n! 2n
1 1 2 1 >
2 2 4 >
3 6 8 >
4 24 16 <
5 120 32 <
untuk n ≥ 4
c. Uji Integral
→ → ↔ =
Ketentuan jika
1. Nilainya berhingga maka deret konvergen
2. Nilainya tak berhingga maka deret divergen
Untuk lebih memudahkan, batas integral bisa ditinjau batas atasnya saja.
Contoh :
Penyelesaian
konvergen ke dan
Jika :
melakukan kesimpulan (dilakukan dengan tes
lain)
Contoh :
Selidiki kekonvergenan deret
Jawab
Misal maka
Jawab :
Misal maka =
Maka kedua deret konvergen atau divergen secara bersama – sama bila 1 <
∞ dan 1 ≠ 0
Contoh::
Tentukan konvergensi deret
Jawab
Pandang deret – p, konvergen. Misal dan maka
= + +…
S = a1 – a2 + a3 – a4 +…..
S = ( a1 – a2 ) + ( a3 – a4) +…..
a. Deret geometri
Bentuk umum :
b. Deret Harmonis
Bentuk umum :
p>0.
Menggunakan tes integral didapatkan : - 1)
0 < p ≤ 1 divergen.
F(x) =
Deret diatas disebut deret Taylor dengan pusat x = b atau disebut dengan
Polimonomial Taylor pada x = b. bila b = 0 disebut deret Maclaurin yaitu
berbentuk:
F(x) =
2.8 Turunan dan Integral dari Deret Kuasa atau Deret Pangkat
Jika suatu deret tergantug kepada suatu variabel, yaitu yang suku-sukunya
bergantung kepada variabel secara khusus, dan suku ke- n nya berbentuk:
An = an (x) = cn xn
Dimana cn adalah bilangan konstan, maka deret itu disebut deret pangkat.
Deret pangkat suatu fungsi perlu diketahui apakah deret tersebut konvergen
atau divergen.
1.) 1- +
2.) X-
0 ,1, 1, 2, 3 ,5, 8, 13, 21 ,34 ,55 ,89, 144 ,233, dan seterusnya.
Pola deret di atas terbentuk dari susunan bilangan berurutan (dari kecil
makin besar) yaitu merupakan penjumlahan dua bilangan sebelumnya
1.618 tersebut disebut rasio emas dan sangat istimewa karena mewakili
banyak
Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan
siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala atau jarak antara garis bahu dan
ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
dx =
= 0,31027
Contoh soal:
n = 1Maka a = 3.1 – 5
a = -2
Sn = ½ n (a + Un)
= ½ n ( -2 + (3n – 5)
= ½ n ( -2 + 3n – 5)
= ½ n ( 3n – 7 )
= n/2 ( 3n – 7 )
2) Untuk membuat ulir disediakan roda cakram pengganti yang banyaknya cakram
masing-masing membentuk barisan aritmetika: 20, 25, 30, …, 120.
Tentukan banyaknya roda cakram yang disediakan.
Penyelesaian:
a = 20,
b = 25 – 20 = 5
= 120
Jadi, = a + (n – 1)b
120 = 20 + (n – 1)(5)
120 = 20 + 5n – 5
= 105
n = 21
Beda b = 125.000
n=9
Un= a + (n – 1)b
Un = 700.000 + (9 – 1) 125.000
= 700.000 + 1.000.000
= 1.700.000
adalah Rp1.700.000,00.
5.) Bandul adalah sembarang obyek yang digantungkan pada suatu titik tertentu
dan dibiarkan untuk mengayun dengan bebas di bawah pengaruh dari gaya
gravitasi. Misalkan ayunan suatu bandul masing-masing panjangnya 0,8 dari
ayunan sebelumnya. Lama kelamaan, ayunan bandul tersebut akan semakin
pendek dan akan berhenti (walaupun secara teoritis tidak akan pernah
berhenti)
Berapa panjangkah ayunan ke-6 dari bandul tersebut, apabila panjang ayunan
pertamanya adalah 125 cm dan Berapakah panjang lintasan total yang telah
dilalui oleh bandul tersebut sampai ayunan yang ke-6?
Jawab :
Karena panjang ayunan pertamanya adalah 125 cm, maka kita
peroleh a1 = 125 dan rasionya r = 0,8. Sehingga beberapa suku pertama
dari barisan tersebut adalah 125, 100, 80, dan seterusnya. Untuk suku
ke-6, kita dapat menentukannya dengan menggunakan rumus:
f2 = 2
Suku bilangan ke-3 (f3) = 3 (diperoleh dari suku ke-1 + suku ke-2 = 1 + 2
= 3)
Suku bilangan ke-4 (f4) = 5 (diperoleh dari suku ke-2 + suku ke-3 = 2 + 3
= 5)
Suku bilangan ke-5 (f5) = 8 (diperoleh dari suku ke-3 + suku ke-4 = 3 + 5
= 8),
dan seterusnya.
Jawab :
Bila diurutkan data (sebaiknya Anda buatkan urutan data seperti di bawah
ini untuk memudahkan perhitungan), maka 20 suku bilangan pertama dari
deret Fibonacci adalah sbb.:
Dari urutan data di atas, terlihat bahwa bilangan Fibonacci yang terletak
antara 10 hingga 100 adalah sebanyak 5 (lima) buah, yaitu suku ke-6 (13),
suku ke-7 (21), suku ke-8 (34), suku ke-9 (55), dan suku ke-10 (89).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan, Deret juga terdiri dari
Deret Aritmatika dan Geometri.
Deret selang-seling
Deret Positif
Deret Pangkat
Deret Taylor dan Maclaurin dan
Deret Kuasa
Deret Fibonacci adalah suatu deret matematika yang berasal dari penjumlahan dua
bilangan sebelumnya. Pada dasarnya Deret Fibonacci ini dimulai dari bilangan
sederhana yaitu dari 0 dan 1 dan suku berikutnya merupakan jumlah dua bilangan
sebelumnya. bersifat rekursif karena menggunakan suku dalam deret
tersebut untuk menghitung suku setelahnya. Dengan pengertian tersebut, maka
suku-suku pada deret fibonacci adalah:
0 ,1, 1, 2, 3 ,5, 8, 13, 21 ,34 ,55 ,89, 144 ,233, dan seterusnya.
Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala atau jarak antara garis bahu dan
ujung atas kepala,
3.2 Saran
Setelah membaca dan memahami makalah yang kami susun ini, kami
mengharapkan agar setiap pembaca dapat mampu memahami dan mengerti
tentang apa itu barisan dan deret, dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan berbagai kekurangan yang kami milki, kami juga selalu
mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari
setiap pembaca, dan akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bird ( Hons ), John. Dkk. 2002. Matematika Dasar Teori dan Aplikasi Praktis, Edisi
3. Jakarta: Erlangga.
Booth. J. Dekter dan KA. Stroud. 2001. Matematika Teknik. Jakarta: Erlangga.
Dayanti. ST. Erlina. Dkk. 2005. Kalkulus. Jakarta: PT. Ercontara Rajawali.
Tersedia: https://h4mm4d.wordpress.com/teka-teki-matematika/deret-fibonacci/.
Diakses tanggal : 2 November 2014
Priambodo, Tri Kuntoro dan Jati, Bambang Murdaka Eka. 2011. Matematika untuk
Ilmu Fisika dan Teknik. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Diposkan 9th December 2014 oleh eka naya
Tambahkan komentar
4.
Nov
25
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan definisi barisan dan deret.
2) Menjelaskan bentuk dan pola barisan dan deret.
3) Menuliskan notasi barisan dan deret dalam setiap pembahasan pola
barisan dan deret.
4) Menjelaskan penerapan deret dalam masalah fisika.
5) Menjelaskan dan memberi contoh cara penyelesaian soal.
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh barisan:
1,3,5,7,9,11…
2,5,8,11,14,17…
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Contoh deret:
1 + 3+5+7+9+11…..
2+ 5+8+11+14+17…..
2.2 Barisan dan Deret Aritmetika (deret hitung)
Ketika suatu deret memiliki suatu perbedaan antara suku-suku yang
berurutan disebut deret aritmetika.
Contoh:
1, 4, 7, 10, 13,…..
2, 7, 12, 17
Jika suku pertama deret aritmatika adalah a, dan bedanya adalah b, maka
dapat ditulis dengan rumus:
Un = a + (n-1) dengan Un= suku ke n.
Jumlah suku (s) dari suatu deret arit matika dapat diperoleh dengan cara
mengalikan rata-rata dari seluruh suku dengan banyak suku, sehingga sapat
diperoleh rumus:
Sn =
Un = arn-1 r=
2N=
N=1
Deret divergen artinya tidak bisa ditentukan jumlah besarnya atau tak
hingga, Contoh:
Misalnya N =
N>
N>
Deret konvergen :
untuk r
jawab:
=1+ + + +…. +…
1+ + + + …. + + +….
Cara Integral
Diketahui deret , maka fungsi f (x) sedemikian sehingga:
1.) Jika f(x) ≥ an, dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata
dx ada dan terbatas, maka adalah konvergen.
2.) Jika f(x) ≤ , dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata
, maka adalah divergen.
Dan jika :
1) , maka adalah kovergen
2) , maka adalah divergen
3) , maka dikatakan uji dengan cara ini gagal, sehingga harus
dilakukan uji dengan cara lain:
Contoh, uji deret dengan menggunakan uji rasio.
= 1- + + +…
S = a1 – a2 + a3 – a4 +…..
Dengan mengelompokkan suku-suku yang berharga negatif, maka dapat ditulis dalam
bentuk:
S = ( a1 – a2 ) + ( a3 – a4) +…..
b. Deret Harmonis
Bentk umum :
c. Deret-P
Bentuk deret-P atau deret hiper harmonis : dengan p>0.
oeh karena itu, deret untuk p > 1 konvergen . untuk 0 < p <
divergen.
An = an (x) = cn xn
Dimana cn adalah bilangan konstan, maka deret itu disebut deret pangkat.
1.) 1- +
2.) X-
F(x)=
Deret diatas disebut deret Taylor dengan pusat x=b atau disebut
dengan Polimonomial Taylor pada x=b. bila b=0 disebut deret Maclaurin
yaitu berbentuk:
F(x)=
dan
dx =
= 0,31027
Contoh soal
Tambahkan komentar
5.
Oct
31