TINJAUAN PUSTAKA
A. Talas kimpul
berasal dari benua Amerika. Talas ini memiliki nama ilmiah yaitu
daun tegak, tumbuh dari tunas yang berasal dari umbi yang merupakan
batang dari bawah tanah. Secara anatomi, umbi talas kimpul tersusun atas
parenkim yang tebal, terbungkus kulit berwarna coklat pada bagian luar
dan umbi berpati pada bagian dalamnya (Jatmiko., dkk., 2014: 128).
adalah :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Xanthosoma
Spesies : Xanthosoma sagittifolium
7
Gambar 1. Tanaman Talas Kimpul
Sumber : Dokumen Pribadi (2017)
Komposisi gizi dan kimia umbi kimpul tergantung dari varietas, iklim,
dan juga hidup pada kelembaban tanah cukup. Tidak seperti pada
tumbuh dengan baik pada lahan yang subur dengan drainasi baik, pada pH
5,5 – 6,5. Tumbuhan ini tahan terhadap naungan dan lahan yang bersifat
8
sagittifolium yaitu hijau. Lebar daun berkisar antara 12-44 cm, panjang
Umbi induk biasanya bulat atau silindris dengan bobot umbi berkisar
antara 125-563 g, panjang umbi antara 8,0-16,8 cm, dan diameter umbi
yang berkembang dari bawah umbi adalah akar serabut dan agak dangkal.
membesar dari batang atau umbi induk. Secara morfologi, umbi induk dan
2009: 2).
satunya dikenal sebagai talas bogor. Perbedaan talas taro dengan kimpul
adalah dari segi umbi, bentuk daun dan letak tangkai daun. Kimpul yang
dimakan adalah umbi anaknya sedangkan talas yang dimakan adalah umbi
9
daun berbentuk perisai yang pangkalnya teriris berbentuk segitiga. Ciri
lain yang dimiliki oleh tanaman, bunga kimpul adalah sebagian batangnya
berada diatas tanah. Getah berwarna putih agak kental, cormel banyak dan
mempunyai sumber karbohidrat sebesar 34.2 gram dari total umbi mentah.
Komposisi gizi dan kimia talas kimpul tergantung dari varietas, iklim,
(2014: 128) salah satu keunggulan yang terdapat pada umbi kimpul adalah
oksalat yang dapat menimbulkan rasa gatal, sensasi terbakar dan iritasi
pada kulit, mulut, tenggorokan dan saluran cerna pada saat dikonsumsi
(Ayu., dkk, 2014: 111). Senyawa antigizi adalah senyawa kimia yang dapat
oksalat dalam ginjal dan membentuk batu ginjal. Adapun dosis yang dapat
menyebabkan efek kronis adalah antara 10-15 gram. Sedangkan pada umbi
10
kimpul kalsium oksalat yang terkandung masih di bawah titik aman yaitu
cara fisik, mekanis, dan kimiawi. Yang dimaksud dengan cara fisik yaitu
dengan cara perebusan dengan api yang besar sampai kulitnya dapat
alat seperti Stamp Mill dan Blower. Prinsip kerja dari alat tersebut yaitu
selama proses penggaraman akan terjadi proses osmosa yaitu air dalam
jaringan bahan akan ditarik oleh larutan garam (Arisandy dkk., 2016: 254).
11
Berikut merupakan kandungan gizi talas kimpul dalam 100 gram
bahan.
sedikit variasi dibuat berbagai produk olahan antara lain getuk, keripik,
produksi beras saat ini 62,56 ton GKG (Gabah Kering Giling) dan dengan
12
jumlah tersebut Indonesia masih harus mengimpor beras sebagai cadangan
sebanyak 0,8 juta ton atau dalam bentuk GKG sebanyak 1,3 juta ton
(Wariyah,2012: 18).
sebagai bahan subtitusi tepung terigu dalam pengolahan aneka kue dapat
Pemanfaatan talas kimpul sebagai bahan pangan saat ini sudah banyak
sAyu., dkkr, padahal selain itu talas kimpul dapat diolah menjadi tepung
bervariasi dan beragam, seperti cake, roti, donat dan lain-lain dengan
D. Pengomposan
13
Pupuk organik adalah sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui
menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari pada kadar
dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang
Aktivitas
Bahan organik Mikroorganisme > H2O + CO2 + Hara +
Humus + Enersi
metode yang aman bagi daur ulang bahan organik menjadi pupuk. Unsur-
tanah akan diubah dalam bentuk yang dapat digunakan tanaman (menjadi
14
Apabila dilihat dari penggunaan oksigen, pegomposan terdiri dari
mikroorganisme secara aerobik yang utama adalah CO2, H2O dan panas,
sedangkan dari proses anaerobik adalah gas metana (CH4), CO2, dan
molekul rendah (asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat,
anaerob adalah temperature rendah atau dingin tidak terjadi fluktuasi suhu.
adalah temperature tinggi, tidak timbul bau dan proses cepat (21-41 hari).
Pada pengomposan aerob terjadi interaksi antara unsur organik, air dan
mengambil air dan oksigen dari udara. Makanannya diperoleh dari bahan
karbondioksida (CO2), uap air (H2O), humus dan energi. Sebagian energi
2009: 64)
15
kompos dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu :
1. Mencium/membaui
Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan harum. Apabila
16
40℃ , dan pengomposan termofilik yaitu pengomposan dengan
Pada awal proses bakteri mesofilik akan tampak yaitu saat terjadi
dengan timbulnya warna putih atau abu abu pada material limbahnya.
pathogen dan cukup terjamin kesehatannya (Siswati., dkk., dkk., dkk 2009:
65).
untuk pertanian yang berupa kompos. Kompos memiliki sifat fisik dan
kimia seperti humus yang lebih resisten dari bahan organik asalnya. Untuk
kompos yang baik tergantung pada beberapa factor antara lain suplai hara,
17
2005: 33-35).
Menurut Sucipto (2012: 57), hal- hal yang perlu diperhatikan dalam
pengomposan yaitu :
organik hingga sama dengan C/N tanah (<20). Semakin rendah nilai
Hal ini dikarenakan C/N yang semakin mendekati atau sama dengan
C/N tanah (< 20) maka bahan tersebut dapat langsung diserap dan
2. Ukuran bahan
bakteri. Untuk itu bahan organik perlu dicacah hingga berukuran kecil.
bahan yang tidak keras tidak terlalu tinggi agar bahan tidak terlalu
3. Komposisi bahan
baik dan lebih cepat. Menurut Mulyadi (2008:13), bahan organik secara
18
karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O dan H,
disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi
luar.
4. Ketersediaan mikroorganisme
19
padat terlarut. Bakteri thermofilik lebih banyak menyerang protein,
6. Temperatur
20
awal pemanasan, mikroorganisme memperbanyak diri secara cepat
bacteri ).
C/N ratio tinggi seperti jerami padi dan tangkai sorgum yang mempunyai
nisbah C/N ratio antara 48-50, temperatur bahan kompos tidak boleh
7. Keasaman / pH
21
dan amoniak dibebaskan. Kemasaman yang terlalu tinggi pada tahap
serut kayu., jerami, sabut kelapa, sekam padi, dan ampas tebu (Nugroho.,
jangka waktu yang cukup lama, ada yang 2-3 bulan bahkan hingga
Oleh karena itu, para ahli melakukan upaya untuk mempersingkat waktu
22
hasil penelitian menunjukkan proses pengomposan dapat dipercepat
menjadi 2-3 minggu atau 1-1,5 bulan, tergantung pada bahan dasarnya
1. Bakteri fotosintetik
23
2. Lactobacillus sp.
fotosntesis dan ragi. Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang
3. Streptomycetes sp.
4. Ragi ( yeast )
untuk pertumbuhan sel dan pembelahan akar. Ragi ini juga berperan
5. Actinomycetes
dan jamur yang mengambil asam amino dan zat serupa yang
pertumbuhannya.
24
Formula EM4 dalam bentuk cairan yang berwarna kuning
kecoklatan. Cairan ini berbau sedap dengan rasa asam manis dan tingkat
keasaman (pH) kurang dari 3,5. Apabila tingkat keasaman melebihi 4,0
maka cairan ini tidak dapat digunakan lagi. Sebelum digunakan, EM4
dalam EM4 dapat dilakukan dengan cara memberikan air dan makanan
Standar ini dapat digunakan sebagai acuan bagi produsen kompos dalam
memproduksi kompos. Standar tersebut dapat dilihat pada table 2 berikut ini:
25
Tabel 2. Standar Kualitas Kompos
No Parameter Satuan Minuman Maksimum
1 Kadar Air % - 50
2 Temperatur C Suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
4 Bau Berbau tanah
5 Ukuran Partikel Mm 0,55 25
6 Kemampuan ikat air % 58 -
7 Ph 6,80 7,49
8 Bahan asing % * 1,5
Unsur makro
9 Bahan organik % 27 58
10 Nitrogen % 0,40 -
11 Karbon % 9,80 32
12 PHosfor (P2O5) % 0,10 -
13 C/N-rasio 10 20
14 Kalium ( K2O) % 0,20 *
15 Arsen mg/kg * 13
16 Kadmium ( Cd ) mg/kg * 3
17 Kobal ( Co ) mg/kg * 34
18 Kromium ( Cr ) mg/kg * 210
19 Tembaga ( Cu ) mg/kg * 100
20 Merkuri ( Hg ) mg/kg * 0,8
21 Nikel ( Ni ) mg/kg * 62
22 Timbal ( Pb ) mg/kg * 150
23 Selenium ( Se ) mg/kg * 2
24 Seng ( Zn ) mg/kg * 500
Unsur Lain
25 Kalsium % * 25,50
26 Magnesium ( Mg ) % * 0,60
27 Besi ( Fe ) % * 2,00
28 Alumunium ( Al ) % * 2,20
29 Mangan ( Mn ) % * 0,10
Bakteri
30 Fecal Coli MPN/gr 1000
31 Salmonella sp MPN/4 gr 3
Keterangan : *Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
Sumber : SNI Sumber : SNI 19-7030-2004: 6
G. Unsur Hara
Kesuburan tanah dapat dilihat dari kandungan unsur-unsur hara yang
ada didalamnya baik itu unsur hara makro maupun mikro. Unsur hara
26
1. Unsur hara makro
jumlah besar, biasanya diatas 500 ppm. Unsur hara makro esensial
meliputi karbon (C). hidrogen (H) dan oksigen (O). Unsur makro
a. Nitrogen (N)
27
akan menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau (Sutejo, 1995:
biasa terutama pada daun tua. Pada kasus yang parah, daun
dengan sistem akar yang kerdil ( Salisbury & Ross, 1995 : 143)
b. Fosfor (P)
28
diserap tanaman (Hanafiah, 2005: 288-292). Menurut Salisbury &
Ross (1995: 143), fosfor lebih cepat diserap tanaman dalam bentuk
senyawa fosfat primer dan diserap lebih lambat dalam bentuk anion
menuju tajuk.
dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula
berwarna hijau tua, daun tua berwarna coklat gelap saat mati.
organ yang satu ke organ yang lainnya, dan menghilang dari daun
tua menumpuk di daun muda dan bunga serta biji yang sedang
29
c. Kalium (K)
tua. Pada monokotil, sel diujung dan tepi daun mula-mula mati dan
30
tanaman terhadap penyakit karena dinding sel tanaman semakin
d. Belerang (S)
alam. Unsur ini diambil tanaman dalam bentuk SO42- dan sedikit
e. Kalsium (Ca)
31
terganggunya pembentukan pucuk tanaman dan ujung-ujung akar
303-305)
f. Magnesium (Mg)
32
f. Fiksasi dan asimilasi N adalah Fe, Cu, Mo, dan Co
H. Tanaman Sawi
Sawi (Brassica juncea L.) masih satu famili dengan kubis-krop,
kubis bunga, brokoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae
bijinya.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
segar dengan sedikit rasa pahit. Sawi memiliki akar tunggang (radix
(silindris) meyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-
akar ini berfungsi antara lain menghisap air dan zat makanan dalam tanah
33
serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Syahputra, 2007: 1).
sawi hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang
gembur, subur, mudah menyerap air dan kedalaman tanah sekitar 5 cm.
menyatakan bila pH tanah dibawah 6,0 maka tanaman sawi akan lAyu.,
dkk, bila pH tanah diatas 7,0 akan terjadi klorosis atau dau berwarna putih
Pada umumnya benih sawi hijau memiliki bentuk bulat, kecil, warna
Penyemaian benih sawi hijau dilakuan dengan beberapa tahap, yaitu mulai
tanah, pupuk kandang dan arang sekam atau bisa juga menggunaan sabut
rata dan didiamkan selama 3 hari, setelah itu bisa digunaan untuk
menanam. Pupuk organik bisa ditambahkan, dalam hal ini pupuk organik
padat lebih baik dari pada pupuk organik cair. Penempatan tanaman sawi
34
juga harus diperhatikan, tanaman sawi yang masih kecil ditempatan pada
daerah yang tidak terlalu terpapar matahari dan tidak ternanungi hujan.
penyiraman dilakukan sehari sekali, bisa pada pagi atau sore hari. Sawi
dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah tanam dengan cara memotong
berumur 26 hari dengan melihat jumlah daun, tinggi tanaman dan warna
daun.
400 cal/cm2. Kondisi iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi
6)
I. KERANGKA BERPIKIR
Limbah kulit talas kimpul yang dihasilkan oleh home industri
berupa dedak dan sekam yang belum termanfaatkan. Kedua bahan ini
dedak dan sekam dijadikan bulking agent atau bahan pelengkap. Peranan
35
dedak atau bekatul berfungsi sebagai sumber protein (N) sedangkan sekam
unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu perlu diketahui kandungan unsur
ratio pupuk. Untuk mengetahui optimalisasi unsur hara pupuk kulit talas
Nasional Indonesia. Unsur hara pupuk inilah yang nantinya akan berperan
dapat dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat
kering.
36
Limbah Organik Limbah organik
Home industri penggilingan
EM4 Pengomposan
(Mikroorganisme
dan nutrisi)
Pertumbuhan
Tanaman Sawi
(Brassica juncea L)
Pembentukan sel,
jaringan dan organ
37
J. HIPOTESIS
2. Kandungan unsur hara dan C/N ratio pupuk kulit talas kimpul
perlakuan EM4.
semakin baik.
38