PEMBAHASAN
tenggara.[4] Negara ini dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國).[5] oleh
Selatan") di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul (서울).
Suatu hari seorang biksu tua datang ke rumah mereka untuk mengumpulkan
sumbangan kuil. Dan sang biksu bertanya kenapa suami istri yang masih begitu
muda nampak sedih dan murung. Kemudian pasangan suami istri itu menjelaskan
sumber kesedihan dari keluarga mereka.
Mendengarkan cerita itu, sang biksu berdiam sejenak sambil menarik nafas
panjang, kemudian sang biksu berkata bahwa hanya ada satu cara untuk
menyembuhkan kembali sang ibu.
Akan tetapi setelah mendengarkan cara untuk menyembuhkan ibu mereka,
pasagan suami istri itu hampir kabur dan ingin pingsan. Karena satu-satunya cara
untuk menyembuhkan sang ibu adalah dengan membiarkan anak mereka yang
baru berusia 5 tahun masuk ke kuali besar yang airnya mendidih.
Aduh…! Bagaimana bisa! Kalau anak mereka mati, ibu bisa sembuh, tapi
mungkin tidak lama setelah itu ibu akan meninggal…Mereka terus berpikir-pikir
dan memutuskan untuk memilih menyembuhkan ibunya. Kalau ibu tidak ada yang
lain selain ibu yang berbaring sakit di sana, tapi kalau anak, kita dapat melahirkan
lagi! Begitulah pasangan suami istri itu mempersiapkan air mendidih untuk
anaknya sambil menahan rasa ingin mati sebagai ganti anaknya. Pada tengah
malam saat itu, sang ibu yang sakit mencari air minum, dan menantunya
memberikan air mendidih yang tadi dipakai untuk merebus anaknya. Sang ibu
meminum air itu sambil mengatakan sepertinya rasa hausnya menghilang.
Kemudian menjelang dini hari, sang ibu langsung bangun dari tempat tidur dan
penyakitnya pun menghilang begitu saja. Kesembuhan sang ibu merupakan hal
yang sangat menyenangkan, tapi suami istri ini tidak bisa merasa senang dengan
sepenuh hati, karena mereka merasa kehilangan anak.
Matahari sudah mulai terbit, dan si anak yang sudah dipersiapkan air
mendidih tiba-tiba keluar dari kamar. Suami istri itu tidak percaya, apakah itu ilusi
atau benar anak mereka atau hantu.? Tapi ternyata itu benar anak mereka yang
sudah direbus di air mendidih semalam. Melihat anaknya, si istri berlari ke dapur
dan membuka kuali besar yang semestinya ada anak mereka di dalamnya, tapi
ternyata tidak ada jenazah anaknya di dalam kulai itu, sebagai gantinya, ada
ginseng besar yang berumur 10 ribu tahun. Ternyata Tuhan menguji rasa bakti
suami istri itu untuk memberikan obat yang dapat menyembuhkan ibunya, yaitu
ginseng seumur 10 ribu tahun! Setelah itu, suami istri itu berterima kasih kepada
Tuhan dan sang biksu yang memberi tahu caranya itu, menguburkan sisa
ginsengnya. Orang bilang bentuk ginseng mirip seperti manusia. Ada kepala, ada
badan, lengan dan kaki. Sehingga legenda yang mirip dengan cerita tersebut dapat
ditemukan di berbagai lokasi di Korea. Sementara daerah yang paling terkenal
dengan ginseng adalah kota Geumsan, provinsi Chungcheong Selatan.
Budaya Perkawinan
Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem
Patrilinial. Pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarga dan
diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau
diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak
dan menjaga rumah. Budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan.
Para janda, jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus
mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang
terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun
istrinya tersebut mati muda.
Budaya Makanan
Dalam budaya Korea , ada satu makanan khas yang memiliki suatu arti
yang tidak dimiliki oleh makanan lainnya. Makanan ini disebut kimchi. Di setiap
session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap.
Kimchi adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah
kalori dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada,
dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah
sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya
(menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total gizi
yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak
faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah
kimchi yang dihidangkan untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara
makan biasa dan sehari-hari) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang
mengadakan acara tersebut dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut
dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam pembuatan
kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan
faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon
katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan
lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga
adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja
Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.
Pembagian Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara, tentu saja
menyebabkan adanya perbedaan kebudayaan di antaran keduanya. Jika, di Korea
Selatan menganut budaya liberal maka di Korea Utara menganut gaya sosial.
Kemudian, orang-orang Korea Selatan sangat terbuka dengan negaranya, maka
Korea Utara tertutup.
Dari sini dapat dikatakan bahwa nampaknya, Korea Utara mewarisi hanya
sedikit kebudayan-kebudayaan Korea bersatu karena, sangat bertentangan dengan
kebudayaan Korea Utara yang sekarang. Contoh kecil, jika kebudayaan Korea
bersatu mengajarkan mereka untuk terbuka tapi, Korea Utara malah menutup diri.
Sedangkan, kebudayaan Korea bersatu yang masih melekat erat pada Korea Utara
mungkin hanya mitos Tan’Gun, karena kerajaan Tan’Gun terletak di Asadah atau
yang sekarang kita kenal dengan ibukota Korea Utara, Pyongyang.
Sebaliknya, dengan Korea Selatan mereka mewarisi hampir seluruh
kebudayaan Korea bersatu. Karena, memang situs-situs budaya juga banyak
terdapat disini. Dan kebudayaan ideal dari kebudayaan Korea bersatu, sangat fasih
diterapkan oleh masyarakat Korea Selatan, seperti ajaran Kong-Hu-Cu, yang
menyuruh pengikutnya agar baik terhadap sesama manusia, baik terhadap
binatang, baik terhadap Tuhan serta jujur dan terbuka dalam semua masalah yang
menimpa pengikutnya. Maka, dapat dikatakan kebudayaan Korea Selatan
sekarang adalah hasil warisan dari kebudayaan Korea Bersatu.