12 Kebijakan Fiskal
2. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi
Pendapatan Daerah mengalami perubahan dari target Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.
1.402.255.438.718,00 berubah menjadi sebesar Rp. 1.333.272.170.025,25 atau terjadi
penurunan sebesar Rp. 68.983.268.692,75 (4,92%);
Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah. Perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan
dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan,
fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Belanja daerah mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur kinerja dan
standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kebijakan umum belanja daerah adalah untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing satuan kerja perangkat daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran sesuai
dengan prioritas yang ditetapkan. Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efektif dan efisien
serta harus memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam rangka peningkatan pelayanan
dan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun anggaran pendapatan tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan yang
disebabkan adanya penurunan proyeksi pendapatan daerah terutama dari dana bagi hasil sumber
daya alam pertambangan minyak bumi dan gas bumi, namun anggaran belanja dan transfer pada
APBD TA. 2015 tetap mengalami kenaikan sehingga akan adanya penambahan program dan
kegiatan berdasarkan skala prioritas, revisi anggaran, pergeseran anggaran serta rasionalisasi
program/kegiatan pada beberapa
SKPD.
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan daerah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan tahun 2015 bersumber dari
sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun 2014 yang dipergunakan untuk mendanai kegiatan
lanjutan, utang pihak ketiga yang belum diselesaikan, pelampauan target pendapatan daerah, dan
penerimaan dan pengeluaran lainnya yang belum terselesaikan sampai akhir tahun anggaran.
Pengeluaran pembiayaan dalam hal terjadi surplus anggaran dimanfaatkan untuk investasi
dan penyertaan modal pemerintah daerah diperuntukkan sebagai investasi dalam bentuk kerjasama
dengan pihak ketiga dan penyertaan modal kepada BUMD yang bertujuan untuk menumbuh
kembangkan potensi ekonomi masyarakat melalui dana bergulir kepada kelompok masyarakat dan
pemberian fasilitas pembiayaan kepada koperasi dan UKM serta untuk mengembangkan operasi
dan kegiatan usaha BUMD.
1. Kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan diarahkan pada percepatan penyelesaian
masalah yang ada di Kabupeten Kuantan Singingi, antara lain yaitu: