Anda di halaman 1dari 31

2018 [MANAJEMEN LAHAN]

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Permasalahan
3.1.1. Lokasi Permukiman dengan Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Jadi, selain berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung
dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, rumah merupakan
tempat awal pengembangan kehidupan. Sedangkan pemukiman adalah
suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau kelompok
manusia. Pemukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi
alam dan sosial kemasyarakatan sekitar.
Semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan akan rumah juga
akan semakin meningkat. Kebutuhan rumah ini sendiri juga tidak bisa
hanya berpatokan kepada hasrat ingin memiliki rumah yang indah,
tentu juga menginginkan rumah yang memliki lingkungan yang
nyaman, sehat, bersih dan lain-lainnya. Berdasarkan teori mengenai
persyaratan permukiman yang ada diantaranya :
1. Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik
yang berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam
(gas beracun, sumber air beracun, dsb)
2. Terjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat
bagi pembinaan individu dan masyarakat penghuni
Dari persyaratan permukiman, jika dikaitkan dengan studi yang
diambil tentu tidak sesuai dengan teori yang ada. Disebutkan bahwa
permukiman bebas dari pencemaran baik yang berasal dari sumber daya
alam atau yang bersumber dari sumber daya buatan. Hal ini berbanding
terbalik dengan kenyataannya. Kenyataannya, Pabrik Karet PT. P&P
Bangkinang menghasilkan limbah yang dampakya terkena langsung
oleh masyarakat. Masyarakat merasakan dampak dari pengelolaan karet
secara langsung, baik berupa pencemaran air, udara, kebisingan.

12
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Sedangkan dalam persyaratan lainnya disebutkan bahwa


permukiman yang baik dapat menjamin tingkat kualitas lingkungan
hidup yang sehat. Sedangkan pada kenyataannya, kerena rumah
penduduk berada disekitar lingkungan pabrik serta dampak pencemaran
juga langsung dirasakan oleh masyarakat tentu hal ini tidak dapat
menjamin terselenggaranya kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi
masyarakat.
Pada awal mulanya memang bahwa Pabrik Karet PT. P&P
Bangkinang terletak jauh di wilayah yang masih jarang penduduknya.
Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman dan makin majunya
teknologi serta pertumbuhan penduduk menyebabkan lokasi dari Pabrik
Karet PT. P&P Bangkinang berada di tengah-tengah permukiman padat
penduduk. Ditambah lagi lokasi dari Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
ini sudah berda di tengah perkotaan. Alasan mengapa perkembangan
dari permukiman semakin cepat dapat dibuktikan dengan pengaruh dari
letak geografis wilayahnya itu sendiri dan hal yang sangat berpengaruh
lainnya yaitu pusat ekonomi yang ada disekitar wilayah tersebut. Untuk
Kelurahan Wonorejo memang merupakan suatu wilayah yang letaknya
sangat strategis karena berada pada kawasan yang berdekatan dengan
pusat pemerintahan artinya tidak jauh dari pusat perkotaan. Ditambah
lagi Kelurahan Wonorejo ini sendiri merupakan kelurahan yang paling
banyak pusat perekonomian serta berada tidak jauh dari central
perdagangan dan jasa. Hal lain yang dapat berpengaruh adalah makin
tingginya jumlah penduduk yang berada di perkotaan. Hal ini tidak
sebanding dengan kemampuan dari daya tampung kota itu sendiri.
Sebenarnya Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang sudah tidak layak
lagi untuk berdiri. Dan seharusnya Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
sudah sejak lama direlokasi ketempat yang baru, mengingat dan
menimbang bahwa dampak yang ditimbulkan dari industri pabrik ini
tidak ada pertanggung jawaban oleh perusahaan. Oleh karena semakin
berkembangnya zaman dan kebutuhan rumah yang makin bertambah
pula diiringi dengan faktor-faktor yang menyebabkan suatu kawasan
tersebut menjadi ramai penduduk maka menyebabkan lokasi dari Pabrik

13
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Karet PT. P&P Bangkinang sudah tidak starategis karena berada di


permukiman padat penduduk.
Kenyataannya memang ada kesepakatan bahwa Pabrik Karet PT.
P&P Bangkinang akan dipindahkan kelokasi yang lebih strategis dan
jauh dari pusat kota serta padat penduduk. Akan tetapi sampai sekarang
hal ini tidak kunjung terealisasikan. Banyak hal-hal yang menjadi
penyebab tidak jadinya relokasi dari pabrik karet ini. Baru-baru ini
kabar yang terdengar bahwa dicabutnya surat keputusan tentang
pemindahan Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang. Banyak warga yang
mengeluh kenapa hal ini bisa terjadi padahal jelas dapat dilihat dan
diamati pabrik karet ini sudah tidak layak berada di tengah permukiman
masyarakat. Dan ada kabar juga yanag mengatakan bahwa Pabrik Karet
PT. P&P Bangkinang memperpanjang kontraknya kembali sehingga
tentu perjanjian atau kesepatakan diawal, yaitu akan dilakukan relokasi
kembali akan tertunda dan hasilnya Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
tidak akan berpindah lokasi sampai kapanpun dan masyarakat akan
semakin tidak nyaman oleh dampak pencemaran yang ditimbulkan
3.2. Dampak Lingkungan
3.2.1. Bau
Dari sekian banyak dampak positif yang ditimbulkan oleh  karet,
terdapat pula sekian banyak  dampak negatifnya, yang salah satunya
adalah  polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik karet. Awal
terjadinya polusi udara dari pabrik karet ini akibat getah yang telah
dibekukan  tidak dapat diolah pada proses pengolahan getah cair dan
baru dapat diolah dengan teknologi yang memadai yang dimiliki oleh
pabrik karet tertentu. Akibat dari banyaknya getah yang menumpuk 
dalam waktu yang relatif lama, akan menimbulkan reaksi anaerobik.
Selanjutnya proses degradasi anaerobik dari bahan organik ini 
menghasilkan emisi gas penyebab bau khas yang menyegat itu. Bau
yang menyengat hidung ini antara lain berasal dari lepasan senyawa-
senyawa sulfid, amonia, karbon monoksida, karbon diokasida serta
senyawa organik lain yang mudah menguap  seperti metan, asam asetat,
keton aldehid dan sebagainya.

14
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan


adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan dan mengganggu
kenyamanan. Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan
dan produktivitas. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran
udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi
higiene pada umumnya.
Bau busuk yang dihasilkan dari pabrik karet masih saja menjadi
makanan sehari-hari masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik karet.
Keberadaan pabrik karet yang berada di tengah kota ini bukan baru satu
dua tahun beroperasi. Sudah puluhan tahun dan selama itu masyarakat
hampir setiap hari disuguhkan aroma yang kurang sedap. Aroma kurang
sedap ini tidak hanya mengganggu penciuman namun juga memiliki
dampak terhadap kesehatan. Aroma menyengat hidung yang
ditimbulkan dari pabrik karet, berasal dari lepasan senyawa-senyawa
seperti sulfid, amonia, karbon monoksida, karbon dioksida dan juga
senyawa organik lainnya yang mudah menguap.
Bahaya terhadap kesehatan jelas saja ada. Amonia (NH3) misalnya,
kontak dengan gas amonia dengan konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada paru-paru bahkan dapat menimbulkan
kematian. Senyawa selanjutnya yang ditimbulkan dari aroma tidak
sedap karet yaitu asam sulfad (H2SO4). Bila senyawa ini kontak
langsung dengan kulit maka dapat menyebabkan luka bakar. Karbon
monoksida (CO) juga dikenal beracun walau tidak mengiritasi.
Tidak hanya aroma yang mengganggu penciuman namun
keberadaan pabrik karet di tengah kota tepatnya di tengah pemukiman
penduduk juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Hasil
pembakaran untuk pengasapan bahan karet akan menimbulkan polusi
udara karena hasil pembakaran kayu akan mengeluarkan karbon
diaoksida, nitrogen oksaida dan nitrogen dioksida. Polusi udara dapat
menyebakan gangguan berupa iritasi mata dam sakit kepala hingga
asma, bronchitis, emphysema dan kanker paru.

15
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Selama proses produksi, proses pengelolaan karet akan


menimbulkan bau yang tidak sedap, bau ini akan menyebar hingga
berkilo meter jaraknya dari pabrik karet. Hal ini dapat mengakibatkan
gangguan pernapasan bagi penduduk di sekitar pabrik karet.
Dapat disimpulkan bahwa bau busuk yang ditimbulkan oleh PT.
P&P Bangkinang berdampak negatif bagi masyarakat sekitar pabrik
karet. Sebanyak 60% masyarakat sangat terganggu dan merasakan
dampak terhadap bau busuk dari karet, ini menandakan bahwa
masyarakat yang tinggal sekitar pabrik karet mengalami tekanan dari
lingkungan tempat tinggal dan menimbulkan kenyamanan masyarakat
sekitar terganggu. Bagi masyarakat yang sudah lama tinggal di lokasi
tersebut mengatakan tidak merasa terganggu dengan adanya bau karet
karena sudah terbiasa, sedangkan bagi warga baru yang tinggal dilokasi
tersebut merasa sangat terganggu apalagi dampak yang dihasilkan
karena bau ini adalah sakit kepala dan dapat menghambat aktivitas atau
kegiatan masyarakat sendiri.
Bau busuk dirasakan warga sepanjang hari khususnya di siang hari,
akan tetapi intensitas bau busuk sangat dirasakan jika angin bergerak
dari pabrik karet ke rumah-rumah warga, arah angin sangat menentukan
bau dari pengelolaan pabrik karet. Dari hasil wawancara yang didapat
sudah adanya korban jiwa akibat bau karet yang tidak sedap ini. Hal ini
tentu tidak bisa dibiarkan lama-lama karena nantinya bisa saja dapat
menimbulkan korban jiwa lagi.
3.2.2. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Kebisingan dapat
diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat
memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan
seseorang maupun suatu populasi. Pada penelitian suatu perilaku sosial,
diperlihatkan bahwa orang lebih tidak suka menolong dalam situasi
kebisingan dibandingkan dalam situasi tenang.

16
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Memang untuk kebisingan dari proses produksi pabrik karet tidak


merata keseluruh penduduk yang berada di Kelurahan Wonorejo
terkena dampaknya, hanya saja penduduk yang merasakan kebisingan
ini adalah penduduk yang bermukim tepat di sebelah Pabrik Karet PT.
P&P Bangkinang. Dampak dari psikologis yang dirasakan dari
kebisingan ini akan menimbulkan ketidak nyamanan, gangguan
konsentrasi, sulit tidur, cepat marah dan lain-lain.
3.2.3. Pencemaran Air
Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya
kebutuhan air untuk keperluan pengolahan akan menentukan banyaknya
limbah cair yang dihasilkan, sekaligus menetukan rancangan ukuran
sarana pengolah limbah. Jumlah air yang digunakan dalam proses
produksi, hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik berupa
bahan baku maupun setengah jadi tidak menyerap air.
Buangan limbah industri dan masukan senyawa organik dalam
berbagai bentuk penggunaan lahan sekiar Daerah Aliran Sungai (DAS)
dapat mempengaruhi kualitas air sungai dan biota yang hidup di
dalamnnya. Limbah cair yang terdapat pada pabrik karet ini merupakan
hasil pencucian karet sebagai pendingin mesin penggiling. Menurut
kementrian Lingkungan Hidup (2002) limbah karet yang mengandung
amoniak, nitrat dan nitrik jika buangan ini dimasukkan kedalam aliran
sungai akan menurunkan kualitas air dan dapat mempengaruhi
keanekaragaman alga.
Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang mengelola limbah dengan
sangat buruk. Walaupun berdasarkan penuturan dari pekerjanya bahwa
pengelolaan limbah yang dilakukan sudah sesuai dengan AMDAL yaitu
diolah terlebih dahulu melalui penyaringan atau filtrasi sehingga air
limbah yang berada di bak penampungan akhir sebelum nantinya
dibuang ke parit di uji terlebih dahulu dengan memamsukkan ikan ke
dalam bak tersebut, nyatanya tidaklah demikian. Efek akibat
pengolahan limbah pabrik yang tidak baik dapat mengakibatkan pH
atau derajat keasaman air yang menjadi tinggi. Menurut Surat
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-03/MNKLH/II/1991 1

17
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Februari 1991, ditetapkan bahwa air limbah pabrik boleh dibuang ke


sungai atau lingkungan jika pH air limbah tersebut berkisar 6 sampai 9.
Sedangkan untuk efek yang ditimbulkannya dari limbah air ini
diantaranya tidak layak konsumsi.. Apalagi jika berdasarkan Indikator
pengukuran Kualitas Air Limbah Biological Oxygen Demand (BOD)
dan Chemical Oxygen Demand (COD).
Air limbah pabrik karet yang ada di Kelurahan Wonorejo ini
pernah mencemari sumur air masyarakat terutama saat musim kemarau.
Karena saat kemarau, air sumur bor masyarakat menjadi kering
sedangkan air limbah pabrik tersebut yang sudah melalui proses filtrasi
akan berada di bak penampungan jika bak penuh maka lama kelamaan
air limbah tersebut akan meresap ke tanah yang pada akhirnya akan
meresap ke sumur–sumur bor milik masyarakat. Meskipun dari segi
rasa, bau, dan warna air tersebut tidak ada yang keaneh namun saat di
uji di laboratorium air tersebut mengandung merkuri yang artinya air
tersebut tidak boleh untuk di konsumsi, namun jika tetap di konsumsi
maka akan menimbulkan dampak bagi kesehatan meskipun tidak
berdampak langsung akan tetapi akan berdampak dalam jangka waktu
yang lama. Berdasarkan penelitian dalam radius 1 km dari pengolahan
limbah air sumur atau air tanah tidak boleh di pakai untuk konsumsi.
3.2.4. Perubahan Struktur Tanah
Tingginya tingkat pencemaran air yang terjadi di sekitar lokasi
pabrik karet akan menyebabkan hilangnya partikel-partikel tanah dan
sangat berpengaruh terhadap struktur tanah. Struktur tanah remah akan
berubah menjadi struktur polyder atau terlepas.
Struktur tanah seperti ini menyebabkan rendahnya produktivitas
hasil pertanian karena lahan tidak mengandung koloit tanah. Koloit
tanah berfungsi sebagai perekat partikel-partikel tanah mendorong
peningkatan stabilitas struktur tanah.
3.2.5. Hilangnya Bahan Organik Tanah
Kondisi pabrik karet yang tidak mengindahkan konservasi tanah
dan lahan, akan menyebabkan erosi yang di ikuti hilangnya bahan
organik tanah dan pemadatan tanah.

18
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Hal ini menyebabkan berkurangnya air permukaan atau air hujan


yang masuk ke dalam tanah. Akibatnya hujan yang jatuh dengan mudah
terakumulasi dipermukaan. Kehilangan unsur hara karena adanya
industri pabrik dan pembuangan limbah hasil industri yang tidak
dikelola dengan baik, akan menurunkan produktivitas lahan. Hal ini
membahayakan bagi lingkungan di kawasn sekitar lokasi pabrik karet.
3.2.6. Persepsi Masyarakat Tentang Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
Berikut telah dilakukannya wawancara dengan 5 orang responden
yang berbeda-beda, hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi
dari masing-masing masyarakat yang sampelnya telah di acak,
masyarakat yang dijadikan sampel merupakan masyarakat yang
bermukim disekitar lokasi pabrik karet PT. P&P Bangkinang
1. Apakah ada dampak yang dirasakan dari pengelolaan yang
dilakukan oleh pabrik karet ini, seperti pencemaran air, udara,
tanah dll?
Seperti yang diketahui bahwa pabrik karet PT.P&P
Bangkinang yang berada di Kelurahan Wonorejo ini menimbulkan
dampak, baik dampak dari pencearan air dan udara. Dimana
dampak yang disebabkan oleh pabrik karet ini berdasarkan asumis
dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan 5 responden yang
ada di Kelurahan Wonorejo sebagai berikut :
Tabel III.1 Data Ada/Tidaknya Dampak yang Dirasakan Dari Pengelolaan
Pabrik Karet
NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W
1 ada ada ada ada ada
Sumber : Survey Primer 2018

19
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
ada tidak ada

Diagram 4.1 Ada/Tidaknya Dampak yang Dirasakan Dari Pengelolaan


Pabrik Karet
Sumber : Survey Primer 2018
Dari persentase diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 5
orang responden atau setara dengan 100% hasil dari persentasi
yang kami lakukanyan mengatakan bahwa mereka merasakannya
ada dampak yang di hasilkan dari proses pengolahan pabrik karet
ini.
2. Apakah bapak/ibu merasakan langsung dampak limbah yang
dihasilkan dari pabrik karet ini?
Dari dampak yang dihasilkan oleh pabrik karet akibat dari
produski yang dilakukan, sebanyak 5 responden yang kami
wawancarai hampir keseluruhan responden mengatakan bahwa
mereka merasakan langsung dampak yang dihasilkan dari proses
produksi karet ini, baik dampak dari pencemaran air beruba limbah
dan pencemaran udara berupa bau dan kebisingan. Berikut data dan
diagram hasil dari wawnacara yang kami lakukan dengan 5
responde yang ada di Kelurahan Wonorejo :

Tabel III.2 Data Merasakan/Tidak Merasakan Dampak Yang Dirasakan


Dari Pengelolaan Pabrik Karet

20
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W


1 Merasakan Merasakan Merasakan Merasakan Merasakan
Sumber : Survey Primer 2018

Diagram Merasakan/Tidak Merasakan


Dampak Yang Dirasakan Dari
Pengelolaan Pabrik Karet

tidak ada

ada

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Diagram III.2 Persentase Responden yang Merasakan/Tidak Merasakan


Dampak Yang Dirasakan Dari Pengelolaan Pabrik Karet
Sumber : Survey Primer 2018
Dari data diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 5 orang
responden mengatakan bahwa sebanyak 100% responden
mengatakan bahwa dampak yang dihasilkan dari produksi dari
pabrik karet ini dirasakan oleh ke-5 responden ini.
3. Apakah bau yang dirasakan sampai kerumah bapak/ibu? Jika
iya apakah hal tersebut mengganggu psikologi bapak/ibu?
Dari 5 responden yang kami wawancarai, sebanyak 100%
dari responden yang kami wawancarai yang bermukim didekat
pabrik karet merasakan dampak dari produksi karet baik berupa
dampak pencemaran air, udara. Pencemaran air yang disebabkan
oleh industri Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang yaitu akibat
limbah air sisa produksi yang meresap ke tanah sehingga
menyebabkan tercampurnya limbah-limbah air itu ke dalam sumur
air masyarakatnya. Sedangkan pencemaran udara berupa bau-bau
yang tidak sedap dan suara aktifitas mesin di Pabrik Karet PT. P&P

21
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Bangkinang. Berdasarkan dari dampak yang dirasakna oleh


responde maka akan menimbulkan gangguna psikologi yang
diraskaan oleh masing-masing dari responden tersebut. Berikut data
hasil dari wawancara beserta diagramnya:
Tabel III.3 Data Dampak Psikologi yang Dirasakan Oleh Responden dari
Pengelolaan Pabrik Karet
NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W
1 Terganggu Tidak terganggu Biasa saja Terganggu Terganggu
Sumber : Survey Primer 2018

Persepsi tentang bau busuk yang


ditimbulkan dari kegiatan pabrik karet
PT. P&P Bangkinang
terganggu tidak terganggu cukup terganggu biasa saja

20%

20% 60%

Diagram III.3 Persentase Persepsi Tentang Bau Busuk Yang Ditimbulkan


Dari Kegiatan Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
Sumber : Survey Primer 2018

Dapat kita ketahui sebanyak 60% masyarakat merasa


terganggu psikologisnya karena dampak yang ditimbulkan akibat
produksi karet dari PT. P&P Bangkingan ini seperti dampak dari
bau busuk dari produksi karet dan pencemaran sisa limbah dari
proses produksi karet.
Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas industri pabrik
karet ini langsung terkena oleh masyarakat yang tinggal dilokasi
pabrik karet. Dampak yang sangat terasa akibat adanya Pabrik

22
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Karet PT. P&P Bangkinang yaitu pencemaran udara, antara lain


bau karet yang sangat menyengat dan suara mesin pabrik. Bau
karet yang menyengat ini paling sering dirasakan oleh warga pada
saat pagi hari, siang, sore, malam. Akan tetapi bau yang sangat
menyengat ini bisa lebih parah ketika cuaca sedang mendung dan
angin yang kencang. Dimana seperti yang kita ketahui angin dapat
membawa berbagai macam benda baik yang dapat dilihat oleh mata
maupun yang tidak dapat dilihat oleh mata. Faktor dari angin yang
kencang bisa membawa aroma atau bau busuk karet yang sangat
menyengat hingga radius puluhan meter yang sangat jauh dari
lokasi pabrik. Pencemaran dari bau karet ini juga menggangunggu
aktifitas warga dalam kegiatan sehari-hari baik seperti istirahat
siang, belajar, dan saat ada tamu yang berkunjung kerumah dan
masih banyak hal lainnya yang dapat menggangu aktifitas dari
masyarakatnya.
Untuk dampak kebisingan berupa suara mesin yang bekerja
di pabrik karet tersebut. Kebisingan ini paling dirasakan oleh
masyarakat yang bermukim tepat disebelah dari pembatas atau
dinding pabrik karet ini. Adanya kebisingan atau suara dari mesin
pabrik ini dapat memecah konsentrasi dari masyarakat, apalagi bagi
masyarakat pada usia sekolah. Hal itu dapat menggangu belajar
mereka dirumah dan memecah konsentrasi menjadi tidak fokus.
Kebisingan ini juga dapat merusak indra pendengaran jika semakin
lama semakin di biarkan.
Selain itu limbah sisa dari karet ini yang berupa air juga
pernah dirasakan oleh masyarakat. Pada saat musim kemarau air
limbah yang ditampung oleh bak penampungan limbah yang
dimiliki oleh pabrik lama kelamaan akan meresap kedalam tanah,
dan air limbah tadi masuk kedalam air sumur warga. Bahwa kita
tahu air limbah ini mengandung berbagai macam senyawa kimia
yang sangat berbahaya bila dikonsumsi.
Gangguan psikologis yang dirasakan oleh 5 responden
tersebut berupa sakit kepala, tidak fokus dalam melakukan

23
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

pekerjaan, kehilangan kosentrasi dan dapat juga menimbulkan


emosi.
4. Menurut bapak/ibu adakah tanggung jawab yang diberikan
oleh pengelola pabrik kepada masyarakat sekitar terkait
dampak yang dihasilkan dari pengelolaan karet tersebut?
Dari hasil wawancara yang kami lakukan, tidak semua dari
5 responden yang kami wawancarai mengetahui ada atau tidaknya
tanggung jawab yang diberikan oleh pabrik karet tersebut tentang
dampak yang ditimbulkan dari aktifitas pabrik serta bentuk apa saja
yang pernah diberikan oleh pabrik karet kepada masyarakat di
Kelurahan Wonorejo. Berikut data dan diagram tentang pandangan
dari masyarakat mengenai tanggung jawab yang diberikan oleh
pabrik karet :
Tabel III.4 Data Ada/Tidak Tanggung Jawab yang Diberikan Pabrik Kepada
Masyarakat
NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W
1 Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sumber : Survey Primer 2018

Persentase ada/tidak tanggung jawab


yang diberikan pabrik kepada
masyarakat

60%

40%

ada Tidak ada

Diagram III.4 Ada/tidak tanggung jawab yang diberikan pabrik kepada


masyarakat
Sumber : Survey Primer 2018

24
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Dari diagram diatas dapat diketahui sebanyak 40%


masyarakat mengetahui apa saja tanggung jawab yang diberikan
oleh pabrik karet terhadap masyarakat. Sedangkan sebanyak 60%
tidak mengetahui apa saja bentuk tanggung jawab yang diberikan
oleh masyarakat. Bagi masyarakat yang mengetahui tanggung
jawab yang diberikan oleh masyarakat itu adalah sebagian
penduduk yang merupakan pekerja pabrik karet ini. Sedangkan
masyarakat yang berasumsi tidak adanya tanggung jawab yang
diberikan perusahaan untuk masyarakat adalah masyarakat yang
sudah lama bermukim di wilayah tersebut.
Bentuk tanggung jawab yang diberikan pabrik untuk
masyarakat hanya bantuan untuk di posyandu, dimana bantuan
yang diberikan ini tidak sebanding dengan kebutuhan dari
posyandu tersebut. Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang tidak
pernah memberikan tanggung jawab yang sepenuhnya terhadap
aktifitas industri yang dilakukannya. Bentuk lain yang diberikan
pabrik untuk masyarakat yaitu pembuatan jalan cempedak, dimana
jalan ini merupakan jalan akses yang dapat mempermudah akses
menuju lokasi yang ingin dituju, juga memudahkan mobilitas.
Sedangkan bentuk tanggung jawab terhadap hasil pencemaran dari
produksi karet ini belum pernah dirasakan oleh masyarakat.
5. Merasa terganggukah bapak/ibu dari adanya pabrik karet ini?
Berdasarkan asumsi dari responden yang kami wawancarai,
sebanyak 100% responden mengatakan bahwa mereka terkena
dampak dan merasakan dampak yang dihasilkan dari pabrik karet
ini. Dan dari wawancara yang kami lakukan Sebanyak 60%
masyarakat yang tinggal disekitar pabrik karet sangat terganggu
oleh aktivitas pabrik mulai dari suara mesin yang menimbulkan
kebisingan. Berdasarkan persepsi dari responden yang kami
wawancarai berikut data dan diagram dari persepsi dari masyarakat
tentang pabrik karet ini :

25
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Tabel III.5 Data Terganggu/Tidak Terganggu dari Adanya Pabrik Karet


yang Masih Bertahan
NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W
1 Terganggu Tidak terganggu Biasa saja Terganggu Terganggu
Sumber : Survey Primer 2018

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
terganggu tidak terganggu cukup terganggu biasa saja

Diagram III.5 Terganggu/Tidak Terganggu dari Adanya Pabrik Karet


yang Masih Bertahan
Sumber : Survey Primer 2018
Dilihat dari data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 60 %
atau setara dengan 3 orang responden dari 5 responden yang kami
wawancarai mengatakan bahwa mereka terganggu akan adanya
pabrik karet yang masih berdiri di sekitar permukiman mereka.
6. Menurut bapak/ibu apakah lokasi dari pabrik karet ini sesuai
atau tidak? Alasannya!
Semakin pesatnya bertumbuhan penduduk dan semakin
berkembangnya suatu perkotaan menyebabkan persebaran
permukiman semakin menumpuk dan berpusat pada lokasi-lokasi
yang strategis. Salah satu yang menjadi masalah dari pembahasan
kali ini ialah letak dari pabrik karet yang saat ini sudah berada di
sekitar padat permukiman masyarakat. Karena letak dari pabrik
karet PT. P&P Bangkinang saat ini berada di kawasan padat

26
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

penduduk menyebabkan banyaknya permaslahan yang timbul dan


dirasakan oleh masyarakat khususnya yang bermukim sekitar
lokasi pabrik karet ini. Berikut data dan diagram dari perspsi
masyarakat tentang lokasi dari pabrik karet PT. P&P Bangkinang :

Tabel III.6 Data Sesuai/Tidak Sesuainya Lokasi Pabrik Karet Berdasarkan


Persepsi Responden
NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
1
sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
Sumber : Survey Primer 2018

Persentasi sesuai/tidak sesuainya lokasi


pabrik karet berdasarkan persepsi
responden
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sesuai tidak sesuai cukup sesuai biasa saja

Diagram III.6 Sesuai/Tidak Sesuainya Lokasi Pabrik Karet Berdasarkan


Persepsi Responden
Sumber : Survey Primer 2018
Dari 5 responden yang kami wawancarai sebanyak 3 orang
responden atau setara dengan 60% persentase dari responden
mengatakan bahwa mereka berasumsi letak atau lokasi dari pabrik
karet saat ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang
semakin lama semakin pesat serta di pengaruhi oleh zaman.

27
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

7. Bagaimana menurut pandangan bapak/ibu terkait adanya


pabrik karet yang masih bertahan di tengah kota ini?dan
berikan solusinya!
8. Menurut bapak/ibu apakah sebaiknya pabrik ini dipindahkan
atau tidak?
Berdasarkan penggunaan lahan untuk kawasan industri,
pabrik karet sudah tidak sesuai jika masih berada disekitar
permukiman masyarakat, apalagi saat ini pabrik karet tersebut
terletak di tengah kota Pekanbaru. Hal ini sesuai dengan pernyataan
yang dikatakan oleh masyarakat saat kami melakukan wawancara.
Makin berkembangnya suatu wilayah yang disebabkan oleh
pesatnya globalisasi membuat lokasi dari pabrik karet ini terletak
diantara permukiman masyarakat. Semakin tingginya permintaan
akan permukiman menyebabkan kebutuhan rumah semakin
meningkat. Dan lokasi pabrik karet yang dulunya berada di tempat
yang jarang penduduk, sesuai berkembangnya zaman pada saat ini
lokasi pabrik karet berada di permikiman padat penduduk.
Kebanyakan masyarakat berasumsi bahwa Pabrik Karet PT.
P&P Bangkinang tidak sebaiknya berada di tengah permukiman
warga. Dan hal yang paling diinginkan oleh kebanyakan masyaraka
yaitu, dilakukannya pemindahan lokasi pabrik yang berada jauh
dari pusat kota dan permukiman padat penduduk. Berikuta untuk
dapat memperjelas asumsi dari 5 orang responden yang kami
wawancarai mengenai rencana yang akan dilakukan jika pabrik
karet dipindahkan atau tidka dipindahkan :
Tabel III.7 Data Persepsi Responden tentang Dipindahkan/Tidak
Dipindahkannya Pabrik Karet
NO. Bpk LF Bpk Y Bpk A Ibu I Sdr W
1 Setuju Tidak setuju Biasa saja Setuju setuju
Sumber : Survey Primer 2018

28
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Persentasi persepsi responden tentang


dipindahkan/tidak dipindahkannya
pabrik karet
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
setuju tidak setuju cukup setuju biasa saja

Diagram III.6 Persepsi Responden tentang Dipindahkan/Tidak


Dipindahkannya Pabrik Karet
Sumber : Survey Primer 2018
Sebanyak 60% masyarakat atau setara dengan 3 orang
responden dari 5 responden yang kami wawancarai mengatakan
bahwa mereka setuju bila pabrik karet ini dipindahkan, sebanyak 1
orang responden dari 5 responden mengatakan bahwa ia tidak etuju
jika pabrik karet ini dipindahkan karena slaha satu dari responden
ini merupakan pekerja dari pabrik karet ini, dan sebanyak 1 orang
dari 5 responden yang kami wawancarai mengatakan bahwa ia
tidak terlalu setuju dan tidak juga meras tidak setuju suoanay
pabrik karet ini dipindahkan. Ia berasumsi bahwa tidak masalah
dan tidka menjadi permasalahan bagi dirinya jika pabrik karet ini
mau dipindahkan atau tidak dipindahkan.
3.2.7. Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat
Adapun dampak yang ditimbulkan dari adanya pabrik karet ini
antara lain :
1. Pengurangan jumlah pengangguran karena sebagian masyarakat
bekerja menjadi tenaga kerja di pabrik karet tersebut.
2. Adanya multhi player effect disekitar kawasan pabrik karet seperti
adanya kios-kios jualan baik makan, minuman, kebutuhan harian
dan lain-lainnya.

29
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

3. Semakin banyaknya jumlah penduduk yang bermukim disekitar


lokasi karena letak yang strategis
3.3. Evaluasi Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
3.3.1. Analisa Fungsi Kawasan
Berdasarkan data RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017
penggunaan lahan di Kota Pekanbaru terbagi atas 2, yaitu Luas lahan
terbangun (built-up areas) sekitar 24% dari luas wilayah kota dan
dimanfaatkan sebagai kawasan perumahan (sekitar 73% dari luas areal
terbangun), pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri,
militer, bandara, dan lain-lain. Areal belum terbangun (non-built up
areas) adalah sekitar 76% dari luas wilayah kota saat ini yang
merupakan kawasan lindung, perkebunan, semak belukar, dan hutan.
Areal ini sebagian besar terdapat di wilayah utara kota (Rumbai dan
Rumbai Pesisir), Tenayan Raya dan sekitarnya. Jenis penggunaan lahan
tersebut seperti terlihat pada Tabel III.1.
Tabel III.8. Penggunaan Tanah Kota Pekanbaru Tahun 2006
No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)
A. Lahan Terbangun (built up areas)
1. Kawasan Perumahan 10.914,44
2. Kawasan Pemerintahan 100,23
3. Kawasan Pendidikan 282,30
4. Kawasan Perdagangan 666,07
5. Kawasan Industry 1.794,94
6. Militer 134,93
7. Bandara 276,00
8. Lain-lain 723,07
Jumlah A: 14.891,98
B. Lahan Tidak Terbangun (non-built up areas)
1. Kawasan Lindung 2.605,75
2. Kawasan Perkebunan 18.372,33
3. Kawasan Semak Belukar 24.733,49
4. Hutan 2.622,45
Jumlah B: 48.334,02
Jumlah A + B 63.226,00

Pembagian Wilayah Pembangunan di Kota Pekanbaru adalah


seperti pada Tabel berikut :

30
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Tabel III.9 Wilayah Pembangunan di Kota Pekanbaru


Wilayah
Cakupan Arahan Dan Rencana Fungsi
Pengembangan
Pusat Kegiatan Perdagangan dan
Jasa Kepadatan Tinggi;
Kec. Pekanbaru Kota
Pusat Kegiatan Jasa Perkantoran
Kec. Senapelan
Lokal, Regional dan Internasional:
WP – I Kec. Limapuluh
Pusat Kegiatan Pemerintahan
Kec. Sukajadi
Provinsi;
Kec. Sail
Kawasan Permukiman Kepadatan
Tinggi;
Pusat Kegiatan Olahraga;
Kawasan Pendidikan;
Kawsan Permukiman;
WP – II Kec. Rumbai
Pusat Kegiatan Industri Kecil;
Kawasan Perdagangan;
Kawasan Lindung
Kawasan Lindung ;
Kawasan Permukiman;
WP – III Kec. Rumbai Pesisir Pusat Kegiatan Pariwisata;
Kawasan Industri;
Kawasan Pergudangan.
Kawasan Permukiman;
Kawasan Pemerintahan;
Pusat Kegiatan Industri;
Kawasan Pendidikan;
Kec. Tenayan Raya
WP – IV Pusat Kegiatan Pergudangan;
Kec. Bukit Raya
Kawasan Perdagangan;
Pusat Kegiatan Pemerintahan;
Kawasan Rekreasi.
Kawasan Pertanian
Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi;
Kawasan Permukiman;
Kec. Marpoyan Damai Pusat Kegiatan Industri Kecil;
WP – V Kec. Tampan Kawasan Perkantoran;
Kec. Payung Sekaki Kawasan Pemerintahan;
Kawasan Perdagangan

31
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

A. Pembagian Kawasan Industri Berdasarkan Zona


Pembagian Kawasan Industri Berdasarkan Zona ini
dilakukan agar dapat menempatkan peruntukan lahan sesuai
dengan peraturan atau kebijakan yang sudah ada. Pembagian zona
dapat dilakukan dengan cara :
1) Zona Industri
Pembagian zona atas fungsi kawasan industri
dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya pencemaran
lingkungan yang berlebihan.
2) Zona Ruang Terbuka Hijau
Zona ini terdapat pada setiap zona industri yang ada
sebagai peuntukan lahan kawasan penyangga. Luas
peruntukan ruang terbuka hijau memiliki porsi antara 5-
10% dari luas keseluruhan tiap-tiap zona industri.
Keberadaan RTH tidak serta merta berupa hutan konservasi
atau sebagainya. RTH dapat berupa taman aktif, taman
pasif,  jogging track, dan lapangan hijau yang bersifat
sebagai rekreasi bagi penghuni didalamnya.
3) Zona Prasarana dan Sarana Penunjang
Ketersediaan prasarana dan sarana penunjang
merupakan upaya untuk memaksimalkan fungsi utama
kawasan, yaitu industri. Lahan peruntukan untuk zonaini
adalah tanah sisa seluas 20% dari luas tanah sesuai
kebutuhan. Adapun prasarana dan sarana penunjang
kawasan memiliki porsi luas lahan sebesar 10% dari setiap

zona industri yang ada. Adapun bentuk prasarana dan

sarana penunjang kawasan industri bisa berupa eksisting


maupun rencana yang diusulkan melalui indikasi program.
Ketersediaan prasarana dan sarana penunjang sejatinya

32
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

harus sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diminta


(demand). Hal ini dilakukan agar jumlah prasarana dan
sarana penunjang tidak terlalu sedikit atau berlebihan.
Dengan ketersediaan dan distribusi yang memadai,
prasarana dan sarana penunjang dapat dimanfaatkan secara
efisien oleh seluruh kelompok penghuni yang berada di
kawasan industri.
B. Pembagian Kawasan Industri Berdasarkan Fungsi
1) Fungsi Kawasan Industri
Fungsi Kawasan Industri diperutukan bagi
misalnyanya untuk lahan industri, perkantoran,
perlengkapan dan pergudangan.
2) Fungsi Kawasan Permukiman
Pemisahan fungsi kawasan permukiman dengan
fungsi kawasan industri dilakukan karena dua fungsi ini
membutuhkan fasilitas penunjang yang berbeda. Meskipun
demikian, luas peruntukan lahan permukiman masih
mengacu pada pembagian zona industri. Ditinjau
dari analisis kependudukan yang dilakukan, kawasan
permukiman memilki dua jenis permukiman, yaitu
permukiman untuk penduduk lokal dan permukiman untuk
tenaga kerja. Permukiman penduduk lokal merupakan
permukiman milik masyarakat setempat yang bersifat
eksisting.
Sedangkan untuk permukiman tenaga kerja
dibedakan menjadi 3 (tiga) level,antara lain perumahan
untuk buruh, staf karyawan, dan manajer. Pembagian jenis
permukiman ini dimaksudkan untuk mencegah kesenjangan
dan untuk menjaga pola bangunan permukiman dapat
dibentuk secara teratur. Pembagian ini juga akan
memudahkan pengelola untuk menyediakan sarana-
prasarana dan utilitas penunjang kawasan permukiman yang
sesuai kebutuhan.

33
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

3) Fungsi Kawasan RTH


Ruang Terbuka Hijau dialokasikan sebesar 10% dari
luas total Kawasan Industri. RTH berfungsi
sebagai green belt  yang menyangga kawasan industri
agarpolusi atau limbah tidak mencemari kawasan
permukiman yang berada di dalam Kawasan Industri.
4) Fungsi Prasarana dan Sarana Penunjang
Prasarana dan sarana penunjang merupakan
komponen penting dalam suatu kawasan, khususnya
kawasan industri. kawasan industri membutuhkan
skala/cakupanyang lebih besar dibandingkan kawasan
permukiman (rumah tangga). Adapun jenis-jenis prasarana
dan sarana penunjang yang harus disediakan dalam
Kawasan Industri adalah sebagai berikut :
a. Prasarana, meliputi:Jaringan Jalan, Jaringan
Energi/ListrikJaringan Telekomunikasi, Jaringan Air
Bersih, Jaringan Drainase, Sistem Pengelolaan Limbah,
Sistem Pembuangan Sampah, Sistem Prasarana
Transportasi
b. Sarana : Sistem Sarana Transportasi, Sarana Pendidikan,
Sarana Kesehatan, Sarana Peribadatan, Sarana
Pemerintahan, Sarana Perkantoran, Sarana Perdagangan
dan Jasa
Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang yang terletak di Jalan Taskuran,
Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, dengan luas
wilayah industri ±2 Ha dan jumlah penduduk 20.038 jiwa serta
kepadatan 14.954 jiwa/ km2, ini membuktikan bahwa lokasi Pabrik
Karet PT. P&P Bangkinang tidak sesuai untuk takaran industri besar
dengan jumlah pekerjan lebih dari 100 orang. Mengingat Pabrik Karet
PT. P&P Bangkinang kini sudah berada di tengah kota dan disekitar
permukiman penduduk.
Dari luas yang ada peruntukan lahan perlu dilakukan secara
teliti agar kegiatan industri dapat berjalan lancar dan efisien. Hal ini

34
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

memerlukan adanya analisis fungsi kawasan karena kawasan industri


tidak hanya dihuni oleh para penduduk eksisting, melainkan ribuan
tenaga kerja yang nantinya akan direkrut bekerja oleh pabrik-pabrik
yang berada di dalam kawasan. Analisis fungsi kawasan industri dapat
dilakukan melalui identifikasi rencana kegiatan industri yang akan
dikembangkan di Kawasan Industri Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang.
Maka dari itu secara garis besar, industri Pabrik Karet PT. P&P
Bangkinang tidak layak jika harus terus berdiri dilahan yang padat
permukiman penduduk. Berdasarkan standar perencanaan mengenai
kawasan industri (UU No 24 Tahun 2009), untuk industri Pabrik Karet
PT. P&P Bangkinang masih sangat jauh dari kata “apa itu kawasan
industri yang sesungguhnya”. Seperti yang kita tahu bahwa kawasan
industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan
dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin
usaha kawasan industri. Dimana kawasan industri yang benar
seharusnya dikelola oleh perusahaan yang mengusahakan
pengembangan dan pengelolaan kawasan industri. Kawasan
peruntukan industri juga harus memiliki bentang lahan yang
diperuntukan bagi kawasan industri berdasarkan rencana tata ruang
wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Bisa dilihat dari peruntukan wilaha pembangunan kawasan
industri berdasarkan wilayah pembangunan Kota Pekanbaru pada tabel
diatas. Bahwa kawasan yang diperuntukan untuk dibangunngan atau
direncanakannya kawasan industri ada pada WP-IV yaitu kecamatan
Tenayan Raya atau Kecamatan Bukit Raya.
Oleh karena itu harus adanya perencanaan pengembangan industri
yang baru, agar dampak-dampak yang ditimbulkan dari industri Pabrik
Karet PT. P&P Bangkinang dapat diminimalisir atau tidak ada terjadi
lagi permasalahn yang sama dari tahun ke tahun.
Evaluasi fungsi 4 (empat) kawasan dapat dilakukan dengan
membandingkan kondisi eksisting dengan kriteria pemilihan lokasi

35
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

kawasan industri yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor


142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri

36
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Tabel III.10 Analisis Kriteria Kawasan Industri dengan Kondisi EksistingKri


Kriteria Pemilihan Kondisi Eksisting Keterangan
No. Faktor Pertimbangan
Lokasi
 2,5 km dari pusat kota pekanbaru
1 Jarak ke pusat kota Minimal 10 km  6km dari pusat ibukota Tidak memenuhi syarat
kecamatan
 1,7 km dari Kelurahan
Tangkerang Tengah
 4,1 km dari Kelurahan
Tangkerang Barat
 9 km dari Kelurahan Maharatu
2 kelurahan Tidak memenuhi
Jarak terhadap  6,1 km dari Kelurahan Sidomulyo
2 Minimal 2 km syarat, 3 kelurahan memenuhi
permukiman Timur syarat
 0 km dari salah satu permukiman
yang berada di Kelurahan
Wonorejo
 450 meter dari Kelurahan
Wonorejo
Jaringan jalan yang Kolektor sekunder
3 Arteri primer Tidak memenuhi syarat
melayani
Sistem jaringan yang  Jaringan listrik  Jaringan listrik
4 Memenuhi syarat
melayani  Jaringan telekomunikasi  Jaringan air
Gabung dengan luasan industri dan
Tersedia pelabuhan sebagai outlet
5 Prasarana angkutan tidak mempunyai lahan sebagai Tidak memenuhi syarat
(import/export)
tempat pelabuhan
6 Topografi/kemiringan Maks 15% Datar Memenuhi syarat
7 Jarak terhadap sungai Maks 5 km dan terlayani sungai tipe Berdekatan dengan parit Tidak memenuhi syarat

37
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Kriteria Pemilihan Kondisi Eksisting Keterangan


No. Faktor Pertimbangan
Lokasi
C dan D atau kelas III dan IV
8 Daya dukung lahan Sigma tanah : 0,7 – 1,0 kg/cm Kawasan budidaya Memenuhi syarat
Relatif tidak subur (non irigasi relatif subur
9 Kesuburan tanah Tidak memenuhi syarat
teknis)
Non Pertanian, Non Permukiman, Cocok untuk lahan permukiman
10 Peruntukan lahan Tidak memenuhi syarat
Non Konservasi
11 Ketersediaan lahan Minimal 50 Ha ±2 Ha Tidak memenuhi syarat
Relatif (bukan merupakan lahan Rp. 2.000.000,- per meter persegi
12 Harga lahan dengan harga yang tingggi di daerah Tidak memenuhi syarat
tersebut)
 Aksesibilitas tinggi  Aksesibilita relatif sedang
13 Orientasi lokasi Tidak memenuhi syarat
 Dekat dengan potensi tenaga kerja
 Kebutuhan lahan industri
 Bangkitan lalu lintas 5,5 disesuaikan dengan kondisi
smp/ha/hari lahan yang tersedia
 Kebutuhan lahan industri dan  Kebutuhan hunian bagi tenaga
multiplier = 2 x luas perencanaan kerja disesuaikan dengan
14 Multiplier effect Tidak memenuhi syarat
KI carrying capacity
 Kebutuhan rumah (1,5 TK ~ 1  Kebutuhan fasum dan fasos
KK) disesuaikan dengan lahan
 Kebutuhan Fasum dan Fasos industri dan kebutuhan dari
penduduknya

38
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Dari analisis fungsi kawasan yang dilakukan melalui tabel kriteria


pemilihan lokasi industri, diketahui bahwa terdapat dua klasifikasi yang
dihasilkan. Dari 14 indikator, 3 indikator memenuhi syarat dan 11
indikator tidak memenuhi syarat. Hal ini mengartikan bahwa
penempatan Kawasan Industri Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang
beserta fungsi kawasannya didalamnya cukup menjanjikan untuk
dijadikan rencana pengembangan kawasan industri. Akan tetapi, syarat
yang tidak mampu dipenuhi oleh Kawasan Industri Pabrik Karet PT.
P&P Bangkinang cenderung kepada aspek fisik yang krusial, yaitu
jarak ke pusat kota, jarak ke permukimna, jaringan jalan yang melayani,
sarana angkutan, jarak ke sungai, peruntukan lahan, kesuburan tanah,
harga lahan, orientasi lahan, dan multiplier effect.
Kawasan ini memiliki lokasi yang memang strategis
secara geografis, namun tidak secara sesuai dengan sifat tanahnya.
Lokasi rencana pengembangan kawasan industri justru menggunakan
lahan permukiman. Selain itu, lokasi ini memiliki tidak memiliki jarak
menuju sungai. Semakin jauh lokasi industri dengan letak sungai, maka
pemenuhan kebutuhan air untuk industri juga akan semakin mahal. Dua
indikator lain yang tidak dapat dipenuhi oleh Kawasan Industri Pabrik
Karet PT. P&P Bangkinang adalah harga lahan dan orientasi lokasi.
Sedangkan harga lahan yangada disekitar industri Pabrik Karet PT.
P&P Bangkinang ±Rp. 2.000.000,- per meter persegi. Sedangkan untuk
indikator lain yaitu orientasi lokasi cenderung pada persiapan
Pemerintah dalam menangani adanya rencana pengembangan kawasan
industri. Kawasan Indsutri Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang akan
membutuhkan banyak prasarana dan sarana untuk pergerakan
(mobilitas) manusia, barang, dan jasa. Pemerintah Daerah selaku
pengelola daerah perlu memenuhi indikato rtersebut agar rencana
pengembangan industri dapat berjalan lancar dan kawasan industri
dapat segera terlaksana dalam jangka waktu yang lebih cepat.

39
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

3.4. Potensi dan Permasalahan


1) Kekuatan (Strenght)
Adapun kekuatan yang terdapat di daerah skitar Industri
Pabrik Karet PT. P&P Bangkinang adalah sebagai berikut :
1) Memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat
2) Memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
3) Adanya CSR untuk masyarakat setempat
2) Kelemahan (Weakness)
1) Terdapat dampak seperti pencemaran udara (bau menyengat),
pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran bunyi
(suara mesin pabrik)
2) Lokasi pabrik tidak sesuai dengan peruntukannya (penggunaan
lahan) dalam RTRW
3) Kurangnya infrastruktur daya dukung terminal sebagai
terminal angkutan barang hasil produksi
3) Peluang (Opportunities)
1) Adanya peran pemerintah karena memiliki Izin Usaha
2) Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat
3) Mendorong munculnya usaha atau gerai kecil di sekitar pabrik
dan permukiman masyarakat yang dapat meningkatkan
ekonomi
4) Ancaman (Treaths)
1) Sebagian masyarakat terkena dampak negatif dari kegiatan
industri seperti gangguan pernapasan dan gangguan psikologi
2) Peningkatan jumlah penduduk akibat kegiatan industri
3) Timbulnya kawasan permukiman kumuh
Berikut hasil dari matriks SWOT yang dapat menghasilkan
kemungkina alternatif startegi. Masing-masing alternatif strategi
tersebut adalah :
a. Strategi SO :
1. Memberikan bantuna CSR kepada masyarakat untuk
meminimalkan dampak negatif dari industri

40
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

2. Memberi jaminan kesehatan bagi masyarakat yang bekerja di


pabrik sehingga dapat meminimalkan dampak bagi pekerja
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memadainya
prasarana jalan sehingga timbulnya berbagai peluang usaha
baru
b. Strategi WO :
1. Mendorong pemerintah untuk lebih tegas dalam mengambil
tindakan bagi bangunan yang melanggar RTRW
2. Merelokasi pabrik ke lokasi yang jauh dari permukiman
masyarakat sehingga dampak yang ditimbulkan tidak lagi
mengganggu kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan dan mengembangkan usaha atau gerai kecil
masyarakat sehingga masyarakat menjadi mandiri
c. Strategi ST :
1. Menyediakan permukiman bagi pekerja industri karet
2. Meminimalisir dan mengelola dampak yang ditimbulkan
sesuai AMDAL yang ada sehingga kesehatan masyarakat
menjadi terjamin
3. Pengembangan peremajaan kawasan permukiman yang bersih
dan sehat dengan bantuan dari perusahaan industri
d. Strategi WT :
1. Masyarakat yang terkena dampak terutama bau menyengat
dapat di antisipasi dengan menggunakan masker, dll sehingga
meminimalkan masyarakat yang terkena gangguan pernapasan
2. Merelokasi pabrik ke lokasi yang sesuai dengan guna lahannya
(RTRW) yaitu kawasan industri di Kecamatan Tenayan Raya
3. Mempercepat pengambilan keputusan untuk segera
dilakukannya pemindahan pabrik karet ketempat yang juh dari
keramaian penduduk, agar tidak berdampak bagi penduduk

41
2018 [MANAJEMEN LAHAN]

Tabel III.11 Matriks SWOT

KEKUATAN (Strenghts) KELEMAHAN (Weaknesses)


IFAS
Memberikan lapangan pekerjaan Terdapat dampak seperti
bagi masyarakat setempat pencemaran udara (bau
menyengat), pencemaran air,
S1 W1
pencemaran tanah dan
pencemaran bunyi (suara mesin
pabrik).
EFAS Memiliki AMDAL (Analisis Lokasi pabrik tidak sesuai dengan
S2 Mengenai Dampak Lingkungan) W2 peruntukannya (penggunaan
lahan) dalam RTRW
Adanya CSR untuk masyarakat Kurangnya infrastruktur daya
S3 setempat W3 dukung terminal sebagai terminal
angkutan barang hasil produksi
PELUANG (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
Adanya peran pemerintah Memberikan bantuna CSR kepada Mendorong pemerintah untuk lebih
O1 karena memiliki Izin Usaha masyarakat untuk meminimalkan tegas dalam mengambil tindakan bagi
dampak negatif dari industri bangunan yang melanggar RTRW
Terbukanya lapangan pekerjaan Memberi jaminan kesehatan bagi Merelokasi pabrik ke lokasi yang jauh
bagi masyarakat setempat masyarakat yang bekerja di pabrik dari permukiman masyarakat sehingga
O2 sehingga dapat meminimalkan dampak dampak yang ditimbulkan tidak lagi
bagi pekerja mengganggu kesehatan masyarakat

Mendorong munculnya usaha Meningkatkan kesejahteraan Meningkatkan dan mengembangkan


atau gerai kecil di sekitar pabrik masyarakat dengan memadainya usaha atau gerai kecil masyarakat
O3 dan permukiman masyarakat prasarana jalan sehingga timbulnya sehingga masyarakat menjadi mandiri
yang dapat meningkatkan berbagai peluang usaha baru
ekonomi
ANCAMAN (Threats) Strategi ST Strategi WT
Sebagian masyarakat terkena Menyediakan permukiman bagi pekerja  Masyarakat yang terkena dampak
dampak negatif dari kegiatan industri karet terutama bau menyengat dapat di
T1 industri seperti gangguan antisipasi dengan menggunakan masker,
pernapasan dan gangguan dll sehingga meminimalkan masyarakat
psikologi yang terkena gangguan pernapasan
Peningkatan jumlah penduduk Merelokasi pabrik ke lokasi yang sesuai
akibat kegiatan industri Meminimalisir dan mengelola dampak dengan guna lahannya (RTRW) yaitu
yang ditimbulkan sesuai AMDAL yang kawasan industri di Kecamatan Tenayan
T2
ada sehingga kesehatan masyarakat Raya
menjadi terjamin

Timbulnya kawasan  Pengembangan peremajaan kawasan Mempercepat pengambilan keputusan


permukiman kumuh permukiman yang bersih dan sehat untuk segera dilakukannya pemindahan
T3 dengan bantuan dari perusahaan pabrik karet ketempat yang juh dari
industri keramaian penduduk, agar tidak
berdampak bagi penduduk
Sumber : Hasil Analisis 2017

42

Anda mungkin juga menyukai