Anda di halaman 1dari 9

HUKUM

LINGKUNGAN
 
KASUS LUMPUR PT. LAPINDO BRANTAS
SIDOARJO JAWA TIMUR

Di Susun oleh :
Abir Rahmani 210811036
Firman Maulana 210811069
Helen 210811094
Hilda Agustin 210811102
CONTENTS OF THIS TEMPLATE
Menurut Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo, Kementerian PUPR, Lumpur Lapindo pertama muncul
pada 29 Mei 2006. Hingga hampir 17 tahun berlalu, belum ada tanda-tanda semburan penyebab
lumpur Lapindo berhenti. Pusat atau titik semburan lumpur Sidoarjo terletak di Desa Siring,
Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi ini berjarak sekitar 200 m dari sumur
pengeboran gas Banjar Panji - 1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten
Sidoarjo. Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan permukiman dan di sekitarnya
merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Rumusan Masalah :
1. Apa penyebab lumpur lapindo ?
2. Bagaimana dampak lumpur lapindo ?
3. pelanggaran serta tanggungjawab seperti apa yang dilakukan
PT.lapindo?
Dasar Hukum
 
a. Pasal 28 H butir 1 Undang-Undang Dasar 1945
b. Pasal 65 butir 1 Undang – Undang No 32 tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan  Hidup
1. Apa penyebab lumpur lapindo ?
● Penyebab lumpur Lapindo sendiri sempat dibahas di AAPG 2008
International Conference and Exhibition dilaksanakan di Cape Town
International Conference Center, Afrika Selatan pada 2008 silam. Hasil
akhirnya, 42 ahli geologi menyimpulkan PT Lapindo Brantas melakukan
kesalahan prosedur pengeboran sehingga mengakibatkan munculnya
lumpur ke permukaan. Sedangkan faktor gempa bumi di Yogyakarta
yang terjadi dua hari sebelum munculnya semburan lumpur hanya
didukung oleh tiga geolog. Ahli lain tidak berpendapat atau menyebut
semburan lumpur dipicu dua faktor, yakni kesalahan pengeboran dan
gempa bumi.
2. Bagaimana dampak lumpur lapindo ?
● Dampak yang ditimbulkan dari semburan lumpur Lapindo ini sangat
banyak, terutama bagi warga masyarakat sekitar:

1) Dampak Lingkungan
2) Dampak pada perekonomian
3) Dampak Kesehatan
4) Dampak Pendidikan
3. pelanggaran serta tanggungjawab seperti apa yang dilakukan PT.lapindo?

● Kasus lumpur Lapindo ini telah melanggar hak hidup, hak hak atas
Kesehatan, hak atas pangan, hak atas pekerjaan, hak atas rasa aman
dan PT.Lapindo telah melanggar pasal 116 Undang-Undang Nomor 32
tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
● Tanggung jawab yang dilakukan PT.Lapindo PT. Lapindo tersebut tidak
terlepas dari kewajiban untuk tetapmemberi ganti kerugian kepada
masyarakat maupun perusahaan yang mengalami kerugian akibat
kecerobohan maupun kelalaian dari Kegiatan pemboran gas tersebut.
Karena mengingat 10 setiap ekplotasi dari pemboran gas tersebut
sudah pasti telah dilakukan jaminan asuransi lokal maupun asuransi
internasional.
Kesimpulan
● Berkaitan dengan masalah pertanggung jawaban dari akibat luapan
Lumpur lapindo, yang harus bertanggung jawab adalah selain PT.
Lapindo, juga Pemerintah Daerah (Gubernur) dan Pemerintah Pusat,
yang harus segera mencari solusi atau jalan keluarnya, sebagai
penanggulangan dari dampak pencemaran luapan Lumpur lapindo,
sidoarjo. Hal mana yang keterkaitan pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat, didalam hal pemberian izin, yang baik berdasarkan
kebijakan ekonomi maupun kebijakan politis, baik secara internal
adalah berupakan sebagai kebijakan dasar maupun kebijakan
pemberlakukan dari Pemerintah daerah dan Pemerintah Pusat. Karena
jika kita melihat ketentuan dari UU No. 23 Tahun 1997 yang telah
diuraikan diatas, yang bertanggung jawab untuk memberikanganti
kerugian kepada korban luapan Lumpur panas sidoarjo adalah sudah
merupakan kewajiban dari badan hukum maupun pemerintah yang
terkait yang menimbulkan dampak pencemaran terhadap lingkungan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai