Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PTK

Nama : Rizqi Putri Chenita

NIM : 121140132

Kelas :F

1. Contoh-contoh industri beserta pengelompokannya termasuk industri proses atau


industri manufaktur
JAWABAN :

Industri Proses Industri Manufaktur

PT PERTAMINA PT Panasonic
PT Chandra Asri Petrochemicall
PT Sepatu Bata Tbk
Center
PT Petrokimia Nusantara Interindo PT Beton Jaya Manunggal Tbk

PT Medco Energi Indonesia PT Maspion

PT Kaltim Methanol PT Holcim Indonesia Tbk

PT Badak NGL PT Asahimas Flat Glass Tbk

PT Indo Acidatama Tbk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

PT Ecogreen Oleochemical PT Berlina Tbk

Chevron-Texaco Indonesia PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk

Shell Indonesia PT Alkindo Naratama Tbk


2. Mungkinkah akumulasi bernilai negative atau positif untuk neraca massa maupun
neraca energi?
JAWABAN :
Akumulasi massa dapat bernilai negatif atau positif. Pada umumnya, neraca massa
dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui suatu sistem. Pada
perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun dengan memperhitungkan total
massa komponen-komponen senyawa kimia yang melalui sistem (contoh: air) atau total
massa suatu elemen (contoh: karbon). Bila dalam sistem yang dilalui terjadi reaksi
kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa ditambahkan variabel [produksi]
sehingga persamaan neraca massa menjadi:

[massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa]

Variabel [produksi] pada persamaan neraca massa termodifikasi merupakan laju reaksi
kimia. Laju reaksi kimia dapat berupa laju reaksi pembentukan ataupun laju reaksi
pengurangan. Oleh karena itu, variabel [produksi] dapat bernilai positif atau negatif.

Persamaan Neraca Energi:

Energi masuk = Energi keluar + Energi akumulasi

Sedangkan pada neraca energi tidak seperti neraca massa yang memiliki variabel
produksi, neraca energi tidakmemiliki variabel produksi. Hal ini disebabkan energi tidak dapat
diproduksi, hanya dapat diubah bentuknya. Namun demikian, bila terdapat suatu jenis energi
diabaikan,misalnya bila neraca dibuat dengan hanya memperhitungkan energi kalor saja,
makapersamaan neraca energi akan menjadi:

Kalor masuk + Kalor produksi = Kalor keluar + Kalor akumulasi

Dengan Kalor produksi bernilai negatif jika kalor dikonsumsi. Neraca energi
digunakan secara luas pada bidang ilmu murni seperti fisika, biologi, kimia dan
geografi.
3. Contoh kasus pencemaran lingkungan oleh industry kimia di Indonesia dan apakah
dengan menangani limbah masih bisa diharapkan biaya proses yang murah?
JAWABAN :

 PT Nagamas Buang Limbah Cair ke Laut


Ketua DPRD Dumai meminta Pemko menindak tegas PT Nagamas, jika
terbukti perusahaan tersebut membuat limbah cair ke laut.
Riauterkini-DUMAI- Perusahaan yang bergerak di bidang pengelohan minyak
kelapa sawit yaitu PT. Nagamas Palmoil Lestari kembali mengulah di Kota Dumai.
Jumat (31/5/13) dini hari kemarin ketahuan membuang limbah ke laut Dumai.
Kejadian ini tentunya menjadi coretan hitam bagi perusahaan tersebut terhadap
kepedulian untuk lingkungan.Perusahaan PT Nagamas sebelumnya juga ketahuan
melubernya minyak kelaut Dumai dan kebakaran pabrik industri Refenery hingga
memakan korban luka. Yang ironisnya lagi, belum tuntas masalah itu, perusahaan
ketahuan publik membuang limbah pada malam hari di kawasan PT. Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) I Cabang Dumai, dengan jumlah yang tidak bisa diperkirakan.
Atas kejadian itu wakil rakyat ikut angkat bicara dan meminta ketegaskan
Pemerintah Kota Dumai untuk menindak perusahaan tersebut sesuai undang-undang
lingkungan hidup. Upaya tindakan tegas itu disampaikan Ketua DPRD Dumai,
Zainal Effendi ketika dikonfirmasi riauterkinicom, Senin (3/6/13) siang ini. "Bila
membuang limbah sembarangan, karena bila limbah yang dihasilkan dengan sengaja
dibuang, serta berpotensi mencemari lingkungan, mereka akan terjerat sanksi berat
sesuai UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup,"katanya.
Kemudian didalam Undang-undang ini, kata dia, mengatur semua prihal tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Makanya, untuk menumbuhkan
efek jera bagi para penghasil limbah yang tidak bisa mengolah limbahnya dengan
baik, mereka akan diberikan sanksi berat. Dalam Undang-undang tersebut diatur
setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara, baku mutu air, dan baku mutu air laut atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
tiga tahun dan paling lama 10 tahun. Dendanya sedikit Rp 3 miliar, paling banyak
Rp.10miliar."
Namun, bila mengakibatkan orang luka dan atau membahayakan kesehatan
manusia, dipidana paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun. Dendanya
minimal Rp 4 miliar dan maksimal Rp 12 miliar. Yang paling berat, jika limbah itu
menyebabkan kematian. Ancaman pidananya minimal 5 tahun dan maksimal 15
tahun. Sedangkan dendanya minimal Rp 5 miliar dan maksimal Rp 15
miliar,"tegasZainalEffendikepadariauterkinicom.
Sedangkan mengenai akibat yang ditimbulkan dalam kejadian itu, kata Ketua
DPRD Dumai, ibarat suatu rantai yang mengikat dan saling mempengaruhi suatu
ekosistem ataupun lambat laun akan berpengaruh pada rantai kehidupan. Dikatakan
dia, satu sama lain saling mempengaruhi dan mengikat, namun disini itu akan
dibicarakan dampak lingkungan yang terjadi pada penduduk setempat.
"Dalam pasal 4 UU Perikanan Republik Indonesia salah satu butirnya mengatakan
bahwa dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya ikan Menteri menetapkan
ketentuan-keteentuan mengenai antara lain pencegahan kerusaskan rehabilitasi, dan
peningkatan sumberdaya ikan serta lingkungannya.Pasal 7 juga mengatakan bahwa
setiap organisasi atau Badan Hukum dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya," katanya.
Jelas disebutkan ketentuan pidana dalam pasal 22 UU Perikanan RI, “Barang
siapa di dalam wilayah perikanan RI sebagaiman dimaksud dalam passal 2 huruf a
dan b melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) dan pasal
7 dengan pidana penjara selama-lamanya 10 ahun dan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp.100.000.000, (seratus juta rupiah). Musibah limbah PT Nagamas
yang terjadi beberapa hari belakangan ini berdampak rusaknya lingkungan.
"Perlu pemulihan beberapa puluh tahun lagi tersebut, ganti rugi yang diberikan tidak
sebanmding dengan kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan. Bayangkan jika
pemulihan kerusakan ekosistem pantai dan sungai yang butuh puluhan tahun, dan
akibat hilangnya nyawa manusia, bibit penyakit yang mewabah serta kerugian materi
yang diderita oleh penduduk setempat cukup banyak tetapi si pelaku pencemaran
tersebut hanya dikenai denda 1000.000 untuk pencemaran yang ditimbulkannya, dan
paling banyak 100.000.000 untuk hilangnya nyawa manusia atau kerugian materi
yang mencapai milyaran rupiah," urai Zainal Effendi.
Apabila UU yang ada tetap seperti ini, lanjut dia, maka kasus pencemaran
lingkungan khususnya lingkungan perairan laut Indonesia tidak akan pernah berhenti
dan pelaku tidak akan pernah jera. Banyak perusahaan penghasil industri berat
mungkin lebih memilih memangkas biaya pengolahan limbah yang puluhan juta
rupiah dengan membuang saja limbahnya ke perairan saja, karena dengan demikian
biaya yang akan dikeluarkan hanya sedikit. Dan yang akan terjadi adalah kasus-
kasus pencemaran yang terjadi, penyelesaian Hukumnya tidak pernah tuntas. Dan
salah satu pihak masih ada yang dirugikan.
"Oleh karenanya pemerintah harus lebih tegas dalam menegakkan dan
memberlakukan UU yang ada agar berkurangnya pencemaran lingkungan
khususnya yang diakibatkan oleh limbah industri. Karena kelestarian lingkungan
dan sumberdaya alam hayati dan kelestarian lingkungan ekosistem serta lingkungan
laut merupakan satu investasi yang tidak ternilai harganya. Ketegas yang kita minta
itu sesuai dengan undang-undang itu, jangan hanya sebatas teguran belaka," pungkas
Ketua DPRD Dumai, Zainal Effendi.
Sementara, Manager Area PT Nagamas Palmoil Lestari, P. Tarigan kepada
awak media mengatakan, bahwa kejadian itu tidak dibenarkannya jika perusahaan
telah membuang limbah ke laut Dumai pada tengah malam. Kemudian ketika
sejumlah awak media menunjukkan sempel limbah yang diambil pada malam itu,
Tarigan mengatakan kalau limbah tersebut tidak menganduk efek berbahaya
terhadap biota laut. Karena, limbah itu kadar racunnya tidaklah banyak.
"Kami tidak ada membuang limbah pada malam itu. Kalau untuk sempel yang
diambil itu, menurut saya tidaklah berbahaya kepada hewan penghuni laut Dumai.
Kita sendiri saat ini sedang melakukan pencarian informasi kepada karyawan
tentang apa saja terjadi pada malam kemarin itu. Jadi, saya tegaskan lagi, bahwa
limbah yang diambil untuk sempel media itu tidak mengandung unsur zat
berbahaya," ungkap Tarigan memberikan keterangan di Dumai.

 Pencemaran Sungai Ciujung Akibat Limbah PT IKPP Semakin Membahayakan


Pencemaran yang terjadi pada Sungai Ciujung, akibat limbah dari pabrik kertas
yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) yang terletak di Kecamatan Keragilan,
Kabupaten Serang semakin membahayakan. Namun Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Serang sendiri belum memiliki langkah konkrit untuk mengatasi
pencemaran Sungai Ciujung tersebut.
Bahkan audit lingkungan yang saat ini sedang dilakukan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup terhadap beberapa perusahaan yang diduga melakukan
pencemaran dianggap tidak akan objektif. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten
Serang, Ahmad Soleh mengaku sangat pesimistis dengan hasil audit wajib tersebut.
Sebab, seluruh pembiayaan audit ditanggulangi oleh perusahaan yang diaudit, dalam
hal ini PT IKPP. “Kendati diserahkan kepada tim independen, hasilnya tidak akan
objektif selama biaya audit lingkungan itu dibiayai oleh perusahaan yang diaudit.
Logikanya, kalau saya memberikan uang untuk mereka, saya pun bisa memberikan
pesanan terhadap mereka. Artinya hasilnya bisa saja disetir oleh saya meskipun
hanya sekian persennya. Sama halnya dengan yang terjadi pada PT IKPP. Hasilnya
sudah bisa diduga pasti tidak akan objektif,” tegas Ahmad Soleh di Serang, Senin
(10/9).
Soleh memaparkan bahwa tempat penampungan limbah yang dimiliki PT IKPP,
tidak cukup untuk menampung seluruh limbah yang dikeluarkan yang kemudian
diproses agar saat dialirkan ke Sungai Ciujung sesuai dengan buku mutu air yang
dapat digunakan. “Faktanya, kekuatan penampung ipalnya hanya 32 ribu meter
kubik per hari. Sementara setiap harinya PT IKPP membuang limbahnya hampir 38
ribu meter kubik,” jelasnya.
Dikatakan, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukannya, saat ini saja bau
Sungai Ciujung tercium hingga satu kilometer. Sementara airnya sendiri sudah tidak
dapat digunakan lagi. “Mata saja sampai berair jika kita terlalu dekat akibat aroma
limbah dari PT IKPP yang begitu menyengat,” katanya. Menurut Soleh, Pemkab
Serang dan Pemprov Banten belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi
limbah dari PT IKPP tersebut. Karena itu, masyarakat harus berani bersuara.
“Manajemen PT IKPP secara perlahan telah membunuh masyarakat Serang
Timur dan Utara. Sementara pemerintah tidak pernah tegas menutup perusahaan
yang jelas-jelas sudah melanggar undang-undang,” tegasnya. Sementara, Kepala
Badan Lingkungan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Serang, Anang Mulyana
hingga saat ini masih menunggu hasil audit tim independen dari Kementerian LH.
Sebelum lebaran, kata Anang, pihaknya bersama dewan sudah menanyakan hasil
audit tersebut. “Kita juga sudah melayangkan surat ke Kementerian LH untuk segera
memberitahu hasil auditnya. Katanya, September 2012 ini akan diberikan,”
jelasnya.
Dikatakan Anang, audit tersebut merupakan audit wajib karena pencemaran
limbah dari PT IKPP sudah dianggap membahayakan. Anang juga tidak
menyangkalnya jika PT IKPP masih membuang limbahnya ke Sungai Ciujung
meskipun debit airnya saat ini minim akibat musim kemarau.
 Pencemaran Lingkungan oleh Lapindo Brantas Inc., di Porong, Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur

Sejak tahun 2006, pipa gas milik Lapindo Brantas Inc., yang terletak di Porong,
mengalami kebocoran dan mengeluarkan lumpur dan air panas, bukan minyak atau
gas, yang mencemari Kali Porong. Kondisi masih berlangsung sampai sekarang,
bahkan semakin memburuk.
Sebenarnya, Lapindo Brantas, Inc., pada tahun 2004, sempet memperoleh
peringkat merah dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup sepanjang tahun 2003. peringkat merah ini diberikan
pada badan usaha yang telah melaksanakan upaya pengendalian dan pencemaran dan
atau kerusakan lingkungan hidup tetapi belum mencapai persyaratan minimum
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lapindo
Brantas Inc. Sudah memenuhi Baku Mutu Air Limbah dan Baku Mutu Emisi, tetapi
belum mengajukan perizinan limbah B3.

Jawaban lainnya:

Demi untuk mengolah limbah sebenarnya industry maih tetap bisa mengaturnya
sedemikian rupa agar biaya operasi tetap murah, karena jika tanpa penanganan limbah yang
baik apalagi berdampak ke lingkungan sekitar maka bukan hanya merugikan lingkungannya tp
juga makhluk hidupnya dan bahkan negara pun mengalami kerugian-kerugian tertentu
sebagaimana telah ditetapkan UU nya tentang limbah industry. Oleh karena itu pengolahan
limbah industry sangatlah penting diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai