Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN TERHADAP KASUS LUMPUR

LAPINDO TAHUN 2006 DI SIDOARJO

PENGARUH LUMPUR SIDOARJO TERHADAP


KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT

KELOMPOK HUMANITY

ALEIXIA KALESARAN
ALICIA PIJOH
ANASTASYA RINDORINDO
GLORIA REPPI
MISERE KALANGI
STEVANI ANGKOUW
KIRANA MEWENGKANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam


susunan penelitian ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan penelitian kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Guru


mata pelajaran sosiologi dan setiap pihak yang terlibat
dalam membantu penyelesaian penelitian ini.
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................1
1.4 Manfaat.......................................................................................2
1.5 Hipotesis......................................................................................2
1.6 Tinjauan Pustaka.........................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Laporan Penelitian..........................................................................4
A. Penyebab Kronologi...................................................................4
B. Dampak......................................................................................5
C. Upaya Penanganan.....................................................................8
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................iii

ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-


unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial.

Untuk itu pada kesempatan ini kami akan memaparkan penelitian


terkait lumpur Lapindo yang dipandang sebagai permasalahan
sosial akibat kerugian yang menimpa masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Sebesar apa pengaruh peristiwa Lumpur Lapindo terhadap


sosial masyarakat?
2. Apakah peristiwa Lumpur Lapindo dapat dikategorikan
sebagai permasalahan sosial yang perlu diatasi?

1.3 TUJUAN

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh


lumpur Lapindo terhadap kehidupan sosial masyarakat, sehingga
dapat diteliti apakah ada jalan yang memungkinkan dalam
penyelesaian masalah tersebut.

1
1.4 MANFAAT

Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat terkait pemahaman


lingkungan, pengembangan solusi teknis, dampak kesehatan,
sumber energi alternatif dan informasi mengenai geologi.

Dengan demikian penelitian berdampak dan bermanfaat


terhadap lingkungan, masyarakat setempat dan sumber daya
alam.
Terlepas dari semua itu, penelitian ini bermanfaat bagi kelompok
kami dan teman teman sebab melalui penelitian ini wawasan kita
turut diperkaya.

1.5 HIPOTESIS

Benarkah lumpur Lapindo disebabkan oleh beberapa pihak yang


tidak bertanggung jawab atau kesalahan teknis semata, serta
menimbulkan kerugian dan kerusakan besar terhadap kehidupan
sosial masyarakat, sehingga lumpur Lapindo dapat dikategorikan
sebagai permasalahan sosial yang penyelesaiannya diperlukan?

2
1.6 TINJAUAN PUSTAKA
Lumpur Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas
di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas, Inc. di Dusun
Balongnongo Desa Renokenongo dan Desa Jatirejo, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, sejak
tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama bertahun-
tahun ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman,
pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya,
serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi


masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak

Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti


tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp6 triliun.
3

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN PENELITIAN


A. PENYEBAB KRONOLOGI

Peristiwa ini disebabkan oleh kesalahan pengeboran. Penyebab


lumpur lapindo menurut para ahli yang menyatakan tentang
kesalaham pengeboran diungkapkan oleh Davies dkk. Ia
berpendapat bahwa semburan lumpur lapindo di Sidoarjo
disebabkan oleh kesalahan teknik dalam mengebor. Mengapa hal
fatal ini dapat terjadi? Kronologinya adalah Lumpur Lapindo
dimulai pada tanggal 29 Mei 2006, ketika terjadi ledakan di
sumur gas milik PT Lapindo Brantas, sebuah perusahaan energi
di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Berikut adalah kronologi
peristiwa utama dalam kejadian Lumpur Lapindo:

29 Mei 2006: Terjadi ledakan di sumur gas Lapindo. Ledakan ini


mengakibatkan retakan di bawah tanah dan aliran lumpur panas
mulai keluar dari dalam tanah.
Lumpur panas yang keluar dari sumur tersebut terus mengalir
dan membentuk sebuah danau lumpur panas yang terus
membesar. Lumpur ini kemudian dikenal sebagai "Lumpur
Lapindo."

Perusahaan Lapindo dan pihak berwenang berusaha untuk


mengatasi masalah ini dengan berbagai metode, termasuk
pengeboran sumur-sumur pembuangan, namun upaya ini tidak
berhasil menghentikan aliran lumpur.

Seiring berjalannya waktu, Lumpur Lapindo terus mengalir dan


menyebar ke wilayah sekitarnya. Ribuan rumah dan lahan
pertanian terkena dampak, dan ratusan ribu orang terpaksa
mengungsi.

2007: Pemerintah Indonesia menunjuk Badan Penanggulangan


Lumpur Lapindo (BPLS) untuk mengelola penanganan Lumpur
Lapindo dan memberikan kompensasi kepada korban.

2008: Setelah beberapa tahun berlangsung, Lumpur Lapindo


masih belum teratasi. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk
mengepung dan menggunduli daerah terdampak untuk
membatasi luasnya aliran lumpur.
Lumpur Lapindo terus mengalir hingga setidaknya tahun 2021,
meskipun volume alirannya telah berkurang seiring waktu.

B. DAMPAK

Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi


masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak
Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti
tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp6 triliun.

•Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya


menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter,
yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan
serta rusaknya areal pertanian. •Luapan lumpur ini juga
menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong.
Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah
menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong,
Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi
sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi.
Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77
unit rumah ibadah terendam lumpur.
5

•Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga


Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di
Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas
172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo,
Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor
unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.

•Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan


aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat
1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.

•Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai


juga terancam tak bekerja.

•Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas


Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana
infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)

Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan


rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810
(Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590,
Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor
Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15
unit.
•Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi,
termasuk areal persawahan

Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT


Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta
(sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan
lumpur.

Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur,


pipa air milik PDAM Surabaya patah.[4]

Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah


karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas
terendam.[5]

Ditutupnya Jalan Tol Surabaya-Gempol ruas porong-gempol


sepanjang 6 km hingga waktu yang tidak ditentukan, dan
mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui
Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.

•Tak kurang 600 hektare lahan terendam.

•Sebuah SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) milik PT


PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta
satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya
jalur transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi
serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula
terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan
Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri
utama di Jawa Timur.

Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam selang


waktu 17 bulan atau 1 tahun 5 bulan, terdapat selisih volume
sebesar 3.607.755,693 m³ antara bulan Maret 2014 dengan bulan
Juli 2015. Volume pada tabel 2 dan selisihnya tersebut
sebenarnya bisa menjadi lebih besar jika pihak badan pelaksana
badan penanggulangan lumpur Sidoarjo tidak melakukan
pemindahan/pembangunan lumpur melalui jalur pipa ke sungai
porong. Volume lumpur akan terus bertambah setiap tahunnya
dan makin meluas dan menenggelamkan lebih banyak lagi lahan
yang tersedia seiring berjalannya waktu.

C. UPAYA PENANGANAN

Beberapa upaya sudah dilakukan untuk menanggulangi luapan


lumpur lapindo, diantaranya dengan membuattanggul untuk
membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur
terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu
tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur
pada permukiman di dekat tanggul. Tetapi meluapnya lumpur
lapindo ini belum bisa dihentikan, yang mengartikan luapan ini
adalah fenomena alam. Beberapa pihak yang mengatakan luapan
lumpur ini dapat dihentikan telah membuat skenario, tetapi
lumpur tetap meluap, sehingga bisa dikatakan skenario-skenario
yang dibuat gagal untuk menangani bencana ini. Pihak yang
bertanggung jawab penuh atas peristiwa ini berdasarkan UU
Ciptaker adalah PT. Lapindo Brantas Inc beserta pemerintah
baik pusat maupun daerah. PT. Tersebut telah bertanggung
jawab mengganti rugi kepada seluruh warga yang merasakan
kerugian dari peristiwa ini. Namun kebijakan tersebut masih
bersifat sepihak artinya antar korban masih terjadi ketimpangan
atas biaya ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah dan pihak
perusahaan, sehingga masih sering terjadi demonstrasi diantara
korban atas ketimpangan tersebut. Kemudian, pemerintah juga
bertanggung jawab dengan cara pengendalian lumpur lapindo
dengan mengalirkan lumpur tersebut ke Kali Porong, dan juga
pemerintah menata lingkungan untuk pemanfaatan kawasan
sebagai tujuan geowisata, dan yang terakhir, pemerintah
mengendalikan banjir di kawasan terdampak menggunakan
pompa pengendali.

BAB III : PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dengan demikian terjawab sudah pertanyaan yang terdapat pada


rumusan masalah, sebesar apa pengaruh peristiwa lumpuer
lapindo terhadap sosial masyarakat, apakah peristiwa lumpur
lapindo dapat dikatakan sebagai permasalahan sosial yang perlu
diatasi.

Perlu diketahui juga peristiwa lumpur Lapindo ini


mengakibatkan hilangnya ruang bagi masyarakat terlepas dari
ganti rugi yang dikompensasikan pada korban.

Dengan demikian melalui penelitian ini, kami menganggap


bahwasanya peristiwa lumpur Lapindo ini merupakan
permasalahan sosial yang memerlukan penanganan dan
sangatlah penting untuk diatasi sebab kerusakan yang
ditimbulkan bukanlah semata kerusakan fisik akibat luapan
lumpur, akan tetapi turut menimbulkan gangguan dalam sistem
sosial masyarakat, gangguan yang ditimbulkan tidak hanya
mempengaruhi komunitas lokal, melainkan pemerintah pusat
dan masyarakat sosial pun turut terbebani dengan peristiwa
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo

https://www.merdeka.com

https://money.kompas.com
https://www.academia.edu/resource/work/8086947

https://www.academia.edu/29164292/Lumpur_Lapindo_dan_S
olusinya

https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/download/920/489

Anda mungkin juga menyukai