DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
LATAR BELAKANG
1
dan Hg. Dalam jangka panjang, logam berat tersebut dapat memicu berbagai
gangguan kesehatan.
1
https://www.kompas.id/baca/foto/2023/05/29/17-tahun-semburan-lumpur-lapindo-di-
sidoarjo-belum-berhenti
2
PEMBAHASAN
3
merencanakan akan melakukan pemasang casing setelah menyentuh target, yaitu
batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama pengeboran
mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pengeboran masih berlangsung.
Selama pengeboran, lumpur yang overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi
Pucangan sudah berusaha menerobos tetapi dapat di atasi dengan pompa
lumpurnya Lapindo.
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping.
Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal yang dicapai
hanya menyentuh formasi Klitik saja. Batu gamping pada formasi Klitik sangat
porous (bolong-bolong).
4
didapat bukan hanya dampak negatif, namun juga ada dampak positif yang
didapatkan dari terjadinya bencana ini. Adapun dampak negatif yang didapat yaitu
:
b) Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari wilayah
yang digenangi, seperti areal persawahan dan ladang milik warga. Banyak
ternak milik warga yang ikut mati dalam bencana ini. Menurut Wahana
Lingkungan Hidup (Walhi), secara umum pada area luberan lumpur dan sungai
Porong telah tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup
berbahaya bagi manusia apalagi dengan kadar yang jauh di atas ambang batas.
Lumpur lapindo juga memiliki kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene)
dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan
ada yang lebih dari itu. Kandungan PAH sangat berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Berikut akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi manusia
da lingkungan ,yaitu:
Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak
langsung dengan zat PAH
5
dapat dirasakan pada jangka waktu lima sampai sepuluh tahun mendatang.
Selain itu perlu juga diwaspadai bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen
Sungai Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari
ambang batas yang telah ditentukan.
6
b) Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya
energi non konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai yang
diciptakan oleh Aji Christian Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga Pratama dan
Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua dari kompetisi
Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut memanfaatkan pasta yang
telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo. Baterai ini akan bertahan hidup
selama pasta itu kering dan kemudian baterai akan mati. Baterai ini dapat
menyala selama 5 jam non stop.
Pihak Lapindo telah menyediakan dana sebesar US$ 70 juta atau sekitar
665 milyar untuk dana darurat penanggulangan lumpur. Dana ini digunakan untuk
salah satunya adalah membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur.
Namun dengan terus bertambahnya volume semburan lumpur lapindo, pembuatan
tanggul dirasa tidak menyelesaikan masalah. Ditambah lagi dengan datangnya
musim hujan, volume yang tertampung dalam tanggul akan menjadi besar dan
dapat mengakibatkan jebolnya tanggul. Hal ini sangat bebahaya jika terjadi dalam
jangka waktu yang pendek, karena kawasan sekitar tanggul adalah jalan raya, rel
kereta api, dan rumah penduduk. Ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk
menyelesaikan masalah bencana lumpur lapindo. Tiap tim terdiri dari perwakilan
Lapindo Brantas Inc., pemerintah dan sejumlah ahli dari beberapa universitas
terkemuka. Tim ini dibentuk untuk menyelamatkan penduduk sekitar, menjaga
infrastuktur, dan menangai semburan lumpur dengan resiko lingkungan terkecil.
Seluruh biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas tiap tim akan ditanggung
oleh Lapindo Brantas Inc.
Selain itu Lapindo Brantas Inc. juga harus memberikan ganti rugi bagi
para korban. Lapindo Brantas Inc berkewajiban untuk membayar sebanyak 13.237
berkas. Saat ini masih ada 3.348 berkas dengan total pembayaran 786 milyar yang
masih belum tertangani. Dengan kata lain sebanyak 75 persen dari berkas yang
ada telah dilunasi. Lapindo Brantas Inc telah mengeluarkan dana sebanyak 8
7
triliun, dimana 5 triliun digunakan untuk penanganan semburan lumpur lapindo
dan triliun digunakan untuk pembayaran aset warga.
KESIMPULAN
Dari banyak pendapat ahli diketahui bahwa bencana lumpur lapindo ini
disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Pihak
Lapindo Brantas Inc tidak melakukan pemasangan casing sesuai dengan
spesifikasi standar teknis pengeboran, sehingga mengakibatkan terjadinya
blow out atau semburan lumpur.
Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak, tidak hanya
pada masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang kehilangan tempat
tinggal, lapangan pekerjaan, dan sarana pendidikan. Bukan hanya itu,
warga sekitar juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, listrik, dan
jaringan telepon. Selain itu juga masih ada pula pencemaran lingkungan
yang diakibatkan oleh bencana ini. Namun dibalik semua dampak negatif
tersebut masih ada pula dampak positif yang bisa didapat dari terjadinya
bencana ini. Dampak positif itu yaitu pembuatan batu bata dan genteng
dari lumpur lapindo serta pembuatan baterai dengan lumpur lapindo yang
telah memenangkan juara juara kedua dari kompetisi Technopreneurship
Pemuda 2012.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo
http://nasional.kompas.com/read/2012/05/30/03095137/Dampak.Lumpur.Meluas
http://lapindo-brantas.co.id/id/about/history/
http://kenalilahbencanaalam.blogspot.com/2009/03/kronologis-terjadinyabencana-
lumpur.html
http://nasional.inilah.com/read/detail/58352/penyebab-lumpur-lapindo-
gempa#.UiHkYn9TuAM
http://steffyapriyanti.blogspot.com/2013/01/lumpur-lapindo.html
http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=293926:korban-lumpur-lapindo-belum-terima-
pembayaran&catid=95:nusantara&Itemid=146
https://sekarayuaulia.wordpress.com/2013/09/01/makalah-dampak-lumpur-
lapindo-pada-masyarakat-dan-lingkungan/
https://eprints.umm.ac.id/23151/2/jiptummpp-gdl-fikaaditam-41045-2-babi.pdf