Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
KESETIMBANGAN FASA
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
Materi : KOMPLEKSOMETRI
Oleh :
Kelompok 6/Kamis Siang
Bimo Setio Wicaksono 21030117190174
Sandi Estrada 21030117130157
Dhyrana Shaila 21030117190182
Mela Rizki 21030117190178
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
ktif
NIM. 21030115120060
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT , Karena atas berkat rahmat dan perkenan-
Nya kami dapat menyusun Laporan Resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 dengan
baik dan lancar sesuai dengan harapan kami.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada asisten Cryspalina Dwiocta
Caroline sebagai koordinator asisten LDTK 1, asisten Arvin M. Yafiz sebagai asisten
pembimbing laporan resmi praktikum kompleksometri kami, dan seluruh asisten yang
telah membimbing kami sehingga laporan resmi ini dapat terselesaikan. Tidak lupa
juga kepada warga kelurahan Ngijo, Gayamsari, Tlogomulyo yang telah membantu
kami dalam menyediakan sampel.
Laporan resmi Praktikum Dasar Tekinik Kimia 1 ini berisi tentang
kompleksometri. Kompleksometri adalah salah satu jenis analisa kuantitatif yang
melibatkan pembentukan senyawa kompleks atau ion kompleks yang larut tapi sedikit
terdisosiasi.
Laporan resmi ini adalah laporan yang telah kami selesaikan dengan maksimal
walaupun kami menyadari banyaknya kekurangan yang masih ada dalam laporan
resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun selalu kami harapkan.
Ttd.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 22
5.2 Saran ………………………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 23
LAMPIRAN
A. Laporan Sementara ………………………………………………… A-1
B. Lembar Perhitungan ……………………………………………….. B-1
C. Lembar Dokumentasi ……………………………………………… C-1
D. Referensi
E. Lembar Asistensi
RINGKASAN
SUMMARY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu
komponen. Bila sistem hanya terdiri dari dua zat maka disebut larutan biner, misalnya
alkohol dalam air. Jika larutan diuapkan sebagian, maka mol fraksi uap dan mol fraksi
air tidak sama karena ”volatilitas” ( mudahnya menguap ) dari masing-masing
penyusunnya berbeda. Uap relatif mengandung lebih banyak zat yang lebih volatil dari
pada cairannya. Pada praktikum kesetimbangan fasa mempelajari kesetimbangan
antara fase uap dan fase cair dari suatu larutan. Dari praktikum ini mahasiswa dapat
membuat diagram suhu versus komposisi dengan pengukuran nilai indeks bias. Prinsip
kesetimbangan fasa dapat digunakan dalam industri kimia pada proses destilasi
(pemisahan yang menggunakan perbedaan titik didih). Contohnya untuk pemurnian
etanol, dan pemisahan toluene-benzene.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kesetimbangan antara dua fase
(uap-cair) dari sistem campuran (larutan) yang terdiri dari dua komponen yaitu
etanol-air.
2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat diagram komposisi etanol/air versus
suhu untuk larutan etanol-air.
1.3 Manfaat Praktikum
Setelah praktikum mahasiswa dapat memahami konsep kesetimbangan fase (uap-
cair) dari suatu sistem larutan yang terdiri dari dua komponen serta membuat dan
memahami diagram komposisi versus suhu .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan dan Alat yang digunakan
3.1.1 Bahan :
1. Etanol 100 ml
2. Air/Aquadest/Air demin 105 ml
3.1.2 Alat :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kajian Perbandingan Sampel dalam Kesadahan Total, Sementara dan
Tetap
Dari table 4.1 didapat bahwa kesadahan tetap rendah dimiliki oleh air
Kelurahan Ngijo dan air Kelurahan Gayamsari yang memiliki tertinggi
dimilki oleh air Kelurahan Tlogomulyo dengan 130 ppm CaCO3. Untuk
kesadahan total, yang tertinggi dimiliki oleh air Kelurahan dimiliki oleh air
Danau Ranukumbolo yaitu 116 ppm CaCO3. Tingkat kesadahan air berbeda-
beda disebabkan salah satunya oleh faktor topografi , material batuan serta
perkembangan (CaCO3), namun lempung sangat besar. Selain faktor batuan
dan jenis tanah, bentuk lahan yang Setyaningsih, 2014) sumur tempat
pengambilan sampel memiliki sifat tanah grumosol yaitu merupakan
campuran tanah lempung. Tanah ini memiliki kontak dengan air kemampuan
meloloskan air sangat kecil dan kapasitas menahan air besar sehingga banyak
mineral termasuk kalsium dan magnesium tertahan di dalamnya.
(Nining dkk, 2014)
Tingkat kesadahan air dibagi menjadi empat tingkat yaitu 0 mg/L
termasuk tidak sadah, <50 mg/L termasuk kesadahan ringan, 50-150 mg/L
termasuk kesadahan menengah, 150-300 mg/L termasuk kesadahan keras,
dan >300 mg/L sangat sadah. (Muhammad Ali dkk, 2016)
Sesuai dengan tingkat kesadahan, air yang layak digunakan berdasarkan
kesadahan tetap yaitu air Kelurahan Ngijo dan Gayamsari dengan tingkat
kesadahan ringan dan air Kelurahan Tlogomulyo dan air Danau
Ranukumbolo dengan tingkat kesadahan menengah. Dari table 4.1 didapat
bahwa kesadahan tetap rendah dimiliki oleh air Kelurahan Ngijo ppm CaCO3.
Sedangkan kesadahan tetap tertinggi dimilki oleh air tertinggi dimiliki oleh
air Kelurahan Gayamsari dengan 467 ppm CaCO3dan untuk kesadahan total
terendah dimiliki oleh air Danau Ranukumbolo yaitu 116 ppm CaCo3.
Tingkat kesadahan air berbeda-beda disebabkan salah satunya oleh faktor
topografi , material batuan serta perkembangan tanah. Bentuk lahan yang
memiliki tanah masih muda, berasal dari material lempung, yang sedikit
mengandung mineral kalsium karbonat (CaCO3), namun lempung memiliki
permeabilitas sangat lambat sehingga kapasitas menahan air juga sangat
besar. Selain faktor batuan dan jenis tanah, bentuk lahan yang memiliki
topografi datar dapat membuat tanah bergerak lebih lambat (Nining
Setyaningsih, 2014)
Kelurahan Tlogomulyo memiliki kesadahan tetap tertinggi. Hal ini
disebabkan sumur tempat pengambilan sampel memiliki sifat tanah grumosol
yaitu merupakan campuran tanah lempung. Tanah ini memiliki kontak
dengan air tanah yang intensif serta memiliki sifat permeabilitas yang sangat
lambat sehingga kemampuan meloloskan air sangat kecil dan kapasitas
menahan air besar sehingga banyak mineral termasuk kalsium dan
magnesium tertahan di dalamnya. (Nining dkk, 2014)
Tingkat kesadahan air dibagi menjadi empat tingkat yaitu 0 mg/L
termasuk tidak sadah, <50 mg/L termasuk kesadahan ringan, 50-150 mg/L
termasuk kesadahan menengah, 150-300 mg/L termasuk kesadahan keras,
dan >300 mg/L sangat sadah. (Muhammad Ali dkk, 2016). Sesuai dengan
tingkat kesadahan, air yang layak digunakan berdasarkan kesadahan tetap
yaitu air Kelurahan Ngijo dan Gayamsari dengan tingkat kesadahan ringan
dan air Kelurahan Tlogomulyo dan air Danau Ranukumbolo dengan tingkat
kesadahan menengah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian kesadahan, air kelurahan ngijo, air kelurahan
tlogomulyo dan air danau ranukumbolo masih dikategorikan air bersih
namun air kelurahan bayamsari sudah mendekati batas maksimal
kesadahan air.Namun keempat sampel tersebut masih layak untuk
digunakan
2. Kadar Cao yang ditemukan di semen putih lebih besar dari kadar aslinya.
Hal ini disebabkan karena faktur hidrolis ion logam (metal) dan juga karena
PH yang diujikan kurang dari 10
5.2 Saran
1. Saran kepada praktikan selanjutnya agar memastikan agar meletakan kertas
putih saat melakukan titrasi agar mempermudah mengamati perubahan
warna
2. Saran kepada asistem Labolatorium Dasar Teknik Kimia I untuk senantiasa
membimbing praktikan agar lebih memahami dan praktikum dapat berjalan
dengan lancer.
3. Saran kepada laboran agar tetap selalu menjaga keamanan dan kerapihan
labolatorium
4. Saran kedapa labolatorium agar diberikan jam sebagai penunjuk waktu
untuk para praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi : KOMPLEKSOMETRI
Oleh :
3.1.1Bahan
1. HCl (p)
2. KOH
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
6. Na2EDTA 0,01 N
7. MgEDTA 0,01 N
8. Sampel Air Tanah Kelurahan Ngijo
9. Sampel Air Tanah Kelurahan Gayamsari
10. Sampel Air Tanah Kelurahan Tlogomulyo
11. Sampel Air Danau Ranungkumbolo
12. Semen Putih
3.1.2Alat
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Beaker glass
5. Erlenmeyer
6. Gelas ukur
7. Pipet tetes
8. Corong
9. Pipet volume
10. Pengaduk
11. Cawan porselin
12. Labu takar
3.2.1 Penetapan Kesadahan Total
1. Ambil 10 ml sampelair sumur daerah Kelurahan Ngijo, Kelurahan
Gayamsari, Kelurahan Tlogomulyo, dan Danau ranungkumbolo,
atur pH sampai 10 dengan KOH (jika pH mencapai 12
menyebabkan Mg mengendap sehingga EDTA hanya menetapkan
Ca).
2. Tambah 1 ml buffer 1 ml KCN dan sedikit indikator EBT.
Kesadahan Total
Kelurahan Ngijo V Na2EDTA
Percobaan 1 2,5 ml
Percobaan 2 2,5 ml
Percobaan 3 2 ml
Kesadahan Sementara
Kelurahan Ngijo V Na2EDTA
Percobaan 1 1 ml
Percobaan 2 0,5 ml
Percobaan 3 0,5 ml
Percobaan CaO
Kelurahan V Na2EDTA
Percobaan 1 1 ml
Percobaan 2 1 ml
Percobaan 3 0,5 ml
3. Kelurahan Tlogomulyo
Laboratorium Dasar Teknik Kimia B-1
KROMATOGRAFI
P2 30 November 2017