Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

Materi : KESETIMBANGAN FASA

Oleh :

Kelompok 1/Kamis Siang

Bimo Setio Wicaksono 21030117190174

Sandi Estrada 21030117130130

Dhyrana Shaila 21030117190182

Mela Rizki 21030117130157

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
KESETIMBANGAN FASA

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

Materi : KOMPLEKSOMETRI
Oleh :
Kelompok 6/Kamis Siang
Bimo Setio Wicaksono 21030117190174
Sandi Estrada 21030117130157
Dhyrana Shaila 21030117190182
Mela Rizki 21030117190178

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 i


KESETIMBANGAN FASA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

1. Materi : Kesetimbangan Fasa


2. Kelompok : 1/Kamis Siang
3. Anggota :
1. Nama Lengkap : Bimo Setio Wicaksono
NIM : 21030117190174
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro
2. Nama Lengkap : Fikri Risang
NIM : 21030117130130
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro
3. Nama Lengkap : Sri Yustika
NIM : 21030117120052
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro
4. Nama Lengkap : Mela Rizki
NIM : 21030117190178
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro

Semarang, November 2017


Mengesahkan,
Asisten Pembimbing

ktif
NIM. 21030115120060

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 ii


KESETIMBANGAN FASA

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT , Karena atas berkat rahmat dan perkenan-
Nya kami dapat menyusun Laporan Resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 dengan
baik dan lancar sesuai dengan harapan kami.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada asisten Cryspalina Dwiocta
Caroline sebagai koordinator asisten LDTK 1, asisten Arvin M. Yafiz sebagai asisten
pembimbing laporan resmi praktikum kompleksometri kami, dan seluruh asisten yang
telah membimbing kami sehingga laporan resmi ini dapat terselesaikan. Tidak lupa
juga kepada warga kelurahan Ngijo, Gayamsari, Tlogomulyo yang telah membantu
kami dalam menyediakan sampel.
Laporan resmi Praktikum Dasar Tekinik Kimia 1 ini berisi tentang
kompleksometri. Kompleksometri adalah salah satu jenis analisa kuantitatif yang
melibatkan pembentukan senyawa kompleks atau ion kompleks yang larut tapi sedikit
terdisosiasi.
Laporan resmi ini adalah laporan yang telah kami selesaikan dengan maksimal
walaupun kami menyadari banyaknya kekurangan yang masih ada dalam laporan
resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun selalu kami harapkan.

Ttd.
Penyusun

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 iii


KESETIMBANGAN FASA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. ii
PRAKATA …………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. vii
RINGKASAN …………………………………………………………………. viii
SUMMARY ……………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Praktikum ………………………………………………….. 1
1.3 Manfaat Praktikum ………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kompleksometri ……………………………………….. 3
2.2 Larutan Standar EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) ……………... 3
2.3 EBT (Eriochrom Black T) …………………………………………. 4
2.4 Larutan Buffer dan pH …………………………………………….. 4
2.5 Kesadahan …………………………………………………………. 4
2.6 Penggunaan Kompleksometri Dalam Industri …………………….. 6
2.7 Fungsi Reagen ……………………………………………………... 6
2.8 Sifat Fisis dan Kimia Bahan ………………………………………. 6
2.9 Baku Mutu Air Minum.....................................…………………….. 7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan dan Alat yang Digunakan
3.1.1 Bahan……………………………..……………………… 11
3.1.2 Alat ……………………………..……………………….. 11
3.1.3 Gambar dan Fungsi Alat ………………………………… 12
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Penetapan Kesadahan Total …………………………….... 14
3.2.2 Penetapan Kesadahan Tetap …………………………….... 15
3.2.3 Penetapan kadar CaO dalam batu kapur………………….. 15

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 iv


KESETIMBANGAN FASA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ……………………………………………………. 17
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kajian Perbandingan Sampel dalam Kesadahan Total, Kesadahan
Sementara dan Kesadahan Tetap ……………………………….17
4.2.2 Kajian Perbandingan Air Terhadap Baku Mutu Air Bersih…….19
4.2.3 Perbandingan Kadar CaO Teoritis dan Praktis……………....….20

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 22
5.2 Saran ………………………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 23
LAMPIRAN
A. Laporan Sementara ………………………………………………… A-1
B. Lembar Perhitungan ……………………………………………….. B-1
C. Lembar Dokumentasi ……………………………………………… C-1
D. Referensi
E. Lembar Asistensi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 v


KESETIMBANGAN FASA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nama, gambar, dan fungsi alat ……………………………………… 18


Tabel 4.1 Nilai Kesadahan Total, Tetap, dan Sementara dari Air Kelurahan Ngijo
,Gayamsari,Tlogomulyo dan Ranungkumbolo……………………. 22

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


vi
KESETIMBANGAN FASA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Eriochrom Black T ……………………………………………….. 4

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


vii
KESETIMBANGAN FASA

RINGKASAN

Sarjana teknik kimia dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menganalisa


kandungan logam, kesadahan, dan kadar CaO dalam sampel berwujud cair ataupun
padat. Salah satu cara menganalisa parameter tersebut adalah menggunakan metode
kompleksometri. Kompleksometri merupakan salah satu analisa titrasi volumetriyang
mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks. TAT ditandai dengan perubahan
warna. Hal ini dilakukanuntuk menentukan kesadahan sementara, tetap , dan total
serta menganalisa kandungan CaO dalam semen putih dengan manfaat mahasiswa
dapat mempunyai keterampilan dalam hal tersebut.
Dalam kompleksometri larutan standar yang digunakan adalah EDTA,
DCYTA, EGTA, NTA, dll. EDTA merupakan ligan seksidenat yang dapat
berkoordinasi dengan ion logam. EBT adalah indicator ion logam yang dapat dipakai
dengan rumus bagian dapat dinyatajab H2ln. Larutan buffer adakah suatu campuran
asam/basa lemah dari garamnya. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2-
dana tau Mg2+ kesadahan dinyatakan ppm CaCO3, ppm HCO3, oD, dan oF. Kesadahan
dibagi menjadi kesadahan sementara dan tetap. Kompleksometri dalam industri
memiliki banyak manfaat untuk menetukan kadar logam, dll.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah HCL(p), KOH, EDTA, EBT,
larutan buffer, Na2EDTA 0,01 N, MgEDTA 0,01 N. Hal yang dilakukan adalah
penentuan kesadahan total lalu dilanjutkan kesadahan tetap selanjutnya penentuan
kesadahan sementara. Lalu penentuan kadar CaO dalam sampel semen putih. Titrasi
dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur jadi biru terang.
Dari Percobaan diatas, ditemukan bahwa kesadahan yang berbeda tiap
daerah salah satunya disebabkan oleh faktor topografi, material batuan, serta
perkembangan tanah. Semua sampel layak digunakan sebagai air bersih, yaitu air
kelurahan Ngijo, Gayamsari, Tlogomulyo, dan air danau ranungkumbolo karena
belum melewati batas maksimum mutu air bersih. Mutu kualitas air bersih sebesar
500 mg/l. Kadar CaO yang ditemukan adalah 185,92% dari kadar teoritisnya 46,94%
hal ini disebabkan faktor hidrolisis dan kesalahan pH.
Kesimpulan yang didapat adalah dapat menentukan kesadahan total, tetap,
dan sementara pada air kelurahan Ngijo, Gayamsari, Tlogomulyo, dan air danau
Ranungkumbolo. Serta menentukan kadar CaO dalam semen putih. Saran juga
diberikan untuk praktikan selanjutnya, asisten lab, Laboran, serta labolatorium.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


viii
KESETIMBANGAN FASA

SUMMARY

Bachelor of chemical engineering is required to have the skill in analyzing the


metal content, hardness, and CaO levels in the sample of liquid or solid tangible. One
way to analyze these parameters is to use the complexometric method. Complexometry
is one of the volumetric titration analyzes which involves the formation of complexes
or complex ions. TAT is marked with a color change. This is done to determine the
temporary, permanent, and total awareness, and to analyze the CaO content in white
cement with the benefit of the student having the skills in the case.
In the complexes of standard solutions used are EDTA, DCYTA, EGTA, NTA,
etc. EDTA is a sexidenate ligand that can coordinate with metal ions. EBT is an
indicator of metal ion which can be used with the H2ln respected part formula. The
buffer solution is a weak acid / base mixture of the salt thereof. Prepared water is
water containing Ca2 ions - tau Mg2 + hardness expressed ppm CaCO3, ppm HCO3,
oD, and oF. Hardness is divided into temporary and permanent awareness.
Complexometry in industry has many benefits for determining metal content, etc.
The materials used in this lab are HCL (p), KOH, EDTA, EBT, buffer solution,
Na2EDTA 0.01 N, MgEDTA 0.01 N. The thing done is the determination of total
hardness and then continued hardness then the determination of transient hardness.
Then the determination of CaO levels in white cement samples. Titrate with Na2EDTA
until the red wine becomes light blue.
From the above experiment, it was found that the different hardness of each
region is caused by topography, rock material, and soil development. All samples
suitable for use as clean water, the water village Ngijo, Gayamsari, Tlogomulyo, and
water lake ranungkumbolo because it has not exceeded the maximum water quality.
The quality of clean water is 500 mg / l. CaO levels found was 185.92% of theoretical
content of 46.94% this is due to hydrolysis and pH errors.
The conclusion is to determine the total, permanent, and temporary absence of
Ngijo, Gayamsari, Tlogomulyo, and Ranungkumbolo water waters. And determine
CaO levels in white cement. Suggestions are also given to further praktikan, lab
assistants, Laboran, and labolatorium.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


ix
KESETIMBANGAN FASA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu
komponen. Bila sistem hanya terdiri dari dua zat maka disebut larutan biner, misalnya
alkohol dalam air. Jika larutan diuapkan sebagian, maka mol fraksi uap dan mol fraksi
air tidak sama karena ”volatilitas” ( mudahnya menguap ) dari masing-masing
penyusunnya berbeda. Uap relatif mengandung lebih banyak zat yang lebih volatil dari
pada cairannya. Pada praktikum kesetimbangan fasa mempelajari kesetimbangan
antara fase uap dan fase cair dari suatu larutan. Dari praktikum ini mahasiswa dapat
membuat diagram suhu versus komposisi dengan pengukuran nilai indeks bias. Prinsip
kesetimbangan fasa dapat digunakan dalam industri kimia pada proses destilasi
(pemisahan yang menggunakan perbedaan titik didih). Contohnya untuk pemurnian
etanol, dan pemisahan toluene-benzene.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kesetimbangan antara dua fase
(uap-cair) dari sistem campuran (larutan) yang terdiri dari dua komponen yaitu
etanol-air.
2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat diagram komposisi etanol/air versus
suhu untuk larutan etanol-air.
1.3 Manfaat Praktikum
Setelah praktikum mahasiswa dapat memahami konsep kesetimbangan fase (uap-
cair) dari suatu sistem larutan yang terdiri dari dua komponen serta membuat dan
memahami diagram komposisi versus suhu .

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


1
KESETIMBANGAN FASA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesetimbangan Fase


Larutan adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu
komponen. Bila sistem hanya terdiri dari dua zat maka disebut larutan biner, misalnya
alkohol dalam air. Menurut sifatnya dikenal larutan ideal dan non ideal. Larutan ideal
adalah larutan yang gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis dan tidak sejenis
sama. Sedangkan larutan non ideal gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis
maupun yang tidak sejenis berbeda.
Jika larutan diuapkan sebagian, maka mol fraksi dari masing-masing penyusun
larutan tidak sama karena ”volatilitas” ( mudahnya menguap ) dari masing-masing
penyusunnya berbeda. Uap relatif mengandung lebih banyak zat yang lebih volatil dari
pada cairannya. Hal ini dapat dilihat dari diagram kesetimbangan uap dan cairan pada
tekanan tetap dan suhu tetap.
Pada percobaan kesetimbangan fase dipelajari diagram komposisi suhu pada
tekanan tetap. Komposisi etanol dan air di fase uap yang dinyatakan dalam yi dan di
fase cair yang dinyatakan dalam xi pada berbagai suhu. Komposisi ini kemudian
dipakai untuk membuat diagram Komposisi versus Suhu pada sistem larutan biner.

2.2 Hukum Raoult


Proses distilasi satu stage digunakan untuk membuat diagram kesetimbangan
fase antara uap dengan cairan untuk sistem larutan biner ini.
Tekanan uap komponen air (A) dan etanol (B) dari larutan ideal mengikuti Hukum
Raoult :
PA = P0A XA ....................(1)
PB = P0B XB ....................(2)
Dengan :
PA = tekanan parsial Air
PB = tekanan parsial Etanol
P0A = tekanan uap murni Air pada suhu tertentu
P0B = tekanan uap murni Etanol pada suhu tertentu

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


2
KESETIMBANGAN FASA

XA = mol fraksi Air di dalam larutan


XB = mol fraksi Etanol di dalam larutan
Jika persamaan (1) dan (2) dimasukan ke persamaan Dalton, P = PA 0 XA + PB0 XB,
maka diperoleh persamaan :
P = PA 0 XA + PB0 XB ....................(3)
Dengan P adalah tekanan uap total dari sistem. Dalam larutan berlaku :
XA + XB = 1 ....................(4)
Jika persamaan (4) dimasukan ke persamaan (3) diperoleh :
P = PB0 - ( PA0 – PB0 ) XA ....................(5)
Hukum Raoult hanya dapat digunakan untuk larutan ideal atau larutan yang
sangat encer, karena pada larutan encer, hubungan antara jumlah zat terlarut dengan
tekanan uapnya merupakan fungsi linier (semakin banyak solute, maka tekanan uap
akan semakin kecil), sedangkan pada larutan yang tidak encer, hubungannya tidak
linier (pengaruh jumlah solute terhadap tekanan uap tidak tetap).
Dalam larutan yang mempunyai tekanan uap sistem yang lebih besar jika
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan hukum Raoult
dikatakan sistem mempunyai deviasi positif (larutan non ideal), seperti ditunjukkan
pada gambar 1. Dikatakan deviasi negatif, jika tekanan uap larutan lebih rendah jika
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan Hukum Raoult
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 1. Diagram Suhu-Komposisi Gambar 2. Diagram Suhu-


Komposisi
Asam Formiat-Air Ethanol-Air

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


3
KESETIMBANGAN FASA

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan dan Alat yang digunakan
3.1.1 Bahan :
1. Etanol 100 ml
2. Air/Aquadest/Air demin 105 ml
3.1.2 Alat :

1. Labu destilasi 8. Adaptor


2. Thermometer 9. Statif-klem
3. Pendingin Leibig 10. Waterbath
4. Thermostat 11. Kaki tiga
5. Erlenmeyer 12. Heater
6. Pipet 13. Thermocouple
7. Refraktometer

3.2 Gambar Alat


Keterangan :
1. Statif
2. Klem
3. Labu Destilasi
4. Thermostat
5. Termometer
6. Pendingin Leibig
7. Erlenmeyer

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Destilasi 8. Adaptor


9. Oilbath
10. Kaki Tiga
11. Heater
12. Thermocouple
13. Aliran air pendingin masuk
14. Aliran air pendingin keluar

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


4
KESETIMBANGAN FASA

3.3 Cara Kerja


1. Membuat kurva standart hubungan komposisi etanol (larutan etanol-air)
versus indeks bias
a. Menentukan densitas etanol dan air dengan menggunakan piknometer.
b. Menentukan kadar etanol menggunakan tabel hubungan densitas dengan
kadar etanol.
c. Membuat larutan etanol-air pada berbagai komposisi.
d. Masing- masing larutan pada langkah c dilihat indeks biasnya dengan
refraktometer.
e. Dibuat kurva hubungan antara komposisi versus indeks bias
2. Menentukan titik didih air dengan memasukkan 100 ml ke dalam beaker glass
pirex 250 ml , dipanaskan sampai mendidih dan dicatat titik didihnya.
3. Menentukan titik didih etanol dengan cara volume tertentu dimasukkan ke
dalam labu destilasi kosong, dipanaskan menggunakan minyak yang
dilengkapi dengan thermostat sampai mendidih, kemudian dicatat suhu
didihnya.
4. Labu destilasi kemudian didinginkan , lalu ditambahkan air dengan volume
tertentu ke dalam labu destilasi, selanjutnya dipanaskan sampai mencapai
suhu konstan dan catat titik didihnya , ambil cuplikan residu dan destilat
untuk diperiksa indeks biasnya masing-masing. Destilat yang telah diambil
sedikit untuk sampel dikembalikan lagi kedalam labu destilasi.
5. Prosedur 4 dilakukan berulang untuk berbagai komposisi.
6. Dibuat kurva hubungan suhu dengan komposisi etanol atau kurva hubungan
suhu dengan komposisi aquadest/air.
Catatan : Komposisi etanol-air dapat dinyatakan dalam fraksi berat atau fraksi
mol.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


5
KESETIMBANGAN FASA

3.4 Tabel Pengamatan


Tabel 3.1 Hubungan antara Komposisi Etanol (Larutan Etanol-Air) dengan Indeks
Bias (untuk kurva standart)
Komposisi Etanol Volume Air (ml) Volume Etanol Indeks Bias
(% berat) (ml)

Tabel 3.2 Data untuk Membuat Kurva Hubungan Suhu-Kompsisi etanol/air


Volume Etanol Volume Air Suhu Indeks Bias Indeks Bias
o
(ml) (ml) Didih ( C) Residu Destilat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


6
KESETIMBANGAN FASA

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan


Tabel 4.1 Kesadahan Sampel Berwujud Cair
Sampel Kesadahan Kesadahan Kesadahan Sampel
Total Tetap Sementara
Air Kelurahan 233 ppm 66 ppm 167 ppm Air Kelurahan
Ngijo Ngijo

Air Kelurahan 467 ppm 66 ppm 401 ppm Air Kelurahan


Gayamsari Gayamsari

Air Kelurahan 183 ppm 130 ppm 33 ppm Air Kelurahan


Tlogomulyo Tlogomulyo

Air Danau 116 ppm 80 ppm 36 ppm Air Danau


Ranungkumbolo Ranungkumbolo

Tabel 4.2 Kadar CaO Dalam Semen Putih


Sampel Berat Kadar Praktis Kadar % Error
Teoritis
Semen Putih 2,5 gram 185,92 % 46,94 % 296,08 %

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kajian Perbandingan Sampel dalam Kesadahan Total, Sementara dan
Tetap
Dari table 4.1 didapat bahwa kesadahan tetap rendah dimiliki oleh air
Kelurahan Ngijo dan air Kelurahan Gayamsari yang memiliki tertinggi
dimilki oleh air Kelurahan Tlogomulyo dengan 130 ppm CaCO3. Untuk

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


7
KESETIMBANGAN FASA

kesadahan total, yang tertinggi dimiliki oleh air Kelurahan dimiliki oleh air
Danau Ranukumbolo yaitu 116 ppm CaCO3. Tingkat kesadahan air berbeda-
beda disebabkan salah satunya oleh faktor topografi , material batuan serta
perkembangan (CaCO3), namun lempung sangat besar. Selain faktor batuan
dan jenis tanah, bentuk lahan yang Setyaningsih, 2014) sumur tempat
pengambilan sampel memiliki sifat tanah grumosol yaitu merupakan
campuran tanah lempung. Tanah ini memiliki kontak dengan air kemampuan
meloloskan air sangat kecil dan kapasitas menahan air besar sehingga banyak
mineral termasuk kalsium dan magnesium tertahan di dalamnya.
(Nining dkk, 2014)
Tingkat kesadahan air dibagi menjadi empat tingkat yaitu 0 mg/L
termasuk tidak sadah, <50 mg/L termasuk kesadahan ringan, 50-150 mg/L
termasuk kesadahan menengah, 150-300 mg/L termasuk kesadahan keras,
dan >300 mg/L sangat sadah. (Muhammad Ali dkk, 2016)
Sesuai dengan tingkat kesadahan, air yang layak digunakan berdasarkan
kesadahan tetap yaitu air Kelurahan Ngijo dan Gayamsari dengan tingkat
kesadahan ringan dan air Kelurahan Tlogomulyo dan air Danau
Ranukumbolo dengan tingkat kesadahan menengah. Dari table 4.1 didapat
bahwa kesadahan tetap rendah dimiliki oleh air Kelurahan Ngijo ppm CaCO3.
Sedangkan kesadahan tetap tertinggi dimilki oleh air tertinggi dimiliki oleh
air Kelurahan Gayamsari dengan 467 ppm CaCO3dan untuk kesadahan total
terendah dimiliki oleh air Danau Ranukumbolo yaitu 116 ppm CaCo3.
Tingkat kesadahan air berbeda-beda disebabkan salah satunya oleh faktor
topografi , material batuan serta perkembangan tanah. Bentuk lahan yang
memiliki tanah masih muda, berasal dari material lempung, yang sedikit
mengandung mineral kalsium karbonat (CaCO3), namun lempung memiliki
permeabilitas sangat lambat sehingga kapasitas menahan air juga sangat
besar. Selain faktor batuan dan jenis tanah, bentuk lahan yang memiliki
topografi datar dapat membuat tanah bergerak lebih lambat (Nining
Setyaningsih, 2014)
Kelurahan Tlogomulyo memiliki kesadahan tetap tertinggi. Hal ini
disebabkan sumur tempat pengambilan sampel memiliki sifat tanah grumosol
yaitu merupakan campuran tanah lempung. Tanah ini memiliki kontak

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


8
KESETIMBANGAN FASA

dengan air tanah yang intensif serta memiliki sifat permeabilitas yang sangat
lambat sehingga kemampuan meloloskan air sangat kecil dan kapasitas
menahan air besar sehingga banyak mineral termasuk kalsium dan
magnesium tertahan di dalamnya. (Nining dkk, 2014)
Tingkat kesadahan air dibagi menjadi empat tingkat yaitu 0 mg/L
termasuk tidak sadah, <50 mg/L termasuk kesadahan ringan, 50-150 mg/L
termasuk kesadahan menengah, 150-300 mg/L termasuk kesadahan keras,
dan >300 mg/L sangat sadah. (Muhammad Ali dkk, 2016). Sesuai dengan
tingkat kesadahan, air yang layak digunakan berdasarkan kesadahan tetap
yaitu air Kelurahan Ngijo dan Gayamsari dengan tingkat kesadahan ringan
dan air Kelurahan Tlogomulyo dan air Danau Ranukumbolo dengan tingkat
kesadahan menengah.

4.2.2 Kajian Perbandingan Air Terhadap Baku Mutu Air Bersih


1. Air Kelurahan Ngijo
Air Kelurahan Ngijo memiliki kesadahan total sebesar 293 ppm CaCO3
dan persyaratan kualitas air bersih maksiman 500 mg/l sesuai peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 416/MENKES/PER/XI/1990.
Maka dapat disimpulkan bahwa air kelurahan Ngijo merupakan air yang
bersih dan layak digunakan.
Dalam kehidupan sehari-hari , air kelurahan Ngijo tidak berbahaya bagi
kesehatan jika digunakan untuk minum kerena kesadahan yang dimiliki
masih jauh dari batas maksimal kesadahan yang ditentukan pemerintah.
2. Air Kelurahan Gayamsari
Air Kelurahan Gayamsari memiliki kesadahan total sebesar 467 ppm v
CaCO3 dan persyaratan kualitas air bersih maksimal 500 mg/l sesuai
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
416/MENKES/PER/IX/1990. Dalam hal ini, air kelurahan gayamsari
memiliki tingkat kesadahan tinggi sekali yaitu >300mg/l
Dalam kehidupan sehari-hari air kelurahan gayamsari tidak terlalu baik
digunakan karena telah tergolong tingkat kesadahan tertinggi, namun
kesadahan yang dimiliki belum melewati batas hanya saja sudah
mendekati. Secara khusus, kelebihan unsur kalium akan menjadikan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


9
KESETIMBANGAN FASA

hyperparatyrasium, batu ginjal, dan jaringan otot rusak kelebihan logam


magnesium dalam darah akan memengaruhi syaraf otot.
3. Air Kelurahan Tlogomulyo
Air Kelurahan Tlogomulyo memiliki kesadahan total 183 pp, CaCO3
dan persyaratan kualitas air bersih maksimal 500mg/l sesuai peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 416/MENKES/PER/XI/1990.
Maka dapat disimpulkan bahwa air kelurahan Tlogomulyo masih
tergolongkan air bersih dan layak digunakan.
Tingkat kesadahan air kelurahan tlogomulyo termasuk dalam tingkat
kesadahan tinggi yaitu 150-300 mg/l. Dalam kehidupan sehari-hari, air
kelurahan Tlogomulya tidak berbahaya bagi kesehatan jika digunakan
untuk minum karena kesadahan yang dimiliki masih jauh dari batas
maksimal kesadahan yang ditentukan oleh pemerintah.
4. Air Danau Ranungkumbolo
Air danau ranungkumbolo memiliki total 116 ppm CaCO3 dan
persyaratan kualitas air bersih maksimal 500 mg/l sesuai dengan peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 416/MENKES/PER/XI/1990. ,ala
dapat disimpulkan bahwa air danau ranungkumbolo masih digolongkan air
bersih dan layak digunakan
Tingkat kesadahan air danau ranungkumbolo termasuk dalam tingkaat
kesadahan sedangyaitu 75-150 mg/l. Dalam kehidupan sehari-hari, air
danau ranungkumbolo tidak berbahaya bagi kesehatan jika digunakan
untuk minum karena kesadahan yang dimiliki masih jauh dari batas
maksimal kesadahan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

4.2.3 Perbandingan Kadar CaO Teoritis dan Praktis


Secara teoritis, kadar CaO yang ditemukanberbeda karena factor
hidrolisis, yaitu hidrolisis ion logam dapat bersaing dengan proses titrasi
kompleksometri. Dengan menaikan PH, dampak ini semakin memburuk
dengan berpindahnya kesetimbangan
M^2+ +H2O <-> M(OH)^+ + H^+
Hidrolisis yang ekstensi dapat mengerah pada pengendapan
hidroksida yang lambat bereaksi dengan EDTA ahkan kondisi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


10
KESETIMBANGAN FASA

kesetimbangan mendukung pembentukan kesetimbangan


kompleksmetal.akibatnya, sering terjadi kesalahan TAT yang lebih lambat
sehingga volume titran yang digunakan lebih banyak, dan menyebabkan
kadar CaO lebih besar (Underwood, 1998).
Kesadahan dapat terjadi karena pH. pH larutan yang diujikan kurang
dari 10. Hal ini dikarenakan semakin rendah pH, endapan yang dihasilkan
lebih sedikin dan yang bereaksi dengan y^+ lebih banyak karena hidrolisis
ekstensif yang menyebabkan bertambahnya ion HPO3^+ didalam larutan
sehingga reaksi dengan EDTA berlangsung lambat, maka volume titran
yang dibutuhkan lebih banyak. Sehingga kadar yang ditemukan lebih
besar.
2Ca^2+ + Y^+ <-> Ca2Y
(Vogel, 1979)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


11
KESETIMBANGAN FASA

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian kesadahan, air kelurahan ngijo, air kelurahan
tlogomulyo dan air danau ranukumbolo masih dikategorikan air bersih
namun air kelurahan bayamsari sudah mendekati batas maksimal
kesadahan air.Namun keempat sampel tersebut masih layak untuk
digunakan
2. Kadar Cao yang ditemukan di semen putih lebih besar dari kadar aslinya.
Hal ini disebabkan karena faktur hidrolis ion logam (metal) dan juga karena
PH yang diujikan kurang dari 10

5.2 Saran
1. Saran kepada praktikan selanjutnya agar memastikan agar meletakan kertas
putih saat melakukan titrasi agar mempermudah mengamati perubahan
warna
2. Saran kepada asistem Labolatorium Dasar Teknik Kimia I untuk senantiasa
membimbing praktikan agar lebih memahami dan praktikum dapat berjalan
dengan lancer.
3. Saran kepada laboran agar tetap selalu menjaga keamanan dan kerapihan
labolatorium
4. Saran kedapa labolatorium agar diberikan jam sebagai penunjuk waktu
untuk para praktikan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


12
KESETIMBANGAN FASA

DAFTAR PUSTAKA

Adhyatma.1990.’’Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia’’.Bogor:Institute


Pertanian Bogor
Dick, J.G. (1973). “Analytical Chemistry’’. McGraw-Hill Kogakusha. Tokyo: Ltd.
Pudjaatmaka A.H.(1992).Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Pudjaatmaka A.H, Sutiono.(1997).’’Buku Teks Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Makro’’.(terjemahan). Penerbit P.T. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Putri, Nanda.2013.’’Penetapan Kadar Kalium Pada Ikan Kembung Segar dan Ikan
Kembung Asin Secara Kompleksometri’’
Sundaro, R,.(1986).‘’Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-4’’. Jakarta: Penerbit
Erlangga: Jakarta
Sylna, Diana.2014.’’Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS,
COD, Besi, Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada
Beberapa Rumah Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang’’. Tangerang: Sekolah
Tinggi Farmasi Muhammadiyah.

Triwahyuni, Endang.2013.’’Penggunaan Metode Kompleksometri Pada Penetapan


Kadar Seng Sulfat Dalam Campuran Seng Sulfat Dengan Vitamin C’’: Unimus
Underwood,A.I. And Day R.A.1998 Analisa Kimia Kuantitatif 6th Edition.
Diterjemahkan Oleh R.Soedoro.Jakarta:Erlangga

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


13
KESETIMBANGAN FASA

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi : KOMPLEKSOMETRI

Oleh :

Kelompok : 6 / Kamis Siang


Bimo Setio Wicaksono (21030117120056)
Fikri Risang (21030117120069)
Sri Yustika (21030117120058)
Mela Rizki (21030117120053)

Laboratoium Dasar Teknik Kimia I


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Semarang
2017

Laboratorium Dasar Teknik Kimia A- 1


KESETIMBANGAN FASA

3.1.1Bahan
1. HCl (p)
2. KOH
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
6. Na2EDTA 0,01 N
7. MgEDTA 0,01 N
8. Sampel Air Tanah Kelurahan Ngijo
9. Sampel Air Tanah Kelurahan Gayamsari
10. Sampel Air Tanah Kelurahan Tlogomulyo
11. Sampel Air Danau Ranungkumbolo
12. Semen Putih

3.1.2Alat
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Beaker glass
5. Erlenmeyer
6. Gelas ukur
7. Pipet tetes
8. Corong
9. Pipet volume
10. Pengaduk
11. Cawan porselin
12. Labu takar
3.2.1 Penetapan Kesadahan Total
1. Ambil 10 ml sampelair sumur daerah Kelurahan Ngijo, Kelurahan
Gayamsari, Kelurahan Tlogomulyo, dan Danau ranungkumbolo,
atur pH sampai 10 dengan KOH (jika pH mencapai 12
menyebabkan Mg mengendap sehingga EDTA hanya menetapkan
Ca).
2. Tambah 1 ml buffer 1 ml KCN dan sedikit indikator EBT.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia A- 2


KESETIMBANGAN FASA

3. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru


terang.
4. Catat voume titran yang diperlukan.

(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴 . 𝐵𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3 .1000 𝑝𝑝𝑚


Kesadahan total = 𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖

3.2.2 Penetapan Kesadahan Tetap


1. Ambil 100 ml sampel air Kelurahan Ngijo, Kelurahan Gayamsari,
Kelurahan Tlogomulyo, dan Danau ranungkumbolo, masukkan
dalam beaker glass,didihkan selama 20-30 menit.
2. Encerkan filtrat sampai 100 ml dalam labu takar.
3. Ambil 10 ml filtrat yang diencerkan ,atur pH sampai 10 dengan
KOH.
4. Tambah 1ml buffer ,1 ml KCN dan sedikit indikator EBT.
5. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru
terang.
6. Catat volume titran yang diperlukan.
(𝑉.𝑁)𝐸𝐷𝑇𝐴 . 𝐵𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3 .1000 𝑝𝑝𝑚
Kesadahan tetap = 𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖

Kesadahan sementara = kesadahan total – kesadahan tetap (ppm


CaCO3)

3.2.3 Penetapan kadar CaO dalam semen putih


1. Masukkan berat sampel batuan berupa semen putih sebesar 4 gram
(basis kering oven) dalam beaker glass pyrex 250 ml, larutkan
dengan 10 ml HCl (p).
2. Uapkan sampai kering dengan kompor listrik.
3. Larutkan residu tersebut diatas dengan HCl pekat secukupnya maks
25 ml.
4. Encerkan dengan air suling 100 ml, panaskan sampai 15 menit,
encerkan lagi dengan air suling sampai 100 ml.
5. Pindahkan 5 ml larutan tersebut ke labu takar 250 ml. Encerkan
dengan air suling sampai tanda batas.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia A- 3


KESETIMBANGAN FASA

6. Ambil 5 ml dan masukkan dalam labu takar 100 ml .Encerkan


dengan air suling sampai tanda batas.
7. Ambil 10 ml larutan yang telah diencerkan tadi ,atur pH sampai 10
dengan larutan KOH.
8. Tambah 1 ml buffer,1 ml KCN, 2-3 tetes MgEDTA dan sedikit
indicator EBT.
9. Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru
terang.
10. Catat volume titran yang diperlukan
(𝑉 . 𝑁)𝐵𝑀 𝐶𝑎𝑂 . 100
Kadar CaO = . fp%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)

Kesadahan Total
Kelurahan Ngijo V Na2EDTA
Percobaan 1 2,5 ml
Percobaan 2 2,5 ml
Percobaan 3 2 ml

Kelurahan Gayamsari V Na2EDTA


Percobaan 1 5 ml
Percobaan 2 4,5 ml
Percobaan 3 4,5 ml

Kelurahan Tlogomulyo V Na2EDTA


Percobaan 1 2 ml
Percobaan 2 2 ml
Percobaan 3 1,5 ml

Laboratorium Dasar Teknik Kimia A- 4


KESETIMBANGAN FASA

Air Danau Ranungkumbolo V Na2EDTA


Percobaan 1 1,5 ml
Percobaan 2 1 ml
Percobaan 3 1 ml

Kesadahan Sementara
Kelurahan Ngijo V Na2EDTA
Percobaan 1 1 ml
Percobaan 2 0,5 ml
Percobaan 3 0,5 ml

Kelurahan Gayamsari V Na2EDTA


Percobaan 1 0,5 ml
Percobaan 2 0,5 ml
Percobaan 3 1 ml

Kelurahan Tlogomulyo V Na2EDTA


Percobaan 1 1,1 ml
Percobaan 2 1,3 ml
Percobaan 3 1,5 ml

Air Danau Ranungkumbolo V Na2EDTA


Percobaan 1 0,7 ml
Percobaan 2 0,8 ml
Percobaan 3 0,9 ml

Laboratorium Dasar Teknik Kimia A- 5


KESETIMBANGAN FASA

Percobaan CaO
Kelurahan V Na2EDTA
Percobaan 1 1 ml
Percobaan 2 1 ml
Percobaan 3 0,5 ml

Laboratorium Dasar Teknik Kimia A- 6


KROMATOGRAFI

LEMBAR PERHITUNGAN KOMPLEKSOMETRI


1. Kesadahan Total
1. Kelurahan Ngijo
Volume titran EDTA = 2,33 ml

2,33 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 233 ppm
10
2. Kelurahan Gayamsari
Volume titran EDTA = 4,67 ml

4,67 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 467 ppm
10
3. Kelurahan Tlogomulyo
Volume titran EDTA = 1,83 ml

1,83 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 183 ppm
10
4. Danau Ranungkumbolo
Volume titran EDTA = 1,16 ml

1,16 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 116 ppm
10
2. Kesadahan Tetap
1. Kelurahan Ngijo
Volume titran EDTA = 0,66 ml

0,66 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 66 ppm
10
2. Kelurahan Gayamsari
Volume titran EDTA = 0.66 ml

0,66 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 66 ppm
10

3. Kelurahan Tlogomulyo
Laboratorium Dasar Teknik Kimia B-1
KROMATOGRAFI

Volume titran EDTA = 1,3 ml

1,3 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 130 ppm
10
4. Danau Ranungkumbolo
Volume titran EDTA = 0,8 ml

0,8 x 0,01 x 100 x 1000


Kesadahan total = = 80 ppm
10
3. Kesadahan Sementara
1. Kelurahan Ngijo
Kesadahan Sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
= 233 ppm – 66 ppm
=167 ppm
2. Kelurahan Gayamsari
Kesadahan Sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
=467 ppm – 66 ppm
=401 ppm
3. Kelurahan Tlogomulyo
Kesadahan Sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
=183 ppm – 130 ppm
=53 ppm
4. Danau Ranungkumbolo
Kesadahan Sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
=166 ppm – 80 ppm
= 86 ppm

Laboratorium Dasar Teknik Kimia B-2


Material Safety Data Sheet (MSDS)
Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih
Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih
Dokumentasi Kelurahan Ngijo dan Gayamsari
Dokumentasi Kelurahan Tlogomulyo
Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS, COD, Besi,
Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada Beberapa Rumah
Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang
Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS, COD, Besi,
Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada Beberapa Rumah
Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang
Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS, COD, Besi,
Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada Beberapa Rumah
Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang
Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS, COD, Besi,
Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada Beberapa Rumah
Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang
Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS, COD, Besi,
Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada Beberapa Rumah
Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang
Penentuan Kualitas Air Minum Terhadap Parameter pH, TOS, COD, Besi,
Kesadahan Toral, Kandungan Bakteri E Coli dan Caliform Pada Beberapa Rumah
Makan Di Sekitar Air Tawar Kota Padang
Penetapan Kadar Kalium Pada Ikan Kembung Segar dan Ikan Kembung Asin
Secara Kompleksometri
Penetapan Kadar Kalium Pada Ikan Kembung Segar dan Ikan Kembung Asin
Secara Kompleksometri
Penetapan Kadar Kalium Pada Ikan Kembung Segar dan Ikan Kembung Asin
Secara Kompleksometri
Penetapan Kadar Kalium Pada Ikan Kembung Segar dan Ikan Kembung Asin
Secara Kompleksometri
Penggunaan Metode Kompleksometri Pada Penetapan Kadar Seng Sulfat Dalam
Campuran Seng Sulfat Dengan Vitamin C
Penggunaan Metode Kompleksometri Pada Penetapan Kadar Seng Sulfat Dalam
Campuran Seng Sulfat Dengan Vitamin C
Penggunaan Metode Kompleksometri Pada Penetapan Kadar Seng Sulfat Dalam
Campuran Seng Sulfat Dengan Vitamin C
Penggunaan Metode Kompleksometri Pada Penetapan Kadar Seng Sulfat Dalam
Campuran Seng Sulfat Dengan Vitamin C
Penggunaan Metode Kompleksometri Pada Penetapan Kadar Seng Sulfat Dalam
Campuran Seng Sulfat Dengan Vitamin C
Lembar Asistensi

Diperiksa Keterangan Tanda Tangan


No Tanggal
P1 29 November 2017 Lengkapi Laporan
Sementara
Buat Lembar
Asistensi
Perbaiki Komentar
Perbaikan
selanjutnya harap
dalam bentuk pdf
atau doc

P2 30 November 2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas KWU
    Tugas KWU
    Dokumen2 halaman
    Tugas KWU
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Rab Peka 2019
    Rab Peka 2019
    Dokumen13 halaman
    Rab Peka 2019
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Baceman Uts
    Baceman Uts
    Dokumen9 halaman
    Baceman Uts
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Sertifikat+PKL+April+2021 28-28
    Sertifikat+PKL+April+2021 28-28
    Dokumen1 halaman
    Sertifikat+PKL+April+2021 28-28
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Log P
    Log P
    Dokumen1 halaman
    Log P
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Membran Simetrik N Asimetrik
    Membran Simetrik N Asimetrik
    Dokumen17 halaman
    Membran Simetrik N Asimetrik
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Bimo Setio Wicaksono - 201030117190174 - SISTEM REFRIGERASI
    Bimo Setio Wicaksono - 201030117190174 - SISTEM REFRIGERASI
    Dokumen18 halaman
    Bimo Setio Wicaksono - 201030117190174 - SISTEM REFRIGERASI
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • PDT
    PDT
    Dokumen2 halaman
    PDT
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen1 halaman
    3
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Makalah Indo 2
    Makalah Indo 2
    Dokumen6 halaman
    Makalah Indo 2
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • PDT
    PDT
    Dokumen2 halaman
    PDT
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Format Penulisan Daftar Isi
    Format Penulisan Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Format Penulisan Daftar Isi
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Makalah Indo 2
    Makalah Indo 2
    Dokumen6 halaman
    Makalah Indo 2
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-5
    Bab 1-5
    Dokumen31 halaman
    Bab 1-5
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • PDT
    PDT
    Dokumen2 halaman
    PDT
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bi
    Makalah Bi
    Dokumen62 halaman
    Makalah Bi
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Format Penulisan Daftar Isi
    Format Penulisan Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Format Penulisan Daftar Isi
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Spketrofotometri Organik
    Spketrofotometri Organik
    Dokumen11 halaman
    Spketrofotometri Organik
    Andrew
    Belum ada peringkat
  • Lem Peng
    Lem Peng
    Dokumen3 halaman
    Lem Peng
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Hidrolisa Pati PDF
    Hidrolisa Pati PDF
    Dokumen10 halaman
    Hidrolisa Pati PDF
    Lxsis
    Belum ada peringkat
  • TAMPLATE
    TAMPLATE
    Dokumen18 halaman
    TAMPLATE
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Lem Peng
    Lem Peng
    Dokumen2 halaman
    Lem Peng
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Lem Peng
    Lem Peng
    Dokumen2 halaman
    Lem Peng
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • KF P2 1 Kamis Siang
    KF P2 1 Kamis Siang
    Dokumen44 halaman
    KF P2 1 Kamis Siang
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii (Pa)
    Bab Ii (Pa)
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii (Pa)
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Aasw Lapres
    Aasw Lapres
    Dokumen65 halaman
    Aasw Lapres
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • LAPREs
    LAPREs
    Dokumen52 halaman
    LAPREs
    Bimo S Wicaksono
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    wandadwilestari
    Belum ada peringkat