Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Binatang pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang/
menularkan penyakit kepada manusia, binatang/ tumbuhan. Atau binatang pengganggu
adalah binatang bukan serangga yang menganggu (kenyamanan) hidup manusia
Tikus ditemukan hampir diseluruh belahan dunia, meskipun banyak subfamili
hanya bisa ditemukan di daerah tertentu. Tikus tidak ditemukan di Antartika atau pada
banyak pulau yang terletak di tengah samudera. Meskipun tidak satupun dari mereka
berasal dari Amerika, beberapa spesies, terutama tikus rumah dan tikus hitam, telah
tersebar ke seluruh dunia. Tikus menempati berbagai ekosistem dari hutan tropis hingga
tundra. Terdapat pula spesies yang hidup sepenuhnya di dalam tanah (fossorial), di atas
pepohonan (arboreal), dan semiakuatik, tetapi sebagian besar merupakan hewan
terestrial (hidup diatas tanah).
B. Tujuan Praktikum
 Untuk mengetahui cara mengidentifikasi tikus
 Untuk mengetahui jenis tikus yang akan diidentifikasi
C. Manfaat
 Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi tikus
 Mahasiswa dapat mengetahui jenis tikus yang akan diidentifikasi
D. Waktu dan Tempat
 Hari /Tanggal : Selasa / 10 April 2018
 Waktu : 13.00 – Selesai
 Tempat : Laboratorium Parasitologi Jurusan Kesehatan Lingkungan

1
BAB II
DASAR TEORI

A. Tikus
Suku tikus atau Muridae adalah salah satu famili hewan pengerat dari ordo
Rodentia. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got
(Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu
organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang
populer
Upaya untuk mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat relefan. Salah satunya
adalah mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun
deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel deskripsi
tikus, yang memuat ciri–ciri morfologi masing – masimg jenis tikus. Ciri–ciri
morfologi tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah : berat
badan ( BB ), panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), cakar (HF), telinga (E),
tengkorak (SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk diketahui
bentuk moncong,warna bulu, macam bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain.
Klasisifikasi Tikus :
 Kingdom : Animalia
 Phyllum : Chordata
 Class : Mammalia
 Ordo : Rodentia
 Family : Muridae
 Genus : Bandicota
Salah satu ciri terpenting dari Ordo Rodentia (hewan pengerat) adalah
kemampuannya untuk mengerat benda-benda yg keras. Maksud mengerat untuk
mengurangi pertumbuhan gigi serinya terus menerus. Pertumbuhan gigi seri yg terus
menerus disebabkan oleh tidak adanya penyempitan pada bagian pangkalnya sehingga
terdapat celah yg disebut diastema. Diastema berfungsi untuk membuang kotoran yg
ikut terbawa dgn pakannya masuk kedalam mulut. Rodentia tidak mempunyai gigi
taring, sehingga ada cekah antara geraham dan gigi seri (diastema).

2
B. Jenis – jenis Tikus
Ordo Rodentia merupakan ordo dari kelas Mammalia yang terbesar karena
memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu 2.000 spesies (40 %) dari 5.000 spesies untuk
seluruh kelas Mammalia. Dari 2.000 spesies Rodentia, hanya kurang lebih 150 spesies
tikus yang ada di Indonesia.
Berikut adalah beberapa jenis tikus yang paling berperan sebagai host (vektor)
dari agent patogen terhadap manusia dan hama pertanian.
1. Mencit ( Mus musculus )
Mencit ( Mus musculus ) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang
berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai
hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang
kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai
mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya
yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di
perkotaan. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui
proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.
Mencit dewasa dapat tumbuh dengan berat badan mencapai 50 - 150 gram.
Panjang tubuh 6 -10 cm, ekor 7,5 - 10 cm (ekor lebih panjang dari tubuhnya)
Moncong runcing, telinga besar, mata kecil.
2. Tikus Rumah (Rattus rattus )
Tikus rumah (Rattus rattus ) adalah hewan pengerat biasa yang mudah
dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta
melompat. Hewan ini termasuk dalam subsuku Murinae dan berasal dari Asia.
Namun, ia lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan sejak awal penanggalan
modern dan betul-betul menyebar pada abad ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke
seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa kini cenderung tersebar di daerah
yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah bersaing dengan tikus got.
Warnanya biasanya hitam atau coklat terang, meskipun sekarang ada yang
dibiakkan dengan warna putih atau loreng. Ukurannya biasanya 15–20 cm
dengan ekor ± 20 cm. Hewan ini nokturnal dan pemakan segala, namun
menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10
ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup berkelompok.

3
Ciri-ciri fisik dari tikus rumamh yaitu dapat tumbuh dengan berat 150 - 250
gr dan panjang tubuh 15 - 22 cm. Panjang ekor 18 -25 cm (lebih panjang dari
tubuhnya), moncong runcing, telingan dan mata besar, warna abu kehitam-
hitaman.
3. Tikus Got (Rattus norvegicus )
Tikus got ( Rattus norvegicus ) adalah salah satu spesies tikus yang paling
umum dijumpai di perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan
sebagai hewan percobaan (dikenal sebagai tikus putih) dan sebagai hewan
peliharaan (dengan warna bervariasi). Ciri-ciri fisik dari tikus got yaitu dapat
tumuh dengan berat 200 - 500 gr dan panjang tubuh 19 -25 cm, ekor 15 -22 cm
(Ekor lebih pendek dari tubuh), moncong tumpul, telinga dan mata kecil serta
warna coklat tua bian atas dan muda di bawah
4. Tikus sawah ( Rattus argentiventer )
Tikus sawah adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan perkotaan di
penjuru Asia Tenggara dan Asia.
Tikus berukuran sedang, cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan
panjang 30-40cm (termasuk ekor). Warna rambut coklat kekuningan. Perutnya
berambut kelabu dengan tepi putih. Nama argentiventer berarti "berperut
keperakan". Ekornya berwarna coklat. Tikus sawah memiliki warna punggung
coklat muda, perut dan dada putih, panjang kepala sampai dengan badan 130 –
210 mm, serta panjang ekor 34 -43 mm. Jumlah puting susu tikus betina 12 buah
(3 pasang di dada dan 3 pasang di perut).
Hewan pengerat ini menyukai persawahan, ladang, dan padang rumput,
tempat ia memperoleh makanan kesukaannya berupa bulirpadi, jagung, atau
rumput. Ia membuat sarang di lubang-lubang tanah, di bawah batu, atau di dalam
sisa-sisa kayu.
5. Wirok ( Bandicota bengalensis )
Tikus wirok adalah jenis tikus besar berasal dari anak-benua India. Pada saat
ini sudah menyebar di Pakistan hingga Myanmar, Sri Lanka, Pulau Pinang dan
Jawa. Wirok terdiri dari lima anak-jenis, dua di antaranya B. b. bengalensis, B.b.
kok, B.b. gracilis, B.b. wardi, dan B.b. varius.
Wirok mempunyai bulu-bulu yang pendek dan kasar, dengan bagian
punggung (dorsal) berwarna gelap (kelabu gelap dan coklat kehitaman),
sedangkan bagian perut (ventral) berwarna kelabu cerah dengan kuning
4
kecoklatan. Kaki depannya mempunyai empat jari berkuku sedangkan kaki
belakang mempunyai lima jari berkuku. Moncong tikus ini lebar dan pendek dan
seakan-akan berbentuk bulat berbeda dengan tikus lain.
C. Penyakit Yang Dapat Dibawa Oleh Tikus
Salah satu syarat tempat tinggal yang sehat adalah bebas dari rodent. Rodent
merupakan binatang kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia
karena selain mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit.
Tikus merupakan rodent yang sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia. Tikus dapat
berperan dalam penularan berbagai macam penyakit seperti disentry amuba, cacing
trichinosis, dan sebagainya.Tikus rumah (mus musculus) dikenal sebagai reservoid
pada rickettsial poks dibaagian timur laut amerika dan diketahui dapat berperan sebagai
reservoir penyakit pes. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia secara
langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui gigitan. Selain menjadi penyebab
penyakit, keberadaan tikus akan menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor,
kumuh, lembab, kurang pencahayaan serta adanya indikasi
penatalaksanaan/manajemen kebersihan lingkungan rumah yang kurang baik.
Sejumlah penyakit yang dihubungkan atau ditularkan melalui pengerat, antara lain :
 Penyakit akibat bakteri. Contoh :Sampar atau pes, tularemia (demam kelinci) dan
salmonellosis.
 Penyakit akibat virus. Contoh : Lassa fever, haemorragic fever, dan ensefalitis.
 Penyakit akibat parasite. Contoh: Hymonelepis diminuta, leishamaniasis,
amebiasis, trichinosis, dan penyakit chagas.
 Penyakit lain contoh: Demam gigitan tikus, leptospirosis, histoplamosis, dan
ringworm (kurap)
Berikut beberapa tipe kontak dengan tikus dan contoh penyakit yang ditularkan
akibat kontak tersebut.
 Melalui gigitan tikus, misalnya rat bit fever
 Melalui kontaminasi pada makanan atau air, misalnya salmonellosis dan
leptospirosis.
 Melalui pinjal tikus, misalnya pes.

5
BAB III
KEGITAN PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


 Clorofom
 Tikus hidup
 Kapas
 Sisir
 Pinset
 Cawan petri
 Mistar
 Ember
 Alat tulis
 APD
B. Prosedur Kerja
 Masukkan tikus ke dalam ember
 Masukkan kapas yang sudah dibasahi dengan clorofoam ke dalam emer yang
berisi tikus
 Tunggu beberapa saat sampai tikus tersebut pingsan.
 Letakkan tikus tersebut pada cawan petri
 Menyisir tikus dengan sisir tikus dari ujung kepala sampai ujung ekor.
 Setelah itu, ukurlah dengan mistar setiap bagian sesuai dengan ukuran tubuh
yang dibutuhkan
 Setelah itu catatlah hasil pengukuran.
C. Hasil Praktikum

Hasil Praktek mengidentifikasi binatang pengganggu ( Tikus ) :

1. Pengukuran
 Dari moncong sampai ekor : 39 cm
 Dari moncong sampai anus : 18,7 cm
 Ujung anus sampai ujung ekor : 20,3 cm
 Panjang kaki belakang sampai kuku : 3,5 cm

6
 Panjang telinga : 2 cm
 Panjang tulang hidung sampai tonjolan : 4,8 cm
 Panjang kepala : 5,4 cm
2. Jenis/spesies
 Jenis kelamin : Betina
 Spesies : Rattus Novergicus ( Tikus Got )

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan yaitu :
 Cara identifikasi yang di gunakan yaitu pengamatan dan pengukuran
 Jenis tikus yang telah teridentifikasi yakni spesies Rattus Novergicus
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca dan mahasiswa, bahwa perlu melakukan
cara identifikasi pada binatang penggerat ( tikus ) yaitu dengan cara mengamati dan
mengukur keseluruhan tubuh tikus, serta mengetahui spesies dari binatang
penggerat / Rattus Norvegicu ( T ikus Got ).

8
DOKUMENTASI

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/255661115/Serangga-Dan-Binatang-Pengganggu
http://www.academia.edu/11431938/Binatang_Pengganggu_PRINT
https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus
https://id.wikipedia.org/wiki/Mencit
https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_rumah
https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_got
https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_sawah
https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_Wirok

10

Anda mungkin juga menyukai