Anda di halaman 1dari 3

Strategi Dasar Memenangkan Pemilukada 12 November 2012 08:55:46 Diperbarui: 24 Juni 2015

21:34:24 Dibaca : 1,037 Komentar : 1 Nilai : 1 Gegap gempita pemilihan umum kepala daerah
(Pemilukada), saat ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Pada tataran ideal
pemilukada bertujuan untuk melakukan pergantian kekuasaan, dengan cara yang demokratis
serta mengikutsertakan rakyat secara langsung untuk memilih calon pemimpinnya. Sehingga
diharapkan akan terpilih sosok penguasa terbaik pilihan rakyat, berkualitas dan ikhlas mengabdi
untuk daerahnya. Namun kendati demikian, realitasnya masih banyak muncul distorsi, sehingga
Pemilukada tidak lagi bisa diandalkan untuk memunculkan pimpinan daerah yang berkualitas.
Tetapi cenderung hanya untuk menjadi raja-raja kecil di daerah kekuasaanya. Terlepas dari
semua motif itu, menjadi seorang kepala daerah tentunya hampir menjadi dambaan semua pihak,
termasuk saya sendiri. Tetapi karena keterbatasan kemampuan, keinginan itu baru sebatas
anggan-angan di dalam hati. Belajar dari pengalaman saat duduk di bangku kuliah, saya
mencoba meramu konsep strategi di lapangan dengan dicampur aduk dengan literatur buku yang
berkaitan dengan pemenangan kepala daerah. Saya mencoba menyimpulkan itu dalam beberapa
langkah strategis. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengoalkan suatu pasangan calon yang
diusung menang dalam pemilukada, baik secara legal maupun ilegal. Karena harus kita akui, di
dalam pertarungan perebutan kursi kekuasaan, apapun harus dilakukan yang terpenting
kemenangan bisa didapat. Ibarat bermain sepak bola, meskipun tidak mampu bermain secara
terbuka dan memilih stratategi bertahan, kalau itu kunci kemenangan harus dilakukan. Ingat,
dalam permainan politik itu bukan hanya permainan cantik yang diperagakan, tetapi hasil akhir
pertandingan untuk menentukan sang juara. Uang Bukan Segala-galanya Sebelum perang
dimulai, langkah yang harus dilakukan dengan melakukan pemetaan kekuatan parpol. Karena
jangan sampai menumpangi perahu yang tidak jelas dan tidak memiliki kekuatan di masyarakat.
Langkah ini bertujuan agar pencalonan tidak hanya menghabiskan uang tanpi hasil yang
diharapkan. Selanjutnya, sudah bukan rahasia umum lagi, di dunia ini tidak ada yang gratis.
Apalagi hidup di kota-kota besar, mau buang air kecil saja ada tarifnya. Apalagi mau
mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Untuk itu, bagi calon kandadita, iming-imingi parpol
dengan uang. Mainkan opini itu, bahwa calon memiliki simpanan dana yang besar, atau paling
tidak ada sponsor yang siap menyiapkan dana besar untuk modal Pemilukada. Tak hanya itu,
kenyataan di lapangan bahwa kekuatan uang juga sangat dominan. Itu fakta yang tidak bisa
dihindari. Masyarakat menjadi pragmatis ini, sebenarnya terjadi berkat pendidikan dan kesalahan
para pelaku politik sendiri yang tidak menempati janji-janji politiknya. Pertanyaan mengapa
masyarakat sudah dibutakan dengan uang? ini terjadi karena masyarakat sudah tidak percaya
akan komitmen calon kepala daerah dengan slogan untuk memperbaiki kesejahteraan mereka.
Yang sudah-sudah, kacang lupa kulitnya. Sehingga memontum itulah dimanfaatkan oleh
masyarakat, untuk meminta kompensasi baik dalam bentuk uang maupun imbalan lainnya
sebelum pemilukada dilaksanakan. Logis permintaan itu, karena rakyat sekarang sudah cerdas
dan selalu berpikir siapa pun yang jadi pemenang, tidak bakal berpengaruh bagi kehidupan
mereka. Karena itu, mereka meminta imbalan suara terlebih dulu. Karena itu, lakukanlah
pemahaman uang bukanlah segala-galanya, meski manusia semuanya butuh uang, kecuali
binatang. Contoh ini bisa terlihat dari biayaya kampanye Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI
Jakarta. Pasangan kotak-kotak ini tidak terlalu menghabiskan banyak dalam memikat hati rakyat.
Terutama figur Jokowi yang digambarkan sebagai sosok dewa penyelamat masyarakat. Maka
dari itu, ketika akan mencalonkan harus memiliki sosok figur harapan rakyat dan tim sukses
harus mampu menjualnya ke publik. Membentuk Citra Positif Langkah selanjutnya, memetakan
kecenderungan politik di masyarakat. Masyarakat atau pemilih pada umumnya belum
mengetahui track record calon, sehingga perlu dibentuk opini yang baik tentang kandidat yang
diusung. Caranya dengan memberikan jawaban dan solusi atas permasalahan yang terjadi di
tengah masyarakat. Itu dilakukan baik oleh tim sukses, relawan maupun oleh kandidat tersebut.
Misalnya, permasalahan di Kabupaten A, yang paling menonjol adalah kurangnya perhatian di
dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Sebagai calon kepala daerah, harus mampu
memberikan jalan keluar untuk agar keluar dari cengkreman masalah yang membelit masyarakat
setempat. Singkatnya, bentuk tim yang mengatur manajemen isu baik untuk calon maupun untuk
lawan. Pantau terus perkembangan isu tersebut baik dalam opini masyarakat maupun
pemberitaan di media. Bentuk Tim Sukses Tak hanya itu, untuk mempromosikan calon, tidak
mungkin bisa berjalan sendiri atau meniru manajamen tukang bakso. Sehingga perlu dibentuk
tim yang profesional, solid, bisa dipercaya, cerdas, komunikatif dan menguasai lapangan serta
menguasi bidang-bidang yang dibutuhkan. Tim Pemenangan bisa dibentuk baik dari partai
pengusung maupun Tim Khusus sendiri.Pasanglah orang yang tepat untuk menjadi anggota tim
berdasarkan pengaruh kewilayahan dan mobilitasnya di masyarakat. Contoh ada tim yang
bergerak mengawal dari proses hingga akhir di KPU, PPK atau PPS. Bukan hanya sekedar itu,
tim sukses, relawan juga harus bisa memantau selalu situasi yang berkembang di masyarakat.
Tempat paling strategis untuk menyebarkan isu maupun memantaunya, adalah tempat-tempat
keramaian, pasar, kantor, warung kopi, pos kamling, perkumpulan warga. Manfaatkan Media
Sosial Dan juga untuk media komunikasi-sosialisasi jangan bukan hanya mengandalkan media
televisi, iklan di koran, spanduk, baligo, dan media alat peraga lainnya. Tetapi manfaatkan
kemajuan teknologi dewasa ini. Seperti media jejaring sosil, twitter, facebook, blogspot, BBM,
websate dll. Tujuan semua ini untuk memberi akses informasi kepada masyarakat melalui dunia
maya. Bangun image yang baik tentang calon dalam setiap kesempatan yang ada, baik saat
bertatap muka dengan masyarakat maupun melalui berbagai media. Lihat Jokowi saat
berkampanye sekedar contoh. Ia mampu memikat media massa hingga gerak-geriknya selalu
menjadi bahan berita (kampanye gratis melalui berita). Bahkan gurauannya juga menilai bobot
berita. Di samping bermain di media. Calon juga harus banyak berinteraksi dan melakukan
pertemuan langsung dengan masyarakat secara langsung. Tujuan semua ini agar mampu
mendongkrak popularitas calon di masyarakat. Karena salah satu kunci kemenangan juga terukur
dari popularitas dan elektabilitas (keterpilihan) calon. Jangan pernah lumpa membaca
karakteristik pemilih. Karena biasanya antara daerah satu dengan wilayah lainnya terjadi
perbedaan. Dengan mampu meneropong itu akan memudahkan jagoan kita masuk merebut hati
pemiilih setempat. Strategi Lawan Petahana (incumbent) Bila lawan incumbent, maka perlu
tenaga ekstra dan kecerdikan luar biasa. Masalahnya berkaca pada pengalaman data
menunjukkan hampir 75 persen pemilukada dimenangkan oleh incumbent. Ini terjadi karena
kekuatan finansial dan pengaruh ke urat nadi masyarakat lebih memadai. Karena itu, gunakan
semua peluang untuk mengurangi pengaruh itu. Lalu setelah itu, buat isu yang mampu
menjatuhkan dan image buruk di tengah masyarakat, sehingga masyarakat merasa antipati. Lalu
selanjutnya sebelum peperangan di lakukan jangan lupa juga untuk melakukan analisis SWOT.
Untuk membaca kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan dari masing- masing kandidat
yang akan berlaga. Setelah itu terpetakan, akan mudah bagi pasangan calon untuk melakukan
penyerangan. Penutup Tentunya masih banyak lagi cara untuk memenangkan Pemilukada ini. Ini
sekedar hanya diskusi ringan, terutama bagi tim sukses yang saat ini tengah berlangsung di
Provinsi Jawa Barat dengan empat kota dan kabupaten lainnya yang secara secara serentak akan
dilaksanakan pada pada 24 Februari 2012 mendatang. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat
dan bukan satu-satunya sumber referensi untuk memangkan pemilukada. Karena masih banyak
cara selain yang dipaparkan di atas. Bagi Provinsi Jawa Barat selamat bertarung para jagoan.
Dari kelima calon tersebut, sudah barang pasti yang tampil menjadi pemenang itu hanya satu.
Jadilah pemimpin sesuai dengan harapan rakyat. Dan kepada masyarakat jangan memilih
pemimpin seperti kucing dalam karung. Karena hal ini hanya akan menyengsarakan rakyat
selama lima tahun mendatang. ***

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.kabar-cirebon.com/strategi-dasar-
memenangkan-pemilukada_551922208133115b749de0d7

Anda mungkin juga menyukai