Anda di halaman 1dari 173

TESIS

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN


SUMUR POMPA DI KECAMATAN NEGARA,
KABUPATEN JEMBRANA

AGUS GEDE PUTRA WIRYAWAN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i

TESIS

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN


SUMUR POMPA DI KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN
JEMBRANA

AGUS GEDE PUTRA WIRYAWAN


NIM 1291561011

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

i
ii

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN


SUMUR POMPA DI KECAMATAN NEGARA
KABUPATEN JEMBRANA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil
Program Pascasarjana Universitas Udayana

AGUS GEDE PUTRA WIRYAWAN


NIM 1291561011

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

ii
iv

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL 26 MARET 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD Ir. I B. Ngr. Purbawijaya, M.Si, MT.
NIP. 19530819 198003 1 004 NIP. 19600417 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Direktur


Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana Universitas Udayana,

Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP. 19620404 199103 1 002 NIP 19590215 198510 2 001

iv
v

Lembar Penetapan Panitia Penguji Tesis

Tesis ini telah diuji pada


Tanggal 26 Maret 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana


No : 827/UN.14.4/HK/2015
Tanggal : 16 Maret 2015

Ketua : Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD


Anggota :
1. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, M.Si, MT
2. Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD
3. Dr. Eng. Ni Nyoman Pujianiki, ST, M.Eng
4. Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCInstCES

v
vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : Agus Gede Putra Wiryawan


NIM : 1291561011
PROGRAM STUDI : Magister Teknik Sipil
JUDUL TESIS : Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa di
Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010
dan peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, 26 Maret 2015


Hormat saya,

Materai 6000

(Agus Gede Putra Wiryawan)


NIM. 1291561011

vi
vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
atas asung kertha wara nugraha-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, bimbingan, bantuan dan saran-saran
selama penyusunan hesis ini kepada Bapak Prof. Ir. I Nyoman Norken selaku
dosen pembimbing I, Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi, MT. selaku
dosen pembimbing II.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.P.D (KEMD) atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Studi Magister di Universitas Udayana, kepada Direktur
Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A.
Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatanyang dierikan kepada penulis untuk
menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas
Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. I Made Alit
Karyawan Salain, DEA selaku ketua program Studi Magister Teknik Sipil, seluruh
dosen program pascasarjana, serta seluruh rekan seangkatan pada Program
Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Udayana yang telah memberikan
bantuan pengetauan, informasi dan sarana dan prasarana selama masa
perkuliahan.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada kedua orang tua, I Gede Made Sudiana, ST dan Ni Ketut Ayuari,
dan adik Ni Komang Puspita Dewi yang telah memberikan dukungan dan
semangat sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Terakhir ucapan terima kasih saya
sampaikan kepada Mbok Putu Dian Sukarmiani, I Ketut Nila atas dukungannya
serta teman – teman seangkatan Rio, Bisma, De ama, Oka,Seva, Pradipta atas
bantuan, kerjasama dan kebersamaannya selama proses perkuliahan.dan semangat
yang diberikan kepada penulis, rekan Sipil lainnya yang tidak dapat disebutkan

vii
viii

satu per satu, baik yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
penyusunan Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, baik
karena kelalaian maupun keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif dalam upaya untuk lebih
meningkatkan kualitas dari Tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Denpasar, Maret 2015

Penulis

viii
ABSTRAK

Irigasi air tanah atau irigasi sumur pompa merupakan bagian dari irigasi
permukaan guna mensuplesi kebutuhan irigasi permukaan. Dalam pengaturan
pembagian air untuk anggotanya, irigasi air tanah ini dikelola oleh para petani
yang tergabung dalam subak. Penelitian terhadap penggunaan air tanah dilakukan
di kecamatan Negara, kabupaten Jembrana yang mencakup efektivitas
pengelolaan irigasi dengan sumur pompa. Permasalahan yang dihadapi para petani
adalah adanya keluhan dan biaya operasi yang cukup besar.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan eksploratif, yaitu dengan
mempelajari dan meneliti secara langsung sumur pompa yang ada di wilayah
kecamatan Negara. Data sekunder yang digunakan berupa data sumur bor pada
subak di kecamatan Negara, sedangkan data primer berupa kuisioner dari masing
– masing subak di kecamatan Negara dan observasi langsung dilapangan yang
dipilih dengan metode Purposive Sampling. Analisis data dilakukan secara
deskriptif kualitatif dengan mengukur sikap, pendapat dan persepsi dari responden
mengenai efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa.
Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa sumber daya
manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan
kelengkapannya dan pendanaan memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas
pengelolaan irigasi dengan sumur pompa sebesar 82 %. Sedangkan 18 % sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang belum masuk dalam penelitian. Hasil analisis
secara parsial menunjukkan bahwa sumber daya manusia, organisasi subak,
operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya dan pendanaan,
memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan
sumur pompa secara parsial. Hal ini berarti peningkatan sumber daya manusia,
organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan
kelengkapannya serta pendanaan akan meningkatkan efektivitas pengelolaan
irigasi dengan sumur pompa.

Kata Kunci : efektivitas pengeloaan irigasi, sumur pompa, operasional dan


pemeliharaan.

viii
ABSTRACT

Ground water irrigation or pump well irrigation are part of surface


irrigation which supply the surface irrigation needs. In water-sharing arrangement
for its members, groundwater irrigation is managed by farmers who are members
of Subak. Research on the use of groundwater conducted in the Negara district,
Jembrana regency that includes irrigation management effectiveness with the well
pump. Problems faced by farmers is the complaint and operating costs
significantly
The study was conducted with the explorative approach, namely by
studying and researching directly pump wells in the Negara district area.
Secondary data used in the form of pump wells data on subak in the Negara
district, while the primary data are the questionnaires from each Subak in Negara
district and direct observation in the field are selected by purposive sampling
method. Descriptive data were analyzed qualitatively by measuring the attitudes,
opinions and perceptions of respondents about the effectiveness of irrigation
management with the well pump.
The results of research simultaneous showed that human resources,
organizational Subak, operation and maintenance of generators, pumps and
accessories and funding has directly contribute to the effectiveness of irrigation
management by pumping wells by 82%. While the remaining 18% are influenced
by other factors which are not included in the study. The results of partial analysis
showed that human resources, Subak organization, operation and maintenance of
generators, pumps and accessories and funding, has a significant influence on the
effectiveness of irrigation management with partial pump wells. This means an
increase in human resources, organizational Subak, operation and maintenance of
generators, pumps and accessories as well as the funding will increase the
effectiveness of irrigation management with the well pump.

Key Words : irrigation management effectiveness, pump well, operational and


maintenance.

ix
DAFTAR ISI

(Halaman)
SAMPUL DALAM .................................................................................. i
PRASYARAT GELAR ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ....................................................... v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................ vi
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA .............................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
1.5 Batasan Masalah ........................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Irigasi...................................................................................... 8
2.2 Jenis – Jenis Irigasi ................................................................. 8
2.2.1 Irigasi Air Permukaan ................................................... 9
2.2.2 Irigasi Air Tanah ........................................................... 9
2.2.2.1 Bagian-Bagian Irigasi Sumur Pompa ................. 10
2.3 Pola Tanam ............................................................................. 12
2.4 Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah ................................... 13
2.4.1 Prinsip Pengelolaan Irigasi Air Tanah ........................... 14
2.4.2 Pemanfaatan Air Saling Menunjang .............................. 15
2.4.3 Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa...................... 17
2.5 Sumber Daya Manusia Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi
Dengan Sumur Pompa............................................................. 18
2.6 Organisasi Subak Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan
Sumur Pompa.......................................................................... 19
2.7 Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya
Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa 20
2.8 Pendanaan Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur
Pompa..................................................................................... 21
2.9 Efektivitas Pengelolaan Irigasi ................................................ 21

x
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 24
3.2 Lokasi Penelitian..................................................................... 24
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 25
3.3.1 Populasi dan Sampel ..................................................... 25
3.3.2 Ukuran Sampel ............................................................. 25
3.3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................. 26
3.3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................... 27
3.4 Identifikasi Variabel................................................................ 28
3.4.1 Definisi Operasional Variabel ....................................... 31
3.4.1.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) .............. 31
3.4.1.2 Variabel Bebas (Independent Variable) ............. 33
3.4.1.2.1 Variabel Sumber Daya Manusia .......... 33
3.4.1.2.2 Variabel Organisasi Subak .................. 33
3.4.1.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset
dan Kelengkapannya.......................... 34
3.4.1.2.4 Pendanaan........................................... 35
3.4.2 Skala Pengukuran.......................................................... 35
3.5 Uji Instrumen Penelitian.......................................................... 36
3.5.1 Uji Validitas.................................................................. 36
3.5.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 38
3.5.3 Uji Normalitas .............................................................. 39
3.5.4 Uji Heterokesdatisitas ................................................... 40
3.5.5 Uji Multikolinieritas...................................................... 40
3.6 Teknik Analisa Data................................................................ 40
3.6.1 Analisis deskriptif ......................................................... 40
3.6.2 Analisis Signifikansi Koefisien Regresi......................... 41
3.6.2.1 Uji Signifikansi Koefisien Regresi
Secara Simultan.................................................... 41
3.6.2.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi
Secara Parsial ....................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ....................................... 46
4.1.1 Subak – Subak yang Menjadi Lokasi Penelitian.............. 46
4.2 Uji Validitas dan Realibilitas................................................... 50
4.2.1 Uji Validitas.................................................................. 50
4.2.2 Uji Realibilitas .............................................................. 51
4.3 Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat................. 51
4.3.1 Uji Multikolinieritas...................................................... 52
4.3.2 Uji Normalitas .............................................................. 53
4.3.3 Uji Heterokesdasitas ..................................................... 53
4.3.4 Hasil Penelitian ............................................................ 54
4.3.4.1 Analisis Statistik Data Penelitian ....................... 54
4.3.4.1.1 Analisis Statistik Variabel Sumber Daya
Manusia .................................................... 54

xi
4.3.4.1.2 Analisis Statistik Variabel
Organisasi Subak ...................................... 59
4.3.4.1.3 Analisis Statistik Variabel Operasional Dan
Pemeliharaan Pompa, Genset Dan
Kelengkapannya ....................................... 64
4.3.4.1.4 Analisis Statistik Variabel Pendanaan ....... 72
4.3.4.1.5 Analisis Statistik Efektivitas Pengelolaan Sumur
Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam... 77
4.3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda ............................. 89
4.4 Sumber Daya Manusia, Organisasi Subak, Operasional dan
Pemeliharaan dan Pendanaan .................................................. 90
4.5 Uji Pengaruh Variabel............................................................. 90
4.5.1 Uji Pengaruh Secara Simultan (Uji F) ........................... 92
4.5.2 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji t) ................................ 93
4.6 Pembahasan ............................................................................ 99
4.6.1 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara
Simultan........................................................................ 99
4.6.2 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara
Parsial ........................................................................... 100
4.6.2.1 Sumber Daya Manusia....................................... 100
4.6.2.2 Organisasi Subak............................................... 101
4.6.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan
Kelengkapannya ................................................ 102
4.6.2.4 Pendanaan ......................................................... 103
4.6.2.5 Pola Tanam ....................................................... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan................................................................................. 107
5.2 Saran....................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Konsep Operasi Subak Air Tanah Berbasis Tri Hita Karana ...... 17
Tabel 4.1 Subak dengan suplesi sumur pompa di kecamatan
Negara Kab. Jembrana.............................................................. 47
Tabel 4.2 Hasil uji validitas ....................................................................... 50
Tabel 4.3 Hasil uji realibilitas .................................................................... 51
Tabel 4.4 Hasil uji multikolinieritas ........................................................... 52
Tabel 4.5 Hasil uji normalitas .................................................................... 53
Tabel 4.6 Hasil uji heterokesdatisitas ......................................................... 54
Tabel 4.7 Analisis deskriptif variabel sumber daya manusia ....................... 55
Tabel 4.8 Deskripsi Data Penelitian X1.1 ................................................... 55
Tabel 4.9 Deskripsi Data Penelitian X1.2 ................................................... 56
Tabel 4.10 Deskripsi Data Penelitian X1.3 ................................................. 57
Tabel 4.11 Deskripsi Data Penelitian X1.4 ................................................. 58
Tabel 4.12 Analisis deskriptif variabel organisasi subak............................. 59
Tabel 4.13 Deskripsi Data Penelitian X2.1 ................................................. 60
Tabel 4.14 Deskripsi Data Penelitian X2.2 ................................................. 61
Tabel 4.15 Deskripsi Data Penelitian X2.3 ................................................. 62
Tabel 4.16 Deskripsi Data Penelitian X2.4 ................................................. 63
Tabel 4.17 Deskripsi Data Penelitian X2.5 ................................................. 64
Tabel 4.18 Analisis desktiptif variabel operasional dan pemeliharaan......... 65
Tabel 4.19 Deskripsi Data Penelitian X3.1 ................................................. 65
Tabel 4.20 Deskripsi Data Penelitian X3.2 ................................................. 66
Tabel 4.21 Deskripsi Data Penelitian X3.3 ................................................. 67
Tabel 4.22 Deskripsi Data Penelitian X3.4 ................................................. 68
Tabel 4.23 Deskripsi Data Penelitian X3.5 ................................................. 69
Tabel 4.24 Deskripsi Data Penelitian X3.6 ................................................. 70
Tabel 4.25 Deskripsi Data Penelitian X3.7 ................................................. 71
Tabel 4.26 Analisis desktiptif variabel pendanaan ..................................... 72

xiii
Tabel 4.27 Deskripsi Data Penelitian X4.1 ................................................. 73
Tabel 4.28 Deskripsi Data Penelitian X4.2 ................................................. 73
Tabel 4.29 Deskripsi Data Penelitian X4.3 ................................................. 74
Tabel 4.30 Deskripsi Data Penelitian X4.4 ................................................. 75
Tabel 4.31 Deskripsi Data Penelitian X4.5 ................................................. 76
Tabel 4.32 Analisis deskriptif variabel efektivitas pengelolaan irigasi
dengan sumur pompa................................................................ 77
Tabel 4.33 Deskripsi Data Penelitian Y.1 ................................................... 78
Tabel 4.34 Deskripsi Data Penelitian Y.2 ................................................... 79
Tabel 4.35 Deskripsi Data Penelitian Y.3 ................................................... 80
Tabel 4.36 Deskripsi Data Penelitian Y.4 ................................................... 81
Tabel 4.37 Deskripsi Data Penelitian Y.5 ................................................... 82
Tabel 4.38 Deskripsi Data Penelitian Y.6 ................................................... 83
Tabel 4.39 Deskripsi Data Penelitian Y.7 ................................................... 84
Tabel 4.40 Deskripsi Data Penelitian Y.8 ................................................... 85
Tabel 4.41 Deskripsi Data Penelitian Y.9 ................................................... 86
Tabel 4.42 Deskripsi Data Penelitian Y.10 ................................................. 87
Tabel 4.43 Deskripsi Data Penelitian Y.11 ................................................. 88
Tabel 4.44 Hasil analisis regresi linier berganda secara simultan ................ 89
Tabel 4.45 Hasil analisis regresi linier berganda secara parsial................... 90
Tabel 4.46 Hasil analisis Standardized Coefficient Beta ............................. 91
Tabel 4.47 Uji Parsial antar variabel bebas (Sumber daya manusia,
organisasi subak, operasional dan pemeliharaan,
dan pendanaan).........................................................................
Tabel 4.48 Pola tanam subak dengan sumur pompa di kecamatan Negara .. 122

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Pengujian Variabel Pengaruh Simultan ................................... 42
Gambar 3.2 Pengujian Variabel Pengaruh Parsial....................................... 43
Gambar 3.3 Kerangka Penelitian................................................................ 45
Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian............................................................. 48
Gambar 4.2 Skema Jaringan Irigasi Air Tanah ........................................... 49
Gambar 4.3 Deskripsi Indikator Variabel X1.1 Sumber Daya Manusia ...... 56
Gambar 4.4 Deskripsi Indikator Variabel X1.2 Sumber Daya Manusia ...... 57
Gambar 4.5 Deskripsi Indikator Variabel X1.3 Sumber Daya Manusia ...... 58
Gambar 4.6 Deskripsi Indikator Variabel X1.5 Sumber Daya Manusia ...... 59
Gambar 4.7 Deskripsi Indikator Variabel X2.1 Organisasi Subak............... 60
Gambar 4.8 Deskripsi Indikator Variabel X2.2 Organisasi Subak............... 61
Gambar 4.9 Deskripsi Indikator Variabel X2.3 Organisasi Subak............... 62
Gambar 4.10 Deskripsi Indikator Variabel X2.4 Organisasi Subak............. 63
Gambar 4.11 Deskripsi Indikator Variabel X2.5 Organisasi Subak............. 64
Gambar 4.12 Deskripsi Indikator Variabel X3.1 Operasional dan
Pemeliharaan........................................................................ 66
Gambar 4.13 Deskripsi Indikator Variabel X3.2 Operasional dan
Pemeliharaan........................................................................ 67
Gambar 4.14 Deskripsi Indikator Variabel X3.3 Operasional dan
Pemeliharaan........................................................................ 68
Gambar 4.15 Deskripsi Indikator Variabel X3.4 Operasional dan
Pemeliharaan........................................................................ 69
Gambar 4.16 Deskripsi Indikator Variabel X3.5 Operasional dan
Pemeliharaan........................................................................ 70
Gambar 4.17 Deskripsi Indikator Variabel X3.6 Operasional dan
Pemeliharaan........................................................................ 71
Gambar 4.18 Deskripsi Indikator Variabel X3.7 Operasional dan

xv
Pemeliharaan........................................................................ 72
Gambar 4.19 Deskripsi Indikator Variabel X4.1 Pendanaan ....................... 73
Gambar 4.20 Deskripsi Indikator Variabel X4.2 Pendanaan ....................... 74
Gambar 4.21 Deskripsi Indikator Variabel X4.3 Pendanaan ....................... 75
Gambar 4.22 Deskripsi Indikator Variabel X4.4 Pendanaan ....................... 76
Gambar 4.23 Deskripsi Indikator Variabel X4.5 Pendanaan ....................... 77
Gambar 4.24 Deskripsi Indikator Variabel Y.1........................................... 79
Gambar 4.25 Deskripsi Indikator Variabel Y.2........................................... 80
Gambar 4.26 Deskripsi Indikator Variabel Y.3........................................... 81
Gambar 4.27 Deskripsi Indikator Variabel Y.4........................................... 82
Gambar 4.28 Deskripsi Indikator Variabel Y.5........................................... 83
Gambar 4.29 Deskripsi Indikator Variabel Y.6........................................... 84
Gambar 4.30 Deskripsi Indikator Variabel Y.7........................................... 85
Gambar 4.31 Deskripsi Indikator Variabel Y.8........................................... 86
Gambar 4.32 Deskripsi Indikator Variabel Y.9........................................... 87
Gambar 4.33 Deskripsi Indikator Variabel Y.10......................................... 88
Gambar 4.34 Deskripsi Indikator Variabel Y.11......................................... 89
Gambar 4.35 Pengaruh Dominan Variabel Bebas Terhadap
Variabel Terikat ................................................................... 92
Gambar 4.36 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji F
untuk variabel sumber daya manusia, organisasi subak,
operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan...................... 93
Gambar 4.37 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t
untuk variabel sumber daya manusia .................................... 94
Gambar 4.38 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t
Untuk Variabel Organisasi Subak......................................... 95
Gambar 4.39 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t
Untuk Variabel Operasional dan Pemeliharaan..................... 97
Gambar 4.40 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t
Untuk Variabel Pendanaan ................................................... 98
Gambar 4.41 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ................. 99

xvi
DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA

BWS : Balai Wilayah Sungai

DI : Daerah Irigasi

DISIMP : Decentralized Irrigation Sistem Improvement Project in Eastern

Region of Indonesia

Genset : Generator Set

JIAT : Jaringan Irigasi Air Tanah

KPSP : Kelompok Petani Sumur Pompa

P3A : Perkumpulan Petani Pemakai Air

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

SNVT : Satuan Non Vertikal Tertentu

n : jumlah sampel / responden

N : jumlah populasi

d : derajat kecermatan (Level of Significance)

ni : jumlah sampel menurut stratum

n : jumlah sampel seluruhnya

Ni : jumlah populasi menurut stratum

r hitung : koefisien korelasi

: jumlah skor item


: jumlah skor total (seluruh item)
r11 : koefisien reliabilitas seluruh item


Y : Efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa (variabel terikat)
 : konstanta
1,2,3 : koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas

xvii
X1 : Sumber daya manusia
X2 : Organisasi Subak
X3 : Operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya
X4 : Pendanaan
i : nilai residual (variabel pengganggu)

F : nilai F hitung
2
R : koefisien determinasi

βi : koefisien regresi
Se(βi) : standar error dari βi
H0 : Hipotesis nol
H1 : Hipotesis alternatif

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

(Halaman)

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tertutup ...................................................... 127

LAMPIRAN 2 Hasil Jawaban Responden ........................................... 136

LAMPIRAN 3 Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................ 139

LAMPIRAN 4 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................ 145

LAMPIRAN 5 Deskripsi Data Penelitian ............................................. 149

LAMPIRAN 6 Uji Multikolinearitas .................................................... 157

LAMPIRAN 7 Uji Normalitas.............................................................. 158

LAMPIRAN 8 Uji Heteroekdastisiitas.................................................. 159

LAMPIRAN 9 Regresi Linear Berganda .............................................. 160

LAMPIRAN 10 Statistik Deskriptif Data Uji ......................................... 161

LAMPIRAN 11 Tabel Distribusi t.......................................................... 162

LAMPIRAN 12 Tabel Distribusi F......................................................... 163

LAMPIRAN 13 Dokumentasi Penelitian................................................ 164

xix
BAB I

PENDAHULUAN

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, oleh karena itu sudah selayaknya sumber daya tersebut harus

dimanfaatkan dan dikendalikan semaksimal mungkin sehingga potensi yang

terkandung di dalamnya berguna bagi kehidupan. Sumber daya air dapat berasal

dari air hujan, air permukaan (sungai, danau), mata air, dan air tanah. Sedangkan

pemanfaatan sumber daya air umumnya antara lain untuk keperluan penyediaan

air bersih, air minum (domestik), pertanian (irigasi), pariwisata serta industri dan

lain - lain.

Kabupaten Jembrana memiliki 17 sungai dan 20 anak sungai. Sungai yang

alirannya paling panjang adalah sungai Bilukpoh sepanjang 29 km dan terpendek

adalah Tukad Pangkung Belatung yang hanya 3,40 km. Berdasarkan karakteristik

alirannya, sungai – sungai yang terletak di bagian barat wilayah Kabupaten

Jembrana (sebelah barat Tukad Melaya), merupakan sungai yang hanya mengalir

pada musim hujan. Hal ini erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah

di wilayah itu serta kondisi tanah yang terbentuk dari batuan gamping. Sedangkan

kelompok sungai yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai – sungai yang

terletak diantara Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan disebelah

Timur, umumnya sungai – sungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau

1
2

walau debit airnya sangat kecil (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kab. Jembrana, 2013).

Berdasarkan Peta Skema Daerah Irigasi (DI) Kabupaten Jembrana, terdapat

tiga aliran sungai induk yang melintasi kecamatan Negara antara lain Tukad

Bilukpoh, Tukad Yeh Embang dan Tukad Sowan Perancak. Adapun data debit

rata – rata tahun 2011 di masing – masing sungai antara lain : Tukad Bilukpoh

(0,453 m3/dt), Tukad Daya timur/ Tk. Sowan Perancak (0,007 m3/dt), dan Tukad

Yeh Embang (0,199 m3/dt).

Dengan keterbatasan ketersediaan air permukaan dan berdasarkan data

usulan subak mengenai surat permohonan bantuan sumur bor yang menyatakan

seringnya mengalami gagal panen saat musim kemarau dan juga agar dapat

mengairi lahannya saat penanaman palawija yang didapat dari PPK

Pendayagunaan Air Tanah Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan

Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida. Maka

diupayakan dengan memanfaatkan air tanah dengan cara membuat sumur pompa.

Pemanfaatan air tanah dapat digunakan sebagai air irigasi pada daerah kekurangan

air, dimana air permukaan tidak memadai atau tidak ada sama sekali sedangkan

daerah tersebut memiliki potensi pertanian. Pembangunan jaringan irigasi air

tanah ini merupakan upaya untuk membantu petani lokal yang tinggal atau

mempunyai areal pertanian di daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi

permukaan atau pertanian lahan kering/ hotikultura yang hanya bisa melakukan

kegiatan pengolahan pertanian satu kali dalam setahun.


3

Terdapat 49 sumur bor yang telah dibangun oleh PPK Pendayagunaan Air

Tanah SNVT Pelaksanan Jaringan Pemanfaatan Air BWS Bali – Penida sejak

tahun 2001 sampai dengan tahun 2012 yang tersebar dikabupaten Jembrana guna

membantu petani lokal yang tinggal atau mempunyai areal pertanian di daerah

yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau tidak dapat bercocok

tanam sepanjang tahun. Adapun sumur yang dibangun tersebut terdiri dari 1

sumur uji dan 48 sumur eksplorasi. Penyebaran sumur bor hampir disetiap

kecamatan dikabupaten Jembrana antara lain : (1) Kecamatan Melaya : 24 Sumur

bor ; (2) Kecamatan Negara : 23 Sumur bor ; (3) Kecamatan Mendoyo : 1 Sumur

bor ; (4) Kecamatan Pakutatan : 1 Sumur bor. Dan, dalam pemanfaatannya air

tanah yang di eksplorasi untuk 1 sumur adalah maksimal 0.01 m 3/dt untuk luasan

maksimal 20 Ha. Sehingga tidak dikhawatirkan dapat berdampak pada lingkungan

sekitar, seperti yang disebutkan pada Permen Lingkungan Hidup No. 05 Tahun

2012, bahwa kegiatan pengambilan air tanah (sumur dangkal atau sumur dalam)

dengan pemanfaatan kurang atau sama dengan 0,05 m3/dt untuk dari satu atau

beberapa sumur pada kawasan yang kurang dari 10 Ha wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006, Bab I, pasal 1 ayat

(16), Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) adalah jaringan irigasi yang airnya berasal

dari air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi

air tanah termasuk bangunan didalamnya. Sistem pengairan jaringan irigasi air

tanah ini menggunakan media saluran tertutup/perpipaan beserta aksesoris

perpipaan.
4

Irigasi air tanah/ irigasi sumur pompa merupakan bagian dari irigasi

permukaan guna mensuplesi kebutuhan irigasi permukaan. Dalam pengaturan

pembagian air untuk anggotanya, irigasi air tanah ini dikelola oleh subak.

Dalam pengelolaannya, anggota subak irigasi air tanah merupakan irigasi

yang mensuplesi irigasi air permukaan yang termasuk dalam 84 kelompok Subak

yang tersebar disetiap kecamatan dikabupaten Jembrana yaitu: Kecamatan Melaya

(20 Kelompok), Kecamatan Negara (22 Kelompok), Kecamatan Jembrana (14

Kelompok ), Kecamatan Mendoyo (17 Kelompok), Kecamatan Pekutatan (11

Kelompok) (jembranakab.go.id/index.php?module=pertanian).

Irigasi air tanah ini dikelola oleh Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa

(KP2SP) yang dibina oleh subak, dimana merupakan tahapan krusial dalam

mewujudkan pengembangan air tanah dan pertanian berkelanjutan, maka

pembinaan terhadap Kelompok Petani Pengguna Sumur Pompa (KP2SP)

dimasing-masing subak dilakukan secara menerus oleh proyek dalam hal ini

adalah Decentralized Irrigation Sistem Improvement Project in Eastern Region of

Indonesia (DISIMP). Pembinaan tersebut memfasilitasi pembentukan 22 KP2SP

dan penguatan kelembagaan 5 subak yang terdiri dari 1 subak abian (lahan kering)

yakni Subak Abian Sila Krama dan 4 subak lahan basah, masing-masing Subak

Berawantangi, Tegal Jati, Tegal Berkis, dan Pangkung Liplip.

Anggota KP2SP juga merupakan anggota subak yang mengelola sistem

irigasi air permukaan. Subak Tegal Jati misalnya telah mempraktekkan

pemanfaatan ini dengan sistem Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang telah ada

dan akan dipraktekkan oleh satu KP2SP yang baru bila JIAT di subak tersebut

dalam kerangka DISIMP telah selesai dibangun.


5

Dalam pengoperasian sumur pompa ini, jenis pompa yang digunakan

pompa tanam vertikal (Submersible Pump). Mesin penggerak untuk

menghidupkan pompa yang digunakan adalah Generating Set. Hal ini

menyebabkan adanya keluhan dari para petani subak dalam hal biaya operasi

mesin pompa yang cukup besar sehingga dalam pemanfaatannya masih ada

kecenderungan enggan mengoperasikan/ menggunakan irigasi air tanah (irigasi

sumur pompa) ini dikarenakan besarnya biaya operasionalnya.

Dibangunnya jaringan irigasi air tanah dengan sumur pompa ini adalah

untuk mensuplesi air permukaan dimana sering terjadinya gagal panen saat musim

kemarau dan agar para petani subak dapat mengairi lahannya untuk penanaman

palawija. Namun, sangat disadari bahwa dalam pengoperasiannya terjadi keluhan

oleh anggota subak akibat mahalnya biaya operasional dan pemeliharaan mesin

genset untuk penggerak pompa untuk tahun awal pengoperasiannya (sutrisno, t.t).

Dari permasalahan diatas maka perlu kiranya dilakukan studi yang

mengkaji mengenai “Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa di

Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apakah irigasi dengan sumur pompa dapat meningkatkan pola tanam di

kecamatan Negara kabupaten Jembrana ?

b. Bagaimana efektivitas pengelolaan penggunaan irigasi sumur pompa pada

sistem subak di kecamatan Negara kabupaten Jembrana ?


6

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji peningkatan pola tanam para petani sehubungan dengan pengelolaan

sumber air untuk irigasi permukaan yang disuplesi dengan air tanah di

kabupaten Jembrana khususnya Kecamatan Negara,

2. Mengkaji efektivitas pengelolaan penggunaan irigasi dengan sumur pompa

pada sistem subak di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui peningkatan pola tata

tanam dan efektivitas pengelolaan penggunaan sumber air tanah dengan sistem

subak di kecamatan Negara. Hubungan pola tata tanam dengan efektivitas

pengelolaan penggunaan sumber air tanah diharapkan nantinya dapat digunakan

sebagai referensi bagi instansi terkait yang menangani pengelolaan sumber daya

air permukaan dan pengembangan irigasi jaringan irgasi air tanah di kecamatan

Negara.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam studi ini adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan untuk irigasi di Kecamatan Negara dengan sumber air permukaan

dan dibantu sumber air tanah,

b. Pengambilan responden hanya berdasarkan wilayah kecamatan Negara, sesuai

dengan masyarakat subak yang memanfaatkan air melalui sumber air

permukaan dan air tanah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA
8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Irigasi
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan

pertanian. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat

dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena

tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan

dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian.

Berdasarkan keputusan menteri No. 32 tahun 2007, Irigasi adalah usaha

penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian

yang meliputi permukaan, rawa, air bawah tanah, pompa dan tambak.

Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (2009), Irigasi

adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuatan bangunan air untuk

menunjang usaha pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan.

2.2. Jenis – Jenis Irigasi


Irigasi sudah dikenal sejak jaman peradaban manusia dulu seperti Mesir,

Mesopotamia, Cina dan lainnya. Pada dasarnya irigasi dilakukan dengan cara

mengalirkan air dari sumbernya (danau/sungai) menuju lahan pertanian. Di era

modern ini sudah berkembang berbagai macam jenis metode irigasi untuk lahan

pertanian.

8
9

2.2.1. Irigasi Air Permukaan


Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan

ketinggian air sekitar 10 - 15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan

merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan

bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air

irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini

dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan

pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih

dulu (http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi#Irigasi_Permukaan) .

2.2.2. Irigasi Air Tanah

Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi No.20

Tahun 2006, irigasi pompa adalah salah satu jenis irigasi, setingkat/sama dengan

irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak. Dengan demikian pengertian

irigasi pompa adalah penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan

pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dengan menggunakan pompa

air tanah.

Selanjutnya Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha

pengambilan air dari bawah permukaan tanah (mengangkat/memindahkan air dari

tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi) dengan menggunakan bantuan

pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi.

Irigasi pompa air tanah ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:
10

a. Kelebihan irigasi pompa air tanah:

- Adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi permukaan

sehingga dapat diharapkan tersedia sepanjang tahun;

- Rencana tata tanam dapat disesuaikan menurut kebutuhan, dengan

mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan tenaga

kerja; dan

- Petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya.

b. Kelemahan irigasi pompa air tanah:

- Diperlukan investasi/ modal yang relatif besar untuk pembangunannya;

- Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga membutuhkan

dukungan tenaga operator yang terampil; dan

- Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar

keberlanjutannya dapat terjaga.

2.2.2.1 Bagian-Bagian Irigasi Sumur Pompa

Bagian-bagian irigasi sumur pompa terdiri:

1. Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, bor (pipa), yang berfungsi untuk

mengumpulnya air dari akuifer;

2. Pompa air tanam (Submersible Pump) dengan mesin penggeraknya (mesin

disel, generator set, listrik dari PLN.);

3. Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai tempat panel

pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan
11

buku catatan kegiatan O & P (Operasional dan Perawatan) pompa dan

fasilitasnya yang terkait;

4. Reservoar, yang berfungsi sebagai bak penenang/ bak penampungan air

sebelum dialirkan ke saluran pembawa;

5. Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran terbuka; dan

6. Bangunan pembagi ke masing-masing box.

2.3. Pola Tanam


Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun

waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola

tanam campuran, yakni beragam tanaman sejenis dalam satu areal tanam. Ada

pula pola tanam bergilir, yakni menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

tanaman pada waktu berbeda diareal yang sama.

Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang

akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang

mempengaruhi pola tanam adalah (Sonia Tambunan dkk, 2011):

a. Ketersediaan air dalam satu tahun

b. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut

c. Jenis tanah setempat

d. Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan

e. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat

Menurut Wirosoedarmo (dalam Tambunan, 2011) penetapan pola tata

tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam
12

adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim

tanam. Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam adalah :

a. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas

b. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik baiknya, sehingga tiap

petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan

Menurut Sumarta (dalam Suputra, 2008), setiap subak mempunyai aturan

(awig – awig) baik tertulis maupun tidak tertulis yang sudah mereka sepakati,

yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan kegiatan subak termasuk tata

cara membagi air yang ada. Misalnya dengan menanam padi secara serempak

pada saat awal musim hujan (KertaMasa), sedangkan pada saat air berkurang/

musim kemarau dilakukan pengaturan jadwal penanaman (Nyorog) atau dengan

sistem bergilir (Kerta Gadon).

Dasar perhitungan penentuan pola dan jadwal tanam biasanya

menggunakan perhitungan sasih mirip dengan bulan dalam sistem penanggalan,

namun penyebutan dan banyaknya hari dari masing – masing bulan berbeda. Yang

menjadi perhatian para petani adalah karakter dari masing – masing sasih secara

umum. Sasih Kedasa (bulan April) sampai Sasih Kapat (bulan Oktober) pada

umumnya langit terang benderang dan tidak banyak hama (April – Oktober).

Sedangkan Sasih Kepitu (bulan Januari) dan Sasih Kaulu (Bulan Pebruari), angin

laut kencang, hama tanaman bermunculan (Suputra, 2008).


13

2.4. Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah

Menurut Hanafi (dalam Suyasa, 2010), proses merencanakan,

mengorganisir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi disebut dengan

pengelolaan atau manajemen.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 77 Tahun 2001

irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian,

yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi

pompa, dan irigasi tambak.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 dan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007 menyebutkan bahwa Pengelolaan

Jaringan Irigasi adalah kegiatan Operasi dan Pemeliharaan serta rehabilitasi

jaringan irigasi di Daerah Irigasi.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008, Bab I, Pasal 1, ayat (7),

Pengelolan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau,

mengevaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah,

dan pengendalian daya rusak air tanah. Pada ayat (12) Peraturan Pemerintah No.

43 Tahun 2008, pengeboran air tanah adalah kegiatan membuat sumur bor air

tanah yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana eksplorasi,

pengambilan, pemakaian dan pengusahaan, pemantauan, atau imbuhan air tanah.

Jadi, dapat didefinisikan bahwa efektivitas pengelolaan irigasi adalah

derajat keberhasilan mencapai tujuan organisasi dalam upaya penyediaan dan

pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air
14

permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak dan juga

menyangkut operasional dan pemeliharaan serta merehabilitasi jaringan irigasi di

suatu Daerah Irigasi.

2.4.1. Prinsip Kerja Jaringan Irigasi Air Tanah

Konsep cekungan air tanah sebagai kesatuan wilayah pengelolaan air

tanah didasarkan pada prinsip terbentuknya air tanah yang utuh dalam satu neraca

air sejak dari daerah imbuhan hingga daerah luahan (lepasan) pada suatu wadah,

yaitu cekungan air tanah.

Berdasarkan konsep ini akan diketahui secara terukur seluruh potensi air

tanah dalam suatu cekungan air tanah, termasuk kemampuan penyediaan air tanah

dari akuifer yang terdapat dalam cekungan tersebut. Dengan melaksanakan

pengelolaan didasarkan pada cekungan air tanah, seluruh kegiatan pengelolaan air

tanah yang meliputi inventarisasi, konservasi, pendayagunaan air tanah, dan

pengendalian daya rusak air tanah mencakup kegiatan pemberdayaan,

pengendalian dan pengawasan air tanah akan dapat direncanakan dan

dilaksanakan dengan baik (http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/pengelolaan-

air-tanah-berdasarkan-peraturan-air-tanah).

Pembuatan jaringan irigasi air tanah dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan air tanaman pada daerah lahan tadah hujan maupun daerah irigasi

permukaan yang tidak mendapat giliran lahannya untuk diairi, sehingga mampu

menjamin ketersediaan air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau.

Pemanfaatan air tanah untuk irigasi tidak akan lepas dari adanya pembuatan
15

sumur-sumur pompa sebagai salah satu sumber air. Untuk perencanaan sumur dan

pengontrolannya dapat dilakukan pengujian sumur dan pengujian akuiter.

Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan sistem saluran tertutup

(perpipaan). Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan box pembagi untuk

disalurkan ke sawah maupun kebun sesuai dengan luasan tiap arealnya melalui

saluran terbuka/saluran kecil. Pemberian air untuk outlet digunakan cara bergilir.

Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang terjadi yang digunakan

untuk menentukan daya pompa untuk pengaliran air irigasi ke outlet - outlet.

2.4.2. Pemanfaatan Air Saling Menunjang

Pemanfaatan air saling menunjang pada dasarnya adalah memanfaatkan

air dalam pengembangan sumber daya air di suatu cekungan untuk mencapai

keuntungan yang optimal dengan melibatkan operasi yang terencana dan

terkoordinasi dari air permukaan dan air tanah untuk memenuhi kebutuhan akan

air dalam kerangka konservasi sumber daya air.

Pemakaian kolam tampungan air permukaan untuk mengatur pergerakan

air, supaya dapat memasok pengambilan air di bagian hilir dan pekerjaan

pengolahan air lainnya, merupakan hal yang biasa dijumpai. Namun ide untuk

menggunakan potensi air tanah untuk tujuan yang sama sangat jarang digunakan.

Oleh karena itu, digunakan kombinasi pemakaian air permukaan dan air

tanah yang saling menunjang agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya

secara ekonomis maupun lingkungan.


16

Dengan mengadopsi pendekatan ini, perbedaan karakter dari air tanah dan

air permukaan dapat dipakai untuk mengoptimasi batas maksimum pemakaian

total sumber air. Sebagai contoh, air permukaan tersedia hanya pada

musim tertentu saja, tetapi biasanya terdapat ketidakpastian waktu dan jumlahnya.

Sebagai tambahan, sifat air permukaan ditentukan oleh banjir yang tidak dapat

ditangkap di tampungan karena terbatasnya kapasitas atau dipakai untuk

ketersediaan air. Sedangkan tampungan air permukaan dapat terisi dengan cepat,

dan kehilangan terjadi karena evaporasi dan rembesan. Sebaliknya, air

tanah biasanya terdapat pada tampungan yang luas dan kuantitas yang banyak,

dengan variasi waktu cenderung sedikit

(http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/penatagunaan).

Menurut Maknoon and Burges, 1978 (dalam

http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/penatagunaan) pendekatan penggunaan

saling menunjang untuk ketersediaan air bertujuan untuk menggabungkan

penggunaan air permukaan dan air tanah pada suatu daerah sehingga didapat batas

optimum pemakaian air, dengan memberikan manfaat sebesar-besarnya secara

ekonomis maupun lingkungan. Saat permintaan air semakin naik sampai ke batas

paling maksimal, strategi penggunaan saling menunjang akan menjadi sangat

menarik.

Keterlibatan subak akan menjamin keberlanjutan sistem irigasi air tanah,

karena aktivitas subak didasarkan pada tiga aspek yang menjiwai perilaku

anggotanya, yakni aspek sosial, teknis, dan karakter budaya yang melekat pada

kepercayaan Hindu yakni Tri Hita Karana. Tri Hita Karana terdiri dari
17

parhyangan yang berhubungan dengan sub-kultur kepercayaan, pawongan

berkaitan dengan kultur sosial masyarakat lokal dan karakter lokal yang

spesifik, dan palemahan berhubungan dengan hal – hal teknis. Konsep inilah yang

mendasari operasi dan pemeliharaan dari lembaga subak air tanah yang saat ini

sudah/ sedang dalam pembentukan (Soetrisno, t.t). Adapun konsep dari operasi

subak air tanah berbasis Tri Hita Karana adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Konsep operasi subak air tanah berbasis Tri Hita Karana

2.4.3. Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa

Menurut Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 mengenai

kelembagaan pengelolaan irigasi, pasal 7 ayat 1 menjelaskan bahwa Lembaga

pengelola irigasi meliputi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, perkumpulan

petani pemakai air atau pihak lain yang kegiatannya berkaitan dengan pengelolaan

irigasi sesuai dengan kewenangannya dalam perencanaan, pembangunan, operasi

dan pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan, dan pembiayaan jaringan irigasi.


18

Petani pemakai air dapat membentuk perkumpulan petani pemakai air sampai

tingkat daerah irigasi sebagai lembaga yang berwenang untuk mengatur

pengelolaan daerah irigasi sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dalam hal ini

perkumpulan petani pemakai air dengan menggunakan sumur pompa disebut

dengan Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa (KP2SP).

Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa (KP2SP) dibentuk pada

umumnya didaerah pengembangan air tanah dan juga pada daerah yang potensi air

permukaannya kurang, juga pada daerah dengan curah hujan rendah seperti pada

umumnya dikawasan timur Indonesia. Kelembagaan KP2SP pada prinsipnya

hamper sama dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) permukaan, hanya

ketergantungan pasokan airnya mengandalkan pada bekerjanya mesin pompa,

disamping itu luas areal sawah yang diari (oncoran) relatif terbatas (Puslitbang

Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan Kementerian PU, 2011).

2.5. Sumber Daya Manusia Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi

Sumur Pompa

Untuk meningkatkan kinerja subak diperlukan kemampuan personil dalam

mengelola dan memanfaatkan potensi, fasilitas jaringan irigasi air tanah,

pemahaman akan proses tata kelola penggunaan air dan meningkatkankemampuan

anggota subak terhadap intensitas tanam guna meningkatkan hasil produksi

pertanian.

Perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masing – masing

anggota masyarakat akan menimbulkan perbedaan pandangan dan kesadaran


19

mengenai kebutuhan teknologi sebagai sarana menuju perbaikan kehidupan dalam

mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari – hari. Suatu masyarakat

dengan tingkat pengetahuan yang tinggi biasanya dibarengi dengan kesadaran

akan kebutuhan hidup yang lebih tinggi pula. Dengan adanya kesadaran akan

kebutuhan tuntutan hidup yang tinggi (lebih baik), timbul kesadaran akan

pentingnya suatu teknologi yang dapat menciptakan perbaikan dalam kehidupan.

Dengan demikian, suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan

lebih mudah menyerap suatu teknologi yang diperkenalkan (Dikti 1990: 23).

Untuk itu, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ada beberapa

aspek yang perlu ditumbuhkan : 1) adanya pengetahuan teknis, 2) penciptaan

peluang-peluang beragribisnis, 3) juga aspek-aspek administrasi (Sedana 2003,

dalam Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi). Program pendidikan

dan pelatihan bagi para petani, khususnya pengurus subak perlu dilakukan

terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan

keterampilan dalam berbagai bidang seperti operasi dan pemeliharaan jaringan

irigasi.

2.6. Organisasi Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa

Organisasi subak merupakan petani pemakai air yang bersifat religius dan

berkembang terus sebagi organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air

untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah yang telah

disepakati dan terlibat langsung dalam pengelolaan jaringan irigasi air tanah.
20

2.7. Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya

Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa

Dalam meningkatkan perekonomian daerah setempat, operasional dan

pemeliharaan pompa, genset dan kelengkapannya sangat berpengaruh untuk

mencapai keberhasilan peningkatan pola tanam. Kapasitas pompa yang

digunakan, pemanfaatan mesin penggerak, pola pengaturan air, lama

pemompaan, penggunaan air secara bergilir merupakan hal penunjang

keberhasilan pertanian dengan menggunakan sumur pompa.

2.8. Pendanaan Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa

Untuk keberlangsungan kegiatan pertanian, maka petani yang masuk

dalam organisasi subak harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang cukup,

anggota subak harus memiliki kemampuan yang baik dalam menggalang dana

bagi kebutuhan kegiatan subak, dalam meningkatkan kesejahteraan petani,

pemerintah memfasilitasi adanya wadah ekonomi bagi kepentingan anggota

subak.

2.9. Efektivitas Pengelolaan Irigasi

Untuk mengukur efektivitas subak, teori yang digunakan adalah Devas

(1989), yang menyatakan bahwa efektivitas adalah hubungan antara output dan

tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output,

kebijakan dan prosedur dari organisasi.

Menurut Komaruddin (dalam Suyasa, 2010) mendefinisikan efektivitas


21

sebagai berikut:”Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat

keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan terlebih dahulu”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

”Efektivitas adalah pencapaian sasaran yang berkaitan dengan tujuan yang telah

ditetapkan”.

Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi

pada sektor publik sehingga kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut

mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan

masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan.

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-

tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan

pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai

pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang

sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Menurut Supranto (dalam Suyasa, 2010), dalam perhitungan efektivitas

digunakan skor (skala Likert), apabila skor semakin besar dapat dikatakan

bahwa pengelolaan semakin efektif, demikian pula sebaliknya semakin kecil

skor hasilnya menunjukkan pengelolaan semakin tidak efektif. (Supranto, 2003)

Menurut pengukuran efektivitas merupakan salah satu indikator kinerja

bagi pelaksanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan untuk menyajikan

informasi tentang seberapa besar pencapaian sasaran atas target.

Menurut Cambel J. P (dalam Suyasa, 2010), pengukuran efektivitas secara


22

umum dan yang paling menonjol adalah :

a. Keberhasilan program

b. Keberhasilan sasaran

c. Kepuasan terhadap program

d. Tingkat input dan output

e. Pencapaian tujuan menyeluruh

Dari pengukuran efektivitas tersebut, dapat dilakukan beberapa

pendekatan dalam pengukuran efektivitas, antara lain :

1. Pendekatan sasaran (Goal Approach)

Menurut Price (dalam Suyasa, 2010) pendekatan ini mencoba mengukur

sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi

sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam

mencapai sasaran tersebut.

Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan

pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal

berdasarakan sasaran resmi “Official Goal” dengan memperhatikan

permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap

aspek output yaitu dengan mengukur keberhasilan program dalam mencapai

tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba

mengukur sejauh mana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran

yang hendak dicapai.

2. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)


23

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu

lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya.

Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga

memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi efektif.

Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu

lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang

merata dalam lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-

sumber yang terdapat pada lingkungan seringkai bersifat langka dan bernilai

tinggi.

3. Pendekatan Proses (Internal Process Approach)

Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan

dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal

berjalan dengan lancer dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan

secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan

memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber

yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan

lembaga.
BAB III

METODE
PENELITIAN
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pola tata

tanam serta efektivitas pengelolaan air tanah untuk kebutuhan irigasi subak di

Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana dengan metode Deskriptif Kualitatif

yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis. Alur

pemikiran yang logis dan sistematis diharapkan dapat mencapai sasaran penelitian

yang ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini dimulai dari data sekunder berupa

data subak. Sumber air berupa sumur bor dan kebijakan pemerintah selanjutnya

dilakukan dengan pencarian data primer berupa kuisioner dari masing - masing

subak, baik kecukupan airnya, jaringan irigasi air tanah, organisasi dan

kepemilikan lahan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola

tanam dan efektivitas pengelolaan air.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada daerah lahan pertanian pemakai sumur

pompa maupun air permukaan di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.

24
25

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi dan Sampel

Menurut Sugitono (dalam Suyasa, 2010), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Menurut Mustafa (dalam Suyasa, 2010), populasi adalah

keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.

Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari

populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat

digeneralisasikan pada populasi.

Populasi sasaran dalam penelitian ini terdiri dari unsur organisasi subak

yang terdapat di kecamatan Negara yang memanfaatkan air permukaan yang

mendapat suplesi dari air tanah (sumur pompa).

3.3.2 Ukuran Sampel

Terkait dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas

pengelolaan air tanah dalam memenuhi kebutuhan air irigasi permukaan di

Kecamatan Negara, maka sampel diambil dari unsur organisasi subak. Selain data

primer tersebut data-data pendukung berupa data sekunder seperti data peraturan-

peraturan dan kebijakan tentang subak dan pengelolaan sumber daya air yang

diperlukan, akan dikumpulkan dari instansi teknis terkait dengan kepustakaan.

Teknik pengambilan sampel dari unsur organisasi subak yaitu organisasi

subak yang memanfaatkan air tanah dan air permukaan dilakukan dengan teknik
26

purposive sampling. Teknik Pengambilan sampel dengan metode purposive

sampling juga disebut judgmental sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang

pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel. Oleh karenanya agar

tidak sangat subjektif, peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu

mengenai sampel dimaksud (tentu juga populasinya) agar benar-benar bisa

mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian

(memperoleh data yang akurat) (http://portal-

statistik.blogspot.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html).

3.3.3 Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka seperti: luas daerah

layanan, jumlah subak dan jumlah anggota subak

2) Data kualitatif yaitu data yang berupa pernyataan responden dan

pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuisioner

b. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan teknik

Brain Storming, wawancara dan diskusi dengan pihak responden yang

terlibat dalam pengelolaan jaringan irigasi. Selanjutnya diadakan

penyebaran kuesioner dengan dipandu pada saat pengisiannya,

sehingga diperoleh penilaian dari responden terhadap efektivitas


27

pengelolaan jaringan irigasi, pola tanam dan pengelolaan sumber air

untuk kebutuhan irigasi.

2) Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari pihak lain atau dari laporan-laporan dan

penelitian yang telah ada, dan yang ada relevansinya dengan masalah

yang dibahas, data sumur bor yang ada di kecamatan Negara, jumlah

subak yang ada di kecamatan Negara, serta data dari beberapa instansi

pemerintah terkait antara lain Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Kantor

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten.

3.3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuisioner/ angket

Dalam pengumpulan data dipergunakan daftar kuisioner yang disebar

kepada seluruh responden dengan tujuan memperoleh data tentang

Sumber Daya Manusia, Organisasi Subak, pendanaan, sarana dan

prasarana.

2. Observasi

Observasi langsung yaitu dengan pengamatan langsung ke lapangan

untuk mengetahui secara langsung mengenai berbagai hal yang

berkaitan dengan Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur

Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam di Kecamatan Negara,

Kabupaten Jembrana.
28

3.4 Identifikasi Variabel

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka

variabel dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel bebas (variabel Independen) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (variabel devenden).

b. Variabel terikat (variabel devenden) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengelolaan irigasi dan

menurut PP No. 20 / 2006 untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan irigasi

yang efisien dan efektif serta dapat memberikan manfaat sebesar – besarnya

kepada masyarakat petani, pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan

mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah secara terpadu.

Maka perlu kiranya dilakukan identifikasi variabel terikat (Dependent Variable)

yaitu efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa maupun variabel bebas

(Independent Variable) yaitu : 1) Sumber Daya Manusia, 2) Organisasi, 3)

Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya, 4)

Pendanaan.

Identifikasi terhadap variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Guna Meningkatkan

Pola Tanam

a) Pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas

Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak


29

b) Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan

pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah

c) Pemanfaatan air tanah (sumur bor) dalam memenuhi kebutuhan

irigasi

d) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan

anggota subak

e) Kebutuhan bahan bakar genset untuk mengairi lahan

f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan

irigasi air tanah

g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan

kerusakan pada genset dan pompa

h) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana

i) Kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya

sumur pompa

j) Pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam

pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa

k) Kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa dengan

adanya sumur pompa

2. Sumber Daya Manusia

a) Tingkat pendidikan,

b) Tingkat pengetahuan dan keterampilan bidang operasi dan

pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi sumur pompa,


30

c) Kemampuan personal dalam memanfaatkan potensi

d) Penunjang organisasi dan personalia (gaji operasional pompa,

honor pengurusan) P3A.

3. Organisasi Subak meliputi :

a) Kelengkapan unsur organisasi subak

b) Kelengkapan tupoksi masing-masing unsur organisasi subak

c) Efektifitas koordinasi antar unsur subak

d) Efektifitas koordinasi subak dengan unsur pemerintah

e) Ikut aktif dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan irigasi

sumur pompa

4. Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya :

a) Kapasitas pompa yang dipakai dengan ketersediaan air

b) Pemanfaatan Mesin penggerak pompa (Genset)

c) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan

anggota subak

d) Lamanya pemompaan air untuk mengairi lahan anggota subak

e) Kebutuhan bahan bakar mesin penggerak (Genset) untuk

menaikkan air dan mengairi lahan

f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan

irigasi air tanah

g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan

kerusakan pada genset dan pompa


31

5. Pendanaan

a) Ketersediaan sumber-sumber pendanaan

b) Kecukupan anggaran dalam operasional sarana dan prasarana

c) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana

d) Iuran pembelian air masing – masing anggota subak

e) Biaya pengadaan pompa dan mesin baru setelah umur ekonomis

habis

3.4.1 Definisi Operasional Variabel

Secara lebih jelas, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dirinci

sesuai dengan masalah yang dikaji adalah sebagai berikut :

3.4.1.1. Variabel Terikat (Dependen Variable)

1. Efektifitas diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian

tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat

selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut

adalah benar atau efektif.

2. Pengelolaan atau manajemen adalah suatu metode atau teknik atau proses

untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara sistematik dan efektif melalui

perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan

(Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan menggunakan sumber daya

yang ada secara efisien.


32

Mengacu pada definisi operasional variabel, berikut dirumuskan kisi-

kisi instrument penelitian dengan deskripsi yang menekankan pada efektivitas

pengelolaan irigasi, dengan operasional variabel penelitian sebagai berikut:

Adapun indikator yang dinilai dalam pencapaian efektivitas pengelolaan

sumur bor guna meningkatkan pola tanam adalah sebagai berikut :

a) Pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan

Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak

b) Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan

sistem jaringan irigasi air tanah

c) Pemanfaatan air tanah (sumur bor) dalam memenuhi kebutuhan irigasi

d) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak

e) Kebutuhan bahan bakar genset untuk mengairi lahan

f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air

tanah

g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada

genset dan pompa

h) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana

i) Kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya sumur

pompa

j) Pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam pemilihan pola

tanam dengan adanya sumur pompa

k) Kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa


33

3.4.1.2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas ini diambil berdasarkan penelitian terdahulu sebagai

acuan dan dikembangkan oleh penulis sesuai dengan tinjauan dilapangan.

3.4.1.2.1 Variabel Sumber Daya Manusia

Untuk meningkatkan kinerja subak, perlu adanya kemampuan personil

dalam memanfaatkan potensi, anggota subak mampu memanfaatkan secara

optimal fasilitas jaringan irigasi permukaan maupun air tanah, memiliki

pemahaman yang memadai terhadap proses tata kelola penggunaan air dan

meningkatkan kemampuan anggota subak terhadap intensitas tanam, guna

meningkatkan hasil produksi pertanian. Indikator yang dinilai adalah:

a. Kemampuan pemanfaatan potensi pada masing – masing anggota subak

b. Pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan

Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak

c. Pemahaman anggota subak dalam memanfaatkan sumur pompa

d. Sarana dan prasarana untuk menunjang organisasi dan personalia (gaji

operator pompa)

3.4.1.2.2 Variabel Organisasi Subak

Organisasi subak merupakan petani pemakai air yang bersifat religius

dan berkembang terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang

pengaturan air untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah yang

telah disepakati dan terlibat langsung dalam operasi dan pemeliharaan jaringan
34

irigasi, dan susunan organisasi subak sudah mempunyai tugas sesuai dengan

tupoksi masing-masing. Organisasi subak pada dasarnya adalah satu organisasi

kemasyarakatan yang bersifat tradisional yang dibuat untuk mengatur air dari

sumbernya untuk mengairi satu daerah pertanian (Norken, 2004). Indikator yang

dinilai adalah :

a. Kelengkapan unsur organisasi subak

b. Koordinasi pendistribusian air antar anggota subak pemilik lahan

c. Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan

sistem jaringan irigasi air tanah

d. Koordinasi antara unsur subak dengan pemerintah

e. Keterlibatan anggota dalam pengelolaan dan perbaikan fisik jaringan irigasi

air tanah

3.4.1.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya

Dalam meningkatkan perekonomian daerah setempat, operasional dan

pemeliharaan pompa, genset dan kelengkapannya sangat berpengaruh untuk

mencapai keberhasilan peningkatan pola tanam. Indikator yang ditinjau dalam

dalam hal ini antara lain :

a) Kapasitas pompa yang dipakai dengan air yang dihasilkan hingga mencapai

lahan pertanian terjauh

b) Pemanfaatan mesin penggerak pompa (Genset)

c) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak

d) Lamanya pemompaan air untuk mengairi lahan anggota subak


35

e) Kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan air dan mengairi lahan

f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air

tanah

g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada

genset dan pompa

3.4.1.2.4 Pendanaan

Untuk keberlangsungan operasional organisasi, subak harus memiliki

sumber-sumber pendanaan yang cukup, anggota subak harus memiliki

kemampuan yang baik dalam menggalang dana bagi kebutuhan kegiatan subak,

dalam meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah memfasilitasi adanya

wadah ekonomi bagi kepentingan anggota. Indikator yang dinilai adalah :

a) Ketersediaan sumber-sumber pendanaan

b) Kecukupan anggaran dalam operasional organisasi

c) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana

d) Iuran pembelian air untuk masing – masing anggota subak

e) Biaya pengadaan pompa dan genset baru setelah umur ekonomis habis

3.4.2 Skala Pengukuran

Parameter yang diteliti dalam penulisan ini adalah efektivitas pengelolaan

Irigasi sumur pompa guna meningkatkan pola tanam, dalam hal ini efektivitas

pelayanannya diukur dari pencapaian layanan jaringan terhadap tingkat intensitas

tanam yang diinginkan. Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini
36

adalah Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan

menggunakan Skala Likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian

variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya

indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat

item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh

responden. Bentuk kuesioner ini adalah semi tertutup yaitu sebagian berupa

pertanyaan tertutup yang jawabannya harus dipilih responden berdasarkan pilihan

yang disediakan. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat penilaian

responden petani dalam pengelolaan air tanah dengan sistem subak berupa metode

scoring data menurut Likert yang berupa skala ordinal, menyangkut skala 1

sampai dengan 5 yaitu:

a. Sangat efektif =5

b. Efektif =4

c. Cukup efektif =3

d. Tidak efektif =2

e. Sangat tidak efektif =1

3.5 Uji Instrumen Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Lerbin R (dalam Suyasa, 2010) menjelaskan bahwa validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur, sebuah

instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
37

diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga

korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah

setiap skor butir, dengan rumus Pearson Moment adalah :

n XiYi    Xi  Yi 



r hitung
n.  Xi 2

  Xi  . n.  Yi 2   Yi 
2 2

Dimana :

rhitung
= Koefisien korelasi

 Xi = Jumlah skor item

 Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden
r n2
Selanjutnya, dihitung dengan Uji-t dengan rumus : t hitung 
1 r2
Dimana :

t = Nilai t hitung

r rhiutng
= Koefisien korelasi hasil

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk

= n-2) Kaedah Keputusan : jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t

hitung < t tabel berarti tidak valid.

Menurut Umar (2004 : 127) validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai

suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang

diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang


38

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Menurut Sudarmanto (2005 : 84) validitas dapat dilakukan dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan skor total seluruh item

pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila r = 0,3.

Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan atau pernyataan

dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi > 0,3. Apabila korelasi antara

butir skor dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan atau pernyataan

dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid

Untuk menghitung tingkat validitasnya dilakukan dengan menggunakan

alat bantu program SPSS 19 for windows, sehingga dapat diketahui nilai dari

kuesioner pada setiap variabel bebas. Suatu instrument dikatakan valid apabila

memiliki korelasi antara butir dengan skor total dalam instrumen tersebut lebih

besar dari 0,300 dengan tingkat kesalahan 5 persen.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Selanjutnya terhadap skor jawaban tiap item dilakukan uji reliabilitas

dengan tujuan menunjukkan sejauh mana pengukuran itu memberikan hasil yang

relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang

sama mengenai kemantapan, keandalan/stabilitas dan keadaan tidak berubah

dalam waktu pengamatan pertama dan selanjutnya. Menurut Umar (2004 : 126)

reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan

oleh instrumen pengukuran dimana pengujiannya dapat dilakukan secara internal,

yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir- butir yang ada. Menurut
39

Nunnaly dalam Ghozali (2006 : 42) Variabel dikatakan reliable jika nilai

Cronbach Alpha > 0,6.

Uji reliabel dilakukan secara eksternal dengan test-retest yaitu dengan cara

mencobakan instrument yang sama dua kali pada responden yang sama dalam

waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan

pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien positif dan signifikan maka

instrument tersebut dinyatakan reliable. Pengukuran reliabilitas instrument dalam

penelitian ini menggunakan SPSS for windows dilihat dari koefisien Alfa

Cronbach. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas

yang dapat diterima adalah 0,60. hal ini dapat dikatakan reliabel.

3.5.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati

normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistic

Kolmogorov – Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan K-S yang tersedia dalam

program SPSS 17.00 For Windows. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah

dengan membandingkan Antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat

alpha yang digunakan, dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila

sig > alpha (Ghozali, 2006:115).


40

3.5.4 Uji Heterokesdasitas

Uji heteokesdasitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi

terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendetksi ada atau tidaknya heterokesdasitas

diguanakn metode Glejser. Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai

absolute ei dengan varian bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang

berpengaruh signifikan terhadap variable terikat (nilai absolute ei) maka tidak ada

heteroksedasitas (Ghozali, 2006:108).

3.5.5 Uji Multikolinieritas

Menurut Sudarmanto (2005:136) uji multikolinieritas dimaksudkan untuk

membuktikan atau menguji ada atau tidaknya hubungan yang linier

(multikolinieritas) Antara variabel bebas (Independen) satu dengan variabel bebas

lain. Menurut Nugroho (2005:58) sebagai pedoman untuk mengetahui antara

variabel bebas satu dengan variabel bebas lain tidak terjadi multikolinieritas jika

mempunyai VIF (Varian Inflatation Factor) kurang dari 10 dan angka Tolerance

lebih dari 0,1.

3.6 Teknik Analisa Data

3.6.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik

responden dan mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian yaitu 1)

Sumber Daya Manusia, 2) Organisasi, 3) Operasional dan Pemeliharaan Genset,

Pompa dan Kelengkapannya, 4) Pendanaan.


41

Agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan maka hendaknya melalui suatu alur pemikiran yang logis dan

sistematis. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

3.6.2 Analisis Signifikasi Koefisien Regresi

Untuk mengetahui diterima atau tidaknya variabel yang diajukan, dapat

dilakukan dengan uji signifikansi koefisien regresi.

3.6.2.1 Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara simultan

Untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat, langkah-langkah pengujiannya dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis

 0 : 1   2   3   4   5   6  0

Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari seluruh

variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y).

Hi : Minimal salah satu dari  i  0 dimana i = (1,2,........,5,6)

Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari seluruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Menentukan taraf nyata yaitu α = 0.05

3. Statistik uji dan daerah kritis seperti gambar 3.1


42

f(2)

2 tabel

Sumber: Nata Wirawan, 2002


Gambar 3.1 Pengujian Variabel Pengaruh Simultan

4. Menghitung statistik uji berdasarkan initial -2 log Likehood rasio (χ2) (Imam

Ghozali,2005)

5. Menarik kesimpulan/keputusan pengujian

3.6.2.2 Uji signifikansi koefisien regresi secara parsial

Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel

bebas secara parsial (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikatnya (Y),

digunakan uji t.

Langkah- langkah pengujian berikut ini dilakukan menguji satu per satu

variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan

pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya, dan pedanaan) terhadap

variabel terikat (efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa) (Nata

Wirawan,2002).

1. Merumuskan hipotesis

H0 : βi = 0

Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat dimana (i=1,2,3,4,5,6)


43

Hi : βi > 0

Artinya ada pengaruh positif yang signifikan secara parsial dari masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Menentukan nilai t tabel tingkat signifikan α = 0.05 dengan derajat kebebasan

dk = n-k dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel

(Sugiyono, 2004).

3. Statistik Uji dan Daerah Kritis

Statistik uji dan daerah kritis disesuikan dengan arah pengujian hipotesis yang

dipergunakan (uji satu sisi kiri atau uji sisi kanan). Bila pengujiannya

menggunakan uji satu sisi kanan maka dapat dgambarkan seperti

Daerah
Daerah Penolakan H0

Penerimaan H0

0 t tabel
Sumber: Nata Wirawan,2002

Gambar 3.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial

4. Menghitung statistik uji

Nilai statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh parsial variabel bebas

terhadap variabel terikat adalah Wald statistik. Nilai statistik Wald koefisien

regresi sebuah variabel bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut (Imam

Ghozali,2005).

Wald = (/s.e )2


44

Nilai statitik Wald adalah nilai kuadrat dari statistik t hitung Selanjutnya nilai t

hitung dapat dicari dengan rumus berikut.

t  Waldstatistic

5. Menarik kesimpulan / mengambil keputusan pengujian

a. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya variabel bebas yang diuji secara

parsial mempunyai pengaruh yang bermakna atau signifikan terhadap variabel

terikat.

b. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya variabel bebas yang diuji

secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang bermakna atau signifikan terhadap

variabel terikat.
45

Ide

Ide
Latar Belakang dan Permasalahan

Kajian Pustaka

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer


- Data Sumur Bor - Hasil Quisioner
- Jumlah Anggota Subak
- Peraturan Mengenai Jaringan
Irigasi Air anah

Tabulasi Data
Uji Valididitas Instrumen
Uji Reliabilitas Instrumen
Analisa Deskriptif
dan Kualitatif

Interprestasi Hasil Analisa

Pembahasan

Simpulan dan Saran

Gambar 3.3 Kerangka Penelitian


BAB IV

HASIL DAN
PEMBAHASAN
46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Daerah Jembrana bagian tengah dan barat merupakan daerah yang

mengalami keterbatasan air permukaan, maka dari itu warga subak mengusulkan

pemanfaatan air tanah untuk menunjang kegiatan pertaniannya sehingga dapat

bercocok tanam sepanjang tahun. Kecamatan Negara terdiri dari 20 (Dua Puluh)

desa, berdasarkan usulan subak dan data sumur bor PPK Pendayagunaan Air

Tanah SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Bali – Penida terdapat

beberapa desa yang lahan pertaniannya mendapat suplesi dari sumur pompa

Antara lain desa Baler Bale Agung, Baluk, Banyu Biru, Kaliakah dan Tegal

Badeng.

4.1.1 Subak – Subak yang Menjadi Lokasi Penelitian

Jaringan irigasi air tanah yaitu jaringan irigasi yang merupakan bagian dari

suatu daerah irigasi. Lahan pertanian pada jaringan irigasi air tanah adalah lahan

yang saat musim kemarau tidak dapat dialiri oleh air permukaan dan lahan yang

tidak bisa dialiri oleh air permukaan sama sekali. Adapun subak yang

memanfaatkan sumur pompa di kecamatan Negara kabupaten Jembrana antara

lain:

46
47

Tabel 4.1 Subak dengan suplesi sumur pompa di kecamatan Negara Kab.
Jembrana

No Kode Sumur Desa Nama Subak Keterangan


Baler Bale
1 BBA. 110 Subak Tegal Wangi
Agung
2 T. 60 Baluk Subak Jati
3 T. 61 Baluk Subak Baluk Rening
4 T. 62 Baluk Subak Rening
5 JW. 12 Baluk Subak Kali Kembar
6 JW. 22 Baluk Subak Abian Batu Sari
7 JW. 23 Baluk Subak Dharma Sato Nadi
8 KLH. 84 Baluk Subak Pangkung Liplip
9 KLH. 85 Baluk Subak Tegal Jati
10 BBR. 86 Banyubiru Subak Yeh Anakan
11 T. 63 Kaliakah Subak Abian Carang Sari
12 T. 68 Kaliakah Subak Kaliakah
13 T. 69 Kaliakah Subak Peh
14 T. 32 Tegal Badeng Subak Tirta Wadi
15 T. 35 Tegal Badeng Subak Tirta Wadi
16 T. 36 Tegal Badeng Subak Tirta Wadi
17 T. 38 Tegal Badeng Subak Abian Mekar Sari
18 T. 39 Tegal Badeng Subak Kudewa
19 T. 40 Tegal Badeng Subak Pemaket Awen
20 T. 41 Tegal Badeng Subak Pemaket Awen
Subak Pemaket Awen
21 T. 48 Tegal Badeng
Barat
Subak Pemaket Awen
22 T. 49 Tegal Badeng
Timur
Sumber: PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT Pelaksanaan Jaringan PemanfaatanAir
Bali - Penida
48

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian


49

Gambar 4.2 Skema Jaringan Irigasi Air Tanah


50

4.2 Uji Validitas dan Realibilitas

Instrumen utama yang dipergunakan dalam pengumpulan data dan

informasi guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

kuisioner. Uji Validitas dan Realibilias ini dilakukan guna mengetahui validitas,

keakuratan data, dan dapat merepresentasikan komunitas yang ditinjau. Sehingga

data kuisioner yang telah disebar diuji validitas dan realibilitasnya dengan

menggunakan program SPSS Versi 17.0.

4.2.1 Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya

validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Tabel 4.2 Hasil uji validitas


Koefisien
No Variabel Keterangan
Korelasi
Efektivitas Pengelolaan
1 Irigasi Dengan Sumur 0.773 - 0.942 Valid
Pompa
2 Sumber Daya Manusia 0.854 - 0.942 Valid
3 Organisasi Subak 0.849 - 0.849 Valid
Operasional dan
4 0.781 - 0.930 Valid
Pemeliharaan
5 Pendanaan 0.791 - 0.917 Valid
Sumber: Hasil analisis

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada masing

– masing variabel memiliki koefisien korelasi > 0,3. Jadi dapat disimpulkan
51

bahwa seluruh butir pertanyaan dalam penelitian telah memenuhi syarat validitas

data.

4.2.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Data yang reliabel diperoleh dari hasil

pengukuran suatu alat yang mampu menunjukkan adanya konsistensi atas hasil –

hasilnya ketika mengukur gejala yang sama. Suatu instrumen yang reliabel adalah

jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6. Hasil uji realibiitas disajikan pada

Tabel 4.34 dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil uji reabilitas


No Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Efektivitas Pengelolaan Irigasi
1 0.972 Reliabel
Dengan Sumur Pompa
2 Sumber Daya Manusia 0.906 Reliabel
3 Organisasi Subak 0.945 Reliabel
4 Operasional dan Pemeliharaan 0.939 Reliabel
5 Pendanaan 0.914 Reliabel
Sumber: Hasil analisis

4.3 Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Analisis variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak,

operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan) ini dilakukan dengan

menggunakan model uji regresi linear berganda. Sebelum menguji dan

menganalisis data, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini

digunakan agar model regresi dapat dijadikan alat estimasi jika telah memenuhi
52

persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimation) yakni tidak terdapat

multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan data berdistribusi normal.

Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut.

4.3.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukankan untuk mengetahui apakah ada

hubungan linier diantara variabel – variabel bebas dalam model regresi. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel – variabel

bebasnya.

Tabel 4.4 Hasil uji multikolinieritas


Collinerity Statistics
No Variabel Keterangan
Tolerance Nilai VIF

1 Sumber Daya Manusia 0.528 1.894 Memenuhi


2 Organisasi Subak 0.651 1.535 Memenuhi
Operasional dan
3 0.573 1.746 Memenuhi
Pemeliharaan
4 Pendanaan 0.572 1.750 Memenuhi

Sumber: Hasil analisis

Berdasarkan hasil regresi di atas maka nilai VIF (variance inflation

factor) untuk sumber daya manusia (X1), organisasi subak (X2), operasional dan

pemeliharaan (X3), pendanaan (X4) lebih kecil dari 10 begitu pula dengan nilai

tolerance yang lebih besar dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa model uji

memenuhi asumsi multikolinearitas


53

4.3.2 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan menggunakan uji One - Sample Kolmogorov Smirnov.

Berdasarkan Tabel 4.36 hasil uji menunjukkan nilai Kolgomorov-Smirnov Z

sebesar 0,472 dengan Asymp. Sig. sebesar 0,979. Karena nilai Asymp. Sig. lebih

besar dari alpha ( = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model uji regresi

linear berganda telah memenuhi asumsi normalitas data.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.87223003
Most Extreme Differences Absolute 0.058
Positive 0.058
Negative -0.052
Kolmogorov-Smirnov Z 0.472
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.979
Sumber: Hasil analisis

4.3.3 Uji Heterokesdasitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui variasi variabel tidak

sama untuk semua pengamatan. Model Glejser digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya heterokedastisitas digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas tersaji

dalam Tabel berikut.


54

Tabel 4.6 Hasil uji Heterokesdasitas

No Variabel t Sig. Keterangan


1 Sumber daya manusia 0.599 0.552 Memenuhi
2 Organisasi subak 0.420 0.676 Memenuhi
3 Operasional dan pemeliharaan 0.159 0.874 Memenuhi
4 Pendanaan 0.400 0.691 Memenuhi
Sumber: Hasil analisis

Berdasarkan Tabel hasil uji heterokesdatisitas diketahui bahwa variabel

bebas mempunyai nilai signifikasi lebih besar dari alpha ( = 0,05). Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model

regresi dalam penelitian ini.

4.3.4 Hasil Penelitian

4.3.4.1 Analisis Statistik Data Penelitian

Analisis statistik terhadap variabel tersaji dalam tabel- tabel berikut :

4.3.4.1.1 Analisis Statistik Variabel Sumber Daya Manusia

Analisis statistik variabel sumber daya manusia merupakan tinjauan

variabel bebas mengenai kinerja subak berdasarkan kemampuan personil dalam

memanfaatkan fasilitas jaringan irigasi permukaan maupun air tanah, memiliki

pemahaman yang memadai terhadap proses tata kelola penggunaan air dan

meningkatkan kemampuan anggota subak terhadap intensitas tanam, guna

meningkatkan hasil produksi pertanian.


55

Tabel 4.7 Analisis deskriptif variabel sumber daya manusia

X1.1 X1.2 X1.3 .4


N Valid 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0

Mean 4.2121 4.1061 4.2424 4.0758


Mode 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation .98473 1.06884 .89547 .89975
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 278.00 271.00 280.00 269.00
Sumber : Hasil analisis

Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel


sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Deskripsi Data Penelitian X1.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 11 16.7 16.7 24.2
4.00 15 22.7 22.7 47.0
5.00 35 53.0 53.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari Tabel 4.8 diatas, untuk indikator tingkat pendidikan, dari 66

responden, 53,0% menyatakan sangat efektif, 22,7% menyatakan efektif, 16,7%

menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif untuk

pertanyaan kemampuan pemanfaatan potensi pada masing – masing anggota

subak mampu meningkatkan kinerja subak dalam memanfaatkan fasilitas jaringan

irigasi air tanah.


56

60,00% 53,00%
50,00%
40,00%
30,00% 22,70%
16,70%
20,00%
7,60%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.3 Deskripsi Indikator Variabel X1.1 Sumber Daya Manusia

Tabel 4.9 Deskripsi Data Penelitian X1.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 10 15.2 15.2 27.3
4.00 15 22.7 22.7 50.0
5.00 33 50.0 50.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

Sumber : Hasil analisis

Dari Tabel 4.9 diatas, untuk indikator tingkat pengetahuan dan

keterampilan bidang operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi sumur

pompa, dari 66 responden, 50,0% menyatakan sangat efektif, 22,7% menyatakan

efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan tidak

efektif mengenai pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas

jaringan irigasi air tanah oleh para anggota subak.


57

60,00% 50,00%
50,00%
40,00%
30,00% 22,70%
20,00% 15,20% 12,10%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.4 Deskripsi Indikator Variabel X1.2 Sumber Daya Manusia

Tabel 4.10 Deskripsi Data Penelitian X1.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 2 3.0 3.0 3.0
3.00 14 21.2 21.2 24.2
4.00 16 24.2 24.2 48.5
5.00 34 51.5 51.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari Tabel 4.10 diatas, untuk indikator kemampuan personal dalam

memanfaatkan potensi, dari 66 responden, 51,5% menyatakan sangat efektif,

24,2% menyatakan efektif, 21,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 3,0%

menyatakan tidak efektif mengenai pemahaman anggota subak dalam

memanfaatkan sumur pompa.


58

60,00% 51,50%
50,00%
40,00%
30,00% 24,20% 21,20%
20,00%
10,00% 3,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.5 Deskripsi Indikator Variabel X1.3 Sumber Daya Manusia

Tabel 4.11 Deskripsi Data Penelitian X1.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 2 3.0 3.0 3.0
3.00 18 27.3 27.3 30.3
4.00 19 28.8 28.8 59.1
5.00 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator penunjang organisasi dan personalia (gaji

operasional pompa, honor pengurusan) P3A, dari 66 responden, 40,9%

menyatakan sangat efektif, 28,8% menyatakan efektif, 27,3% menyatakan cukup

efektif, dan sisanya 3,0% menyatakan tidak efektif mengenai sarana dan prasarana

untuk menunjang organisasi dan personalia (gaji operator pompa) guna.


59

45,00% 40,90%
40,00%
35,00% 28,80% 27,30%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00% 3,00%
5,00% 0%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.6 Deskripsi Indikator Variabel X1.4 Sumber Daya Manusia

4.3.4.1.2 Analisis Statistik Variabel Organisasi Subak

Analisis statistik variabel organisasi subak merupakan tinjauan

mengenai kelengkapan dan keberlangsungan organisasi subak pada masing –

masing lokasi penelitian.

Tabel 4.12 Analisis deskriptif variabel organisasi subak

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5


N Valid 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.0303 4.0303 4.2273 4.1364 3.9697
Mode 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00a
Std. Deviation .91095 1.06655 .94128 .90955 .94413
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 266.00 266.00 279.00 273.00 262.00
Sumber : Hasil analisis

Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber

daya manusia adalah sebagai berikut :


60

Tabel 4.13 Deskripsi Data Penelitian X2.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 11 16.7 16.7 24.2
4.00 27 40.9 40.9 65.2
5.00 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator kelengkapan unsur organisasi subak, dari

66 responden, 34,8% menyatakan sangat efektif, 40,9% menyatakan efektif,

16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif

mengenai kelengkapan unsur organisasi subak berpengaruh pada efektivitas

pengelolaan irigasi sumur pompa.

45,00% 40,90%
38,40%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00% 16,70%
15,00% 7,60%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.7 Deskripsi Indikator Variabel X2.1 Organisasi Subak


61

Tabel 4.14 Deskripsi Data Penelitian X2.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 12 18.2 18.2 30.3
4.00 16 24.2 24.2 54.5
5.00 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator kelengkapan tupoksi masing-masing

unsur organisasi subak, dari 66 responden, 45,5% menyatakan sangat efektif,

24,2% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1%

menyatakan tidak efektif bahwa koordinasi pendistribusian air antar anggota

subak pemilik lahan berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur

pompa.

50,00% 45,50%

40,00%
30,00% 24,20%
18,20%
20,00% 12,10%
10,00%
0%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.8 Deskripsi Indikator Variabel X2.2 Organisasi Subak


62

Tabel 4.15 Deskripsi Data Penelitian X2.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 4 6.1 6.1 6.1
3.00 11 16.7 16.7 22.7
4.00 17 25.8 25.8 48.5
5.00 34 51.5 51.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator efektifitas koordinasi antar unsur subak,

dari 66 responden, 45,5% menyatakan sangat efektif, 24,2% menyatakan efektif,

18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan tidak efektif

bahwa koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan

sistem jaringan irigasi air tanah berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi

sumur pompa.

50,00% 45,50%

40,00%
30,00% 24,20%
18,20%
20,00% 12,10%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.9 Deskripsi Indikator Variabel X2.3 Organisasi Subak


63

Tabel 4.16 Deskripsi Data Penelitian X2.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 4 6.1 6.1 6.1
3.00 11 16.7 16.7 22.7
4.00 23 34.8 34.8 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator efektifitas koordinasi subak dengan unsur

pemerintah, dari 66 responden, 42,4% menyatakan sangat efektif, 34,8%

menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 6,1%

menyatakan tidak efektif bahwa koordinasi subak dengan unsur pemerintah

berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.

42,20%
45,00%
40,00% 34,80%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00% 16,70%
15,00%
10,00% 6,10%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.10 Deskripsi Indikator Variabel X2.4 Organisasi Subak


64

Tabel 4.17 Deskripsi Data Penelitian X2.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 15 22.7 22.7 30.3
4.00 23 34.8 34.8 65.2
5.00 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator ikut aktif dalam pelaksanaan Operasi dan

Pemeliharaan irigasi sumur pompa, dari 66 responden, 34,8% menyatakan sangat

efektif, 34,8% menyatakan efektif, 22,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya

7,6% menyatakan tidak efektif bahwa keikutsertaan anngota subak dalam

pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan irigasi sumur pompa berpengaruh pada

efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.

40,00% 34,80% 34,80%


35,00%
30,00%
22,70%
25,00%
20,00%
15,00%
7,60%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.11 Deskripsi Indikator Variabel X2.5 Organisasi Subak

4.3.4.1.3 Analisis statistik variabel operasional dan pemeliharaan pompa, genset

dan kelengkapannya

Analisis statistik variabel operasional dan pemeliharaan pompa, genset

dan kelengkapannya merupakan tinjauan variabel bebas mengenai pemanfaatan


65

pompa, genset dan kelengkapannya dalam meningkatkan kemampuan anggota

subak terhadap intensitas tanam, guna meningkatkan hasil produksi pertanian.

Tabel 4.18 Analisis desktiptif variabel operasional dan pemeliharaan

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7


N Valid 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2576 3.9242 4.0909 4.1667 3.9697 4.0000 4.0606
Mode 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation 1.02748 .91669 .87226 .93781 .97617 1.03775 .99040
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 281.00 259.00 270.00 275.00 262.00 264.00 268.00
Sumber : Hasil analisis

Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel

sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.19 Deskripsi Data Penelitian X3.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 7 10.6 10.6 21.2
4.00 14 21.2 21.2 42.4
5.00 38 57.6 57.6 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator kapasitas pompa yang dipakai dengan

ketersediaan air, dari 66 responden, 57,6% menyatakan sangat efektif, 21,2%

menyatakan efektif, 10,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6%

menyatakan tidak efektif dimana kapasitas pompa yang dipakai dengan air yang
66

dihasilkan hingga mencapai lahan pertanian terjauh berpengaruh pada efektivitas

pengelolaan irigasi sumur pompa.

70,00% 57,60%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00% 21,20%
20,00% 10,60% 10,60%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.12 Deskripsi Indikator Variabel X3.1 Operasional dan Pemeliharaan

Tabel 4.20 Deskripsi Data Penelitian X3.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 4 6.1 6.1 6.1
3.00 18 27.3 27.3 33.3
4.00 23 34.8 34.8 68.2
5.00 21 31.8 31.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk pemanfaatan mesin penggerak pompa (Genset),

dari 66 responden, 31,8% menyatakan sangat efektif, 34,8% menyatakan efektif,

27,3% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 6,1% menyatakan tidak efektif

dimana Pemanfaatan Mesin penggerak pompa (Genset) berpengaruh pada

efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.


67

40,00% 34,80%
35,00% 31,80%
27,30%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00% 6,10%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.13 Deskripsi Indikator Variabel X3.2 Operasional dan Pemeliharaan

Tabel 4.21 Deskripsi Data Penelitian X3.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 3 4.5 4.5 4.5
3.00 13 19.7 19.7 24.2
4.00 25 37.9 37.9 62.1
5.00 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk pengaturan penggunaan air pada masing – masing

petak lahan anggota subak, dari 66 responden, 37,9% menyatakan sangat efektif,

37,9% menyatakan efektif, 19,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 4,5%

menyatakan tidak efektif dimana pengaturan penggunaan air pada masing –

masing petak lahan anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan

irigasi sumur pompa.


68

37,90% 37,90%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00% 19,70%
20,00%
15,00%
10,00% 4,50%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.14 Deskripsi Indikator Variabel X3.3 Operasional dan Pemeliharaan

Tabel 4.22 Deskripsi Data Penelitian X3.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 9 13.6 13.6 21.2
4.00 22 33.3 33.3 54.5
5.00 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk lamanya pemompaan air untuk mengairi lahan

anggota subak, dari 66 responden, 45,5% menyatakan sangat efektif, 33,3%

menyatakan efektif, 13,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6%

menyatakan sangat tidak efektif dimana lamanya pemompaan air untuk mengair

lahan anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur

pompa.
69

50,00% 45,50%

40,00% 33,30%
30,00%
20,00% 13,60%
7,60%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.15 Deskripsi Indikator Variabel X3.4 Operasional dan Pemeliharaan

Tabel 4.23 Deskripsi Data Penelitian X3.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 14 21.2 21.2 30.3
4.00 22 33.3 33.3 63.6
5.00 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan

air dan mengairi lahan, dari 66 responden, 36,4% menyatakan sangat efektif,

33,3% menyatakan efektif, 21,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1%

menyatakan tidak efektif dimana kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan

air dan mengairi lahan berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur

pompa.
70

40,00% 36,40%
33,30%
35,00%
30,00%
25,00% 21,20%
20,00%
15,00% 9,10%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.16 Deskripsi Indikator Variabel X3.5 Operasional dan Pemeliharaan

Tabel 4.24 Deskripsi Data Penelitian X3.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 11 16.7 16.7 28.8
4.00 20 30.3 30.3 59.1
5.00 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk penanggulangan kerusakan pada jaringan

perpipaan pada jaringan irigasi air tanah, dari 66 responden, 40,9% menyatakan

sangat efektif, 30,3% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan

sisanya 12,1% menyatakan tidak efektif dimana penanggulangan kerusakan pada

jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah berpengaruh pada efektivitas

pengelolaan irigasi sumur pompa.


71

45,00% 40,90%
40,00%
35,00% 30,30%
30,00%
25,00%
20,00% 16,70%
12,10%
15,00%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.17 Deskripsi Indikator Variabel X3.6 Operasional dan Pemeliharaan

Tabel 4.25 Deskripsi Data Penelitian X3.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 12 18.2 18.2 27.3
4.00 20 30.3 30.3 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk koordinasi dengan pihak pemerintah dalam


penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa, dari 66 responden, 42,4%
menyatakan sangat efektif, 30,3% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup
efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif dimana koordinasi dengan
pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa
berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
72

42,40%
45,00%
40,00%
35,00% 30,30%
30,00%
25,00% 18,20%
20,00%
15,00% 9,10%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.18 Deskripsi Indikator Variabel X3.7 Operasional dan Pemeliharaan

4.3.4.1.4 Analisis Statistik Variabel Pendanaan

Analisis statistik variabel pendanaan merupakan tinjauan variabel

bebas mengenai sumber dana dan kemampuan penggalangan dana sehingga

operasional organisasi dapat berlangsung dengan optimal sehingga kegiatan

bercocok tanam dapat berlanjut.

Tabel 4.26 Analisis deskriptif variabel pendanaan

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5


N Valid 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.2576 4.1970 4.1515 4.1515 4.0152
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation .98153 1.05568 1.09884 1.01136 1.04502
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 281.00 277.00 274.00 274.00 265.00
Sumber : Hasil analisis

Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel

sumber daya manusia adalah sebagai berikut :


73

Tabel 4.27 Deskripsi Data Penelitian X4.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 7 10.6 10.6 19.7
4.00 17 25.8 25.8 45.5
5.00 36 54.5 54.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk ketersediaan sumber-sumber pendanaan, dari

66 responden, 54,5% menyatakan sangat efektif, 25,8% menyatakan efektif,

10,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif

dimana ketersediaan sumber-sumber pendanaan berpengaruh pada efektivitas

pengelolaan irigasi sumur pompa.

60,00% 54,50%
50,00%
40,00%
30,00% 25,80%

20,00% 10,60% 9,10%


10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.19 Deskripsi Indikator Variabel X4.1 Pendanaan

Tabel 4.28 Deskripsi Data Penelitian X4.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 10 15.2 15.2 25.8
4.00 12 18.2 18.2 43.9
5.00 37 56.1 56.1 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis
74

Dari tabel diatas, untuk kecukupan anggaran dalam operasional sarana

dan prasarana, dari 66 responden, 56,1% menyatakan sangat efektif, 18,2%

menyatakan efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6%

menyatakan tidak efektif dimana kecukupan anggaran dalam operasional sarana

dan prasarana berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.

56,10%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
18,20% 15,20%
20,00% 10,60%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.20 Deskripsi Indikator Variabel X4.2 Pendanaan

Tabel 4.29 Deskripsi Data Penelitian X4.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 9 13.6 13.6 13.6
3.00 8 12.1 12.1 25.8
4.00 13 19.7 19.7 45.5
5.00 36 54.5 54.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk kemampuan organisasi untuk penggalangan

dana, dari 66 responden, 54,5% menyatakan sangat efektif, 19,7% menyatakan

efektif, 12,1% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 13,6% menyatakan tidak

efektif dimana kemampuan organisasi untuk penggalangan dana berpengaruh pada

efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.


75

60,00% 54,50%
50,00%
40,00%
30,00% 19,70%
20,00% 12,10% 13,60%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.21 Deskripsi Indikator Variabel X4.3 Pendanaan

Tabel 4.30 Deskripsi Data Penelitian X4.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 11 16.7 16.7 25.8
4.00 16 24.2 24.2 50.0
5.00 33 50.0 50.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk iuran pembelian air masing – masing anggota

subak, dari 66 responden, 50,0% menyatakan sangat efektif, 24,2% menyatakan

efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak

efektif dimana iuran pembelian air masing – masing anggota subak berpengaruh

pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.


76

60,00% 50,00%
50,00%
40,00%
30,00% 24,20%
16,70%
20,00%
9,10%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.22 Deskripsi Indikator Variabel X4.4 Pendanaan

Tabel 4.31 Deskripsi Data Penelitian X4.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 11 16.7 16.7 28.8
4.00 19 28.8 28.8 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk biaya pengadaan pompa dan mesin baru setelah

umur ekonomis habis, dari 66 responden, 42,4% menyatakan sangat efektif,

28,8% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1%

menyatakan sangat tidak efektif dimana iuran pembelian air masing – masing

anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.


77

42,40%
45,00%
40,00%
35,00% 28,80%
30,00%
25,00%
20,00% 16,70%
12,10%
15,00%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.23 Deskripsi Indikator Variabel X4.5 Pendanaan

4.3.4.1.5 Analisis Statistik Variabel Efektivitas Pengelolaan Sumur Pompa Guna

Meningkatkan Pola Tanam

Analisis statistik variabel efektivitas pengelolaan sumur pompa guna

meningkatkan pola tanam merupakan tinjauan variabel terikat mengenai

pencapaian efektivitas pengelolaan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam .

Tabel 4.32 Analisis deskriptif variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan


sumur pompa

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8


N Valid 66 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.1364 4.2424 4.0909 4.0758 4.1061 4.0000 4.1364 4.0455
Mode 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation .97486 1.00859 .85444 .88249 .99427 .99228 .97486 .99895
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 273.00 280.00 270.00 269.00 271.00 264.00 273.00 267.00
78

Y.9 Y.10 Y.11


N Valid 66 66 66
Missing 0 0 0
Mean 4.0152 4.2121 4.1061
Ode 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation 1.1023 .96898 1.0247
4 5
Minimum 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00
Sum 265.00 278.00 271.00
Sumber : Hasil analisis

Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber

daya manusia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.33 Deskripsi Data Penelitian Y.1


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 9 13.6 13.6 22.7
4.00 21 31.8 31.8 54.5
5.00 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator pemahaman terhadap pengoperasian dan

pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak pada

variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden

45,5% menyatakan sangat efektif, 31,8% menyatakan efektif, 13,6% menyatakan

cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif.


79

50,00% 45,50%

40,00% 31,80%
30,00%
20,00% 13,60%
9,10%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.24 Deskripsi Indikator Variabel Y.1

Tabel 4.34 Deskripsi Data Penelitian Y.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 9 13.6 13.6 22.7
4.00 14 21.2 21.2 43.9
5.00 37 56.1 56.1 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator Koordinasi antar unsur subak dalam

menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah pada

variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden

56,1% menyatakan sangat efektif, 21,2% menyatakan efektif, 13,6% menyatakan

cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif.


80

56,10%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00% 21,20%
20,00% 13,60%
9,10%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.25 Deskripsi Indikator Variabel Y.2

Tabel 4.35 Deskripsi Data Penelitian Y.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 3 4.5 4.5 4.5
3.00 12 18.2 18.2 22.7
4.00 27 40.9 40.9 63.6
5.00 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator pemanfaatan air tanah (sumur bor) dalam

memenuhi kebutuhan irigasi pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan

sumur pompa, dari 66 responden 36,4% menyatakan sangat efektif, 40,9%

menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 4,5%

menyatakan tidak efektif.


81

45,00% 40,90%
40,00% 36,40%
35,00%
30,00%
25,00% 18,20%
20,00%
15,00%
10,00% 4,50%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.26 Deskripsi Indikator Variabel Y.3

Tabel 4.36 Deskripsi Data Penelitian Y.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 3 4.5 4.5 4.5
3.00 14 21.2 21.2 25.8
4.00 24 36.4 36.4 62.1
5.00 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator pengaturan penggunaan air pada masing

– masing petak lahan anggota subak pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi

dengan sumur pompa, dari 66 responden 37,9% menyatakan sangat efektif,

36,4% menyatakan efektif, 21,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 4,5%

menyatakan tidak efektif.


82

37,90% 36,40%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00% 21,20%
20,00%
15,00%
10,00% 4,50%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.27 Deskripsi Indikator Variabel Y.4

Tabel 4.37 Deskripsi Data Penelitian Y.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 8 12.1 12.1 22.7
4.00 22 33.3 33.3 56.1
5.00 29 43.9 43.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator penanggulangan kerusakan pada jaringan

perpipaan pada jaringan irigasi air tanah pada variabel efektivitas pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 43,9% menyatakan sangat efektif,

33,3% menyatakan efektif, 12,1% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6%

menyatakan tidak efektif.


83

50,00% 43,90%
40,00% 33,30%
30,00%
20,00% 12,10% 10,60%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.28 Deskripsi Indikator Variabel Y.5

Tabel 4.38 Deskripsi Data Penelitian Y.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 11 16.7 16.7 27.3
4.00 23 34.8 34.8 62.1
5.00 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator penanggulangan kerusakan pada jaringan

perpipaan pada jaringan irigasi air tanah pada variabel efektivitas pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 37,9% menyatakan sangat efektif,

34,8% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6%

menyatakan tidak efektif.


84

37,90%
40,00% 34,80%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00% 16,70%
15,00% 10,60%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.29 Deskripsi Indikator Variabel Y.6

Tabel 4.39 Deskripsi Data Penelitian Y.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 12 18.2 18.2 25.8
4.00 18 27.3 27.3 53.0
5.00 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator koordinasi dengan pihak pemerintah

dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa pada variabel

efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 47,0%

menyatakan sangat efektif, 27,3% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup

efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif.


85

47,00%
50,00%
40,00%
27,30%
30,00%
18,20%
20,00%
7,60%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.30 Deskripsi Indikator Variabel Y.7

Tabel 4.40 Deskripsi Data Penelitian Y.8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 13 19.7 19.7 28.8
4.00 19 28.8 28.8 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator kemampuan organisasi untuk

penggalangan dana pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur

pompa, dari 66 responden 42,4% menyatakan sangat efektif, 28,8% menyatakan

efektif, 19,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak

efektif.
86

42,40%
45,00%
40,00%
35,00% 28,80%
30,00%
25,00% 19,70%
20,00%
15,00% 9,10%
10,00%
5,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.31 Deskripsi Indikator Variabel Y.8

Tabel 4.41 Deskripsi Data Penelitian Y.9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 9 13.6 13.6 13.6
3.00 12 18.2 18.2 31.8
4.00 14 21.2 21.2 53.0
5.00 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator kesuksesan dalam pencapaian rencana

pola tanam dengan adanya sumur pompa pada variabel efektivitas pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 47,0% menyatakan sangat efektif,

21,2% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 13,6%

menyatakan tidak efektif.


87

47,00%
50,00%
40,00%
30,00% 21,20%
18,20%
20,00% 13,60%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.32 Deskripsi Indikator Variabel Y.9

Tabel 4.42 Deskripsi Data Penelitian Y.10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 10 15.2 15.2 22.7
4.00 17 25.8 25.8 48.5
5.00 34 51.5 51.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, untuk indikator Pertimbangan ekonomi dan kemampuan

petani setempat dalam pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa pada

variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden

51,5% menyatakan sangat efektif, 25,8% menyatakan efektif, 15,2% menyatakan

cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif.


88

60,00% 51,50%
50,00%
40,00%
30,00% 25,80%

20,00% 15,20%
7,60%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.33 Deskripsi Indikator Variabel Y.10

Tabel 4.43 Deskripsi Data Penelitian Y.11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 10 15.2 15.2 25.8
4.00 18 27.3 27.3 53.0
5.00 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas diatas, untuk indikator Kepastian jadwal tanam dengan

adanya sumur pompa dengan adanya sumur pompa pada variabel efektivitas

pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 47,0% menyatakan

sangat efektif, 27,3% menyatakan efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan

sisanya 10,6% menyatakan sangat tidak efektif.


89

47,00%
50,00%
40,00%
27,30%
30,00%
20,00% 15,20%
10,60%
10,00% 0,00%
0,00%
Sangat Efektif Cukup Tidak Sangat
Efektif Efektif Efektif Tidak
Efektif

Gambar 4.34 Deskripsi Indikator Variabel Y.11

4.3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda

Model uji regresi berganda dalam penelitian ini telah memenuhi syarat

BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) hal ini ditunjukkan oleh hasil uji asumsi

klasik yang memenuhi syarat Hasil uji telah memenuhi seluruh asumsi klasik.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda

dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 17.0. Model analisis regresi

berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari

sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemelihaaraan dan

pendanaan dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa di

kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada

tabel 4.75 berikut.

Tabel 4.44 Hasil analisis regresi linier berganda secara simultan


Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate

1 .912a .831 .820 3.99717

a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan


Pemeliharaan, Sumber daya manusia
90

Tabel 4.45 Hasil analisis regresi linier berganda secara parsial


Unstandarized Standarized
t Sig.
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 4.103 2.309 -1.777 .081
Sumber daya manusia 0.597 0.195 0.2217 3.061 .003
Organisasi subak 0.619 0.139 0.2896 4.440 000
Operasional dan pemeliharaan 0.462 0.111 0.2902 4.172 000
Pendanaan 0.716 0.150 0.3323 4.773 000
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Sumber : Hasil analisis

Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai sig t hitung pada masing – masing

variabel bebas < α (α : 0,005). Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh

signifikan secara parsial dari masing - masing variabel bebas (X) pada variabel

terikat (Y). dimana disyaratkan sig t-hitung< α (α : 0,005).

4.4 Sumber Daya Manusia, Organisasi Subak, Operasional dan

Pemeliharaan dan Pendanaan

Besaran variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak,

operasional dan pemeliharaan dan pendanaan) dalam efektivitas pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara

kabupaten Jembrana diukur dengan menggunakan nilai Adjust R Square. Dari

hasil analisis didapat nilai R Square sebesar 0,831. Dan dari nilai Adjust R Square

menunjukkan bahwa sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan

pemeliharaan dan pendanaan berperan sebesar 0.82 atau 82% dalam menunjang

efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola


91

tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana, sedangkan 18% dipengaruhi

oleh variabel lain yang beluk masuk dalam penelitian.

Peran dominan dari masing – masing variabel bebas diukur dengan

Standardarized Coefficient Beta. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh variabel dominan dari variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi

subak, operasional dan pemeliharaan dan pendanaan) dalam efektivitas

pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di

kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Adapun hasil analisis dari Standarized

Coefficient Beta ditabelkan sebagai berikut.

Tabel 4.46 Hasil analisis Standardized Coefficient Beta

Variabel Standardized Coefficients Beta thitung


Pendanaan 0.3323 4.773
Organisasi Subak 0.2896 4.440
Operasional dan Pemeliharaan 0.2902 4.172
Sumber daya manusia 0.2217 3.061
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Sumber : Hasil analisis

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel bebas dengan nilai

absolut Standarized Cofficient Beta tertinggi adalah pendanaan. Jadi, pendanaan

merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara,

kabupaten Jembrana dibandingkan variabel sumber daya manusia, organisasi

subak, dan operasional dan perawatan.


92

0,3323
0,3500 0,2896 0,2902
0,3000
0,2217
0,2500
0,2000
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000

Sumber Daya

Pendanaan
Peme;iharaan
Organisasi

Operasional
Subak
Manusia

dan
Gambar 4.35 Pengaruh Dominan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

4.5 Uji Pengaruh Variabel

4.5.1 Uji Pengaruh Secara Simultan (Uji F)

Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) = (k-1) ;

(n-k) = (4;61), maka nilai Ftabel adalah sebesar 2,53 (Lampiran 12)

b. Kriteria pengujian

H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel (2,53)

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel (2.53)

c. Besarnya Fhitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer

program SPSS versi 17.0. Nilai Fhitung yang dihasilkan adalah sebesar

74,974 dengan signifikansi 0,000.


93

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

(2,53 ; 74,974)

Gambar 4.36 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji F


untuk variabel sumber daya manusia, organisasi subak,
operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan

d. Penarikan simpulan

Dari analisa di atas dapat diketahui bahwa Fhitung = 74,974 dan nilai Ftabel

dengan tingkat keyakinan 95% dan α = 0,05, derajat bebas (df) = (k-1) ;

(n-k) = (4;61) adalah sebesar 2,53. Oleh karena Fhitung lebih besar dari Ftabel

dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka variabel sumber daya manusia,

organisasi subak, operasional dan pemeliharaan dan pendanaan secara

serempak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengelolaan irigasi

dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam dikecamatan Negara

kabupaten Jembrana.

4.5.2 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji t)

a. Sumber daya manusia dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur

pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten

Jembrana
94

Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) =

(n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran

12)

2. Kriteria pengujian

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670)

H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670)

3. Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer

program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar

3,061 dengan signifikansi 0,000.

Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

0 (1,670 ; 3,061 )

Gambar 4.37 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk


variabel sumber daya manusia

4. Penarikan simpulan

Hasil uji menunjukkan nilai thitung (3,061) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti sumber daya manusia memiliki

pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas


95

pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola

tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.

b. Organisasi subak dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur

pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten

Jembrana

Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) =

(n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran

12)

2. Kriteria pengujian

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670)

H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670)

3. Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer

program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar

4,440 dengan signifikansi 0,000.

Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

0 (1,670 ; 4,440 )

Gambar 4.38 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t Untuk


Variabel Organisasi Subak
96

4. Penarikan simpulan

Hasil uji menunjukkan nilai thitung (4,440) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti organisasi subak memiliki

pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas

pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola

tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.

c. Operasional dan pemeliharaan dalam efektivitas pengelolaan irigasi

dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara

kabupaten Jembrana

Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) =

(n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran

12)

2. Kriteria pengujian

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670)

H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670)

3. Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer

program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah

sebesar 4,172 dengan signifikansi 0,000.


97

Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

0 (1,670 ; 4,172)

Gambar 4.39 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk


variabel operasional dan pemeliharaan

4. Penarikan simpulan

Hasil uji menunjukkan nilai thitung (4,172) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti operasional dan pemeliharaan

memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam

efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna

meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.

d. Pendanaan dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa

guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana

Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) =

(n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran

12)

2. Kriteria pengujian

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670)


98

H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670)

3. Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer

program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah

sebesar 4,773 dengan signifikansi 0,000.

Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

0 (1,670 ; 4,773)

Gambar 4.40 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk


variabel pendanaan

4. Penarikan simpulan

Hasil uji menunjukkan nilai thitung (4,773) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti pendanaan memiliki pengaruh

positif dan signifikan secara parsial efektivitas pengelolaan irigasi

dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan

Negara kabupaten Jembrana.

Tabel 4.47 Uji Parsial antar variabel bebas (Sumber daya manusia, organisasi
subak, operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan)
No Variabel Bebas t tabel t hitung Keputusan Keterangan
1 Sumber daya manusia 1,670 3,061 H0 ditolak berpengaruh
2 Organisasi subak 1,670 4,440 H0 ditolak berpengaruh
3 Operasional dan pemeliharaan 1,670 4,172 H0 ditolak berpengaruh
4 Pendanaan 1,670 4,773 H0 ditolak berpengaruh
Sumber: Hasil analisis
99

0.3323
0.3500 0.2896 0.2902
0.3000
0.2217
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000

Sumber Daya

Pendanaan
Peme;iharaan
Organisasi

Operasional
Subak
Manusia

dan
Gambar 4.41 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

4.6 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil analisis data yang dilakukan maka dapat dijelaskan

beberapa hal mengenai variabel terikat dan variabel bebas sebagai berikut :

4.6.1 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara

Simultan

Berdasarkan hasil analisis uji pengaruh variabel bebas (Sumber daya

manusia, Organisasi Subak, Operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan

kelengkapannya, dan pendanaan) secara bersamaan terhadap efektivitas

pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam, didapat

nilai Adjusted R Square sebesar 0.82 atau 82%. Ini berarti variabel bebas

berpengaruh secara bersama – sama/ simutan terhadap efektivitas dari pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara.

Adapun pengaruh variabel bebas lainnya sebesar 18% adalah pengaruh dari

variabel bebas yang tidak masuk dalam penelitian.


100

4.6.2 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial

Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel bebas (Sumber daya manusia,

Organisasi Subak, Operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan

kelengkapannya, dan pendanaan) diuji satu per satu/ parsial terhadap efektivitas

dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam

adalah sebagai berikut

4.6.2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti

untuk meninjau kinerja anggota subak dalam memanfaatkan fasilitas yang

terdapat pada jaringan irigasi air tanah.

Berdasarkan hasil analisis didapat nilai thitung (3,061) > ttabel (1,670) maka

H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti sumber daya manusia memiliki pengaruh

positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan

sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten

Jembrana. Dimana didapat nilai dari Standarized Coefficient Beta adalah sebesar

0,2217, hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia memiliki kontribusi

langsung terhadap efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam

meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara.

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam menunjang kinerja subak

dalam memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada jaringan irigasi air tanah.

Kurang pahamnya operator dalam melaksanakan operasional dan pemeliharaan

yang tercantum pada Manual Book dalam manual operasional dan pemeliharaan
101

dan pengarahan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa dalam mengoperasikan

dan pemeliharaan genset dan pompa, seperti halnya keterlambatan dalam

penngangantian oli mesin, tidak rutinnya menghidupkan genset menimbulkan

kerusakan dan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan yang seharusnya

dapat dihindari.

4.6.2.2 Organisasi Subak

Organisasi subak merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk

meninjau pengaruh kelengkapan struktur organisasi subak dalam memanfaatkan

fasilitas yang terdapat pada jaringan irigasi air tanah.

Hasil analisis menunjukkan nilai thitung (4,440) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti organisasi subak memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur

pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.

Dan nilai Standarized Coefficient Beta adalah sebesar 0,2896, hal ini

menunjukkan bahwa organisasi subak memiliki kontribusi langsung terhadap

efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan

pola tanam di kecamatan Negara.

Kelengkapan struktur organisasi subak dalam memanfaatkan fasilitas yang

terdapat pada jaringan irigasi air tanah berpengaruh signifikan dalam pengelolaan

jaringan irigasi dengan sumur pompa. Pemanfaatan suplesi air dengan sumur

pompa adalah saat pola tanam petani kedua yaitu dengan sistem Gegadon/ Kerta

Gadon dimana pemanfaatan air dilakukan secara bergilir. Pemakaian air ini diatur
102

oleh juru arah subak yang dikoordinasikan dengan operator genset dan pompa.

Dalam hal ini petani subak mendaftarkan diri untuk pengaliran air ke petak lahan

pertaniannya. Dari daftar antrian pengamprahan air tersebut operator dan juru arah

mengatur mengenai penggiliran pengaliran air.

Operator genset pompa dan juru arah biasanya mengutamakan petani yang

sedang bercocok tanam padi terlebih dahulu karena riskan akan gagal panen dan

kualitas hasil panennya. Biasanya petani subak yang menanam padi mengamprah

air sebanyak 2 kali dalam seminggu dan petani yang sedang bercocok tanam

palawija mengamprah air sebanyak 1 kali dalam seminggu.

4.6.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya

Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya

merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk meninjau pengaruh

pengoperasian dan pemeliharaan pompa dan genset dalam menunjang kegiatan

irigasi air tanah.

Hasil analisis menunjukkan nilai thitung (4,172) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti operasional dan pemeliharaan memiliki

pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi

dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara

kabupaten Jembrana. Dan nilai Standarized Coefficient Beta adalah sebesar

0,2902, hal ini menunjukkan bahwa operasional dan pemeliharaan genset, pompa

dan kelengkapannya memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas dari


103

pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan pola tanam di

kecamatan Negara.

Operasional dan pemeliharaan genset maupun pompa bergantung pada

sumber daya manusia operator. Dalam hal perawatan genset maupun pompa

biasanya dari pihak penyedia jasa menyiapkan Manual Book untuk masing –

masing genset maupun pompa. Manual Book ini menjelaskan mengenai cara

pengoperasian pada tombol yang tersedia pada panel, kala ulang perbaikan kecil

maupun besar, baik itu untuk penggantian oli, filter oli, saringan udara, dan filter

solar.

Kurang pahamnya operator mengenai Manual Book dan pengarahan yang

dilakukan oleh pihak penyedia jasa dalam mengoperasikan dan pemeliharaan

genset dan pompa maka akan menimbulkan kerusakan dan besarnya biaya

operasional.

4.6.2.4 Pendanaan

Pendanaan merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk

meninjau pengaruh biaya - biaya dalam menunjang kegiatan irigasi air tanah.

Untuk keberlangsungan operasional organisasi, subak harus memiliki sumber-

sumber pendanaan yang cukup, anggota subak harus memiliki kemampuan yang

baik dalam menggalang dana bagi kebutuhan kegiatan subak, dalam

meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah memfasilitasi adanya wadah

ekonomi bagi kepentingan anggota.


104

Hasil analisis menunjukkan nilai thitung (4,773) > ttabel (1,670) maka H0

ditolak dan Hi diterima. Ini berarti pendanaan memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara parsial efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna

meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Dan nilai

Standarized Coefficient Beta adalah sebesar 0,3323, hal ini menunjukkan bahwa

pendanaan memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas dari pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan pola tanam di kecamatan

Negara.

Pengeloaan anggaran biaya beli air sangat berpengaruh dalam

keberlangsungan kegiatan pemanfaatan air dengan sumur pompa. Biaya

operasional dan pemeliharaan sudah termasuk dalam harga jual air yang telah

dsetujui. Adapun cara subak mengatasi keterbatasan biaya awal pemanfaatan

sumur pompa sebelum adanya kas untuk operasional dan pemeliharaan adalah

dengan memanfaatkan masa serah terima pertama hingga terakhir dari penyedia

jasa ke pihak pemerintah. Disana terdapat masa pemeliharan selama 1 tahun untuk

genset dan pompa. Sehingga penyedia jasa wajib melaksanakan operasional dan

pemeliharaan sesuai dengan yang tercantum dalam Manual Book genset dan

pompa. Dari sanalah petani mengumpulkan/ menyisihkan dana dari hasil

panennya untuk dijadikan kas sehingga untuk kegiatan selanjutnya bisa

ditanggulangi secara mandiri oleh subak.


105

4.6.2.5 Pola Tanam

Pola tanam yang diterapkan olen petani subak di kecamatan Negara adalah

pola tanam bergilir, yakni menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

tanaman pada waktu berbeda diareal yang sama. Pola tata tanam dikecamatan

Negara sangat bervariasi. Hal ini mengacu pada hasil pauman/ rapat krama subak.

Dari hasil pauman tersebut Kelihan Subak Gede (Kelihan subak yang membawahi

beberapa subak) mengambil keputusan rencana pola tanam dimasing – masing

subak.

Pola tanam Existing pada masing - masing subak di kecamatan Negara

antara lain di desa Baler Bale Agung, Baluk, Banyu Biru dan Kaliakah memiliki

kesamaan yaitu pola tanam pertama adalah menanam padi secara serempak pada

saat awal musim hujan (Kertamasa), pola tanam kedua adalah dengan sistem

bergilir (Kerta Gadon), dan bero/ tidak ada kegiatan pertanian pada pola tanam

ketiga. Dalam kegiatan pertanian existing/ sebelum disuplesi dengan sumur pompa

sering terjadi gagal panen pada pola tanam kedua (Gegadon), hal ini disebabkan

oleh keterbatasan air pemukaan. Dengan dibangunnya sumur pompa maka

ketakutan petani subak akan keterbatasan air permukaan mulai hilang hal ini

berdampak rasa antusias dan semangat akan bercocok tanam di kecamatan Negara

meningkat. Adapun peningkatan pola tanam dengan adanya sumur pompa adalah

pada pola tanam kedua yaitu dengan tanaman palawija/ buah. Pada pola tanam

kedua ini sudah terlihat antusia petani dengan hasil palawija yang berkualitas dan

terkadang pada pola tanam ini para petani subak melakukan variasi tanaman yang

dulunya palawija menjadi buah. Pada pola tanam ini air permukaan sudah mulai
106

berkurang dan sudah memanfaatkan air tanah sebagai suplesi air permukaan.

Kegiatan pola tanam ini berlangsung dari bulan Desember sampai dengan Maret.

Dan, untuk pola tanam ketiga petani subak memanfaatkan air tanah sebagai

sumber air untuk pertanian. Tanaman pada pola tanam ini adalah palawija/ buah.

Pola tanam ketiga berlangsung antara bulan Agustus sampai dengan Nopember.

Sedangkan untuk desa Tegal Badeng sepenuhnya mengandalkan sumur pompa

untuk melakukan kegiatan pertanian. Hal ini dikarenakan desa Tegal Badeng tidak

memiliki sumber air permukaan. Pola tanam yang diterapkan pada desa ini adalah

pola tanam bergilir (Gegadon) dengan menggunakan sumur pompa. Adapun pola

tata tanam yang dilaksanakan didesa ini adalah palawija – palawija – buah.

Tabel 4.48 Pola tanam subak dengan sumur pompa di kecamatan Negara
BAB V

SIMPULAN DAN
SARAN
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Dari hasil penelitian dilapangan terlihat peningkatan pola tanam di kecamatan

Negara kecuali desa Tegal Badeng dengan pola tanam Existing/ awal adalah

padi – palawija – bero, menjadi padi – palawija/ buah – palawija/ buah. Sumur

pompa mulai dimanfaatkan saat pola tanam kedua dan ketiga.

Desa Tegal Badeng memiliki pola tanam yang berbeda. Hal ini disebabkan

desa Tegal Badeng tidak memiliki sumber air permukaan yang merupakan

lahan pertanian tadah hujan, sehingga kegiatan bercocok tanam hanya

mengandalkan air hujan. Pola tanam di desa Tegal Badeng adalah palawija/

buah untuk disemua pola tanamnya. Pemanfaatan air tanah pada desa ini

sangatlah penting untuk menunjang dan kepastian kegiatan bercocok tanam.

b. Berdasarkan hasil analisis didapat sumber daya manusia, organisasi subak,

operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya dan

pendanaan memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas pengelolaan

irigasi dengan sumur pompa. Dari keempat hal tersebut pendanaan memiliki

kontribusi langsung yang tertinggi dalam pencapaian pengelolaan irigasi

dengan sumur pompa serta diikuti oleh ketiga variabel lainnya.

107
108

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

a. Perlu dilakukan penelitian pemanfaatan suplesi air irigasi dengan air tanah

pada lahan – lahan kering lainnya di Provinsi Bali.

b. Perlunya pelatihan yang lebih untuk calon operator genset pompa dalam

memahami manual operasional dan perawatan guna menunjang pengelolaan

jaringan irigasi dengan sumur pompa.


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006, Tentang Irigasi.


Jakarta: Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang – Undangan
Anonim, 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007,
Tentang Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Anonim, 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008, Tentang
Pengelolaan Jaringan Irigasi
Anonim, 2012. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012,
Tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Badan Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Kementerian PU, 2011. PedomanPemberdayaan Petani Pemakai Air
dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Springkler
Badrul M, 2003, Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa P2AT dan Non P2AT Dalam
Mendukung Usahatani Berkelanjutan, hh. 38-52
BAPPEDA dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana, Al. Kondisi Fisik &
Lingkungan Kabupaten Jembrana
http://www.jembranakab.go.idfoto_beritaskpdBab-2-Kondisi-Fisik-dan-
Lingkungan.pdf
Diakses tanggal 01.01.2014
Nila, I K, 2011. Evaluasi Kelayakan Sistem Pemompaan Pada Subak Pasuar
Sombang Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana, Universitas Ngurah
Rai Denpasar Fakultas Teknik Sipil. ST Skripsi
Oka, I P. 1999. Studi Operasional Pemanfaatan Air Waduk Telaga Tunjung Untuk
Keperluan Irigasi Dan Air Baku Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
(Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana, 1999)
Pemanfaatan Air Saling Menunjang
http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/penatagunaan
Diakses tanggal 11.03.20114
Pemerintah Kabupaten Jembrana, 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Jembrana, 2011. Profil Kabupaten Jembrana
Soetrisno. S, Al. (2004). Pengembangan air tanah berkelanjutan untuk irigasi di
cekungan Tukad Daya Barat, Jembrana, Bali
Sonia T., Miranti A. V., Yuliani N., Yunita I., Ariestin Y., (2011). Budidaya
tanaman tanam dan pola tanam. Universitas Brawijaya, h 6.
Suputra, I K. 2008. Efektivitas Pengelolaan Sumber Air Untuk Kebutuhan Air
Irigasi Subak di Kota Denpasar. Universitas Udayana Denpasar Program
Studi Manajemen Sumber Daya Air. MT Tesis.
Suyasa I K, 2010. Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Pada Daerah Aliran
Tukad Yeh Ho (Studi Kasus Pada DI Caguh dan DI Gadungan Lambuk).
Universitas Udayana Denpasar Program Studi Manajemen Sumber Daya
Air. MT Tesis.
Universitas Udayana, 2010. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Tesis
dan Desertasi. Denpasar: Universitas Udayana.
LAMPIRAN
Surat Pengantar dan Daftar Pertanyaan

Yang terhormat : Bapak/Ibu/Saudara (Responden)

…………………………………

Di –

Tempat

Dengan Hormat

Bersama ini dimohon bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara untuk


memberikan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan berikut ini, dengan mengisi
isian atau memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Jawaban Bapak/Ibu
sangat dibutuhkan sehubungan dengan penelitian yang kami lakukan tentang
Efektivitas Pengelolaan Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam (Studi
Kasus : di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana). Adapun tujuan penelitian ini
hanya semata- mata untuk kepentingan penelitian. Harapan kami agar
Bapak/Ibu/Saudara menjawab dengan sejujurnya untuk kelancaran penelitian ini.

Demikian surat ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara
saya ucapkan terima kasih.

Hormat kami

Peneliti

KUISIONER

Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam

(Studi Kasus : di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana)


Petunjuk Pengisian :

o Berilah tanda silang (x) pada pilihan pernyataan yang sesuai dengan
pendapat bapak/ ibu
o Mohon bapak/ ibu memberikan jawaban yang sebenarnya sesuai dengan
kondisi yang ada
o Jawaban yang bapak/ ibu berikan kami jamin kerahasiaannya dan hanya
dipergunakan sebatas untuk kepentingan penelitian serta tidak memberikan
pengaruh negatif baik secara pribadi maupun pada perusahaan.

Y. Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola


Tanam

1. Bagaimana pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air


Tanah oleh para anggota subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

2. Bagaimana koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan


pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

3. Bagaimana pengaturan pembagian air pada masing – masing petak lahan


anggota subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

4. Bagaimana penggunaan bahan bakar solar genset dengan air yang dihasilkan
untuk mengairi lahan ?
a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

5. Bagaimana penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan


irigasi air tanah ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

6. Bagaimana koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan


kerusakan pada genset dan pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

7. Bagaimana kemampuan organisasi untuk penggalangan dana ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

8. Bagaimana kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya


sumur pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

9. Bagaimana pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam


pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif


d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

10. Bagaimana kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa dengan
adanya sumur pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

11. Bagaimana kemampuan anggota subak mengenai intensitas tanam guna


meningkatkan hasil produksi pertanian dengan adanya suplesi air dari sumur
pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

X1. Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Irigasi Air Tanah

1. Bagaimana kemampuan anggota subak dalam pengaturan pembagian air


dengan sumur pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

2. Bagaimana kemampuan operator genset pompa dalam mengoperasikan dan


memelihara fasilitas jaringan irigasi air tanah ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif


d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

3. Bagaimana pemahaman anggota subak terhadap proses tata kelola pembagian


air sumur pompa?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

4. Bagaimana sarana dan prasarana penunjang (gaji operasional pompa, honor


kepengurusan) organisasi dan personalia dalam subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

X2. Organisasi Subak dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah

1. Bagaimana kelengkapan unsur organisasi subak dalam mengelola jaringan


irigasi air tanah ?

a Sangat efektif b Efektif C Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

2. Bagaimana koordinasi pendistribusi air antar anggota subak pemilik lahan


didaerah ini ?

a Sangat efektif b Efektif C Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

3. Bagaimana koordinasi antar unsur subak (operator genset dan juru arah) dalam
mengelola sistem jaringan irigasi air tanah ?
a Sangat efektif b Efektif C Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

4. Bagaimana koordinasi antara unsur subak dengan pihak pemerintah dalam hal
operasional dan pemeiharaan jaringan irigasi air tanah didaerah subak ini?

a Sangat efektif b Efektif C Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

5. Bagaimana keterlibatan anggota subak dalam pengelolaan dan perbaikan fisik


jaringan irigasi air tanah ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

X3. Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya

1. Bagaimana pemanfaatan solar dengan air yang dihasilkan untuk mengairi


lahan petanian ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

2. Apakah pemanfaatan mesin penggerak pompa (Genset) pada sistem jaringan


irigasi air tanah didaerah ini sudah efektif ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

3. Bagaimana pengaturan pembagian air dengan pada masing – masing petak


lahan anggota subak ?
a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

4. Bagaimana efektivitas antara durasi pemompaan air dengan luas lahan anggota
subak yang terairi ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

5. Bagaimana kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan air dan mengairi
lahan ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif


6. Bagaimana penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan
irigasi air tanah ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

7. Bagaimana koordinasi antara pihak subak dan pihak pemerintah dalam


penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

X4 Pendanaan dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah

1. Bagaimana dengan sumber - sumber pendanaan yang dimiliki subak dalam


melakukan kegiatan subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif


d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

2. Bagaimana anggaran dana pendukung organisasi subak dalam melakukan


operasionalnya ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

3. Bagaimana kemampuan organisai subak dalam menggalang dana bagi


kebutuhan kegiatan subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif


4. Bagaimana iuran yang dikenakan dalam pembelian air untuk masing – masing
anggota subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif

5. Bagaimana komitmen Pemerintah Daerah dalam menyediakan anggaran rutin


tahunan bagi pelaksanaan operasionalisasi subak ?

a Sangat efektif b Efektif c Cukup efektif

d Tidak efektif e Sangat tidak efektif


Lampiran 3. Uji Validitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas pada Variabel Efektivitas Pengelolaan


Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8
Y.1 Pearson Correlation 1 .805** .811** .584** .795** .817** .721** .624**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.2 Pearson Correlation .805** 1 .651** .680** .922** .862** .828** .700**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
Y.3 Pearson Correlation .811 .651 1 .612 .672 .710 .681 .667**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.4 Pearson Correlation .584** .680** .612** 1 .709** .623** .590** .825**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.5 Pearson Correlation .795** .922** .672** .709** 1 .847** .841** .711**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.6 Pearson Correlation .817** .862** .710** .623** .847** 1 .899** .791**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.7 Pearson Correlation .721** .828** .681** .590** .841** .899** 1 .749**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.8 Pearson Correlation .624** .700** .667** .825** .711** .791** .749** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.9 Pearson Correlation .791** .808** .766** .669** .816** .902** .782** .757**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.10 Pearson Correlation .707** .882** .716** .783** .859** .819** .835** .769**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.11 Pearson Correlation .782** .770** .758** .533** .792** .859** .893** .710**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Y Pearson Correlation .863** .921** .815** .773** .926** .942** .911** .847**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Uji Validitas pada Variabel Sumber Daya Manusia

Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1
X1.1 Pearson 1 .747** .660** .760** .887**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30
X1.2 Pearson .747** 1 .784** .779** .942**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30
X1.3 Pearson .660** .784** 1 .598** .854**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30
X1.4 Pearson .760** .779** .598** 1 .872**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
X1 Pearson .887** .942** .854** .872** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3. Uji Validitas pada Variabel Organisasi Subak
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2
X2.1 Pearson Correlation 1 .828** .746** .677** .901** .919**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.2 Pearson Correlation .828** 1 .843** .744** .846** .945**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X2.3 Pearson Correlation .746 .843 1 .790 .709 .899**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.4 Pearson Correlation .677** .744** .790** 1 .658** .849**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.5 Pearson Correlation .901** .846** .709** .658** 1 .913**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson Correlation .919** .945** .899** .849** .913** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Uji Validitas pada Variabel Operasional dan Pemeliharan Genset, Pompa
dan Kelengkapannya

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3


** ** ** ** ** **
X3.1 Pearson Correlation 1 .593 .590 .753 .727 .588 .854 .857**

Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .000 .001 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.2 Pearson Correlation .593** 1 .510** .651** .557** .684** .760** .781**

Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .001 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
X3.3 Pearson Correlation .590 .510 1 .861 .692 .658 .731 .841**

Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .753** .651** .861** 1 .642** .729** .728** .891**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
X3.5 Pearson Correlation .727** .557** .692** .642** 1 .685** .801** .857**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
X3.6 Pearson Correlation .588** .684** .658** .729** .685** 1 .690** .839**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
X3.7 Pearson Correlation .854** .760** .731** .728** .801** .690** 1 .930**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson Correlation .857** .781** .841** .891** .857** .839** .930** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
5. Uji Validitas pada Variabel Operasional dan Pemeliharan Genset, Pompa
dan Kelengkapannya
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4
X4.1 Pearson Correlation 1 .486** .660** .524** .691** .791**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .003 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X4.2 Pearson Correlation .486** 1 .840** .867** .749** .899**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X4.3 Pearson Correlation .660** .840** 1 .816** .661** .917**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X4.4 Pearson Correlation .524 .867 .816 1 .616 .873**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X4.5 Pearson Correlation .691** .749** .661** .616** 1 .856**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson Correlation .791** .899** .917** .873** .856** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Reliabilitas pada Variabel Efektivitas Pengelolaan Irirgasi

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.972 11

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Y.1 4.1667 .94989 30
Y.2 4.2333 1.16511 30
Y.3 4.1333 .77608 30
Y.4 4.0000 .87099 30
Y.5 4.0667 1.17248 30
Y.6 3.9333 1.08066 30
Y.7 4.1333 1.07425 30
Y.8 3.9000 .95953 30
Y.9 3.9000 1.12495 30
Y.10 4.2667 1.11211 30
Y.11 4.0000 1.11417 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
Y.1 40.5667 87.220 .836 .970
Y.2 40.5000 82.534 .901 .968
Y.3 40.6000 90.731 .786 .972
Y.4 40.7333 90.064 .734 .973
Y.5 40.6667 82.299 .907 .968
Y.6 40.8000 83.476 .928 .967
Y.7 40.6000 84.248 .890 .968
Y.8 40.8333 87.385 .817 .970
Y.9 40.8333 83.178 .902 .968
Y.10 40.4667 83.361 .904 .968
Y.11 40.7333 84.133 .860 .969

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
44.7333 102.961 10.14697 11
2. Uji Reliabilitas pada Variabel Sumber Daya Manusia

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.906 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


X1.1 4.1000 .95953 30
X1.2 4.0000 1.20344 30
X1.3 4.3000 .87691 30
X1.4 3.9667 .80872 30

Item-Total Statistics 3.
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X1.1 12.2667 6.892 .797 .875
X1.2 12.3667 5.482 .869 .859
X1.3 12.0667 7.444 .755 .891
X1.4 12.4000 7.628 .794 .883

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


16.3667 11.826 3.43896 4
3. Uji Reliabilitas pada Variabel Organisasi Subak

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.945 5

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X2.1 4.0667 1.04826 30
X2.2 4.0333 1.18855 30
X2.3 4.3000 .98786 30
X2.4 4.1333 1.00801 30
X2.5 3.9667 1.09807 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X2.1 16.4333 15.151 .872 .928
X2.2 16.4667 13.913 .906 .922
X2.3 16.2000 15.752 .846 .933
X2.4 16.3667 16.102 .772 .945
X2.5 16.5333 14.878 .859 .930

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.5000 23.362 4.83343 5
4. Uji Reliabilitas pada Variabel Operasional dan Pemeliharaan

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.939 7

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X3.1 4.1000 1.12495 30
X3.2 3.7333 .86834 30
X3.3 4.0333 1.03335 30
X3.4 4.1333 1.04166 30
X3.5 3.8333 1.11675 30
X3.6 3.8000 1.12648 30
X3.7 3.9667 1.18855 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X3.1 23.5000 30.397 .798 .930
X3.2 23.8667 33.568 .719 .937
X3.3 23.5667 31.426 .782 .931
X3.4 23.4667 30.671 .850 .925
X3.5 23.7667 30.461 .799 .930
X3.6 23.8000 30.648 .773 .932
X3.7 23.6333 28.723 .897 .921

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
27.6000 41.559 6.44660 7

5. Uji Reliabilitas pada Variabel Pendanaan


Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
.914 5

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X4.1 4.1667 1.14721 30
X4.2 4.1000 .95953 30
X4.3 4.2333 1.04000 30
X4.4 4.1333 .93710 30
X4.5 3.9667 .96431 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X4.1 16.4333 12.461 .654 .926
X4.2 16.5000 12.466 .840 .883
X4.3 16.3667 11.826 .862 .877
X4.4 16.4667 12.809 .803 .891
X4.5 16.6333 12.792 .776 .896

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.6000 19.076 4.36759 5
Lampiran 5. Deskripsi Data Penelitian
Statistics
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7
N Valid 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.1364 4.2424 4.0909 4.0758 4.1061 4.0000 4.1364
Mode 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation .97486 1.00859 .85444 .88249 .99427 .99228 .97486
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 273.00 280.00 270.00 269.00 271.00 264.00 273.00

Statistics
Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 X1.1 X1.2 X1.3
N Valid 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.0455 4.0152 4.2121 4.1061 4.2121 4.1061 4.2424
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation .99895 1.10234 .96898 1.02475 .98473 1.06884 .89547
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 267.00 265.00 278.00 271.00 278.00 271.00 280.00

Statistics
X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1
N Valid 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.0758 4.0303 4.0303 4.2273 4.1364 3.9697 4.2576
Mode 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00a 5.00
Std. Deviation .89975 .91095 1.06655 .94128 .90955 .94413 1.02748
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 269.00 266.00 266.00 279.00 273.00 262.00 281.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Statistics
X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X4.1
N Valid 66 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.9242 4.0909 4.1667 3.9697 4.0000 4.0606 4.2576
Mode 4.00 4.00a 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation .91669 .87226 .93781 .97617 1.03775 .99040 .98153
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 259.00 270.00 275.00 262.00 264.00 268.00 281.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics
X4.2 X4.3 X4.4 X4.5
N Valid 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0
Mean 4.1970 4.1515 4.1515 4.0152
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00
Std. Deviation 1.05568 1.09884 1.01136 1.04502
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 277.00 274.00 274.00 265.00

Frekuensi Jawaban Responden

Y.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 9 13.6 13.6 22.7
4.00 21 31.8 31.8 54.5
5.00 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 9 13.6 13.6 22.7
4.00 14 21.2 21.2 43.9
5.00 37 56.1 56.1 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 3 4.5 4.5 4.5
3.00 12 18.2 18.2 22.7
4.00 27 40.9 40.9 63.6
5.00 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Y.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 3 4.5 4.5 4.5
3.00 14 21.2 21.2 25.8
4.00 24 36.4 36.4 62.1
5.00 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 8 12.1 12.1 22.7
4.00 22 33.3 33.3 56.1
5.00 29 43.9 43.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 11 16.7 16.7 27.3
4.00 23 34.8 34.8 62.1
5.00 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 12 18.2 18.2 25.8
4.00 18 27.3 27.3 53.0
5.00 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 13 19.7 19.7 28.8
4.00 19 28.8 28.8 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Y.9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 9 13.6 13.6 13.6
3.00 12 18.2 18.2 31.8
4.00 14 21.2 21.2 53.0
5.00 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 10 15.2 15.2 22.7
4.00 17 25.8 25.8 48.5
5.00 34 51.5 51.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y.11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 10 15.2 15.2 25.8
4.00 18 27.3 27.3 53.0
5.00 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

X1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 11 16.7 16.7 24.2
4.00 15 22.7 22.7 47.0
5.00 35 53.0 53.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

X1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 10 15.2 15.2 27.3
4.00 15 22.7 22.7 50.0
5.00 33 50.0 50.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
X1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 2 3.0 3.0 3.0
3.00 14 21.2 21.2 24.2
4.00 16 24.2 24.2 48.5
5.00 34 51.5 51.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X1.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 2 3.0 3.0 3.0
3.00 18 27.3 27.3 30.3
4.00 19 28.8 28.8 59.1
5.00 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 11 16.7 16.7 24.2
4.00 27 40.9 40.9 65.2
5.00 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 12 18.2 18.2 30.3
4.00 16 24.2 24.2 54.5
5.00 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 4 6.1 6.1 6.1
3.00 11 16.7 16.7 22.7
4.00 17 25.8 25.8 48.5
5.00 34 51.5 51.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
X2.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 4 6.1 6.1 6.1
3.00 11 16.7 16.7 22.7
4.00 23 34.8 34.8 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 15 22.7 22.7 30.3
4.00 23 34.8 34.8 65.2
5.00 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

X3.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 7 10.6 10.6 21.2
4.00 14 21.2 21.2 42.4
5.00 38 57.6 57.6 100.0
Total 66 100.0 100.0

X3.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 4 6.1 6.1 6.1
3.00 18 27.3 27.3 33.3
4.00 23 34.8 34.8 68.2
5.00 21 31.8 31.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

X3.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 3 4.5 4.5 4.5
3.00 13 19.7 19.7 24.2
4.00 25 37.9 37.9 62.1
5.00 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0
X3.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 5 7.6 7.6 7.6
3.00 9 13.6 13.6 21.2
4.00 22 33.3 33.3 54.5
5.00 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X3.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 14 21.2 21.2 30.3
4.00 22 33.3 33.3 63.6
5.00 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X3.6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 11 16.7 16.7 28.8
4.00 20 30.3 30.3 59.1
5.00 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

X3.7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 12 18.2 18.2 27.3
4.00 20 30.3 30.3 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X4.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 7 10.6 10.6 19.7
4.00 17 25.8 25.8 45.5
5.00 36 54.5 54.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
X4.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 7 10.6 10.6 10.6
3.00 10 15.2 15.2 25.8
4.00 12 18.2 18.2 43.9
5.00 37 56.1 56.1 100.0
Total 66 100.0 100.0

X4.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 9 13.6 13.6 13.6
3.00 8 12.1 12.1 25.8
4.00 13 19.7 19.7 45.5
5.00 36 54.5 54.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X4.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 6 9.1 9.1 9.1
3.00 11 16.7 16.7 25.8
4.00 16 24.2 24.2 50.0
5.00 33 50.0 50.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

X4.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00 8 12.1 12.1 12.1
3.00 11 16.7 16.7 28.8
4.00 19 28.8 28.8 57.6
5.00 28 42.4 42.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Lampiran 6. Uji Multikolinearitas

Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Pendanaan, Organisasi Subak, . Enter
Operasional dan Pemeliharaan,
Sumber daya manusia a
a. All requested variables entered.

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Sumber daya manusia .528 1.894
Organisasi Subak .651 1.535
Operasional dan Pemeliharaan .573 1.746
Pendanaan .572 1.750
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Sumber Operasional
Condition daya Organisasi dan Pendana
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) manusia Subak Pemeliharaan an
1 1 4.866 1.000 0.002 0.001 0.002 0.002 0.002
2 .041 10.945 0.133 0.004 0.491 0.188 0.246
3 .037 11.513 0.753 0.035 0.312 0.033 0.082
4 .031 12.558 0.082 0.297 0.002 0.247 0.654
5 .026 13.634 0.030 0.663 0.194 0.530 0.016
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Lampiran 7. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.87223003
Most Extreme Differences Absolute .058
Positive .058
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .472
Asymp. Sig. (2-tailed) .979
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 8. Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Pendanaan, Organisasi Subak, . Enter
Operasional dan Pemeliharaan,
Sumber daya manusia a
a. All requested variables entered.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.298 1.401 3.781 .000
Sumber daya manusia -.071 .118 -.103 -.599 .552
Organisasi Subak -.036 .085 -.065 -.420 .676
Operasional dan Pemeliharaan -.011 .067 -.026 -.159 .874
Pendanaan -.036 .091 -.066 -.400 .691
a. Dependent Variable: Absolut Residual
Lampiran 9. Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Pendanaan, Organisasi Subak, . Enter
Operasional dan Pemeliharaan,
Sumber daya manusia a
a. All requested variables entered.

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .912a .831 .820 3.99717
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan
Pemeliharaan, Sumber daya manusia

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 4791.562 4 1197.890 74.974 .000a
Residual 974.621 61 15.977
Total 5766.183 65
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber
daya manusia
b. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.103 2.309 -1.777 .081
Sumber daya manusia .597 .195 0.2217 3.061 .003
Organisasi Subak .619 .139 0.2896 4.440 .000
Operasional dan Pemeliharaan .462 .111 0.2902 4.172 .000
Pendanaan .716 .150 0.3323 4.773 .000
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Lampiran 10. Statistik Deskriptif Data Uji

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Efektivitas Pengelolaan 66 14.23 44.83 34.7536 9.41863
Sumber daya manusia 66 5.02 16.54 13.0288 3.49653
Organisasi Subak 66 5.00 20.77 15.9338 4.40544
Operasional dan Pemeliharaan 66 8.09 28.82 22.0289 5.91477
Pendanaan 66 5.00 19.47 15.3962 4.36946
Valid N (listwise) 66
Lampiran 11. Tabel Distribusi t

Tabel Distribusi t


df=v
0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005
1 1 1.376 1.963 3.078 6.314 12.706 31.812 63.657
2 0.816 1.061 1.386 1.886 2.92 4.303 6.965 9.925
3 0.765 0.978 1.25 1.638 2.353 3.812 4.542 5.841
4 0.741 0.941 1.19 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
5 0.727 0.92 1.156 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
6 0.718 0.906 1.134 1.44 1.943 2.447 3.143 3.707
7 0.711 0.896 1.119 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499
8 0.706 0.889 1.108 1.397 1.86 2.306 2.896 3.355
9 0.705 0.883 1.1 1.383 1.833 2.262 2.821 3.25
10 0.7 0.879 1.093 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
11 0.697 0.876 1.088 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
12 0.695 0.875 1.083 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
13 0.694 0.87 1.079 1.35 1.771 2.16 2.65 3.012
14 0.692 0.868 1.076 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15 0.691 0.866 1.074 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
16 0.69 0.865 1.071 1.337 1.746 2.12 2.583 2.921
17 0.689 0.863 1.069 1.333 1.74 2.11 2.567 2.898
18 0.688 0.862 1.067 1.33 1.734 2.101 2.552 2.878
19 0.688 0.861 1.066 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
20 0.687 0.86 1.064 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
21 0.686 0.859 1.063 1.323 1.721 2.08 2.518 2.831
22 0.686 0.858 1.061 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819
23 0.685 0.858 1.06 1.319 1.714 2.069 2.5 2.807
24 0.685 0.857 1.059 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797
25 0.684 0.856 1.058 1.316 1.708 2.06 2.485 2.787
26 0.684 0.856 1.058 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779
27 0.684 0.855 1.057 1.414 1.703 2.052 2.473 2.771
28 0.683 0.855 1.056 1.313 1.701 2.081 2.467 2.763
29 0.683 0.854 1.055 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756
30 0.683 0.854 1.055 1.31 1.697 2.042 2.457 2.75
40 0.681 0.851 1.05 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704
60 0.679 0.848 1.046 1.296 1.671 2.000 2.39 2.66
120 0.677 0.845 1.041 1.289 1.658 1.98 2.358 2.617
 0.674 0.842 1.036 1.282 1.645 1.96 2.326 2.576

Sumber : Gujarati, 2008


Lampiran 12. Tabel Distribusi F

Tabel Distribusi F ;  = 0,05

V1
V2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 161 200 216 225 230 234 237 237 241
2 18.50 19.00 19.20 19.20 19.30 19.30 19.40 19.40 19.40
3 10.10 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21
40 4.06 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04
65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.02
70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.01
80 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 1.99
100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97
120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96
 3.84 3.00 2.60 2.37 2.21 2.10 2.01 1.94 1.88

Sumber : Gujarati, 2008


Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

Rumah Pompa di Desa Berambang (BRB. 107), Kecamatan Negara, Kabupaten


Jembrana
Generating Set (Genset) Yang Berfungsi Sebagai Mesin Penggerak
Pompa Submersible

Pompa Submersible Yang Berfungsi Sebagai Alat Untuk Menaikkan Air


Dari Sumur Bor
Oncoran yang berfungsi sebagai Outlet Air Dari Sumur Pompa

Box Alfafa yang berfungsi sebagai Outlet Air Dari Sumur

Pompa
Inovasi Jaringan Irigasi Air Tanah Dengan Sumur
Pompa Guna Eefisiensi Pemanfaatan Air Tanah
(Springkler/ Irigasi Pancar)

Wawancara Bersama Pelaksana Teknik Bidang Sumber Daya Air


Dinas PU Jembrana
Wawancara Bersama Staff Ka. Bid Infrastruktur Pertanian
Kabupaten Jembrana

Wawancara Bersama Kelihan Subak Gede Desa Kaliakah


Kec. Negara Kabupaten Jembrana

Anda mungkin juga menyukai