TPP Beku Dingin Fix
TPP Beku Dingin Fix
240210150004
Kel 1A
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pengolahan dengan suhu rendah yang dilakukan pada praktikum kali ini
adalah pendinginan dan pembekuan. Penyimpanan pada suhu rendah akan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, tetapi tidak akan
membunuhnya. Selain itu suhu yang rendah juga akan memperlambat laju reaksi-
reaksi kimia lainnya yang dapat menimbulkan kerusakan pangan.
4.1. Pendinginan
Pendinginan atau refrigerasi adalah penyimpanan pada suhu di atas titik
beku yaitu di antara -2 oC dan 16 oC. Suhu lemari es umumnya berkisar antara 4
C – 7 oC (Tjahjadi, 2011). Tujuan penyimpanan suhu dingin (cold storage)
o
4.2. Pembekuan
Pembekuan ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan
disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu
kira-kira -17oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama
sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara -12oC
sampai -24oC (Udai, M.2011).
Setelah pembekuan, dilakukan proses thawing. Yaitu pendinginan atau
pencairan bahan pangan pada suhu kamar atau suhu normal setelah dibekukan.
Proses ini dilakukan bertujuan untuk reabsorpsi cairan oleh dinding sel,
mengurangi kerusakan tekstur, mengurangi dripping.
Sampel yang digunakan adalah wortel, jagung, buncis, kentang, dan
daging ayam, dan sosis. Masing-masing sampel sayuran diberikan perlakuan
terlebih dahulu. Beberapa sampel seperti sayuran dilakukan proses blansing
terlebih dahulu. Blansing dilakukan untuk menginaktifkan enzim-enzim
Mutiara Nabila
240210150004
Kel 1A
peroksidase, katalase dan enzim pembuat warna coklat lainnya, mengurangi kadar
oksigen dalam sel, mengurangi jumlah mikroba dan memperbaiki warna.
Pengemasan juga dilakukan sebelum pembekuan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kecepatan pembekuan dan mengurangi reaksi pencoklatan, dengan
mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam bahan pangan.
.
Mutiara Nabila
240210150004
Kel 1A
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan, sampel sayuran yang diberi dua perlakuan
dan dilakukan pendinginan memiliki perubahan yang hampir mirip.
2. Sampel pisang dan apel terus mengalami penurunan kualitas selama
penyimpanan satu minggu dengan metode pendinginan.
3. Sampel daging mengalami perubahan yang signifikan sedangkan sampel
sosis tidak mengalami perubahan yang signifikan selama penyimpanan
seminggu dengan metode pendinginan.
4. Sampel tempe mengalami perubahan yang signifikan sedangkan sampel
tahu hanya mengalami perubahan berat selama penyimpanan seminggu
dengan metode pendinginan.
5. Telur utuh yang disimpan selama tujuh hari masih pada kondisi yang baik,
sedangkan telur pecah yang disimpan selama tujuh hari, dalam kondisi
yang tidak baik.
6. Berdasakan hasil pengamatan, sampel yang disimpan pada suhu di bawah
titik beku mengalami perubahan yang cukup signifikan selama
penyimpanan seminggu dengan metode pembekuan.
7. Sampel daging ayam terus mengalami perubahan yang signifikan
sedangkan sampel sosis hanya mengalami perubahan berat selama
penyimpanan seminggu dengan metode pembekuan.
8. Berdasarkan hasil pengamatan, penyimpanan yang baik untuk komoditi
sayur dan buah adalah pendinginan dan pada bahan/produk hewani adalah
dengan metode pembekuan.
5.2 Saran
Penyimpanan bahan pangan dalam suhu rendah seperti pendinginan dan
pembekuan memang memiliki banyak manfaat, namun sebaiknya tidak disimpan
terlalu lama, karena berpengaruh terhadap kerusakan komponen bahan pangan
tersebut dan menimbulkan beberapa perubahan seperti warna, kandungan gizi,
tekstur, berat dan rasa.
Mutiara Nabila
240210150004
Kel 1A
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, G.H. Fleet, dan H. Wooton. 1985. Ilmu Pangan
(Terjemahan). Universitas Indonesia, Jakarta.
Eskin, H.A.M., Henderson, H.M., and Towsend, R.J. 1971. Biochemistry of Food.
Academic Press, Inc., Orlando, Florida.
Erwin. Lily T. 2006. Tempe dan Tahu Sehat dan Lezat Alami. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Fellow, A.P. 2000. Food Procession Technology, Principles and Practise. 2nd
ed. Woodread. Pub.Lim. Cambridge. England. Terjemahan Ristanto.W dan
Agus Purnomo
Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokima dan Teknologi Pasca Panen. Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Udai, M. 2011. Teknik Pendinginan Sayur. Gramedia, Jakarta.
Wiersema SG. 1989. Storage Requirements for Potato Tubers. International
Potato Center (IPC). Bangkok, Thailand.
Winarno, F.G. dan M. Arman. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya.
Jakarta.
Mutiara Nabila
240210150004
Kel 1A
JAWABAN PERTANYAAN
3. Apa tujuan dari pemberian gula atau sirup dalam pembekuan buah-
buahan?
Jawab: Gula dapat ditambah dalam bentuk gula kering atau dalam bentuk sirup.
Pengemasan dalam sirup lebih baik karena dapat menahan aroma volatil dan lebih
efektif dalam mencegah kepoyoan. penggunaan gula dalam keadaan kering
biasanya dilakukan untuk buah yang sudah dimasak karena Mengandung air lebih
sedikit di dalam kemasan atau buah yang mengandung banyak sari buah.
4. Mengapa tomat yang akan disimpan dalam lemari es tidak boleh dicuci?
Jawab: Tomat merupakan sayuran yang berasal dari iklim hangat, sehingga
mereka lebih memilih tempat panas untuk tumbuh. Ketika memaksa disimpan di
dalam kulkas mengubah reaksi kimia sehingga melemahkan rasa dan mengubah
tekstur tomat. Tapi, kulkas bisa menjadi tempat aman bagi tomat yang sudah
matang. Suhu dingin akan menjaga menambah kematangan tomat. Tomat yang
akan disimpan dalam lemari es tidak boleh dicuci terlebih dahulu, cukup
Mutiara Nabila
240210150004
Kel 1A
dibersihkan dengan lap kering. Ini harus dilakukan karena tomat memiliki lapisan
lilin pada kulitnya, jika dicuci akan mengkikis lapisan lilin tersebut, akibatnya
pori-pori akan terbuka sehingga tomat mudah busuk. Tomat harus sudah berwarna
merah. Jika masih hijau simpan pada suhu kamar sampai tomat berwarna merah
dulu. Tomat hijau tidak dapat lagi menjadi matang jika didinginkan sampai suhu
rendah.