Anda di halaman 1dari 12

Nama : Feni emiliya

NIM : 161710101076
Fakultas : Teknologi Pertanian
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Pendahuluan

Sebagai seorang muslim kita sering mendengar istilah takwa dalam


kehidupan sehari-hari.Menurut tinjauan bahasa,takwa berarti “menjaga”. Sedangkan
menurut tinjauan syar’i, para ulama memiliki beragam ungkapan di dalam
mendefinisikannya. Meskipun beragam, semua definisi itu mengarah kepada satu
pengertian,yakni penjagaan diri seorang hamba terhadap kemurkaan Allah dan siksa-
Nya dengan melaksanakan semua yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang
dilarang. (Farid,A.2008) .Takwa merupakan salah satu bukti kecintaan kita sebagai
seorang hamba kepada Allah dan dengan ini kita memang sepatutnya bertakwa
kepada Allah Swt.
Dalam meraih derajat taqwa banyak sekali halangan atau godaan yang sering
kali merintang, dengan ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dalam
meraihnya. Allah Swt tidak menilai seorang hamba dari tingkat kekayaannya ataupun
tingkat keelokan parasnya. Allah hanya menilai dari segi keimanan seorang hamba
dan ketaatannya terhadap perintah Allah.
Takwa dapat diartikan bentuk peribadatan kita terhadap Allah secara
bersungguh-sungguh,seakan-akan kita melihatNya dan Allah senantiasa melihat kita.
Takwa yaitu tidak terus menerus melakukan maksiat dan tidak terpedaya akan
keindahan dunia. . Pemahaman yang baik tentang takwa sangat penting,karena
sebagai seorang muslim kita patut paham dan dapat mengimplementasikan
ketakwaaan kita kepada Allah Swt.Namun sebenarnya dalam kalangan
masyarakatkita kali ini masih banyak orang yang tidak mengerti dan memahami
tentang ketakwaan,ciri-ciri orang yang bertakwa, dan bagaimana cara atau upaya
untuk mengembangkan ketakwaan. Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai pengertian takwa,ciri-ciri orang bertakwa,dan upaya mengembangkan
ketakwaan. Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang ketakwaan itu
sendiri.
Rumusan Masalah
1.Apa pengertian taqwa?
2.Apa saja ciri-ciri orang bertaqwa?
3.Apa upaya yang diperlukan untuk mengembangkan ketaqwaan?
4.Bagaiman implementasi taqwa dalam kekhidupan sehari-hari?
Pembahasan

1. Pengertian takwa
Menurut tinjauan bahasa, takwa berarti “menjaga”. Sedangkan menurut
tinjauaan syar’i,para ulama memiliki beragam ungkapan di dalam
mendefinisikannya. Meskipun beragam, semua definisi itu mengarah kepada satu
pengertian, yakni; penjagaan diri seorang hamba terhadap kemurkaan Allah Swt dan
siksa-Nya dengan melaksanakan semua yang diperintahkan dan meninggalkan segala
yang dilarang. (Farid,Ahmad, 2008)
Al-Hafizh ibnu Rajab menyatakan,”Takwa asalnya adalah penjagaan yang
dilakukan oleh seorang hamba untuk dirinya terhadap sesuatu yang ditakuti dan
dikhawatirkannya, supaya dia terjaga dirinya. Takwa seorang hamba kepada Rabb-
Nya adalah penjagaan yang dilakukan oleh seorang hamba untuk dirinya terhadap
kemurkaan dan hukuman dari-Nya, supaya dia terjaga darinya.(Farid,Ahmad, 2008)
Penjagaan itu adalah menaati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya. Dalil tentang takwa :

َ‫َّللاَ الَّذِي ِإلَ ْي ِه تُحْ ش َُرون‬


َّ ‫َواتَّقُوا‬
“Bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan
(kembali)”.(Al-Maidah [5]:96)

َ‫ير ِب َما تَ ْع َملُون‬ َّ ‫ت ِلغَ ٍد ۖ َواتَّقُوا‬


َّ ‫َّللاَ ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َخ ِب‬ ُ ‫َّللاَ َو ْلتَ ْن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬
ْ ‫س َما قَدَّ َم‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.(Al-Hasyr [59] : 18)

Melaksanakan berbagai kewajiban dan meninggalkan semua larangan dan


berbagai syubhat (hal-hal yang masih diragukan) masuk kedalam ruang lingkup
takwa. Termasuk juga melaksanakan berbagai amalan sunnah dan meninggalkan
perkara-perkara yang makruh.
2. Ciri-ciri orang yang bertakwa ,ciri-ciri orang yang bertakwa yang dibahas
pada halaman ini berdasarkan pada ayat Al-quran yang menerangkan perihal
takwa.
Sumber: (Yani,Ahmad,2007)
 Beriman kepada yang Ghaib, Mendirikan shalat, dan berinfaq
َ‫صلَ ٰوة َ َو ِم َّما َرزَ ۡقنَ ٰـ ُه ۡم يُن ِفقُون‬ ِ ‫ٱلَّذِينَ ي ُۡؤ ِمنُونَ ِب ۡٱلغ َۡي‬
َّ ‫ب َويُ ِقي ُمونَ ٱل‬
[yaitu] mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, [Q.S. al-
Baqarah: 3].
 Beriman kepada kitab-kitab Allah dan meyakini adanya akhirat.
ِ ُ ‫نز َل ِإلَ ۡيكَ َو َما ٓ أ‬
َ‫نز َل ِمن قَ ۡبلِكَ َو ِب ۡٱۡل َ ِخ َرةِ ه ُۡم يُوقِنُون‬ ِ ُ ‫َوٱلَّذِينَ ي ُۡؤ ِمنُونَ ِب َما ٓ أ‬
dan mereka yang beriman kepada Kitab [Al Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya
[kehidupan] akhirat . (Q.S. al-Baqarah: 4).
 Beriman kepada: Allah, Hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, para nabi;
berinfaq, memerdekakan budak, mendirikan shalat, zakat, menepati janji dan
sabar.
ِ ‫ڪ ِة َو ۡٱل ِكتَ ٰـ‬
‫ب‬ َ ‫ٱَّللِ َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل َ ِخ ِر َو ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٮ‬
َّ ِ‫ب َولَ ٰـ ِك َّن ۡٱلبِ َّر َم ۡن َءا َمنَ ب‬
ِ ‫ق َو ۡٱل َم ۡغ ِر‬ ِ ‫س ۡٱلبِ َّر أَن ت ُ َولُّواْ ُو ُجو َه ُك ۡم ِقبَ َل ۡٱل َم ۡش ِر‬
َ ‫لَّ ۡي‬
َ َ‫ب َوأَق‬
‫ام‬ ِ ‫ٱلرقَا‬ ِ ‫سا ٓ ِٕٮلِينَ َوفِى‬ َّ ‫سبِي ِل َوٱل‬ َّ ‫س ٰـكِينَ َو ۡٱبنَ ٱل‬ َ ‫َوٱلنَّبِيِ ۧـنَ َو َءات َى ۡٱل َما َل َعلَ ٰى ُحبِِۦه ذَ ِوى ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱليَتَ ٰـ َم ٰى َو ۡٱل َم‬
َ‫سا ٓ ِء َوٱلض ََّّرآ ِء َو ِحينَ ۡٱلبَ ۡأ ِسۗ أ ُ ْولَ ٰـٓٮِٕكَ ٱلَّذِين‬
َ ‫ص ٰـبِ ِرينَ فِى ۡٱلبَ ۡأ‬
َّ ‫ڪ ٰوةَ َو ۡٱل ُموفُونَ بِعَهۡ ِده ِۡم إِذَا َع ٰـ َهد ُواْۖ َوٱل‬ َّ ‫صلَ ٰوة َ َو َءات َى‬
َ ‫ٱلز‬ َّ ‫ٱل‬
َ‫صدَقُواْۖ َوأ ُ ْولَ ٰـٓٮِٕكَ ُه ُم ۡٱل ُمتَّقُون‬
َ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir [yang
memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan
[memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S.al-
Baqarah: 177).
 Berinfaq di waktu lapang atau sempit, menahan amarah, dan pemaaf.
َ‫ٱَّللُ ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬ ِ َّ‫ظ َو ۡٱل َعافِينَ َع ِن ٱلن‬
َّ ‫اسۗ َو‬ َ ‫ڪ ٰـ ِظ ِمينَ ۡٱلغ َۡي‬
َ ‫ٱلَّذِينَ يُن ِفقُونَ ِفى ٱلس ََّّرآ ِء َوٱلض ََّّرآ ِء َو ۡٱل‬
[yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan [kesalahan]
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali-Imran: 134)
‫ُص ُّرواْ َعلَ ٰى‬ َ ُ‫ٱست َۡغفَ ُرواْ ِلذُنُو ِب ِه ۡم َو َمن َي ۡغ ِف ُر ٱلذُّن‬
َّ ‫وب ِإ ََّّل‬
ِ ‫ٱَّللُ َولَ ۡم ي‬ َ ُ‫ظلَ ُم ٓواْ أَنف‬
َّ ْ‫س ُہ ۡم ذَك َُروا‬
ۡ َ‫ٱَّللَ ف‬ َ ‫شةً أ َ ۡو‬
َ ‫َوٱلَّذِينَ ِإذَا فَ َعلُواْ فَ ٰـ ِح‬
‫يَعۡ لَ ُمونَ َما فَعَلُواْ َوه ُۡم‬
 Berpuasa Ramadhan
َ‫ب َعلَى ٱلَّذِينَ ِمن قَ ۡب ِلڪ ُۡم لَ َعلَّ ُك ۡم تَتَّقُون‬
َ ‫ٱلصيَا ُم َك َما ُك ِت‬ َ ِ‫يَ ٰـٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكت‬
ُ ‫ب َعلَ ۡي‬
ِ ‫ڪ ُم‬
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S.al-
Baqarah:183)
 Tidak Silau Keindahan duniawi
ۗ‫ُز ِينَ ِللَّذِينَ َكفَ ُرواْ ۡٱل َح َي ٰوة ُ ٱلد ُّۡن َيا َو َي ۡس َخ ُرونَ ِمنَ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْۘ َوٱلَّذِينَ ٱتَّقَ ۡواْ فَ ۡوقَ ُه ۡم َي ۡو َم ۡٱل ِق َي ٰـ َم ِة‬
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka
memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu
lebih mulia daripada mereka di hari kiamat (Q.S.al-Baqarah: 212).
 Selalu berbuat kebajikan.
َ‫ٱَّللُ َع ِلي ُۢ ُم ِب ۡٱل ُمتَّقِين‬ ۡ ‫َو َما َي ۡف َعلُواْ ِم ۡن خ َۡي ٍ۬ ٍر فَلَن ي‬
َّ ‫ُڪفَ ُروهُۗ َو‬
Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak
dihalangi [menerima pahala] nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang
bertakwa. (Q.S. Ali Imran:115).
 Bersegera kepada ampunan Allah.
َ‫ض أ ُ ِعد َّۡت ِل ۡل ُمتَّقِين‬
ُ ‫س َم ٰـ َوٲتُ َو ۡٱۡل َ ۡر‬ ُ ‫ارع ُٓواْ إِلَ ٰى َم ۡغ ِف َر ٍ۬ةٍ ِمن َّربِڪ ُۡم َو َجنَّ ٍة َع ۡر‬
َّ ‫ض َها ٱل‬ ِ ‫س‬َ ‫َو‬
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(Q.S. Ali Imran: 133)
 Selalu mengingat Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya.
‫ُص ُّرواْ َعلَ ٰى‬ َ ُ‫ٱست َۡغفَ ُرواْ ِلذُنُو ِب ِه ۡم َو َمن يَ ۡغ ِف ُر ٱلذُّن‬
َّ ‫وب إِ ََّّل‬
ِ ‫ٱَّللُ َولَ ۡم ي‬ َ ُ‫ظلَ ُم ٓواْ أَنف‬
َّ ْ‫س ُہ ۡم ذَك َُروا‬
ۡ َ‫ٱَّللَ ف‬ َ ‫شةً أ َ ۡو‬
َ ‫َوٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَ ٰـ ِح‬
َ‫َما َفعَلُواْ َوه ُۡم يَعۡ لَ ُمون‬
Dan [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(Q.S.Ali-Imran: 135).
 Bersabar saat diuji harta dan dirinya.
ٍ۬
‫يراۚ َو ِإن‬ َ ‫لَت ُ ۡبلَ ُو َّن فِ ٓى أَمۡ َوٲ ِلڪ ُۡم َوأَنفُ ِسڪ ُۡم َولَت َۡس َمعُ َّن ِمنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِكت َ ٰـ‬
ً ٍ۬ ِ‫ب ِمن قَ ۡب ِلڪ ُۡم َو ِمنَ ٱلَّذِينَ أَ ۡش َر ُك ٓواْ أَذ ًى َكث‬
ِ ‫ت َصۡ بِ ُرواْ َوتَتَّقُواْ فَإ ِ َّن ذَٲلِكَ ِم ۡن َع ۡز ِم ۡٱۡل ُ ُم‬
‫ور‬
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan [juga] kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Q.S. Ali Imran: 186).
 Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup.
َ‫َّار ۡٱۡل َ ِخ َرة ُ خ َۡي ٍ۬ ٌر ِللَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَ ََل تَعۡ ِقلُون‬ ٍ۬ ‫َو َما ۡٱل َحيَ ٰوة ُ ٱلد ُّۡنيَا ٓ إِ ََّّل لَع‬
ُ ‫ِبٌ َولَهۡ ٍ۬ ٌوۖ َولَلد‬
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka.
Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka
tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. al-An'am: 32).
 Menyebarkan dakwah.
َ‫ِڪ َر ٰى لَ َعلَّ ُه ۡم َيتَّقُون‬ َ ‫َو َما َعلَى ٱلَّذِينَ يَتَّقُونَ ِم ۡن ِح‬
ِ ‫سا ِب ِهم ِمن ش َۡى ٍ۬ ٍء َولَ ٰـ‬
ۡ ‫ڪن ذ‬
Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa
terhadap dosa mereka; akan tetapi [kewajiban mereka ialah] mengingatkan agar
mereka bertakwa. (Q.S. al-An'm: 69).
 Menutup aurat
ۚ‫اس ٱلتَّ ۡق َو ٰى ذَٲلِكَ خ َۡي ٍ۬ ٌر‬ ً ٍ۬ ‫س ۡو َءٲتِ ُك ۡم َو ِري‬
ُ َ‫شاۖ َو ِلب‬ ً ٍ۬ ‫يَ ٰـبَنِ ٓى َءادَ َم قَ ۡد أَنزَ ۡلنَا َعلَ ۡي ُك ۡم ِلبَا‬
َ ‫سا ي َُو ِٲرى‬
Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik. (Q.S. Al-A'raf: 26).
 Berdzikir manakala ditimpa kebimbangan.
ِ ‫ط ٰـ ِن تَذَڪ َُّرواْ فَإِذَا هُم ُّم ۡب‬
َ‫ص ُرون‬ َ ‫ش ۡي‬ ٌ ٍ۬ ‫ط ٰـٓ ِٕٮ‬
َّ ‫ف ِمنَ ٱل‬ َّ ‫ِإ َّن ٱلَّذِينَ ٱتَّقَ ۡواْ ِإذَا َم‬
َ ‫س ُہ ۡم‬
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-
kesalahannya. (Q.S. al-A'raf: 201).
 Menyuruh Keluarga Mendirikan shalat dan sabar mengerjakannya.
‫ط ِب ۡر َعلَ ۡي َہاۖ ََّل ن َۡسـَٔلُكَ ِر ۡز ٍ۬قًاۖ نَّ ۡحنُ ن َۡر ُزقُكَ ۗ َو ۡٱل َع ٰـ ِق َبةُ ِللتَّ ۡق َو ٰى‬ َّ ‫َو ۡأ ُم ۡر أَ ۡهلَكَ ِبٱل‬
َ ۡ‫صلَ ٰو ِة َوٱص‬
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang
memberi rezki kepadamu. Dan akibat [yang baik] itu adalah bagi orang yang
bertakwa. (Q.S. Thaha: 132).
 Tidak sombong dan tidak berbuat kerusakan
َ‫سا ٍ۬دًاۚ َو ۡٱلعَ ٰـ ِقبَةُ ِل ۡل ُمتَّقِين‬ ِ ‫علُ ٍ۬وا فِى ۡٱۡل َ ۡر‬
َ َ‫ض َو ََّل ف‬ ُ ‫ِت ۡلكَ ٱلد‬
ُ َ‫َّار ۡٱۡل َ ِخ َرة ُ ن َۡجعَلُ َها ِللَّذِينَ ََّل ي ُِريد ُون‬
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di [muka] bumi. Dan kesudahan [yang
baik] itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Qashash: 83).
 Muslimah hendaklah menjaga pandangan dan kata-kata dalam berbicara.
ٍ۬‫ض وقُ ۡلنَ قَ ۡو ٍَّ۬لً معۡ روفًا‬
ُ َّ َ ٌ ٍ۬ ‫ضعۡ نَ بِ ۡٱلقَ ۡو ِل فَيَ ۡط َم َع ٱلَّذِى فِى قَ ۡلبِِۦه َم َر‬ َ ِ‫ڪأ َ َح ٍ۬ ٍد ِمنَ ٱلن‬
َ ‫سا ٓ ۚ ِء إِ ِن ٱتَّقَ ۡيت ُ َّن فَ ََل ت َۡخ‬ َ ‫سا ٓ َء ٱلنَّبِ ِى لَ ۡست ُ َّن‬
َ ِ‫يَ ٰـن‬
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya , dan ucapkanlah perkataan yang baik, (Q.S.
al-Ahzab: 32).
 Membawa kebenaran dan membenarkannya.
َ‫صدَّقَ ِبِۦهۙ أ ُ ْولَ ٰـٓٮِٕكَ ُه ُم ۡٱل ُمتَّقُون‬ ِ ‫َوٱلَّذِى َجا ٓ َء ِب‬
ِ ‫ٱلص ۡد‬
َ ‫ق َو‬
Dan orang yang membawa kebenaran [Muhammad] dan membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Az-Zumar: 33).
 Menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji.
‫ض َوإِ ۡذ أَنت ُ ۡم‬ ِ ‫شأ َ ُكم ِمنَ ۡٱۡل َ ۡر‬ َ ‫ش إِ ََّّل ٱللَّ َم َمۚ إِ َّن َربَّكَ َوٲ ِس ُع ۡٱل َم ۡغ ِف َرةِۚ ه َُو أَ ۡعلَ ُم بِ ُك ۡم إِ ۡذ أَن‬ ِ ‫ٱۡل ۡث ِم َو ۡٱلفَ َو‬
َ ‫ٲح‬ ِ ۡ ‫ٱلَّذِينَ يَ ۡجتَنِبُونَ َكبَ ٰـٓ ِٕٮ َر‬
َ ُ‫ون أ ُ َّم َه ٰـتِ ُك ۡمۖ َف ََل تُزَ ُّك ٓو ْا أَنف‬
‫س ُك ۡمۖ ه َُو أ َ ۡع َل ُم ِب َم ِن ٱتَّقَ ٰ ٓى‬ ِ ‫ط‬ُ ُ‫أ َ ِج َّن ٍ۬ةٌ فِى ب‬
[Yaitu] orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan
Dia lebih mengetahui [tentang keadaan]mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah
dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (Q.S. An-
Najm: 32).
 Selalu mengambil pelajaran dari al-Qur'an.
َ‫َوإِنَّهُ ۥ لَت َۡذ ِك َر ٍ۬ة ٌ ِل ۡل ُمتَّقِين‬
Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa. (Q.S. al-Haaqqa: 48).
3. Upaya mengembangkan Ketakwaan
Untuk memperkokoh dan meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah, ada
beberapa cara yaitu:
Pertama; dengan al- mu’ahadah yaitu ingat dengan perjanjian kita kepada Allah swt.
Janji itu sering kita ikrarkan, misal ketika kita shalat paling sedikit 17 kali kita
berjanji kepada Allah untuk menyembah hanya kepada Allah dan minta
pertolongan,bahkan setiap kita membaca surat al-Fatihah ayat 5:

Kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami mohon pertolongan.

Dengan demikian, setiap kita sudah berjanji untuk menjalankan kehidupan ini
dengan sesuatu yang bernilai ibadah dan Allah sesungguhnya menciptakan manusia
ini dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Tentunya ibadah yang dimaksudkan
tidak hanya terbatas pada ibadah shalat, puasa, dzkir dan sejenisnya, melainkan
seluruh kegiatan kita dari pagi sampai pagi lagi, semua harus bernilai ibadah. Agar
semua kegiatan kita bernilai ibadah, tentunya dengan syarat bahwa kegiatan itu
benar, baik dan dikerjakan dengan niat yang ikhlas, cara yang benar serta dengan
tujuan hanya mengharap ridha Allah swt.

Kedua; dengan al- muraqabah yaitu merasa dekat kepada Allah swt.
Hal ini perlu karena orang akan merasakan bahwa dia selalu diawasi oleh Allah dan
membuatnya selalu berfikir sebelum berbuat dan tidak berani menyimpang dari jalan
yang telah diatur-Nya. Sikap ini mutlak harus dilakukan , karena sebenarnya Allah
itusangat dekat dengan kita, sesuai dengan firman Allah swt dalam surat al_hadid
ayat 4:

ِ ‫ض فِي ِست َّ ِة أَيَّ ٍام ث ُ َّم ا ْست ََو ٰى َعلَى ْالعَ ْر ِش ۚ يَ ْعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِي ْاۡل َ ْر‬
‫ض َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َها‬ َ ‫ت َو ْاۡل َ ْر‬ َّ ‫ه َُو الَّذِي َخلَقَ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
‫ير‬
ٌ ‫ص‬ َّ ‫اء َو َما يَ ْع ُر ُج فِي َها ۖ َوه َُو َمعَ ُك ْم أَيْنَ َما ُك ْنت ُ ْم ۚ َو‬
ِ َ‫َّللاُ ِب َما تَ ْع َملُونَ ب‬ َّ ‫َو َما يَ ْن ِز ُل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬

Dan Allah bersama kamu dimana saja kamu berada; dan Allah maha melihat apa
yang kamu kerjakan. Bahkan dalam ayat yang lain, dalam surat al-Mujadilah ayat 6:
ٌ‫ش ِهيد‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ٰى ُك ِل‬
َ ٍ‫ش ْيء‬ َّ ‫سوهُ ۚ َو‬ َ ْ‫َّللاُ َج ِميعًا فَيُنَبِئ ُ ُه ْم بِ َما َع ِملُوا ۚ أَح‬
َّ ُ‫صاه‬
ُ َ‫َّللاُ َون‬ َّ ‫يَ ْو َم يَ ْبعَث ُ ُه ُم‬
yang intinya ayat ini menjelaskan bahwa tidaklah kamu perhatikan yang ada dilangit
dan di bumi. Tiada pembicaraan rahasia anatar tiga orang, melainkan Allahlah yang
keempatnya; dan tiada pembicaraan antara lima orang melainkan Allah yang
keenamnya; dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih
banyak, melainkan Allah ada bersama mereka dimanapun mereka berada; Kemudian
Allah akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka
kerjakan; sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu.

Ketiga; dengan al- Muhasabah atau menghitung- hitung diri, introspeksi diri yang
juga merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim. Apalagi kelak amal manusia
akan hitung oleh Allah swt; karena itu sebelumnya manusia harus menghitung
sendiri amal- amalnya agar dia tahu apakah selama ini dia lebih banyak amal shaleh
atau amal salah. Sahabat nabi Umar ibnu Khattab pernah mengingatkan dalam
ungkapannya:

Hisablah disi kalian sebelum kalian dihisab di kahirat.


Oleh karena itu, ada baiknya seorang muslim melakukan muhasabah setiap hari,
misalnya menjelasng tidur, dia merenungi apa yang diperjuangkan pada hari it atau
setiap jum’at sekali atau sebulan dan minimal setahun, dia dapat meningkatkan
kualitas hidupnya untuk bekal waktu yang akan datang termasuk kehidupan di akhir
nantinya.
Firman Allah surat al-Hasr ayat 18:

َ‫ير ِب َما تَ ْع َملُون‬ َّ ‫ت ِلغَ ٍد ۖ َواتَّقُوا‬


َّ ‫َّللاَ ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َخ ِب‬ ُ ‫َّللاَ َو ْلتَ ْن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬
ْ ‫س َما قَدَّ َم‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬

”Hai orang- orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yanv telah di perbuatnya untuk hari akhirat, dan
bertaqwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.

Keempat; dengan al- mu’aqabah yaitu memberikan sangsi atau menghukum dirinya
sendiri bila tidak melakukan hal-hal yang semestinya dilakukan, apalagi jika sampai
melakukan maksiat. Perlunya sangsi ini diberlakukan pada diri seseorang muslim,
karena akan membatasi jangan sampai mempermudah terlanggarnya kesalahan-
kesalahan yang lain.
Kelima; dengan al- mujahadah yaitu bersungguh sungguh dalam menjalankan ajaran
Islam. Hal ini karena Islam memang harus dilakukan dengan penuh kesungguhan;
Tanpa kesungguhan, sangat sulit seorang dapat melakukan ajaran Islam. Shalat
misalnya memerlukan kesungguhan, begitu juga berinfaq, apalagi berjihad di jalan
Allah. Jika seseorang telah memiliki kesungguhan, meskipun nantinya
akanmenghadapi kesulitan dalam beramal, Allah swt akan memberikan kemudahan
baginya dalam mengahdapi kesulitan itu. Allah berfirman dalam surat al-Ankabut
ayat 69:
َ‫ْال ُمحْ ِسنِين‬ ‫لَ َم َع‬ َّ
َ‫َّللا‬ ‫َوإِ َّن‬ ۚ ‫سبُلَنَا‬
ُ ‫لَنَ ْه ِديَ َّن ُه ْم‬ ‫فِينَا‬ ‫َجا َهد ُوا‬ َ‫َوالَّذِين‬

“Dan orang- orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Allah, benar- benar akan
Allah tunjukkan kepada mereka jalan- jalan Allah. Dan sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang- orang yang bwerbuat baik”.

Dengan demikian, ketaqwaan kepada Allah harus kita mantapkan terus karena
dengan demikian seorang muslim, akan memperoleh kebahagiaan yang hakiki di
dunia dan akhirat
4. Implementasi Takwa dalam Kehidupan Sehari-hari.
 Menjalankan keenam rukun iman.
 Menaati perintah Allah dan beramal sholeh untuk mendapatkan ridhlo Allah
 Membersihkan diri dari hal-hal yang diharamkan (menghindari keharaman)
 Ringan tangan atau saling membantu sesama manusia.
 Menjaga aurat pada dirinya sesuai dengan ajaran agama.Ada sebuah hadist
yang menyatakan,bahwa Rosulullah SAW bersabda:
 "Barang siapa bisa menjamin diantara kedua mulut (bibir)nya (bibir atas dan
bawah),niscaya aku akan menjadi surganya".
 Menjaga amanah dan menepati janji. Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa haruslah
bisa menjaga amanah yang diberikan kepada dirinya dan berusahalah untuk
selalu menepati janji selagi masih mampu.
 Menjaga sholat wajib. Menjaga sholat dalam kehidupan sehari-hari bukan
persoalan yang mudah. Menjaga sholat ini berarti orang tersebut bisa menjaga
waktunya, dia selalu sholat tepat waktu dan tidak menunda-nunda sholatnya.
Disamping sholat tepat waktu orang tersebut juga menjaga cara dan
bacaannya dengan benar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Disamping itu juga harus bisa menjaga efek positif dari
sholat, yaitu dengan benar-benar menghayati dan melaksanakan apa yang
telah dibaca dalam melaksanakan sholat.
 Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman.
DAFTAR PUSTAKA

Farid,Ahmad.2008.Quantum Taqwa.Solo:Pustaka arafah


Yani,Ahmad.2007.BE EXCELENT MENJADII PRIBADI
TERPUJI.Jakarta:Al Qalam
Sumber: Cara meningkatkan takwa. http://ephaaphril.blogspot.co.id/2012/02/cara-
meningkatkan-taqwa.html (Diakses pada 17 Februari 2012)
Sumber:http://skripsi-dulrohman.blogspot.co.id/2013/01/contoh-makalah-pai-
tentang-iman-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai