NIM : 161710101076
Fakultas : Teknologi Pertanian
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Pendahuluan
1. Pengertian takwa
Menurut tinjauan bahasa, takwa berarti “menjaga”. Sedangkan menurut
tinjauaan syar’i,para ulama memiliki beragam ungkapan di dalam
mendefinisikannya. Meskipun beragam, semua definisi itu mengarah kepada satu
pengertian, yakni; penjagaan diri seorang hamba terhadap kemurkaan Allah Swt dan
siksa-Nya dengan melaksanakan semua yang diperintahkan dan meninggalkan segala
yang dilarang. (Farid,Ahmad, 2008)
Al-Hafizh ibnu Rajab menyatakan,”Takwa asalnya adalah penjagaan yang
dilakukan oleh seorang hamba untuk dirinya terhadap sesuatu yang ditakuti dan
dikhawatirkannya, supaya dia terjaga dirinya. Takwa seorang hamba kepada Rabb-
Nya adalah penjagaan yang dilakukan oleh seorang hamba untuk dirinya terhadap
kemurkaan dan hukuman dari-Nya, supaya dia terjaga darinya.(Farid,Ahmad, 2008)
Penjagaan itu adalah menaati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya. Dalil tentang takwa :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.(Al-Hasyr [59] : 18)
Dengan demikian, setiap kita sudah berjanji untuk menjalankan kehidupan ini
dengan sesuatu yang bernilai ibadah dan Allah sesungguhnya menciptakan manusia
ini dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Tentunya ibadah yang dimaksudkan
tidak hanya terbatas pada ibadah shalat, puasa, dzkir dan sejenisnya, melainkan
seluruh kegiatan kita dari pagi sampai pagi lagi, semua harus bernilai ibadah. Agar
semua kegiatan kita bernilai ibadah, tentunya dengan syarat bahwa kegiatan itu
benar, baik dan dikerjakan dengan niat yang ikhlas, cara yang benar serta dengan
tujuan hanya mengharap ridha Allah swt.
Kedua; dengan al- muraqabah yaitu merasa dekat kepada Allah swt.
Hal ini perlu karena orang akan merasakan bahwa dia selalu diawasi oleh Allah dan
membuatnya selalu berfikir sebelum berbuat dan tidak berani menyimpang dari jalan
yang telah diatur-Nya. Sikap ini mutlak harus dilakukan , karena sebenarnya Allah
itusangat dekat dengan kita, sesuai dengan firman Allah swt dalam surat al_hadid
ayat 4:
ِ ض فِي ِست َّ ِة أَيَّ ٍام ث ُ َّم ا ْست ََو ٰى َعلَى ْالعَ ْر ِش ۚ يَ ْعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِي ْاۡل َ ْر
ض َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َها َ ت َو ْاۡل َ ْر َّ ه َُو الَّذِي َخلَقَ ال
ِ س َم َاوا
ير
ٌ ص َّ اء َو َما يَ ْع ُر ُج فِي َها ۖ َوه َُو َمعَ ُك ْم أَيْنَ َما ُك ْنت ُ ْم ۚ َو
ِ ََّللاُ ِب َما تَ ْع َملُونَ ب َّ َو َما يَ ْن ِز ُل ِمنَ ال
ِ س َم
Dan Allah bersama kamu dimana saja kamu berada; dan Allah maha melihat apa
yang kamu kerjakan. Bahkan dalam ayat yang lain, dalam surat al-Mujadilah ayat 6:
ٌش ِهيد َ َّللاُ َعلَ ٰى ُك ِل
َ ٍش ْيء َّ سوهُ ۚ َو َ َّْللاُ َج ِميعًا فَيُنَبِئ ُ ُه ْم بِ َما َع ِملُوا ۚ أَح
َّ ُصاه
ُ ََّللاُ َون َّ يَ ْو َم يَ ْبعَث ُ ُه ُم
yang intinya ayat ini menjelaskan bahwa tidaklah kamu perhatikan yang ada dilangit
dan di bumi. Tiada pembicaraan rahasia anatar tiga orang, melainkan Allahlah yang
keempatnya; dan tiada pembicaraan antara lima orang melainkan Allah yang
keenamnya; dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih
banyak, melainkan Allah ada bersama mereka dimanapun mereka berada; Kemudian
Allah akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka
kerjakan; sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu.
Ketiga; dengan al- Muhasabah atau menghitung- hitung diri, introspeksi diri yang
juga merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim. Apalagi kelak amal manusia
akan hitung oleh Allah swt; karena itu sebelumnya manusia harus menghitung
sendiri amal- amalnya agar dia tahu apakah selama ini dia lebih banyak amal shaleh
atau amal salah. Sahabat nabi Umar ibnu Khattab pernah mengingatkan dalam
ungkapannya:
”Hai orang- orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yanv telah di perbuatnya untuk hari akhirat, dan
bertaqwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Keempat; dengan al- mu’aqabah yaitu memberikan sangsi atau menghukum dirinya
sendiri bila tidak melakukan hal-hal yang semestinya dilakukan, apalagi jika sampai
melakukan maksiat. Perlunya sangsi ini diberlakukan pada diri seseorang muslim,
karena akan membatasi jangan sampai mempermudah terlanggarnya kesalahan-
kesalahan yang lain.
Kelima; dengan al- mujahadah yaitu bersungguh sungguh dalam menjalankan ajaran
Islam. Hal ini karena Islam memang harus dilakukan dengan penuh kesungguhan;
Tanpa kesungguhan, sangat sulit seorang dapat melakukan ajaran Islam. Shalat
misalnya memerlukan kesungguhan, begitu juga berinfaq, apalagi berjihad di jalan
Allah. Jika seseorang telah memiliki kesungguhan, meskipun nantinya
akanmenghadapi kesulitan dalam beramal, Allah swt akan memberikan kemudahan
baginya dalam mengahdapi kesulitan itu. Allah berfirman dalam surat al-Ankabut
ayat 69:
َْال ُمحْ ِسنِين لَ َم َع َّ
ََّللا َوإِ َّن ۚ سبُلَنَا
ُ لَنَ ْه ِديَ َّن ُه ْم فِينَا َجا َهد ُوا ََوالَّذِين
“Dan orang- orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Allah, benar- benar akan
Allah tunjukkan kepada mereka jalan- jalan Allah. Dan sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang- orang yang bwerbuat baik”.
Dengan demikian, ketaqwaan kepada Allah harus kita mantapkan terus karena
dengan demikian seorang muslim, akan memperoleh kebahagiaan yang hakiki di
dunia dan akhirat
4. Implementasi Takwa dalam Kehidupan Sehari-hari.
Menjalankan keenam rukun iman.
Menaati perintah Allah dan beramal sholeh untuk mendapatkan ridhlo Allah
Membersihkan diri dari hal-hal yang diharamkan (menghindari keharaman)
Ringan tangan atau saling membantu sesama manusia.
Menjaga aurat pada dirinya sesuai dengan ajaran agama.Ada sebuah hadist
yang menyatakan,bahwa Rosulullah SAW bersabda:
"Barang siapa bisa menjamin diantara kedua mulut (bibir)nya (bibir atas dan
bawah),niscaya aku akan menjadi surganya".
Menjaga amanah dan menepati janji. Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa haruslah
bisa menjaga amanah yang diberikan kepada dirinya dan berusahalah untuk
selalu menepati janji selagi masih mampu.
Menjaga sholat wajib. Menjaga sholat dalam kehidupan sehari-hari bukan
persoalan yang mudah. Menjaga sholat ini berarti orang tersebut bisa menjaga
waktunya, dia selalu sholat tepat waktu dan tidak menunda-nunda sholatnya.
Disamping sholat tepat waktu orang tersebut juga menjaga cara dan
bacaannya dengan benar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Disamping itu juga harus bisa menjaga efek positif dari
sholat, yaitu dengan benar-benar menghayati dan melaksanakan apa yang
telah dibaca dalam melaksanakan sholat.
Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman.
DAFTAR PUSTAKA