Anda di halaman 1dari 1

Farmakodinamik:

Parasetamol merupakan penghambat COX-1 dan COX-2 yang lemah di jaringan perifer
dan hampir tidak memiliki efek anti-inflamasi/anti-radang. Hambatan biosintesis
Prostaglandin (PG) hanya terjadi bila lingkungan yang rendah kadar peroksid seperti di
hipotalamus sedangkan lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang
dihasilkan leukosit, hal ini lah yang menjelaskan efek antiinflamasi parasetamol tidak ada.
Studi terbaru menduga parasetamol juga menghambat COX-3 di Susunan Saraf Pusat yang
menjelaskan cara kerjanya sebagai anti piretik.
Farmakokinetik
Absorpsi : diberikan peroral, absorpsi bergantung pada kecepatan pengosongan lambung,
dan kadar puncak dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit.
Distribusi : Asetaminofen sedikit terikat dengan protein plasma
Metabolisme : dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen
sulfat dan glukuronida, yang secara farmakologi tidak efektif.
Ekskresi : diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk tidak berubah.

 Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari.


 Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.

Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera
hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
Gunakan Parasetamol berdasarkan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Penggunaan
paracetamol melebihi dosis yang dianjurkan dapat menyebabkan efek samping yang serius
dan overdosis.
Hati-hati penggunaan parasetamol pada penderita penyakit hati/liver, penyakit ginjal dan
alkoholisme. Penggunaan parasetamol pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.

Anda mungkin juga menyukai