ABSTRAK
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang
terdiri atas molekul-molekul glukosa -1,4-glikosidik. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Rabu, 26 April 2017 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB di Laboratorium eks.
Sub Bagian Akademik (eks SBA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran, dan praktikum Hidrolisis Pati Enzimatis ini bertujuan untuk mampu melakukan
hidrolisis berbagai macam pati secara enzimatis dan membuktikan bahwa pati, sebagai
polisakarida, merupakan polimer dari 1,4-α-glukosa. Adapun cara pengerjaannya meliputi
empat tahapan yaitu: Penyiapan larutan pati, Penyiapan larutan standar glukosa, Pembuatan
kurva standar, dan Pengujian aktivitas amylase. Sampel yang kami gunakan yaitu tepung aci
sebanyak 0,2gr. kami melakukan 2 perlakuan yaitu tabung pertama ditambahkan 3 tetes
enzim amylase dan tabung kedua ditambahkan 5 tetes enzim amylase. Hasil yang didapat dari
kedua tabung tersebut terdapat endapan dibagian bawah berwarna ungu. Hak ini menandakan
adanya aktivitas dari enzim amylase.
Kata kunci : amilosa , enzim amylase, Pati Enzimatis, polisakarida
ABSTRACT
Starch is a complex carbohydrate that is not soluble in water, tangible white powder,
tasteless and odorless. Starch is a polysaccharide containing amylose and amylopectin.
Amylose is a straight chain polysaccharide part of the starch grains consisting of glucose
molecules -1,4-glycosidic. This practice was held on Wednesday, April 26, 2017 at 08.00 am
until 10.00 pm in the laboratory ex. Academic Sub-Section (former SBA) Faculty of Fisheries
and Marine Sciences Padjadjaran University, and practicum Enzymatic Starch Hydrolysis
aims to be able to hydrolyze various kinds of starch enzymatically and prove that starch, as
polysaccharide, is a polymer of 1,4-α-glucose. The workmanship consists of four stages:
Preparation of starch solution, Preparation of glucose standard solution, making standard
curve, and amylase activity test. The samples we use are aci flour as much as 0.2gr. We
performed 2 treatments ie the first tube was added 3 drops of amylase enzyme and the second
tube was added 5 drops of amylase enzyme. The results obtained from both tubes contained
sediment on the bottom of purple. This right signifies the activity of the amylase enzyme.
Keywords: amylose, amylase enzyme, Enzymatic Starch, polysaccharide
PENDAHULUAN
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila dihidrolisis
secara lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4-α-D-glukosa yang terdiri dari amilosa dan
amilopektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru bila diwarnai dengan reagen iodin.
Gambar struktur amilosa dan amilopektin
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April 2017 pada pukul 08.00 WIB
sampai dengan 10.00 WIB di Laboratorium eks. Sub Bagian Akademik (eks SBA) Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur, gelas kimia, spatula, hot
plate, tabung reaksi, pipet tetes, inkubator, dan spektrofotometer. Gelas ukur berfungsi untuk
mengukur sampel yang akan dianalisis. Gelas kimia berfungsi untuk tempat sampel yang
akan dianalisis. Spatula berfungsi untuk mengaduk sampel/larutan. Hot plate berfungsi untuk
menghomogenkan larutan. Tabung reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan suatu larutan
dengan sampel lain. Pipet tetes berfungsi untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil.
Inkubator berfungsi untuk memanaskan sampel pada suhu tertentu. Spektrofotometer
berfungsi untuk mengukur nilai absorbansi suatu larutan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, pati dari tepung beras, tepung
maizena, tepung aci, tepung terigu, glukosa, akuades, enzim amilase, dan reagen iodine.
Prosedur kerja
Ditimbang pati 0,2 gr
dipanaskan 10menit
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Pati ruang eks. SBA (sub bagian akademik)
9 Tep 1 tidak Warn War War terjadi terjadi warna 0.1 0.2
ung 0 terjadi a jadi na na pengen pengen menjadi 83 81
terig perub ungu jadi jadi dapan dapan lebih
u ahan lebih lebih warna warna bening
peka peka ungu ungu
t t
10 Tep 1 terdap Warn War War dibagi dibagi Tidak 0,3 0,3
ung 0 at a na na an an terjadi 62 57
Aci endap berub ungu ungu bawah bawah perubahan
an ah lebih lebih terdap terdap
dibaw menj gela gela at at
ah adi p p endapa endapa
berwa ungu dan dan n n
rna pekat diba diba berwar berwar
putih gian gian na na
bawa bawa ungu ungu
h h dan dan
terda terda dibagi dibagi
pat pat an atas an atas
enda bany berwar berwar
pan ak na na
enda putih putih
pan bening bening
11 Tep 1 terdap Warn diba diba endapa endapa Tidak 0,0 0,0
ung 0 at a gian gian n n terjadi 76 45
Mai endap ungu bawa bawa berwar berwar perubahan
zena an kehit h h na biru na biru
putih aman terda terda kehita kehita
dan pat pat man man
cairan enda enda cairan cairan
bewar pan pan berwa berwa
na berw berw na na
putih arna arna bening bening
keruh biru biru
dan dan
caira caira
nnya nnya
berw berw
arna arna
biru biru
sedik keun
it guan
keru
h
12 Tep 1 tidak Warn War War Warna Warna warna 0,5 0,4
ung 0 terjadi a na na larutan larutan larutan 89 41
bera endap laruta ungu beru menja menja menjadi
s an dan n mem bah di di lebih
laruta berw udar menj putih putih bening dan
n arna adi keruh keruh terdapat
berwa ungu ungu dan dan lebih
rna mud terdap terdap banyak
putih a at at endapan
banyak sedikit
endapa endapa
n n
13 Tep 2 Laruta Warn warn warn warna warna Tidak 0,4 0,1
ung 0 n jadi a a a lebih lebih terjadi 81 42
Teri putih laruta larut larut bening bening perubahan
gu benin n an an
g berub menj menj
ah adi adi
berw putih putih
arna keru trasp
ungu h aran
14 Tep 2 dibagi Warn warn warn warna warna war war 0,5 0,3
ung 0 an a a a bening bening na na 88 25
aci bawah berub ungu ungu terdap terdap larut larut
terdap ah lebih lebih an an an an
at menj gela teran endapa endapa puti beni
endap adi p g n n h ng
an ungu berwar berwar keru dan
berwa na na h terd
rna ungu ungu dan apat
putih terd enda
apat pan
enda ung
pan u
ung
u
15 Tep 2 laruta warn terda terda warrna warrna war terd 0,0 0,0
ung 0 n a pat pat larutan larutan na apat 28 38
mai mneja berub enda enda beruba beruba larut sedi
zena di ah pan pan h h an kit
homo menj berw berw menja menja men enda
gen adi arna arna di di jadi pan
ungu ungu ungu bening bening ung puti
diba diba dan dan u h
gian gian sedikit sedikit mud dan
bawa bawa ada ada a diba
h h endapa endapa dan gian
n ungu n ungu ban baw
dibagi dibagi yak ah
an an enda masi
bawah bawah pan h
puti ada
h war
diba na
gian biru
baw peka
ah t
16 Tep 2 warna warn warn warn warna warna tidak ada 1.2 1.1
ung 0 laruta a a a lebih lebih perubahan 45 12
bera n berub meja meja pekat pekat
s mejad h di di
i menj keru keru
keruh adi h h
mera dan dan
h terda terda
bata pat pat
enda enda
pan pan
Starch (pati) atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Pada praktikum ini nilai absorbansi yang dikatakan sempurna bila berada
pada kisaran 0.2 sampai 0.8 abs. kesempurnaan ini dapat dilihat dari hasil reaksi yang
menunjukan warna coklat.
Pada percobaan kelompk kami yaitu 10 pada sampel tepung aci. Tepung aci
ditambahkan dengan 10mL aquades dan terdapat endapan berwarna putih, air menjadi keruh.
Setelah lalu sampel dipanaskan dalam hot plate selama 5 menit, dan hasilnya terdapat
endapan dibawah berwarna putih. Selanjutnya sampel dibagi dua dengan ukuran 5mL,
kemudian tabung 1 ditetesi enzim amilase sebanyak 3 tetes dan tabung 2 sebanyak 5 tetes.
Setelah ditambahkan warna berubah menjadi ungu pekat. Kemudian sampel diinkubasi
selama 10 menit dengan suhu 55 C, dan hasilnya pada tabung 1 dibagian bawah terdapat
endapan berwarna ungu dan dibagian atas berwarna putih bening sedangkan tabung 2
dibagian bawah terdapat endapan berwarna ungu dan dibagian atas berwarna putih bening.
Kemudian sampel dipanaskan kembali selama 10 menit dan hasilnya tidak ada perubahan
pada kedua tabung tersebut. Dan hasil absorbansinya pada tabung 1 adalah 0,362 dan tabung
2 adalah 0,357.
Dibandingkan dengan dengan kelompok 14 yang menggunakan tepung aci dan
ditambahkan dengan 20mL aquades hasilnya dibagian bawah terdapat endapan berwarna
putih, kemudian diteteskan 1 tetes iodine Warnanya berubah menjadi ungu, Selanjutnya
sampel dibagi dua dengan ukuran 5mL, kemudian tabung 1 ditetesi enzim amilase sebanyak 3
tetes dan tabung 2 sebanyak 5 tetes. Dan hasilnya dari kedua tabung tersebut tabung 1
brwarna ungu gelap dibandingkan dengan tabung 2 warna ungunya lebih terang. Kemudian
dipanaskan kembali dan hasilnya pada kedu tabung tersebut berubah warna menjadi putih
keruh dan terdapat endapan ungu. Hasil absorbansinya pada tabung 1 adalah 0,588 sedangkan
tabung 2 adalah 0,325.
Hasil dari semua kelompok praktikum di laboratorium eks. SBA (sub bagian
akademik), kelompok 9 pada tabung satu menunjukan hasil hidrolisis tidak sempurna karena
nilai absorbansinya kurang dari nilai 0,2, pada tabung dua menunjukan hasil sempurna karena
nilai absorbansinya berada pada kisaran 0,2 dan 0,8 , kelompok 10 pada tabung satu dan dua
menunjukan hasil yang sempurna karena nilai absorbansinya berada diantara 0,2 dan 0,8,
kelompok 11 pada tabung satu dan dua menunjukan hasil tidak sempurna karena nilai
absorbansinya kuarang dari nilai antara 0,2 dan 0,8, kelompok 12 pada tabung satu dan dua
menunjukan hasil yang sempurna karena nilai absorbansinya berada diantara 0,2 dan 0,8,
kelompok 13 pada tabung satu menunjukan hasil sempurna karena nilai absorbansinya berada
diantara 0,2 dan 0,8, pada tabung dua menunjukan hasil tidak sempurna karena nilai
absorbansinya berada kurang dari 0,2 dan 0,8, kelompok 14 pada tabung satu dan dua
menunjukan hasil yang sempurna karena nilai absorbansinya berada diantara 0,2 dan 0,8,
kelompok 15 pada tabung satu dan dua menunjukan hasil tidak sempurna karena nilai
absorbansinya kurang dari 0,2, kelompok 16 pada tabung satu dan dua menunjukan hasil
tidak sempurna karena nilai absorbansinya melebihi 1. Dari data diatas hanya kelompok
10,12 dan 14 yang 100% hidrolisis sempurna. Sedangkan hidrolisis sempurna yang hanya
pada salah satu tabung reaksi terdapat pada kelompok 9 dan 13. Untuk kelompok lainnya
tidak ada yang terhidrolisis secara sempuna.
𝒏 ∑ 𝒙𝒚−∑ 𝒙 ∑ 𝒚
b=
𝒏 ∑𝒙 𝟐− (∑𝒙)𝟐
(0,29)(0,085)−(0,9)(0,0281)
a=
(3)(0,29)−0,81
(0,02465)−(0,02529)
= 0,87−0,81
−0,00064
= = - 0,0106
0,06
(3)(0,0281)−(0,9)(0,085)
b=
(3)( 0,29)−0,81
(0,0843)−(0,0765)
=
0,87−0,81
0,0078
= = 0,13
0,06
0.03
0.025
0.02 Absorbansi
Y-Values
0.015 Linear (Y-Values)
Linear
0.01 Absorban
0.005
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Konsentrasi
Berdasarkan grafik diatas didapatkan nilai R2 adalah 0,992, ini menunjukkan bahwa
koefisien korelasi sangat kuat. Jika R2 mendekati 1 berarti titik-titik data mendekati garis
terbaik.
Jika nilai absorbansi dari pati berupa tepung aci yang sudah dihitung pada tabung 1
dengan 3 tetes enzim amylase adalah 0,362 dan pada tabung 2 dengan 5 tetes enzim amylase
yaitu 0,357 maka dimasukkan ke dalam persamaan:
Tabung 1 : Nilai Absorbansi = 0,362 Tabung 2 : Nilai Absorbansi = 0,357
Y = - 0,0106 + 0,13 X Y = - 0,0106 + 0,13 X
0,629 = - 0,0106 + 0,13 X 0,191 = - 0,0106 + 0,13 X
0,13 X = 0,362+ 0,0106 0,13 X = 0,357+ 0,0106
0,13 X = 0,3726 0,13 X = 0,3676
X = 2,86 X = 2,82
Dari tabel dan grafik 1 terlihat bahwa besarnya konsentrasi dan absorbansi berbanding
lurus, saat konsentrasi meningkat maka nilai absorbansi juga meningkat. Hal ini dikarenakan
semakin besar konsentrasi larutan maka semakin pekat warnanya sehingga kekuatan untuk
menembus warnanya semakin besar. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert yang berbunyi :
“Ketika radiasi monokromatik lewat melalui suatu medium yang transparan yang berisi
suatu unsur absorbing, tingkat penurunan kekuatan radiasi dengan ketebalan dari medium
adalah setara dengan kekuatan radian dari suatu radiasi “
Konsentrasi Glukosa
Kelompok Sampel
Tabung 2
Tabung 1 (3 Tetes)
(5 Tetes)
Tepung terigu
9 1,50 2,24
(10ml)
Tepung Aci
10 2,86 2,83
(10ml)
Tepung
11 Maizena 0,66 0,43
(10ml)
Tepung beras
12 4,61 3,47
(10ml)
Tepung
13 3,78 1,17
Terigu (20ml)
Tepung Aci
14 4,60 2,58
(20ml)
Tepung
15 Maizena 0,30 0,37
(20ml)
Tepung Beras
16 9,66 8,63
(20ml)
Setiap jenis pati memiliki ciri dan sifat yang berbeda maka kandungan glukosanya
akan berbeda pula. Praktikum ini menggunakan beberapa jenis pati, yaitu tepung terigu,
tepung aci, tepung beras, dan tepung maizena. Kelompok kami melakukan praktikum dengan
menggunakan sampel aci sebenyak 0.2 gram. Aci merupakan salah satu contoh dari bahan
yang mengandung pati, Pati adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihanglukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Amilosa memberikan warna biru pekat pada tes iodin.
KESMPULAN
Hidrolisis adalah istilah yang umum digunakan untuk reaksi yang menggunakan air.
Hidrolisis merupakan pemecahan air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion
hidroksida (OH-) melalui proses kimia. Pati termasuk polisakarida jenis heksosan. Pati
merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai macam pati tidak
sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta rantai molekulnya lurus atau
bercabang
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, hidrolisis yang terjadi pada sample beras
dan aci terlarut sebanyak 10 mL dan 20 mL menunjukan hasil sempurna pada penambahan 3
tetes enzim amylase dan 5 tetes, sementara pada sampel meizena larutan sebanyak 10 mL
dan 20 mL penambahan 3 tetes dan 5 tetes enzim amylase menunjukan hidrolisis tidak
sempurna, penentuan hidrolisis sempurna dan tidak sempurna dapat dilihat dari nilai
absorbansinya, Nilai absorbansi yang dikatakan sempurna bila berada pada kisaran 0.2
sampai 0.8 abs. kesempurnaan ini dapat dilihat dari hasil reaksi yang menunjukan warna
coklat. Faktor yang memengaruhi ini adalah konsentrasi iodin yang tidak sebanding dengan
konsentrasi larutan sampel, waktu pemanasan yang kurang atau terlalu lama, proses
pemanasan yang tidak dibantu dengan pengandukan.
DAFTAR PUSTAKA
Emma, Rochima dan Nia Kurniawati. 2016. Modul Biokimia Perairan. FPIK Universitas
Padjadjaran. Jatinangor.
Kurniawan. Hariza M. 2012. Hidrolisis enzimatis. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Lehninger A, 1994.dasar-dasar biokimia jilid 1. Themawijaya M. Penerjemah ; Jakarta:
Penerbt Erlangga. Terjemahan dari Principle of Biochemystry
LAMPIRAN
Gambar1.Tepung aci
Lampiran 3. Kegiatan
Gambar 1. Pemanasan Gambar 2. Pemisahan Gambar. Penghitungan absorbansi