Penyakit
Stroke
A.1. Defenisi Penyakit
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal
maupun menyeluruh (global), yang terjadi dengan cepat, berlangsung lebih
dari 24 jam, atau berakhir dengan maut tanpa ditemukannya penyebab
selain dari gangguan vaskuler (Syafitri Pusparani : 2009).
Stroke adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada aktivitas
suplai darah ke otak. Ketika aliran darah ke otak terganggu, maka oksigen
dan nutrisi tidak dapat dikirim ke otak. Kondisi ini akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel otak sehingga membuatnya mati. Matinya sel-sel otak,
kadang menyababkan pembuluh darah pembuluh darah otak pecah, sehingga
menyebabkan perdarahan pada bagian otak (Penatalaksanaan terapi latihan
pada pasien hemiparese dextra karena intra celebral haemoragi : 2012).
B. OBAT
B.3. Indikasi
- Captopril : Menurunkan resiko kardiovaskular, captopril
ekivalen dengana tenolol dalam mencegah
kejadian kardiovaskular pada pasien dengan DM
tipe 2. ACEI menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada pasien dengan gagal jantung
dan memperlambat progress penyakit ginjal
kronis.ACEI menurunkan resiko kardiovaskular
pada angina stabilkronis (EUROPA) dan pada
pasien-pasien pasca infark miokard (HOPE)
(Pharmateucital Care untuk Penyakit
Hipertensi, 2006).
- HCT (Hidroclorthiazide) : Diuretik turunan tiazida terutama digunakan
untuk pengobatan udem pada keadaan
dekompensasi jantung dan sebagai penunjang
pada pengobatan hipertensi karena dapat
mengurangi volume darah dan secara langsung
menyebabkan relaksasi otot polos arteriola
(Pharmateucital Care untuk Penyakit
Hipertensi, 2006).
- Warfarin : Profilaksis dan pengobatan: Trombosis vena,
emboli paru, fibrilasi atrium Dengan embolisasi.
Pengelolaan infarkmiokard: Mengurangi risiko
Kematian, Mengurangi risiko MI berikutnya,
Mengurangi risiko tromboemboli masa depan
Acara. Pencegahan pembentukan trombus dan
embolisasi setelah katup prostetik
penempatan(Robert H. 1979).
B.7. Farmakokinetik
- Captopril : Konsentrasi obat plasma puncak dicapai 1-4 jam
setelah konsumsi. Pro-obat lebih lipofilik dan
mereka memiliki akses yang lebih baik ke
jaringan target di mana mereka akan dikonversi
ke senyawa aktif.22 21 Kebanyakan ACE-I dan
metabolitnya terutama diekskresi melalui rute
ginjal, sedangkan fosinopril, zofenopril,
Trandolapril dan menampilkan spirapril
eliminasi seimbang melalui hati dan ginjal rute.
22 Captopril dihilangkan lebih cepat dari tubuh,
sehingga durasi kerjanya menjadi lebih singkat
(R.Hasya, 2014).
- HCT (Hidroclorthiazide) : Absorbsi tiazid melalui saluran cerna baik
sekali. Umumnya efek obat tampak setelah 1
jam. Didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel
dan dapat melewati sawar urin. Dengan proses
aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal
ke dalam cairan tubuli. Biasanya 3-6 jam sudah
dieksresikan dari tubuh (R.Hasya, 2014).
- Warfarin : Penyerapan: Diserap dengan baik dari saluran
pencernaan setelah pemberian oral. Distribusi:
Menyilangkan plasenta tapi tidak masuk air susu
ibu. Protein Binding: 99%. Metabolisme dan
Ekskresi: Metabolisasi oleh hati.Waktu paruh: 42
jam (Robert H. 1979).
B.8. Farmakodinamik
- Captopril : ACE Inhibitor menurunkan jumlah resistensi
pembuluh darah perifer, meningkatkan
natriuresis tapi menyebabkan sedikit perubahan
dalam Heart Rate. Penghambatan lokal ACE dan
pembentukan angiotensin-II pada organ target
spesifik, seperti dinding pembuluh darah, yang
terlibat dalam tanggapan ini. Pada pasien
normotensif dan hipertensi tanpa gagal jantung
kongestif, ACE Inhibitor memiliki pengaruh yang
kecil pada Cardiac output atau tekanan baji
kapiler. ACE Inhibitor mencegah hipertrofi
ventrikel pada pasien hipertensi dan
mengurangi disfungsi endotel dalam tekanan
darah normal(R.Hasya, 2014).
- HCT (Hidroclorthiazide) : Efek farmakodinamika tiazid yang utama ialah
meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan
sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini
disebabkan oleh penghambatan reabsorbsi
elektrolit pada hulu tubulidistal. Pada penderita
hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah
bukan saja karena efek diuretiknya, tetapi juga
karena efek langsung terhadap arteriol sehingga
terjadi vasodilatasi(R.Hasya, 2014).
- Warfarin : (Mada Aji Prakoso : 2010)
Menghambat Vit K Epoxide reduktase sehingga
terjadi deplesi faktor koagulasi Vit K-
dependent.
99% terikat pada protein plasma terutama
albumin.
Absorbsinya berkurang bila ada makanan di
saluran cerna.
B.9. Dosis
- Captopril : 6,25 sampai 12,5 mg pada awalnya; Targetkan
dosis 50 mg dua atau tiga kali sehari (Dipiro
Edisi 9th: 2012).
- HCT (Hidroclorthiazide) : 12.5 – 25 mg/hari (DipiroEdisi 9th: 2012).
- Walfarin : Dewasa : 2 sampai 5 mg / hari selama 2 - 4 hari;
Kemudian sesuaikan dosis harian dengan hasi
lINR Lakukan terapi dengan dosis rendah pada
pasien geriatri atau lemah atau di Asia. Anak-
anak 1 bulan): Dosis pemuatan awal-0,2 mg / kg
(dosis maksimum: 10Mg) selama 2 - 4 hari
kemudian menyesuaikan dosis harian dengan
hasil INR, gunakan 0,1 mg / kg jika disfungsi
hati (Robert H.1979).
B.4 StandarTerapi
1. Standar Terapi Non Farmakologi
a. Indonesian Copyright Stroke : 2016
Aspek yang paling penting untuk mencegah stroke adalah untuk
memperlambat kecepatan aterosklerosis vaskular (pengerasan pembuluh
darah). Anda bisa mengikuti tindakan pencegahan berikut ini untuk mencegah
stroke:
- Mengendalikan tekanan darah tinggi
- Perubahan gaya hidup: mengurangi asupan natrium dari makanan, mengikuti
prinsip pola makan "rendah natrium, rendah gula, rendah lemak, tinggi serat",
mengendalikan berat badan, berolahraga secara teratur, dan menghindari
konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Segera berhenti merokok
- Mengendalikan diabetes melitus
- Menurunkan kadar kolesterol: melalui pola makan dan olahraga, apabila
diperlukan, minum obat sesuai dengan petunjuk dokter
- Menangani tekanan dan belajar untuk bersantai
b. Menurut Dipiro Edisi 9th: 2012
Modifikasi gaya hidup: (1) penurunan berat badan jika kelebihan berat
badan, (2)adopsi pola makan diet, Stop Loss diet, pembatasan diet diet
sodium 1,5 g / hari (3,8 g / hari natrium klorida) (4) aktivitas fisik aerobik
teratur, (5) konsumsi alkohol moderat (dua atau lebih sedikit minuman per
hari), dan (6) penghentian merokok. Modifikasi gaya hidup saja cukup untuk
kebanyakan pasien dengan prehipertensi namun tidak memadai untuk pasien
dengan hipertensi dan faktor risiko CV tambahan atau kerusakan organ target
yang terkait dengan hipertensi.
C.2. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut
menderita penyakit hipertensi dengan komplikasi troke iskemik yang
diakibatkan oleh adanya trombus serta tekanan darah yang tinggi. Sehingga
diberikan obat Captopril 25 mg 2 kali sehari, HCT 12,5 mg / 12 jam dan aspirin
50 mg perhari selama 24 jam. Obat-obatan tersebut termasuk terapi awal
untuk penyakit hipertensi dengan komplikasi stroke awal.
Daftar Pustaka
Agus, Alfica. 2015. “Hubungan Hipertensi dengan Stroke”. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: Jakarta.
Dipiro, J, T.,et al. 2008. “Pharmacotherapy Handbook, 7th edition”. Mc Graw Hill.
Dipiro, J, T.,et al. 2012. “Pharmacotherapy Handbook, 9th edition”. Mc Graw Hill.
Ditjen bina kefarmasian kumunitas dan klinik dan alat kesehatan. 2006.
“Pharmaceutical Care untuk Hipertensi”. Departemen kesehatan RI:
Jakarta.
Indonesian Copyright. 2016. “Stroke”. Hospital Authority All rights reserved Smart
patient.