Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ETIKA DAN PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

“HAK DAN KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI“

OLEH
KELOMPOK 10 :

GUSTI NGURAH DWIANTARA P07134015014


DEWA GEDE ARDHIA P P07134015022
I PUTU RADHEYA P07134015025
I WAYAN AGUS KRISNA P07134015058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN 2017
HAK DAN KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

A. ETIKA PROFESI
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang
lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya;
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.
Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan
diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran
organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan
maupun penyalah-gunaan keahlian
Fungsi Kode Etik Profesi menurut Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya
yaitu :
1. Sebagai sarana kontrol sosial
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik

Kelemahan Kode Etik Profesi :


1. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di
sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup
menggelitik para profesional untuk berpaling kepada nenyataan dan menabaikan
idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan
berbingkai.
2. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
Rupanya kekurangan ini memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk
berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.
Prinsip dasar di dalam etika profesi:
1. Prinsip Standar Teknis, profesi dilakukan sesuai keahlian
2. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan
ketekunan
3. Prinsip Tanggungjawab, profesi melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional
4. Prinsip Kepentingan Publik, menghormati kepentingan publik
5. Prinsip Integritas, menjunjung tinggi nilai tanggung jawab professional
6. Prinsip Objektivitas, menjaga objektivitas dalam pemenuhan kewajiban
7. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
8. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi

Sanksi pelanggaran Kode Etik:


1. Sanksi moral
2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat
melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang
terwujud dalam kode etik; seperti kode ituberasal dari niat profesi mengatur dirinya
sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap
pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari hari, control ini tidak berjalan
dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggotaanggota profesi,
seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan
pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega
ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu
tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di
atas pertimbangan-pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi
harus memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan
lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam
etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma
ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah
tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma
atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan
tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan
tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
Tujuan Kode Etik Profesi
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan


Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Imuno-Serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi, Biologi dan Fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai
fungsi/kewajiban sebagai berikut:
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengenalan
mutu dan pengembagan pemecahan masalah berkaitan dengan data hasil uji
5. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
keprakisannya
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatam data laboratorium secara efektik dan efisien untuk
menginterpretasikan hasil uji laboratorium
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
C. Etika Profesi Analis Kesehatan
Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih).
2. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan).

Kewajiban Terhadap Profesi:


1. Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas
dan kejujuran serta dapat dipercaya.
2. Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
4. Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

Kewajiban Terhadap Pekerjaan


1. Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
2. Amanah serta penuh integritas
3. Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
4. Penuh semangat dan pengabdian
5. Kreatif dan tekun
6. Menjaga harga diri dan jujur
7. Melayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan


1. Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
2. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
3. Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat
dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap
berkualitas tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien


1. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada
pasien / pemakai jasa secara profesional.
2. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya
memberikan kepada pihak yang berhak.
3. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk
mendapatkan hasil yang akurat

Kewajiban Terhadap Masyarakat


1. Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada
masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
2. Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada
masyarakat.
3. Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma
yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan
masyarakat.

Langkah Menuju Profesional


1. Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
2. Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
3. Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan


1. Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik
terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
4. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang
dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
5. Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
D. Standar Kompetensi Analis Kesehatan
Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan :
1. Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk penyiapan
pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan dan pengiriman spesimen.
2. Keterampilan dalam mengerjakan prosedur laboratorium
3. Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat yang benar.
4. Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi, dan
penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan
5. Keterampilan dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.

Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur laboratorium:


1. Kewaspadaan terhadap faktor yg mempengaruhi hasil uji.
2. Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu
spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
3. Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
4. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya

Sikap dan kepribadian yang harus dimiliki oleh Analis Kesehatan:


1. Teliti dan cekatan
2. Jujur, dapat dipercaya
3. Rasa tanggung jawab yang tinggi
4. Mampu berkomunikasi dengan efektif
5. Disiplin
6. Berjiwa melayani
Daftar Pustaka

Widjajarta, Marius.2011. Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum Tentang Hak Dan
Kewajiban Tenaga Kesehatan. Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I.
Handayani, Putri. 2014. Kode Etik Profesi Analis Kesehatan. Cimahi 40533. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani

Anda mungkin juga menyukai