Anda di halaman 1dari 3

a.

Ketepatan Identifikasi Pasien


Analisis :
Berdasarkan analisis dari observasi ketepatan identifikasi pasien yang dilakukan
perawat selama pengkajian pada tanggal 23-26 April 2018 diketahui bahwa dari 9
perawat yang diobservasi didapatkan nilai rata-rata yang melaksanakan ketepatan
identifikasi pasien sebesar 55,57% dan sebesar 44,43% yang belum melaksanakan
ketepatan identifikasi pasien yaitu diantaranya 3 (33,3%) orang perawat tidak melakukan
identifikasi seperti menanyakan nama dan tanggal lahir kepada pasien pada saat akan
melakukan tindakan, 4 (44,4%) orang perawat tidak melakukan identifikasi pasien
seperti menanyakan nama dan tanggal lahir pasien pada saat akan memberikan obat, 6
(66,7%) orang perawat tidak melakukan identifikasi pada pasien saat akan melakukan
pengambilan sample darah, 2 (22,2%) orang perawat tidakmelakukan identifikasi pada
pasien pada saat ada prosedur tindakan, dan 9 (100%) perawat tidak melihat SOP untuk
identifikasi yang konsisten pada semua siuasi dan lokasi sesuai dengan SPO dimana
ketepatan identifikasi pasien yang dilakukan berdasarkan Peraturan Meteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/per/VIII/2011.

b. Peningkatan Komunikasi Efektif

Analisis :

Berdasarkan hasil analisis dari observasi komunikasi efektif yang dilakukan


pada tanggal 23-26 April 2018 diketahui bahwa nilai rata-rata perawat yang
melaksanakan komunikasi efektif adalah sebesar 61,11% dan perawat yang masih
belum melaksanakan komunikasi efektif adalah sebesar 37,04% dari 9 perawat yang
dilakukan observasi. Dimana berdasarkan versi KARS 2012 komunikasi dianggap
efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua (ambigu), dan diterima oleh
penerima informasi yang bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien.
c. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai

Analisis :

Berdasarkan hasil analisis dari observasi keamanan obat yang perlu


diwaspadai yang dilakukan pada tanggal 23-26 April 2018 diketahui bahwa nilai rata-
rata perawat menjalankan keamanan obat yaitu sebesar 69,24% dan nilai rata-rata
perawat yang kurang optimal menjalankan keamanan obat yaitu sebesar 30,77%
dimana elemen penilaian sasaran III tantang standar SKP Rumah Sakit
mengembangkan suatu pendektan untuk memperbaiki keamanan obat yang perlu
diwaspadai.

d. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur Dan Tepat-Pasien Operasi

Analisis :

Berdasarkan hasil analisis dari observasi yang dilakukan pada tanggal 23-26
April 2018 pada 9 perawat diketahui bahwa nilai rata-rata ketepatan lokasi yaitu 100%
dimana semua perawa sudah melakukan tindakan sesuai SOP. Dimana menurut
KARS 2012 Rumah Sakit yang menyusun pendekatan untuk Rumah sakit memastikan
Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sebelummenjalani tindakan dan atau
prosedur.

e. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan


Analisis :
Berdasarkan hasil analisis dari observasi pada tanggal 23-26 April 2018 pada 9 orang
perawat diketahui bahwa nilai rata-rata pengurangan resiko infeksi yang dilakukan
oleh perawat yaitu sebesar 72,22% dan 27,78% tidak melakukan pencegahan infeksi
diantaranya yaitu : sebanyak 4 (44,4%) perawat tidak melakukan cuci tangan sebelum
melakukan tindakan, 3 (33,3%) perawat tidak melakukan cuci sebelum melakukan
tindakan aseptik, 3 (33,3%) perawat setelah melakukan tindakan keperawatan perawat
tidak mencuci tangan, 3 (33,3%) perawat tindak mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan lingkungan pasien. Dan untuk penggunaan APD didapatkan hasil 5
(55,6%) perawat menggunakan handscoon saat kontak dengan pasien hanya saja
penggunaan handscoon tersebut digunakan dari pasien satu ke pasien yang lain, 5
(55,6%) perawat tidak menggunakan handscoon saat melakukan tindakan yang kontak
langsung dengan cairan tubuh pasien. Dimana kebijakan Rumah Sakit untuk
pencegahan infeksi akobat perawatan kesehatan.

f. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh


Analisis :
Berdasarkan hasil analisis dari observasi dengan 9 orang perawat pada tanggal 23-26
April 2018 diketahui bahwa dalam pengurangan resiko pasien jatuh didapatkan nilai
rata-rata sebesar 66,67% dimana dalam penanganan atau perawatan resiko pasien
jatuh belum berjalan secara optimal seperti pemasangan bed plang tidak dipasang
pada pasien dengan tingkat ketergantungan partial, dan berdasarkan KARS 2012
menjelaskan bahwa Rumah Sakit melaksanakan upaya mengurangi resiko cedera
akibat pasien jatuh.

Anda mungkin juga menyukai