Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi
Neonatus atau bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya
dengan usia gestasi 38-42 minggu.
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000
gram.
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuahan keperawatan yang diberika pada
bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaika diri dari kehidupan intra uteri
kehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

2.2 Adaptasi fisiologis


Pada bayi baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yangmeliputi
1. Sistem pernapasan
Sebelum lahir, 02 janin disuplai oleh placenta. Sehingga agar neonatus dapat bertahan, maka
maturasi oksigen paru sangat penting karena proses ini melibatkan faktor fisik, sensorik, dan
kimiawi, perubahan tekanan dari kehidupan didalam uterus & kehidupan diluar uterus
mungkin menghasilkan stimulasi fisik untuk mempercepat pernafasan.
a) Karakteristik pernafasan BBL (neonatus)
 Jam jam pertama sering disebut periode reaktivitas
 Respirasi rate (RR) BBl normal 30-60x/ menit tapi kecepatan & kedalamannya
tidak teratur, nafas dapat berhenti sampai 20 detik, RR bisa sampai 80x/ menit
 Dapat terjadi nafas cuping hidug, reteaksi dada
2. System kardiovaskular
Menilai volume darah pada BBL sulit, saat dilakukan klem pada tali pusat terjadi peningkatan
vlume darah yang cepat sehingga menekan vaskularisasi jantung dan paru .BBL dapat
menjadi hiperbilirubinemia selama minggu-minggu pertama kehidupannya sebagai hasil dari
pemecah hemoglobin tambahan.
Sirkulasi perifer pada BBL agak lambat sehingga terjadi sianosis residual pada area tangan,
kaki & srikumoral BBL, frekuensi nadi cendrung tidak stabil dan mengikuti pola yang serupa
dengan pernapasan frekuensi nadi normal 120-160x/ menit.
Klasifikasi kardiovaskuler pada BBL:
 Jika BBL menangis, heart rate (HR) dapat mencapai 180x/ menit, namun jika
BBL tidur maka HR turunenjadi 100x/ menit, peruabahan sirkulasi menyebabkan
darah mengalir ke paru paru
 Perubahan tekanan di ( paru-paru, jantung, pembuluh darah besar) menyebabka
menutupnya foramen ovale, duktus arteriosus, duktus venosus.
 Ispirasi O2 menyababkan vena pulmonal dilatasi sehingga resistensi vaskular di
pulmonal menurun,( tekana diatrium kana, ventrikel kana, areteri pulmonal
menurun sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke pulmonal.)
 Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus. Peningkatan konsentrasi O2
dalam darah, penurunan prostaglandin ( dari plasenta), asidosis (PO2 menurun,
pH menurun, PCO2 menigkat )
3. System termoregulasi
Karakteristik BBL yang dapat menyebabkan hilangnya panas antara lain kulit tipis,
pembuluh darah yang ekat denagan permukaan, sedikit lemak subkutan untuk menjaga
panas, bayi cukup bulan yang sehat akan mempertahankan posisi fleksi.
BBL dapat mengalami kehilagan panas melalui cara:
 Penguapan/ evaporasi : terjai ketika permukaan yang basah terkena udara selama
mandi, kehilagan panas tanpa disadari, linen basah tau pakaian.
 Konduksi : terjadi ketika bayi bersentuhan langsung denagan benda yang lebih
digin dari kulit mereka contohnya, tangan yang dingin atau stetoskop
 Konveksi terjadi ketika panas dipindahkan keudara sekitar bayi contohnya pintu
atau jendela terbuka, AC.
 Radiasi : transfer panas kebenda dingin yang tidak bersentuhan langsung dengan
bayi
4. Sistem neurologis
Anda harus mengkaji reflek reflek fisilogis BBL karena hal ini penting sekali untuk
mengetahui reflek protektif seperti bersin, batuk. Sedangkan reflek primitif roting atau
sucking, startle, tonic, steppig
5. Sistem hematology
Volume darah rata rata pada BBL 80-85 eritrosit/ sel darah merah lebih banyak
mengandung hemoglobin dan hematokrit dibandingkan dengan dewasa. Sedangkan
leukosit/ seldarah putih 9000-30.000/mm3
BBl memiliki resiko defisiensi pembekuan darah. Hal ini terjadi karena:
 BBL risiko defisit faktor pembekuan karena kurang vitamin K yang berfungsi
sebagai aktivasi atau pemicu faktor pembekua darah secara uum
 Vitamin K disintesa di usus tapi makanan dan flora usus normal membantu
proses ini
6. System gastrointestinal
BBL harus mulai makan, mencerna dan mengabsorbsi makanan stelah lahir, kapasitas
lambung 6 ml/ Kg saat lahir tapi bertambah 90 ml pada hari pertama kehidupan. Uara
masuk kesaluran gastrointestinal setelah lahir dan bisin usus terdengar pada jam pertama.
Enzim pancreatic lipase sedikit diproduksi, lemak susu dala ASI mudah dicerna
dibanding dengan susu formula.BBL yang aterm atau matang usia kehamilannya
memiliki kadar glukosa stabil 50-60 mg/ dl
7. Sistem imunitas
BBL kurang efektif melawan infeksi karena SDP berespon lambaat dalam menghadapi
mikroorganisme, BBL mendapat iunitas pasif dari ibu selama kehamilan rimester 3
kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI
8. Sistem endokrin
Sistem ii merupakan sistem yang kondisinya lebih baik dari pada sistem yang lainnya.
Jika terjadi gangguan, biasanya berkaitan dengan kondisi hormonal ibunya contoh,
menstruasi dini pada bayi baru lahir,( psedomenstruasi), terjadi pembesaran pada
payudara ( engorgement )
2.2 Penatalaksanaan medis
1. Tes diagnostik
a. Jumlah sel darah putih : 18000/mm3 neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3 hari
pertama ( menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin ( HB ) : 15-20 g/dl jika kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan
c. Hematokrit : 43-61 % peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatalatau perinatal
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8 mg/dl 1-2 hari dan 12
g/dl pada 3-5 hari
e. Golongan darah
2. Terapi
a. Nonfarmakologi
1) Pengukuran nilai APGAR score ( pada menit pertama dan menit kelima setelah
dilahirkan)
2) Kntrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
3) Penimbangan Berat Badan (BB)
4) Jadwal menyusui
5) Higiene dan perawatan tali pusat

b. Farmakologi
1) Suction dan oksigen
2) Vitamin K
3) Perawatan mata ( bat ata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%)
4) Vaksinasi hepatitis B : direkomendasikan untuk semua bayi.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Status sadar ungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi ampak semi koma saat tidur,
meringis dan tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata
20 jam
b. Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai benapad 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status lesehatan bayi dalam
kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR score.
c. Suhu tubug
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-370C. Pengukura dapat dilakukan pada
aksila dan rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sediit
pengelupasan, terutaa pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
e. Keadaan dan kelengkapan ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama
sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kak, lubang aus (rektal),
dan jenis kelamin.
f. Tali pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikus. Keadaan tali pusat harus kering,
tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refeleks yang terdaat pada bayi
1) Refleks moro atau refleks terkejut bila diberi rangsangan yang engagetkan akan terjadi
refleks lengan dan tangan terbuka
2) Refleks menggenggam ( palmer graps ), bila telapak tangan dirangsang akan memberi
refleks seperti enggenggam
3) Refleks berjalan ( stepping ). Bila kakinya ditekankan pada bidang atau diangkat akan
bergerak seperti berjalan
4) Refleks mencari ( rooting ). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya kesisi yang
disentuh itu mencari puting susu
5) Refleks enghisap ( sucking ). Bila memasukkan sesuatu kedalam mulut bayi akan embuat
gerakan menghisap
h. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi engalami berat badan fisiologis, namun harus waspada
jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir, berat badan lahir normal adalah 2500
sampai 4000 gram
i. Mekonium.
Feses bayi yang berupa pasta kental bewarna gelap hitam kehijauan dan lengket akan mulai
keluar 24 jam pertama
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala , lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang badan
dengan menggunakan pita pengukur.
k. Seksualitas
Genetalia wanita : labia vagia agak kemerahan atau edema, tanda vagina / himen dapat
terlihat,
Pada pria : testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis bisa terjadi.

1.1 Diagnosa keperawatan


1. Ketidakefektian bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang berlebihan, posisi
yang tidak tepat
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologi, faktor
lingkungan
3. Resiko trauma berhubungan dengan kelemahan fisik

3.3 Intervensi
NO Diagnosa keperawatan NIC NOC
1 Ketidakefektifan bersihan  Respiratory status: ventilation Airway suction
jalan nafas b.d mukus yang  Respiratory status: airway _pastikan kebutuhan oral
berlebihan patency atau tracheal suctioning
Kriteria hasil _Auskultasi suara nafas
 Mendemonstrasikan batuk sebelum dan sesudah
efektif dan suara nafas yang suctioning
bersih, tidak ada sianosis dan _Informasikan pada klien
dyspneu ( mampu dn keluarga tentang
mengeluarkan sputum, suctioning
mampu bernafas dengan _Berikan O2 dengan
mudah, tidak ada pursed lip) menggunakan nasal untuk
 Menunjukkan jalan nafas memfasilitasi suction
yang paten ( klien tidak nasotrakeal
merasa terkecik, irama nafas, _Gunakan alat yang steril
frekuensi pernafasan dalam setiap melakukan tindakan
rentang normal, tidak ada _Monitor status oksigen
suara nafas abnormal.) pasien
 Mampu mengidentifikasikan _Hentikan suction dan
dan mencegah faktor yang berikan oksigen apabila
dapat menghambat jalan psien menunjukkan
nafas. bradikardi, peningkatan
saturasi O2

Resiko tinggi infeksi  Imune status Infection control


2 berhubungan dengan  Knowledge : infection control - Bersihkan
kurangnya pertahanan  Risk control lingkungan setelah
imunologi, faktor Kriteria hasil diapakai pasie lain
lingkungan  Klien bebas dari tanda dan - Pertahankan
gejala ifeksi tekknik isolasi
 Mendiskripsikan proses - Batasi pengunjung
penularan penyakit faktor bila perlu
yang mempengaruhi - Intruksikan pada
penularan serta pengunjung untuk
penatalaksanaannya mencuci tangan
 Menunjukkan kemampuan saat berkunjung
untuk mencegah timbulnya meninggalkan
ifeksi pasien
 Jumlah leukosit dalam batas - Gunakan sabun
normal antimikroba untuk
 Menunjukkan perilaku hidup cuci tangan
sehat - Cuci tangan setiap
sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan

3. Resiko trauma berhubungan  Knowledge: personal safety Environmental


dengan kelemahan fisik  Safty behavior: fall management safety
prevention - Sediakan
 Safety behavior : faal lingkungan yang
occurance nyaman untuk
 Tissue integrity: skin and pasien
mucos membrane - Menghindarkan
Kriteria hasil lingkungan yang
 Pasien terbebas dari trauma berbahya
fisik - Memasang slide
 Lingkungan rumah aman rail tempat tidur
 Perilaku pencegah jatuh - Menyediaakan
 Dapat mendeteksi resiko tempat tidur yang
 Pengendalian risiko : nyamaan dan
penggunaan alkohol bersih
 Pengendalian resikoo : - Membatasi
pencahayaan sinar matahari pengunjung
 Pengetahuan keamanan - Memberikan
terhadap anak pennerangan yang
cukup
- Mengontrol
lingkunga dari
kebisingan
- Memindahkan
barangbarang yang
dapat
membahayakan
-
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai