Keterampilan Proses Sains Oleh Istiqomah W. P
Keterampilan Proses Sains Oleh Istiqomah W. P
Para ahli pendidikan sains memandang sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang
dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah
dalam mempelajari gejala alam yang belum diterangkan. Secara garis besar sains dapat didefinisikan atas
tiga komponen, yaitu (1) sikap ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3) produk ilmiah. Jadi proses atau keterampilan
proses atau metode ilmiah merupakan bagian studi sains, termasuk materi bidang studi yang harus dipelajari
siswa. Mengajarkan bidang studi sains (IPA) berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja belum lengkap,
karena baru mengajarkan salah satu komponennya.
Komponen sikap ilmiah yang perlu ditumbuhkan antara lain adalah tanggungjawab, keingintahuan
, jujur, terbuka, obyektif, kreatif, toleransi, kecermatan bekerja, percaya diri sendiri, konsep diri
positif, mengenal hubungan antara masyarakat dan sains, perhatian terhadap sesama mahluk
hidup, menyadari bahwa kemajuan ilmiah diperoleh dari sudut usaha bersama, dan
menginterpretasikan gejala alam dari sudut prinsip-prinsip ilmiah. Dengan kata lain pendidikan
sains juga bertujuan mengembangkan kepribadian siswa.
Proses dapat didefenisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan ilmiah. Proses atau metode ilmiah itu merupakan konsep besar yang dapat dirinci
menjadi sejumlah komponen yang harus dikuasai apabila orang itu hendak melakukan penelitian dan
pengembangan dalam bidangnya. Saintis mengembangkan teori antara melalui keterampilan proses.
Mengkomunikasikan
(communication)
(Sumber: Toharudin dkk, 2011)
2) Keterampilan Terintegrasi
Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua atau lebih kemampuan keterampilan proses sains
dasar, tersaji pada Tabel 1.2
Melaksanakan eksperimen
(Sumber: Toharudin dkk, 2011)
Jenis-jenis keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005), adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan (observasi)
Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Menggunakan fakta yang
relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.
2) Menafsirkan pengamatan (interpretasi)
Mencatat setiap pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola keteraturan
dari satu seri pengamatan dan menyimpulkannya.
3) Mengelompokkan (klasifikasi)
Dalam proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
4) Meramalkan (prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang
sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
5) Berkomunikasi
Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram,
menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
6) Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu
terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan
hipotesis biasanya terkadang cara untuk mengujinya.
7) Merencanakan percobaan atau penyelidikian
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses merencanakan
penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi
tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan
alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu
percobaan, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur dan
ditulis, serta menentukan cara dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara
mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dapat merencanakan penyelidikanpun terlibat kegiatan
menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
8) Menerapkan konsep atau prinsip
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan
konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
9) Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau
menanyakan latar belakang hipotesis. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya
tetapi melibatkan pikiran.
C. Pengukuran KPS
Untuk mengukur keterampilan proses digunakan soal tes KPS. Berikut karakteristik butir soal KPS,
penyusunan butir soal KPS, dan pemberian skor butir soal KPS menurut Rustaman dkk (2005).
1. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains
Karakteristik butir soal KPS secara umum lebih ditujukan untuk membedakannya dengan butir soal
biasa yang mengukur penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis keterampilan proses tertentu
akan dibahas dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.
a. Karakteristik umum
Secara umum butir soal keterampilan proses dapat dibedakan dari butir soal penguasaan konsep. Butir-butir
soal keterampilan proses memiliki beberapa karakteristik. Pertama, butir soal keterampilan proses tidak
boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan
pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat hams diyakini oleh
penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-han
siswa). Kedua, butir soal keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh
responden atau siswa. Informasi dalam butir soal keterampilan proses dapat berupa gambar, diagram, grafik,
data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan
diukur oleh butir soal keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal
interpretasi. Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.
b. Karakteristik khusus
Observasi: harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya.
Interpretasi: harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola.
Klasifikasi: harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria
tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk.
Prediksi: harus jelas pola atau kecendrungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan.
Berkomunikasi: harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lainnya,
misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.
Berhipotesis: dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pemyataan yang ada dan
mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau
membuktikan. Merencakan percobaan atau penyelidikan: harus memberi kesempatan untuk mengusulkan
gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempu,
menentukan peubah (variabel), mengendalikan peubah.
Menerapkan konsep atau prinsip: harus memuat konsep/ prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan
nama konsepnya.
Mengajukan pertanyaan: harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa atau
kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.
2. Penyusunan Butir Soal Keterampilan Proses Sains
Penyusunan butir soal KPS menuntut penguasaan masing-masing jenis keterampilan prosesnya (termasuk
pengembangannya). Pilihlah satu konsep tertentu untuk dijadikan konteks. Dengan mengingat karakteristik
jenis keterampilan proses yang akan diukur, sajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu
disiapkan pertanyaan atau suruhan yang dimaksudkan untuk memperoleh respon atau jawaban yang
diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk respon yang diminta: memberi tanda silang pada huruf a/b/c
atau memberi tanda cek dalam kolom yang sesuai, atau menuliskan jawaban singkat 3 buah, atau bentuk
lainnya.
Umpamanya akan disusun soal keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga. Berikan satu
tangkai bunga sesungguhnya untuk diperiksa (informasi). Sebaiknya dipilih bunga yang kontras dan
memiliki bau khas. Ajukan pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga,
bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri khas bunga tersebut. Respon diminta dalam bentuk
jawaban singkat 5 buah berurutan ke bawah dari a sampai e.
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Rustaman, N.Y., dkk. 2011. Strategi Belejar Mengejar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FP
MIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Toharudin, U., Hendrawati, S dan Rustaman, H.A. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik.
Bandung: Humaniora