Anda di halaman 1dari 14

Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.

A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 45

PERANCANGAN KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) DESA BENDOSARI
KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

Unggul Wibawa, Ir., M.Sc1, Hari Santoso, Ir., MS.2, I.G.A. Dharmayana,ST 3
1,2,3
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
e-mail: 1unggul@ub.ac.id

ABSTRAK
Perancangan pembangkit listrik tenaga kincir air ini dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi
sumber daya air yang terdapat pada aliran air Coban Sewu di Desa Bendosari Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang. Tujuan dari kegiatan perancangan ini adalah untuk mengetahui kapasitas daya
pembangkitan berdasar potensi hidro yang ada di lokasi, menemukan konstruksi bangunan saluran air
yang sesuai, serta membandingkan antara kapasitas daya teoritis dan kenyataan di lapangan, setelah
pembangkit selesai dibangun. Perancangan didasarkan pada asumsi debit andalan sebesar 0,3 m3/s.
Sedangkan penentuan tinggi jatuh air, menggunakan meode water-filled tube dan diperoleh angka
sebesar 3,4 m. Konstruksi PLTMH kincir air tentu terdiri atas saluran air yang dilengkapi dengan 2
pintu air, 2 buah saluran pembuang, bendungan, talang air, power house, peralatan mekanik seperti:
poros, pasak, dan bantalan, sistem transmisi yang merupakan kombinasi gardan mobil, gardan truk,
serta pulley dan sabuk untuk mempercepat putaran, dan satu unit generator sinkron 1 fasa. Setelah
pembangkit listrik ini selesai dibangun dan dilakukan pengujian diperoleh kapasitas daya
pembangkitan sebesar 3,214 kW pada putaran 17,41 rpm.. Angka ini tidak jauh berbeda jika
dibandingan dengan daya teoritis pada perancangan yang sebesar 3,354 kW. Sehingga secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik ini bekerja sesuai dengan hasil yang
diharapkan pada perancangan.

Kata kunci: kincir air, kapasitas daya, debit air, tinggi jatuh

ABSTRACT

The design of the water mill power plant carried out by utilizing the water resources contained
in the water flow in Coban Sewu Bendosari Pujon Malan. The purpose of this activity is to determine
the design of the power generation capacity of existing hydro potential based on location, finding
water channel construction appropriate, as well as the comparison between theoretical capacity and
the reality on the ground, after the plant was completed. The design is based on the assumption of
water debit 0.3 m3/s. While the determination of a head, using a water - filled tube meode and
obtained a figure of 3.4 m. MHP Construction waterwheel would consist of drainage water is
equipped with 2 doors, 2 exhaust, dams, water gutters, power house, mechanical equipment such as
shaft, pins, and bearings, transmission system which is a combination of an axle truck, the pulley and
belt to speed up rounds, and a 1-phase synchronous generator unit. After the developing was
completed and testing of power generation capacity obtained at 3,214 kW at 17.41 rpm. This figure is
not much different when compared with the theoretical power in the design of 3,354 kW. So overall it
can be concluded that the plant is working in accordance with the expected results on the design.

Keywords: water mill, power capacity, water debit, head


46 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

PENDAHULUAN melintas di sepanjang sungai yang


Kebutuhan akan energi listrik pada terletak di Dusun Tretes, Desa
beberapa tahun terakhir di Indonesia Bendosari yang memiliki potensi untuk
semakin besar seiring dengan tenaga air yang dapat dimanfaatkan
pertumbuhan jumlah penduduk yang sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
pesat dan pertumbuhan ekonomi yang Mikro Hidro (PLTMH).
semakin membaik. Sayangnya, Melihat potensi serta kondisi
peningkatan pemanfaatan energi listrik geografis yang ada di lokasi, dirasa
tersebut belum sepenuhnya diimbangi perlu dilakukan studi untuk merancang
dengan peningkatan penyediaan energi sistem PLTMH dengan kincir air di
listrik oleh PLN. kawasan tersebut.
Selama ini, di Indonesia, kebutuhan
energi listrik mayoritas masih dipenuhi TINJAUAN PUSTAKA
dari pemanfaatan sumber energi tak A. Pembangkit Listrik Tenaga
terbarukan (unrenewable) seperti BBM, Mikro hidro (PLTMH)
gas alam dan batu bara. Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
pemanfaatan sumber energi terbarukan Hidro (PLTMH) merupakan bagian dari
(renewable) yang dapat dimanfaatkan Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA)
antara lain matahari, air, angin, panas dimana energi air (potensial kinetik)
bumi, biomassa, dan biogas masih sebagai sumber energi/daya dengan
sangat minim, sehingga perlu kapasitas daya terbangkitkan antara 2 kW
ditingkatkan terus pemanfaatannya. sampai dengan 200 kW. PLTMH
Menurut Inra Sumahamijaya, salah dibangun untuk rnemanfaatkan sumber-
satu program pemerintah dalam surnber energi air untuk dikonversi
pemanfaatan energi terbarukan ini menjadi energi listrik baik untuk
adalah Program Kawasan/Desa Mandiri mencukupi kebutuhan sendiri maupun
Energi, khususnya di daerah–daerah terhubung ke jaringan distribusi PLN
terpencil yang belum dialiri listrik. Yang untuk dijual. Air yang digunakan bisa
dimaksud dengan Desa Mandiri Energi diperoleh dengan cara membendung
adalah Desa yang dapat menyediakan ataupun dengan memindahkan aliran air
energi dari desa itu sendiri dan juga yang telah ada untuk merdapatkan tinggi
dapat membuka lapangan kerja dan jatuh air yang cukup untuk
mengurangi kemiskinan serta membangkitkan daya listrik[2].
memberikan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya produktif [1]. B. Daya PLTMH
Kondisi geografis dan topografi Besarnya daya hidrolik (Ph) yang
kabupaten Malang sangat merupakan potensi sumber daya energi
memungkinkan dilakukannya air pada suatu wilayah, ditentukan
pengembangan potensi sumber daya melalui persamaan[3]:
alam, termasuk pengembangan sumber
daya air untuk membangkitkan tenaga Ph  Q    g  h Watt  9,81  Q  h (kW) (1)
listrik skala mikro (berkisar antara 2kW
– 200 kW) atau yang lebih dikenal Persamaan (1) digunakan apabila
dengan sebutan Pembangkit Listrik PLTMH menggunakan turbin. Jika
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). menggunakan kincir maka persamaan (1)
Salah satunya adalah sumber daya berubah menjadi persamaan (2).
air berupa mata air yang alirannya Ph  9,81 Q  h  1/2 Q V 2 (kW) (2)
Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 47

Keterangan: tidak tentu, berubah-ubah dan tinggi air


Ph = daya hidrolik (kW) jatuhnya kecil. Bila perubahan kecepatan
Q = debit air (m3/s) putaran kincir air tidak diperhitungkan
 = massa jenis air (= 1000 kg/m3) dan kecepatan putarannya kecil yaitu 2
g = gravitasi bumi (= 9,81 m/s2) putaran/menit sampai dengan 12
h = tinggi jatuh air (m) putaran/menit, maka daya pada poros
V = kecepatan air menumbuk sudu (m/s) transmisi masih bisa digunakan. Kincir
air memiliki rendemen antara 20%
Jika efisiensi pipa pesat (pp) dan sampai dengan 80%. Kincir air dengan
efisiensi turbin (tb) diketahui, maka kecepatan putaran pelan maka bahannya
besarnya daya mekanik turbin dapat dapat dibuat dari kayu, tetapi apabila
ditentukan dari persamaan[4]: kecepatan putar tinggi dan air jatuh yang
besar maka kincir air dibuat dari besi[5].
Ptb   tb   pp  Ph (kW) (3) Secara umum terdapat tiga jenis
kincir air berdasarkan sistem aliran
airnya yaitu[6]:
Apabila antara turbin/kincir dengan 1. Kincir air over-shot
generator terdapat perangkat sistem 2. Kincir air under-shot
transmisi mekanik (tm), dan efisiensi 3. Kincir air breast-shot
generator (g) diketahui, maka dapat Yang paling sesuai diterapkan pada
ditentukan besarnya daya keluaran kasus ini adalah Kincir air over-shot,
elektrik dari generator, melalui seperti yang terlihat pada Gambar 1.
persamaan:

Pout   tm   g  Ptb (kW) (4)

Pout  total  Q  g  h (kW) (5)

Dalam hal ini, total adalah efisiensi total


sistem mulai dari turbin sampai dengan
generator atau  total   pp   tb   tm   g

C. Kincir Air
Pemanfaatan kincir air dalam
pembuatannya paling banyak ditiru yang
bekerja memanfaatkan tinggi air jatuh
dan kapasitas air. Faktor yang harus
diperhatikan pada kincir air selain energi Gambar 1. Kincir Air Over-Shot [6]
potensial gravitasi adalah pengaruh berat
air yang mengalir masuk ke dalam sudu- D. Peralatan Mekanik
sudunya. D.1 Poros
Tinggi jatuh air yang bisa digunakan Poros adalah salah satu bagian dari
kincir antara 0,1 m sampai dengan 12 m elemen mesin yang berfungsi untuk
dan kapasitas airnya adalah 0,05 m3/s meneruskan tenaga bersama-sama
sampai dengan 5 m3/s. Pemakaian kincir dengan putaran.
air adalah di daerah yang aliran airnya
48 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

D.2 Pasak
Pasak adalah bagian dari mesin
yang berfungsi untuk penahan/pengikat
benda yang berputar.

Gambar 2. Pasak [7]


Gambar 3. Kerangka Umum Metode
Perancangan
D.3 Bantalan (Bearing)
Bantalan adalah elemen mesin yang B. Survei dan Pengambilan Data
menumpu poros berbeban, sehingga Survei dilakukan untuk menentukan
putaran atau gerakan bolak-baliknya lokasi terbaik bagi rencana pembangkit
dapat berlangsung secara halus, aman, listrik tenaga kincir air di Desa
dan panjang umur. Bendosari dengan memperhatikan
kecukupan tinggi jatuh serta debit airnya.
E. Sistem Transmisi
Debit air diukur dengan metode
Pada kebanyakan pembangkit kecil
kecepatan area dan tinggi jatuh air
pada umumnya, turbin atau kincir yang
diukur dengan metode water-filled tube.
berputar akan dikopelkan langsung
untuk memutar generator. Akan tetapi
C. Perancangan
untuk mengkopelkannya ke generator,
Pada tahap ini setelah data primer
terlebih dahulu harus dipertimbangkan
diperoleh, yang meliputi tinggi jatuh air,
kecepatan putar turbin atau kincir
debit air, serta panjang dan ukuran
tersebut dengan kecepatan putar
saluran yang akan direncanakan, maka
generator, apabila kecepatannya berbeda
perlu dilakukan perhitungan dimensi
dengan kecepatan putar generator, maka
dari kincir sesuai putaran yang telah
dalam pengkopelannya dapat digunakan
ditentukan. Perhitungan meliputi:
sistem transmisi mekanik yang berupa
diameter, lebar, poros, pasak, bantalan,
puli (pulley) dan sabuk (belt) atau
serta jumlah dan ukuran dari sudu yang
gardan (Differential).
digunakan berdasarkan rumus
METODE PERANCANGAN perhitungan yang telah ada. Setelah
A. Kerangka Umum rancangan dimensi dari kincir diperoleh,
Kerangka umum metode kegiatan kemudian dilakukan perhitungan
perancangan ini dapat dilihat pada perbandingan rasio antara putaran kincir
Gambar 3. dengan putaran generator yang akan
digunakan, sehingga dapat ditentukan
sistem transmisi mekanik yang sesuai.
Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 49

D. Pengujian dan Analisis Data Setelah dilakukan pengujian,


Pada perancangan ini juga akan dilakukan analisis data sesuai dengan
dilakukan beberapa pengujian, antara metode yang telah ada sehingga dapat
lain: diketahui jawaban dari masing-masing
1. Pengujian generator pada keadaan tujuan pengujian di atas.
tanpa beban dan berbeban, tujuannya
agar dapat diketahui performa dari ANALISIS DAN PEMBAHASAN
generator saat dioperasikan. A. Identifikasi Lokasi
2. Pengukuran kecepatan aliran air Survei potensi air dilakukan pada
menggunakan metode apungan pada hulu sungai Coban Sewu Dusun Tretes
saluran air yang menuju kincir. Desa Bendosari Kecamatan Pujon
3. Pengujian pembangkit listrik di Kabupaten Malang. Lokasi ini terletak
lapangan pada keadaan berbeban, di atas air terjun Coban Sewu yang
tujuannya agar dapat diketahui berada pada desa tersebut. Letak tempat
kapasitas daya PLTMH, serta debit tersebut pada penggalan peta Kabupaten
air yang dibutuhkan untuk mencapai Malang terlihat di Gambar 5. Calon
kondisi beban tersebut. PLTMH Kincir Air ini rencananya akan
dibangun dengan memanfaatkan potensi
aliran air di atas air terjun Coban Sewu
tersebut.

Gambar 5. Lokasi calon PLTMH Kincir


Air Desa Bendosari

B. Potensi Energi Aliran Air Coban


Sewu
Besarnya daya hidrolik (Ph)
Pembangkit Listrik Tenaga Kincir Air
Desa Bendosari yang direncanakan dan
merupakan potensi sumber daya air di
lokasi ini dapat ditentukan berdasar
persamaan (1) sebagai berikut:
1
Ph = 9,81 . 0,306 . 2,6 + 2 . 0,3 . 4.8622
Gambar 4. Diagram Alir Perancangan Ph = 11,420 kW
50 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

Pada PLTMH Kincir Air ini, jenis kincir b. Diameter Dalam Kincir
air yang digunakan adalah jenis over- Sedangkan untuk diameter bagian
shot yang memiliki efisiensi maksimum dalam kincir ditentukan sebesar 2 meter
sebesar 60–80% dan tidak lagi dengan mempertimbangkan volume air
memerlukan pipa pesat. Pada yang dapat ditampung oleh tiap sudu
perhitungan ini diasumsikan efisiensinya berdasarkan debit yang ada.
adalah 60%, sehingga diperoleh:
c. Kecepatan Aliran Air di Ujung
Pk = ηk . Ph kW (6) Saluran
Pk = 0,6 . 11,420 kW = 6,852 kW Kecepatan air di ujung talang dapat
diperoleh dengan menggunakan
Antara kincir dan generator terdapat persamaan hidrolika saluran terbuka
perangkat sistem transmisi mekanik, (open channel hydraulics) dengan
efisiensi generator berkisar 85% sampai penggunaan persamaan energi
90% [8]. Pada perhitungan diasumsikan berdasarkan prinsip Bernoulli[9]:
efisiensinya adalah 90%. Sistem
transmisi yang digunakan adalah V1 2 V2 2
h1 + α + z1 = h2 + α + z2 = tetap (8)
2g 2g
kombinasi antara gardan mobil, gardan
truk yang masing-masing nilainya 0,8
Kecepatan dan ketinggian awal aliran air:
serta puli dan sabuk V yang nilainya 1 2 1
1 2 1
0,85. Sehingga daya output pada V = n R3 S 2 dan Q = A V = A R3 S 2
n
generator menjadi:
Dimana:
Pout = ηtm . ηG . Pk kW (7) Q = 0,306 m3/s; n = 0,015 ; b1 = 0,8 m
Pout = 0,8 . 0,8 . 0.85 . 0.9 . 6,852 kW A 0,8h
R = P = 0,8+2h (9)
Pout = 3,354 kW 0,3
s = tan (sin−1 ) = 0,045
6,7
Maka:
C. Perancangan Kincir Air 2
1 0,8h 3 1
C.1 Dimensi Kincir Q = 0,8h ( ) (0,045)2
a. Diameter Luar Kincir 0,015 0,8 + 2h
2
Pada survei lokasi ditemukan 0,8h 3
perbedaan ketinggian di ujung saluran 0,027 = h ( )
0,8 + 2h
sebesar 3,1 m di ujung saluran sehingga
kincir yang direncanakan memiliki Dengan cara iterasi diperoleh nilai h
diameter luar sebesar 2,6 m sebesar 0,128 m, sehingga kecepatannya
menjadi:
2
1
1 0,8.0,128 3
V = 0,015 (0,8+2.0,128) (0,045)2 V =
2,985 m/s

Kecepatan aliran air di ujung talang


memiliki persamaan:
V 2 V 2
h1 + α 1 + z1 = h2 + α 2 + z2 = tetap (10)
2g 2g
Gambar 6. Diameter Luar dan Dalam
Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 51

Dengan cara perhitungan yang sama, f. Jarak antar Sudu


diperoleh Berdasarkan perhitungan terdahulu
2
1 0,6.0,1439 3 1 diperoleh: D1 = 2,6 m dan D2 = 2 m
V= ( ) (0,1353)2
0,016 0,6 + 2.0,1439
Maka diameter rata-ratanya (Dr) adalah:
V = 4,862 m/s
D1 + D2 2,6 + 2
Dr = = = 2,3 m
d. Kecepatan Keliling Kincir 2 2
Besarnya kecepatan keliling kincir
Dr x π 2,3 x 3,14
dapat dihitung melalui persamaan: [10] t= = = 0,3 m
z 24
V1 cos α1 Untuk jarak antar sudu bagian luar:
U1 = (11) D1 x π 2,3 x 3,14
2
t1 = = = 0,34 m
z 24
Dimana:
V1 = 4,862 m/s Untuk jarak antar sudu bagian dalam :
0,203 D2 x π 2 x 3,14
α1 = tan−1 = 7,7° t2 = = = 0,26 m
1,5 z 24

Maka: g. Sudu
4,862 cos 7,7 Sudu dirancang menyerupai bentuk
U1 = seperempat tabung dengan jari – jari
2
U1 = 2,41 m/s 0,26 m [11].

Putaran kincir:
60 U
N = πD1 (12)
1
60.2,41
N =
3,14.2,6
N = 17,712 rpm ~ 18 rpm
Gambar 8. Sudu
e. Jumlah Sudu yang Aktif
Sebelum menentukan jumlah sudu Kapasitas air yang diterima oleh tiap
yang aktif (i), perlu diketahui dulu sudu yang aktif.
kecepatan putar kinci air melalui Q 0,3
persamaan: q = i = 7,2 = 0,042 m3 /s
N (dalam rpm)
N (dalam rps) = Kemudian berdasarkan rumus
60
18 3 volume seperempat tabung dengan alas
N (dalam rps) = = lingkaran yaitu:
60 10
1 V
V = 4 π r 2 l sehingga l = 4 πr2 (13)
Jumlah sudu = 24, maka:
i = N (dalam rps) x z Diasumsikan bahwa V = q dan l = b,
3
i= x 24 maka [11]:
10 0,042
Jumlah sudu yang aktif, i = 7,2 b = 4 3,14 .0,0262 b = 0,792 m atau
dibulatkan sebesar 0,8 m
52 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

Sehingga lebar sudu/kincir berdasarkan 6,852


perhitungan diperoleh sebesar 0,8 m T = 9,74x105
18
T = 370.769 (kg.mm)

c. Bahan dan Spesifikasinya


Bahan poros dapat dipilih dari
batang baja karbon difinis dingin S45C-
D standart jepang (JIS) yang pada
dasarnya sering dipakai untuk poros.
Bahan tersebut memiliki spesifikasi
sebagai berikut[7]:

Gambar 9. Lebar Kincir Air Kekuatan tarik (σb ) = 81 Kg/mm2


Faktor keamanan (Sf1 ) = 6,0
h. Panjang Lengkungan Sudu Faktor pengalih alir pasak (Sf2 ) = 1,4
1 1
Ln = 4 x2πr = 2 . 3,14.0,26 d. Tegangan Geser Ijin (𝛕𝐚 )
Ln = 0,41 m Dengan mengetahui spesifikasi dari
bahan poros maka dapat dihitung
i. Tebal Pancaran Air yang tegangan geser ijin yaitu:
Memasuki Lorong Sudu
τa = σb /(Sf1 xSf2 ) (17)
S0 = t1 sin α1 = 0,34 sin 7,7° τa = 81/(6,0 . 1,4)
S0 = 0,0455 m τa = 9,642 Kg/mm2

j. Gaya Pancaran Air terhadap e. Diameter Poros (𝐝𝐬 )


1
Sudu 5,1 3
dV ds = [ τ K t Cb T] (18)
F = m dt1 + m g (14) a

dV
F = V ρ dt1 + V ρ g Dimana:
= 1487,77 + 3001,86 Kt = 1,5 (beban dikenakan dengan
= 4489,63 N kejutan atau tumbukan)
Cb = 1,45 (Terjadi pemakaian dengan
C.2Poros dan Pasak beban lentur)
1
a. Daya Rencana (Pd) 5,1 3
Pd = fc x P (kW) (15) ds = [ 1,5 . 1,45 . 370.769]
9,642
ds = 75,27 mm
Dimana:
fc = 1,0 ; P = 6,852 kW Berdasarkan hasil diatas, maka dapat
dipilih ukuran poros 75 mm.
Maka:
Pd = 6,852 .1,0 = 6,852 kW

b. Momen Rencana (T)


P
T = 9,74x105 nd (16)
1
Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 53

Kemudian untuk beban radialnya (Fr)


yaitu sebagai berikut[12]:
r 115
Fr = Ps. l = 6897 . 150
Fr = 5287 N

Karena beban aksial dapat


Gambar 10. Poros Kincir diabaikan maka nilai Fa/C0 akan
mendekati 0, sehingga diperoleh nilai X
f. Dimensi Pasak dan Y yaitu X = 1 dan Y = 0.
Dari tabel ukuran pasak dan alur Adapun besarnya beban ekivalen
pasak didapat [12]: dapat dihitung dengan rumus[10]:

B x h = 20 x 12 mm; t1= 7,5 mm Pr = XFr + YFa (19)


t2 = 4,9 mm ; l = 80 mm Pr = 1. 5,287 = 5,287 kN

Dimana: b. Umur Kerja Bantalan


B = panjang pasak (mm) Untuk umur kerja bantalan yang
H = lebar pasak (mm) baik (diatas 10 tahun), C/P harus
t1 = jarak titik tengah pasak dengan bernilai 12 atau lebih [10]:
poros (mm) C 66000
t2 = jarak titik tengah pasak dengan = = 12,483
P 5,287
kincir (mm)
l = panjang pasak Nilai C/P > 12 maka bantalan rol
silinder jenis ini baik untuk digunakan.
C.3 Bantalan (Bearing) Umur bantalan:
Pada perancangan ini, akan
digunakan dua buah bantalan untuk 1000000 C q
menahan poros, dimana bantalan yang L10h = (P) (20)
60 n
digunakan adalah bantalan gelinding 1000000
L10h = . (12,483)3,3
jenis rol silinder nomor NU 1016 [10], 60 . 18
sehingga diperoleh: kapasitas nominal L10h = 3840863,27 jam
statis spesifik (C0) = 81500 N, kapasitas
nominal dinamis spesifik (C) = 66000 N, C.4 Sistem Transmisi Mekanik
diameter dalam (d) = 80 mm, diameter Secara keseluruhan sistem transmisi
luar (D) = 125 mm dan lebar bantalan mekanik disini memiliki rasio total
(B) = 22 mm. sebagai berikut[13]:

a. Besarnya Beban Ekivalen (P) 1500


rasio total = = 83,33
Pada perancangan ini berat kincir 18
yang digunakan (Ps) adalah 700 kg atau
6897 N dan karena kincir yang berputar Sehingga digunakan kombinasi antara
tidak mengalami gesekan maka sistem transmisi puli dan sabuk dan
koefisien geseknya (𝜇 = 0 ), sehingga gardan. Gardan yang digunakan disini
beban aksialnya (Fa ) dapat diabaikan. adalah gardan mobil dan truk yang
masing-masing memiliki rasio 36:6 dan
36:7 yang apabila rasionya ditotal
54 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

menjadi 1296:42 atau 30,85. Sehingga pada kondisi empirisnya. Beban yang
berdasarkan perhitungan sebelumnya digunakan pada pengujian yaitu berupa
rasio puli yang digunakan yaitu: lampu merkuri 160W, 220V/230V
sebanyak 16 buah, lampu merkuri
83,33 250W, 220/230V sebanyak 2 buah, dan
rasio puli = = 2,70 sisanya lampu neon serta lampu pijar
30,85
yang digunakan untuk penerangan lokal
D. Generator di sekitar lokasi pembangkit listrik.
Pada pembangkit listrik disini Pada lampu merkuri dilakukan
digunakan generator sinkron 1 fasa pengukuran terlebih dahulu agar dapat
kutub dalam dengan spesifikasi dasar diketahui berapa beban yang mengalir
berikut: Daya = 5 kW, tegangan kerja pada tiap lampu apabila bekerja pada
230 V, f = 50 Hz, n = 1500 rpm dan tegangan nominal 220V.
cos φ = 1,0, tegangan penguatan (Vf) = Hasil pengukurannya diperlihatkan
49 V dan arus penguatan (If) = 2,6 A pada tabel 1 dibawah ini :

E. Pengujian di Lapangan Tabel 1. Tabel Hasil Pengukuran Beban


E.1 Pengukuran Kecepatan Air pada Lampu Merkuri
Pengukuran kecepatan air ini Data Teganga
Beban Arus (A)
menggunakan metode apungan, ke- n (V)
Lampu
dilakukan pada saluran yang menuju 1 merkuri 220 0,8
kincir yang kondisinya paling lurus dan 160 W
memiliki persentase kemiringan yang Lampu
sangat rendah. Dengan menggunakan 2 merkuri 220 1,3
data pertama hasil pengukuran, waktu 250 W
yang ditempuh adalah 6,82 detik, Sumber : Hasil pengukuran
sehingga kecepatan alirannya dapat
dihitung dengan persamaan (2): Pada pengujian ini pintu air yang
terletak di ujung saluran air dibuka
l 10
v = t = 6,82 = 1,46627 m/s dalam keadaan penuh atau setinggi 45
cm. Tinggi aliran air pada saluran
Dengan cara perhitungan yang dinaikkan secara perlahan dengan
sama, diperoleh besarnya kecepatan air dengan cara membuka pintu air yang
untuk waktu tempuh pengukuran yang terletak di depan saluran. Data awal
lain dalam 30 kali pengukuran, pada pengujian ini adalah data dimana
diperoleh kecepatan air rata-rata sebesar generator dalam keadaan tanpa beban
1,48 m2/s. Berdasarkan prinsip dari telah menghasilkan tegangan 220 V dan
metode apungan nilai ini perlu dikalikan putaran 1500 rpm. Kemudian beban
dengan sebuah faktor koreksi (fk) yang dimasukkan perlahan. Setiap kenaikan
nilainya diambil 0,86 untuk saluran beban oleh adanya lampu tersebut
dengan tepian dan dasar yang licin [2], dilakukan pengukuran tinggi air di
sehingga: tempat yang telah ditentukan yang
v = 1,48 . 0,86 = 1,273 m/s kemudian dilanjutkan dengan
perhitungan debit. Dengan lebar saluran
E.2 Pengujian Pembangkit (b = 0,8 m) dan data tinggi aliran air
Pengujian pembangkit listrik dalam yang pertama adalah 6 cm atau 0,06 m,
keadaan berbeban dilakukan untuk maka luas penampang saluran yang
mengetahui kapasitas daya pembangkit
Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 55

dilalui air dapat dihitung melalui instalasi listrik. Hasilnya tersusun dalam
persamaan berikut [14]: tabel 3. di bawah ini:

A = w. d = 0,8 .0,06 Tabel 3. Data Hasil Pengukuran pada


A = 0,048 m2 /s Pengujian Beban Penuh
Data Beban Arus Debit
Berdasar pengukuran sebelumnya ke- (A) (m3/s)
1 - - 0.061
diperoleh kecepatan air rata-rata yang
2 lampu merkuri
melintas pada ketinggian aliran air 2 1,6 0.076
160 W
tersebut adalah 1,273 m/s, maka 4 lampu merkuri
3 3,2 0.087
besarnya debit air dapat dihitung dengan 160 W
persamaan berikut: 6 lampu merkuri
4 4,8 0.105
160 W
8 lampu merkuri
Q = A .v (21) 5
160 W
6,4 0,123
Q = 0,048 . 1,273 10 lampu
6 8 0,137
Q = 0,0611 m3 /s merkuri 160 W
12 lampu
7 9,6 0,152
Dengan cara yang sama, diperoleh merkuri 160 W
14 lampu
besarnya debit air untuk tinggi aliran air 8 11,2 0,165
merkuri 160 W
yang lain seperti tersusun dalam tabel 2 16 lampu
di bawah ini: 9 12,8 0,177
merkuri 160 W
16 lampu
Tabel 2. Tabel Hasil Pengukuran Debit merkuri 160 W +
10 14,1 0,188
Air 1 lampu merkuri
250 W
Data Tinggi Luas
Debit 16 lampu
ke- aliran air penampang
(m3 /s) merkuri 160 W +
(cm) (m2 /s) 11 15,4 0,199
2 lampu merkuri
1 6 0.048 0.061
250 W
2 7.5 0.060 0.076 16 lampu
3 8.5 0.068 0.086 merkuri 160 W +
4 10.3 0.082 0.104 2 lampu merkuri
5 12.1 0.097 0.123 12 16,4 0,208
250 W +
6 13.5 0.108 0.137 Penerangan
7 14.9 0.119 0.151 lokal
8 16.2 0.130 0.164 Sumber : Hasil pengukuran
9 17.4 0.139 0.177
10 18.5 0.148 0.188 Berdasar tabel di atas, dapatlah
11 19.5 0.156 0.198
digambarkan grafik hubungan antara
12 20.4 0.163 0.207
arus keluaran pembangkitan dan debit
Sumber : Hasil pengukuran
air masukannya sebagai berikut:
Pada saat yang bersamaan, di setiap
kenaikan beban, maka tegangannya
dikembalikan ke 220V dengan cara
menambah tinggi aliran air. Setelah itu
arus keluaran pada generator diukur
dengan menggunakan amperemeter
yang telah terhubung pada panel
56 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

18 sedikit lagi untuk dilanjutkan. Namun


16 melihat berbagai fakta yang muncul di
14 lapangan seperti aliran air yang sudah
12 tidak stabil lagi, air yang menuju sudu
10
tidak sepenuhnya menabrak sudu dan
8
6
banyak terpencar ke berbagai arah,
4 performa gardan yang kurang
2 mendukung, sehingga untuk
0 pengambilan data selanjutnya akan
0 0.1 0.2 0.3 kurang efektif.
Perbandingan antara daya yang
dihasilkan generator di lapangan dengan
Gambar 11. Grafik Hubungan Arus daya yang dapat dibangkitkan PLTMH
Keluaran Pembangkit secara teoritis pada perancangan adalah:
dengan Debit Air
Masukan 3,214 kW
= 0,958
3,354 kW
Berdasarkan data hasil pengujian
diatas dapat disimpulkan bahwa semakin
besar debit air masukan pada Berdasarkan perbandingan di atas
pembangkit maka kapasitas daya yang diperoleh adanya perbedaan dimana
dihasilkan juga akan semakin besar daya yang dihasilkan pada perhitungan
hingga sampai pada batas teoritis sedikit lebih besar dibandingkan
maksimumnya. Kapasitas daya pada daya yang dihasilkan pada kondisi
pengujian ini yang dapat dibangkitkan empiris di lapangan. Perbandingannya
pembangkit listrik tenaga kincir air di adalah 1,00 : 0,958 atau berselisih 4,2%
Desa Bendosari ini yaitu [15]: saja. Hal ini disebabkan oleh penentuan
efisiensi di setiap komponen pembangkit
S = Vp . Ip baik itu pada kincir, sistem transmisi
S = 220 . 16.4 mekanik, serta generator pada
S = 3608 VA atau 3,608 kVA perhitungan teoritis yang kurang akurat.
Selain itu pula tidak semua
Sedangkan untuk daya aktif yang peralatan mekanik yang digunakan pada
dibangkitkan dalam Watt dapat dicari pembangkit listrik ini sesuai dengan
dengan penjumlahan daya pada perancangan seperti penggunaan gardan
nameplate semua lampu yang yang sudah pada kondisi bekas dan
digunakan: pemilihan bearing yang menyesuaikan
dengan keadaan di lapangan namun
P = 16 . 160 + 2 . 250 + 18 . 8 + 2 . 5 dengan catatan bearing yang digunakan
P = 3214 W atau 3,214 kW mampu menahan beban yang diberikan
oleh kincir.
Jadi kapasitas daya yang dapat Namun secara keseluruhan dapat
dibangkitkan oleh pembangkit listrik dilihat bahwa perbedaan yang
tenaga kincir air ini yaitu sebesar 3,214 ditemukan tidak begitu signifikan,
kW, dengan putaran kincir yang bekerja karena hany berkisar antara 4,2%,
pada kondisi ini yaitu 17,41 rpm. sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pengujian ini diperkirakan masih bisa PLTMH Kincir air ini bekerja cukup
Unggul Wibawa, Hari Santoso I.G.A, Dharmayana, Perancangan Kincir Air '…' 57

optimum sesuai dengan hasil yang kincir air di Desa Bendosari ini
diharapkan pada perancangan. adalah sebesar 3,608 kVA atau
3,214 kW dengan putaran kincir
PENUTUP sebesar 17,41 rpm.
A. Simpulan 6. Kapasitas daya yang dihasilkan pada
Dari hasil perhitungan dan analisis perhitungan teoritis sedikit lebih
perancangan pembangkit listrik tenaga besar dibandingkan daya yang
kincir air di Desa Bendosari Kecamatan dihasilkan pada kondisi empiris di
Pujon Kabupaten Malang, maka dapat lapangan. Perbedaannya adalah
disimpulkan beberapa hal sebagai sebesar 4,2%, yang tentunya tidak
berikut: terlalu signifikan, sehingga dapat
dikatakan bahwa PLTMH kincir air
1. Kapasitas daya yang dapat ini bekerja cukup optimum sesuai
dihasilkan perancangan Pembangkit dengan hasil yang diharapkan pada
listrik tenaga kincir air di desa perancangan.
Bendosari ini secara teoritis dengan
debit andalan 0,3 m3/s, tinggi jatuh B. Saran
efektif 3,4 m, dan kecepatan aliran Dari hasil analisis kegiatan
air 4,862 m/s secara teoritis yaitu perancangan sampai dengan uji
3,354 kW. lapang yang telah dilakukan, dapat
2. Bangunan sipil yang sesuai pada disampaikan beberapa saran
PLTMH kincir air ini terdiri atas: berikut:
saluran air, bendungan, 2 buah pintu
1. Penentuan besarnya debit andalan
air, talang air, sebuah saluran
perlu dilakukan pengukuran debit
pelimpah, sebuah saluran pembuang,
di lapangan secara terus-menerus
dan power house.
yang dilakukan minimal dalam
3. Kincir air yang paling sesuai
waktu satu tahun, agar diperoleh data
digunakan dalam PLTMH ini adalah
besarnya debit yang akurat sehingga
kincir air jenis over-shot dengan
debit andalan yang digunakan dalam
diameter luar 2,6 m, diameter dalam
perancangan merupakan debit
2 m, lebar 0,8 m, jumlah sudu yang
andalan yang selalu tersedia
aktif adalah 7,2 pada putaran 18 rpm
sepanjang tahun.
dengan jarak antar sudu bagian luar
2. Dalam menentukan lokasi
0,34 m dan bagian dalam 0,26 m.
pembangunan PLTMH, perlu juga
4. Sistem pendukung terdiri atas
dilakukan analisis pada tekstur tanah
beberapa elemen mesin diantaranya
di sekitar lokasi pembangunan
poros, pasak, bantalan rol silinder,
sebagai salah satu pertimbangan
serta sistem transmisi mekanik
untuk perancangan bangunan sipil
dengan rasio totak 83,33, yang
PLTMH.
terdiri atas gardan mobil, gardan
3. Untuk menjaga kestabilan laju aliran
truk, serta puli dan sabuk untuk
air, saluran pembawa perlu dibuat
menghubungkan poros kincir dengan
selurus mungkin.
poros generator.
5. Pada kondisi faktual di lapangan,
yaitu setelah dilakukan pengujian DAFTAR PUSTAKA
[1] Taufiqurrahman M. 2010. Studi
berbeban, diperoleh kapasitas daya
Kelayakan dan Perencanaan
yang dapat dihasilkan PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Kincir
58 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juli 2014: 45-58

Air di Desa Bendosari Kecamatan


Pujon Kabupaten Malang. Malang:
Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
[2] Mismail, Budiono. 1991/1992.
Pelistrikan Desa di Indonesia.
Depok: Kampus Baru UI.
[3] Patty, O. 1995. Tenaga Air. Jakarta:
Erlangga.
[4] Wibawa, U. 2001. Sumber Daya
Energi Alternatif. Malang: Teknik
Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
[5] Dietzel Fritz. 1988. Turbin, Pompa
dan Kompresor. Jakarta: Erlangga.
[6] Soto, Gary. 1997. Water Wheel.
vol. 163. No.4. http://en.wikipedia.
org / wiki/ Water_wheel (17 April
2011)
[7] Sularso. 1997. Dasar Perencanaan
dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
[8] Niemann, G. dan Winter, H. 1992.
Elemen Mesin. Jakarta: Erlangga.
[9] Chow, Ven Te. 1997. Hidrolika
Saluran Terbuka. Jakarta.
Erlangga.
[10] Harvey, Adam. 1993. Micro-Hydro
Design Manual. Warwickshire
CV23 9QZ, UK. Intermediate
Technology Publications Ltd.
[11] Sutikno, Djoko. 1997. Turbin Air
Banki. Malang: Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
[12] Sularso dan Kiyokatsu Suga.
1978. Dasar Perencanaan Dan
Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.
[13] Hagendoorn, J. J. M. 1989.
Konstruksi Mesin 2. Jakarta: PT.
Rosda Jayaputra.
[14] Dandekar, M.M dan Sharma, K.N.
1991. Pembangkit Listrik Tenaga
Air. Jakarta: Universitas Indonesia.
[15] Zuhal.1991. Dasar Teknik Tenaga
Listrik. Bandung: Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai