PENDAHULUAN
sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam,
dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas dari pada hanya
sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan
aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang terus dari
mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait dengan keseimbangan seks
dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk elemen biologis; yang terkait dengan identitas
dan peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspekbiologis. Elemen
sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran
dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah
beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek
psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh
Masalah nyeri selama berhubungan seksual telah dikenal sejak 3000 tahun yang
lalu.Deskripsi detail tentang dispareunia bermula dari surat papirus Ramesseum dari jaman Mesir
kuno dan kondisi dispareunia berat disebutkan di Talmud sebagai penyebab (yang cukup
dijadikan alasan ) untuk bercerai lebih lanjut Rammesseum Papyr menghubungkan antara nyeri
vulva selama bersenggama dengan nyeri haid dan ketidakteraturan haid. Hubungan tradisional
antara semua permasalahan wanita dengan rahim (uterus) dan menstruasi rupanya ditolak oleh
Soranus dari Ephesus, seorang dokter Romawi, yang mendeskripsikan kondisi vulva yang
menyebabkan nyeri selama bersenggama. Istilah dyspareunia dirumuskan oleh Barnes pada
tahuan 1874 yang mengacu ke berbagai kondisi atau gangguan atau penyakit fisik yang dapat
Dispareunia awalnya lebih dilihat sebagai masalah psikologis dan memerlukan perawatan
psikologis. Untungnya, pandangan itu sudah usang. Para peneliti dan dokter sekarang lebih
terpadu. Pengobatan tertentu tergantung pada penyebab yang mendasari rasa sakit (Anurogo,
2013).
1.2 Tujuan
Untuk mempelajari dan memahami asuhan keperawatan maternitas pada Nn.R dengan
Dyspareunia
Dyspareunia
6. Mahasiswa/I mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
Dispareunia adalah nyeri di vagina atau pinggul yang dialami selama hubungan seksual
dispareunia lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, tetapi dapat menjadi penghambat
2.1.2 Gejala
Para peneliti memperkirakan bahwa 1 di antara 5 perempuan mengalami nyeri pada organ
genitalnya tepat sebelum, selama atau setelah berhubungan seksual. Lokasi rasa sakit dan
frekuensi nyeri sangat bervariasi. Gejalanya dapat terasa: Nyeri setiap kali penetrasi Nyeri
hanya dalam kondisi tertentu Nyeri baru setelah melakukan hubungan yang sebelumnya tidak
2.1.4 Penyebab
Nyeri saat penetrasi dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk kurangnya cairan
pelumas atau lubrikasi. Sering disebabkan karena foreplay yang kurang. Kurangnya lubrikasi
juga umumnya disebabkan oleh penurunan kadar estrogen setelah menopause, setelah
melahirkan atau selama menyusui. Cedera, trauma atau iritasi, dapat meliputi cedera atau iritasi
akibat kecelakaan, operasi panggul, sunat wanita, episiotomy atau kelainan bawaan.
Peradangan, infeksi atau kelainan kulit. Infeksi pada daerah genital atau saluran kemih dapat
menyebabkan Dispareunia. Eksim atau masalah kulit lainnya di daerah genital juga bisa menjadi
masalah.
otot dinding vagina yang tak terkendali. Vestibulitis, ditandai dengan rasa tersengat atau terbakar
Jika rasa sakitnya terasa sangat dalam, faktor penyebabnya dapat berupa Beberapa
penyakit seperti endometriosis, radang panggul, prolaps rahim, retroversi rahim, uterine fibroids,
cystitis, sindrom iritasi usus, wasir dan kista ovarium. Infeksi rahim atau leher rahim tuba falopi
dapat menyebabkan nyeri yang mendalam.Operasi atau perawatan medis. Luka dari operasi pada
Emosi sangat terkait dengan aktivitas seksual dan berperan atas setiap jenis rasa sakit
seksual. Faktor emosional meliputi: Masalah kejiwaan seperti kecemasan, depresi, kekhawatiran
tentang penampilan fisik, dan ketidaknyamanan. Stres. Otot dasar panggul sangat sensitif
terhadap stres. Jadi stres dapat menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan. Terkadang
sulit untuk mengetahui apa saja kah faktor-faktor psikologis yang terkait dengan dispareunia
(Anurogo, 2013).
Dispareunia awalnya lebih dilihat sebagai masalah psikologis dan memerlukan perawatan
psikologis. Untungnya, pandangan itu sudah usang. Teknik seksual dan konseling. Pasangan
mungkin dapat meminimalkan rasa sakit dengan beberapa perubahan rutinitas seksual: Beralih
posisi. Jika nyeri dialami selama dorongan penetrasi, penis mungkin menekan serviks atau otot-
otot dasar panggul sehingga menyebabkan sakit atau nyeri perut. Berkomunikasi. Bicarakan
dengan pasangan tentang apa yang terasa baik dan apa yang tidak. Foreplay lebih lama dapat
membantu merangsang pelumasan alami. Rasa sakit dapat dikurangi dengan menunda penetrasi
sampai wanita benar-benar merasa terangsang. Gunakan pelumas. Pada beberapa wanita,
pelumas yang mengandung gliserin dapat menyebabkan infeksi jamur (Anurogo, 2013).
Pengobatan dan terapi dilihat kondisi yang mendasarinya. Jika infeksi atau kondisi medis
yang memberikan kontribusi terhadap rasa sakit, mengobati penyebab yang mendasari dapat
disebabkan oleh pelumasan yang tidak memadai akibat tingkat estrogen yang rendah. Terapi
Desensitisasi. Selama terapi, pasien belajar latihan relaksasi vagina yang dapat mengurangi
nyeri. Konseling atau terapi seks. Jika seks telah terasa menyakitkan untuk waktu yang lama,
pasien mungkin mengalami respons emosional yang negatif terhadap rangsangan seksual
(Anurogo, 2013).
2.2.1 Pengkajian
Kategori :
b. klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinan dapatmempengaruhi
fungsi seksualnya
c. klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual
a. Riwayat Kesehatan
· Seksual pertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakah klien mempunyai
b. PengkajianFisik
Misalnya :
penempatan di RS.
c. Gangguan Citra tubuh b.d efek masektomi, disfungsi seksual , perubahan pasca persalinan
d.Ganguan harga diri b.d kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infrak
2.2.3 Perencanaan
c. mencegah PMS
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
b. Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangka waktu
c. Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif dalam artian penting.