Anda di halaman 1dari 5

JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 65-69 ISSN 2303-1077

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TRITERPENOID


DARI DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lam.)

Syaiful Yusuf1*, Afghani Jayuska1, Nora Idiawati1


Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
*email: syaifulyusuf03@gmail.com

ABSTRAK
Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) merupakan tanaman dari famili Thymeleaceae yang
merupakan komoditas ekspor sebagai bahan baku pembuatan parfum. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa hasil skrining fitokimia dari daun gaharu mengandung beberapa senyawa
metabolit sekunder diantaranya terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakter
senyawa terpenoid dari hasil isolasi. Proses isolasi dilakukan pada fraksi etil asetat dengan
melakukan ekstraksi, fraksinasi, Kromatografi Vakum Cair (KVC),Kromatografi Kolom Grafitasi
(KKG), Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan karakterisasi dengan infrared (IR) dan Resonansi
Magnetik Inti (RMI). Dari hasil tersebut didapat kristal putih pada fraksi 3.9. KLT fraksi 3.9
dengan eluan aseton:n-heksana (0,5:9,5) menghasilkan nilai Rf yang didapat yaitu 0,4.
Spektrum infrared (IR) menunjukkan adanya vibrasi ulur gugus –OH pada daerah 3473,80 cm-1.
Daerah 2929,87 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur –CH. Vibrasi tekuk –CH ditunjukkan pada
daerah 1452,40 cm-1 dan 1384,67cm-1. Pita serapan C–O terlihat pada daerah 1176,56 cm-1
dengan jenis vibrasi ulur. Data C RMI yang didapat menunjukkan adanya 30 puncak atom C.
Berdasarkan data IR, 13C RMI dan 1H RMI, senyawa yang didapat merupakan senyawa
fridelanol.

Kata kunci: Aquilaria malaccensis Lam., etil asetat, karakterisasi, fridelanol

PENDAHULUAN Staphylococcus aureus. Sedangkan pada


penelitian Wil dkk (2014) ekstrak metanol
Gaharu marupakan salah satu hasil
dan air dari daun A. malaccensis memiliki
hutan non kayu yang memiliki nilai ekonomi
kemampuan sebagai antioksidan.
tinggi sehingga banyak dikembangkan di
Salah satu senyawa yang perlu menjadi
Indonesia. Salah satu jenis tanaman ini
perhatian adalah terpenoid. Penelitian ini
adalah Aquilaria malaccensis Lam. (famili
perlu dilakukan karena belum mendalamnya
Thymeleaceae) yang merupakan tanaman
penelitian terutama karakterisasi senyawa
dilindungi keberadaannya di hutan
terpenoid dalam daun A. malaccensis.
Indonesia. Selama ini bagian tanaman
Beberapa penelitian menyebutkan terpenoid
gaharu hanya diambil bagian batangnya,
pada tanaman lain menunjukkan adanya
namun daun dari tanaman gaharu masih
aktivitas tertentu, diantaranya adalah
belum banyak digunakan dan terbuang
sebagai antioksidan dan antibakteri (Ismarti,
begitu saja. Pemanfaatan daun gaharu
2011 dan Sukadana dkk, 2008). Hal ini
dipercaya oleh masyarakat sebagai obat
menjadikan perlu adanya penelitian lebih
penurun tekanan darah.
lanjut mengenai senyawa yang ada dalam
Beberapa kandungan yang terdapat
daun A. malaccensis terutama senyawa
pada daun gaharu melalui skrining fitokimia
terpenoid sebagai referensi yang
antara lain alkaloid, terpenoid, saponin dan
mendukung dalam penelitian selanjutnya.
tannin (Khalil dkk, 2013). Beberapa
Berdasarkan hal tersebut maka perlu
penelitian mengungkapkan bahwa ekstrak
dilakukan isolasi dan karakterisasi senyawa
daun gaharu memiliki aktivitas tertentu.
yang terkandung dalam daun gaharu (A.
Menurut Alimon (2011) ekstrak daun gaharu
malaccensis). Isolasi dan karakterisasi
memiliki kemampuan dalam menghabat
dilakukan dengan Kromatografi Vakum Cair
aktivitas beberapa bakteri, diantaranya
(KVC), Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)
Shigella flexneri, Bacillus spizizenii,

65
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 65-69 ISSN 2303-1077

dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). 2 diimpregnasi menggunakan silika gel G 60


Karakterisasi senyawa dilakukan dengan (0.2-0.5 mm) sebanyak 73,4 mg dengan
menggunakan spektrofotometri Infrared (IR) bantuan pelarut aseton. Preparasi kolom
dan spektroskopi Resonansi Magnetik Inti dilakukan denga menimbang 3 g silika gel G
(RMI). 60 (0.063-0.200mm). Sampel dielusi
menggunakan n-heksana dan ditampung
METODOLOGI PENELITIAN pada botol kaca berukuran 100mL. Hasil
KKG kemudian diuapkan menggunakan
Preparasi Sampel
rotary evaporator.
Sampel yang akan digunakan adalah
Fraksi yang didapat ditotolkan pada fase
daun tumbuhan gaharu (A. malaccensis)
diam plat KLT silika gel 60 F254. Pada hasil
yang didapatkan di perkebunan gaharu di
KKG fraksi 2.2 dan fraksi 2.3 dan 2.4 KVC
Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai
dielusi dengan fase gerak kloroform:n-
Ambawang, Kabupaten Kubu Raya,
heksana dengan perbandingan 1:9. Hasil
Kalimantan Barat. Sebanyak 2 Kg daun
KLT kemudian diamati noda yang terbentuk
gaharu dibersihkan dan dihaluskan.
dengan menggunakan sinar UV.
Ekstraksi
Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)
Metode yang digunakan dalam proses
pada Fraksi 3
ekstraksi yaitu maserasi dan partisi.
Sebanyak 431,0 mg sampel dari fraksi 3
Sebanyak 730 g serbuk daun gaharu
diimpregnasi menggunakan silika gel 60
direndam dalam wadah maserasi. Sampel
(0.063-0.2000 mm) sebanyak 862 mg
dimaserasi dengan metanol sebanyak 8 L
dengan bantuan pelarut aseton. Preparasi
pada temperatur kamar selama 24 jam dan
kolom dilakukan dengan menimbang 7 g
diulangi kembali dengan menambahkan 5 L
silika gel. Sampel kemudian dielusi
metanol 2×24 jam. Setelah didapat ekstrak
menggunakan n-heksana dan ditapung pada
kasar, kemudian dipartisi dengan pelarut n-
botol kaca 10 mL. Hasil KKG kemudian
heksana dan etil asetat. Setiap fraksi hasil
diuapkan menggunakan rotary evaporator.
partisi dan fraksi total dilarutkan pada
Fraksi yang didapat dari hasil KKG
pelarutnya masing-masing dan dimonitoring
ditotolkan pada fase diam plat KLT silika gel
dengan plat KLT silika gel 60 F254
60 F254. Pada hasil KKG fraksi 2.2 dan fraksi
menggunakan eluan kloroform:metanol (9:1).
2.3 dan 2.4 dielusi dengan fase gerak
kloroform:n-heksana dengan perbandingan
Kromatografi Vakum Cair (KVC)
1:9. Hasil KLT kemudian diamati noda yang
Metode Kromatografi Vakum Cair (KVC)
terbentuk menggunakan sinar UV.
yang digunakan mengacu pada penelitian
Ningsih (2010). Sebanyak 4,22 g fraksi etil
Uji Kemurnian Fraksi dengan
asetat dilakukan KKG dengan 15 g silika gel
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
60 (0.040-0.063mm). Sampel dalam kolom
Uji kemurnian dilakukan dengan
dielusi dengan pelarut n-heksana:etil asetat
melarutkan padatan kristal dalam metanol.
bergradien 10:0, 9:1, 7:3, 3:7, 1:9, 0:10,
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang
dan dilanjutkan dengan pencucian
digunakan mengacu pada Hidayati (2012).
menggunakan metanol. Hasil KVC kemudian
Padatan yang telah larut kemudian
diuapkan menggunakan rotary evaporator.
ditotolkan dalam plat KLT menggunakan
Hasil KVC dimonitoring dengan plat
pipet kapiler. Selanjutnya plat yang telah
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) silika gel 60
ditotol dielusi menggunakan beberapa
F254 yang mengacu pada Hidayati (2012)
pelarut organik yaitu kloroform:metanol,
dan diamati dengan menggunakan sinar UV
aseton:n-heksana, n-heksana:etil asetat.
dan ditentukan fraksi yang akan dilanjutkan
Hasil dari KLT ini kemudian dianalisis
dalam proses isolasi.
menggunakan spektrofotometri IR dan
spektroskopi RMI.
Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)
pada Fraksi 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)
yang digunakan mengacu pada Fitrya dkk Hasil KKG fraksi 3.9 menunjukkan
(2010). Sebanyak 36,7 mg sampel dari fraksi adanya pembentukan kristal putih. Padatan

66
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 65-69 ISSN 2303-1077

putih yang didapat kemudian dianalisis nilai Rf. Ini membuktikan bahwa senyawa
kemurniannya menggunakan Kromatografi yang diisolasi merupakan senyawa murni.
Lapis Tipis (KLT). Karakterisasi senyawa
dilakukan dengan menggunakan RMI dan IR
guna mengetaui jenis senyawa pada fraksi
kristal yang didapat. Struktur senyawa
ditentukan dengan menggunakan
perbandingan antara hasil penelitian yang
didapatkan dengan hasil penelitian
sebelumnya. Pembanding yang digunakan
mengacu pada Kamperdik dkk (1997)
Kemunian senyawa yang didapat diuji
dengan menggunakan KLT. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui apakah senyawa yang
telah diisolasi merupakan senyawa tunggal
atau masih dalam keadaan kompleks. Kristal Gambar 1. KLT Fraksi 3.9 dengan eluan
yang didapat dari fraksi 3.9 merupakan aseton:n-heksana (0,5:9,5)
padatan kristal putih. Padatan ini larut dalam
metanol yang megindikasikan bahwa
Spektrum infra merah (IR) (Gambar 2)
senyawa tersebut merupakan senyawa yang
menunjukkan adanya vibrasi ulur gugus –OH
lebih polar jika dibandingkan dengan
pada daerah 3473,80 cm-1. Daerah 2929,87
senyawa pada lain sebelumnya yang lebih
cm-1 menunjukkan vibrasi ulur –CH. Vibrasi
mudah dielusi dengan n-heksana. Proses
tekuk –CH ditunjukkan pada daerah
elusi dilakukan dengan menggunakan
1452,40 cm-1 dan 1384,67cm-1. Pita serapan
aseton:n-heksana (0,5:9,5).
C–O terlihat pada daerah 1176,56 cm-1
Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat
dengan jenis vibrasi ulur. Analisis senyawa
satu senyawa yang teridentifikasi sebagai
hasil isolasi didasarkan pada data RMI yang
senyawa murni. Nilai Rf yang didapat yaitu
dihasilkan.
0,4 menunjukkan satu noda dengan satu

95

%T

90

85

80
2127.48
2104.34

1911.46
2528.68
2351.23
2312.65
3736.12

75
2619.33
3666.68

3240.41

476.42
750.31
2706.13
3304.06

2669.48

678.94
1616.35

713.66
858.32

70
605.65
1703.14

792.74

543.93
3537.45

1315.45

65
3618.46

1203.58

1085.92
1145.72
1120.64
1226.73

1047.35

945.12
920.05
1257.59

1018.41

60
981.77
1001.06
1363.67

1176.58
3001.24

55
1176,56 cm-1
1452.40
3473.80

1452,40 cm-1
1384.89

50

-1
1384,67cm-1
3473,80 cm
2866.22

45

40
2929.87

35

2929,87 cm-1
30
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
150724 226 1/cm

Gambar 2. Spektrum FTIR pada fraksi 3.9

67
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 65-69 ISSN 2303-1077

Tabel 1. Analisis data 13C RMI (CDCl3, 250 MHz)


δ 13C δ 13C

Posisi Posisi
C Data Senyawa Data Senyawa C Data Senyawa Data Senyawa
Hasil Isolasi Pembanding Hasil Isolasi Pembanding

1 16 15.7 16 36.3 36
2 35.4 35 17 30.2 30
3 73 72.6 18 43 42.8
4 49.4 49.1 19 35.7 35.5
5 38 37.8 20 28.4 28.1
6 41.9 41.7 21 33 32.8
7 17.7 17.5 22 39.5 39.2
8 53.4 53.1 23 11.8 11.6
9 37.3 37.1 24 16.6 16.3
10 61.5 61.3 25 18.4 18.2
11 35.5 35.3 26 20.3 20.1
12 30.8 30.6 27 18.8 18.2
13 38.6 38.3 28 32 31.7
14 39.9 39.6 29 35.2 35
15 32.5 32.3 30 32.3 32

Struktur senyawa ditentukan dengan Tabel 2. Analisis data 1H RMI (CDCl3, 500
menggunakan perbandingan antara hasil MHz)
penelitian yang didapatkan dengan hasil Data Senyawa Data Senyawa
penelitian sebelumnya. Hasil pembanding Hasil Isolasi Pembanding
yang digunakan mengacu pada Kamperdik 3,73 (1H, br s) 3,74 (1 H, br s, H-
dkk (1997). Penelitian pembanding yang 3)
memiliki nilai hasil analisis RMI yang mirip 1,90 (1H, dt, J = 1,90 (1 H, dt, J =
digunakan untuk mempermudah dalam 9,7 dan 3,25 Hz) 10,1 dan 2,6 Hz)
memastikan jenis dan struktur senyawa yang 1,73 (1H, dt, J = 1,74 (1 H, dt, J =
didapat. Senyawa hasil isolasi Kamperdik 13 dan 2,6 Hz) 12,7 dan 3,1 Hz)
dkk (1997) memiliki kemiripan nilai hasil 1,56 (1H, s)
analisis RMI. Penelitiannya mendapatkan 1,54 (3H, s)
senyawa fridelanol yang merupakan 1,47 (3H, s)
golongan dari senyawa triterpenoid. 1,16 (3H, s) 1,17 (3 H, s, Me)
Data hasil 13C RMI (Tabel 1) 1,006 (3 H, s, Me)
menunjukkan adanya 30 puncak. Hal ini 0,99 (3H, s ) 0,996 (3 H, s, Me)
menggambarkan adanya 30 atom karbon 0,96 (3H, s) 0,97 (3 H, s, Me)
yang terdapat pada senyawa yang didapat. 0,94 (3H, s) 0,95 (3 H, s, Me)
Senyawa pembanding dari penelitian 0,94 (3 H, d, J =
Kamperdik dkk (1997) dari tanaman 7,3 Hz, Me, H-23)
Madhuca pasquiery menunjukkan bahwa 0,92 (3H, s)
senyawa yang didapat adalah fridelanol 0,85 (3H, s) 0,86 (3 H, s, Me)
yang merupakan golongan triterpenoid.

67
JKK, Tahun 2016, Volume 5(1), halaman 65-69 ISSN 2303-1077

Hasil analisis H RMI (CDCl3, 500 MHz) (Gaharu). Empowering Science, 658-
(Tabel 2) menunjukkan beberapa 664.
multiplisitas. Adanya broad singlet pada δ Dash,M., Patra,J.K., Panda,P.P., 2008.
3.73 menunjukkan keadaan atom H yang Phytochemical and antimicrobial
terdapat pada gugus –OH. Sedangkan CH3 screening of extracts of Aquilaria
digambarkan pada beberapa multiplisitas agallocha Roxb. African Journal of
diantaranya pada δH 1.54, 1.47, 1.16, 0.99, Biotechnology 7 (20), 3531-3534.
0.96, 0.94, 0.92 dan 0.85. Hal tersebut Fitrya, Anwar, L., Novitasari, E., 2010.
menggambarkan terdapat delapan gugus – Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi
CH3 yang terdapat pada senyawa yang Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan
didapat. Gandaria. Jurnal Penelitian Sains.
Universitas Sriwijaya. 13 (1),10-14.
Hidayati,N., 2012. Isolasi dan Penetapan
Kadar Senyawa Antifungal p-
Methoxybenzylidene p-Aminophenol
dari akar Acacia mangium. Jurnal
Pemuliaan Tanaman Hutan. 6 (2),
117 – 130.
Ningsih,D.S. 2010. Isolasi dan Identifikasi
Komponen Utama Ekstrak Biji Buah
Merah (Pandanus conoideus Lamk.).
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Gambar 3. Struktur senyawa 3α- Kamperdick, C., Adam, G., Van, N.H., Sung,
friedelanol (Kamperdik T.V. 1997. Chemical Constituents of
dkk, 1997) Madhuca pasquiery. Zeitschrift für
Naturforschung. 52:295-300.
SIMPULAN Khalil, A. S., Rahim, A. A., Taha, K. K.,
Abdallah, K. B. 2013.
Berdasarkan penelitian mengenai isolasi Characterization of Methanolic
dan karakterisasi senyawa terpenoid dari Extracts of Agarwood Leaves.
daun gaharu didapatkan bahwa senyawa Journal of Applied and Industrial
yang didapat merupakan padatan kristal Sciences, 1 (3): 78-88.
putih. Hasil FTIR yang didapatkan Sukadana,I.M., Santi,S.R., dan Juliarti, N.K.,
menunjukkan adanya gugus –OH alifatik 2008. Aktivitas Antibakteri Senyawa
pada daerah 3473,80 cm-1. Daerah 2929,87 Golongan Triterpenoid dari Biji
cm-1 menunjukkan vibrasi ulur –CH. Pita Pepaya (Carica papaya L.). Jurnal
serapan C–O terlihat pada daerah 1176,56 Kimia . 2(1):15-18.
cm-1 dengan jenis vibrasi ulur. Dari hasil 13C Wil, N.N.A.N., Omar, N.A.M., Ibrahim, N.A.,
RMI dan 1H RMI terindikasi adanya 30 atom Tajuddin,S.N., 2014. In Vitro
karbon yang menggambarkan senyawa yang Antioxidant Activity and
didapat merupakan fridelanol dari golongan Phytochemical Screening of A.
triterpenoid. Malaccensis Leaf Extracts. Journal of
Chemical and Pharmaceutical
DAFTAR PUSTAKA Research, 6(12), 688-693.
Alimon, H., Arriffin, Azziz, S.A., Ibrahim, R.,
Jaafar, F.M., Sukari, M. 2011.
Biological Activities of Leaf and Bark
from Aquilaria cassna Pierre

69

Anda mungkin juga menyukai